Minggu, Januari 30, 2011

Manakiban syirik

  Manakiban syirik



Kasidah dibawah ini sering kita dengarkan , yaitu :
عِبَادَ اللهِ رِجاَلَ اللهِ    أَغِيْثُونأَ لأَجْلِ اللهِ  وَكُونُوُ ا عَوْنَناَ لِلهِ   عَسَى نَحْظَى بِفَضْلِ اللهِ
Ibadalloh rijaalalloh aghiitsuunaa li ajlillah . Wakuunuu aunanaa lillahi asaa nahdhoo bifadhlillah .
Wahai hamba – hamba Allah ( yang sudah meninggal dunia ), wahai tokoh – tokoh  agama ( yang sudah wafat )  tolonglah kami  karena Allah. Barang kali  kami  bisa berhasil / mendapat fadhol Allah .
وَياَ أَقْطاَبْ وَياَ أَنْجاَبْ  وَياَ سَادَاتْ وَياَ أَحْباَبْ  وَأَنْتُمْ ياَ أُولِى الأَلبَابْ  تَعاَلَوْا وَانْصُرُوا لله
Wayaa aqthoob wayaa anjaab wayaa saadat wayaa ahbab  wa antum yaa ulil albaab  ta`aalau wansuruu lillah.
Wahai wali – wali Quthub, orang – orang yang di pilih, para sayyid, para  kekasih  dan kalianlah orang – orang yang berakal, kemarilah  dan tolonglah kami  karena Allah .
سَأَلْناَكُمْ سَأَلْناَكُمْ  وَلِلزُّ لْفَى رَجَوْناَكُمْ  وَفِى أَمْرٍ قَصَدْناَكُمْ  فَشُدُّوأ عَزْمَكُمْ للهِ
Sa`alnaakum sa`alnaakum waliz zulfaa rojaunaakum wafii amrin qosodnaakum fasyuddu azmakum lillah.
Kami minta pada kalian  X2 , dan untuk mendekat kepada Allah kami  sekalian berharap kepada kalian, dan setiap perkara  kami  bermaksud  kepada kalian ( kami minta pada kalian ), maka  teguhkan kehendak kalian untuk  Allah.
Mufti Saudi syekh Abdul aziz bin Abdillah bin Baz menyatakan bahwa doa – doa seperti itu adalah syirik besar, karena termasuk menyembah selain Allah , dan minta sesuatu yang hanya bisa di lakukan oleh Allah . Ia minta – minta kepada mayat dan orang – orang gaib. Ini adalah syirik terjelek. Sebab bangsa dahulu melakukan syirik waktu keadaan senang. [1]

Beliau menyatakan doa  tsb bertentangan dengan dakwah para rasul yang selalu mengajak tauhid sebagaimana ayat :
وَلَقَدْ بَعَثْنَا فِي كُلِّ أُمَّةٍ رَسُولًا أَنِ اُعْبُدُوا اللَّهَ وَاجْتَنِبُوا الطَّاغُوتَ فَمِنْهُمْ مَنْ هَدَى اللَّهُ وَمِنْهُمْ مَنْ حَقَّتْ عَلَيْهِ الضَّلَالَةُ فَسِيرُوا فِي الْأَرْضِ فَانْظُرُوا كَيْفَ كَانَ عَاقِبَةُ الْمُكَذِّبِينَ
Dan sesungguhnya Kami telah mengutus  Rasul  pada tiap-tiap umat (untuk menyerukan): "Sembahlah Allah (saja), dan jauhilah Thaghut itu", maka di antara umat itu ada orang-orang yang diberi petunjuk oleh Allah dan ada pula di antaranya orang-orang yang telah pasti kesesatan baginya. Maka berjalanlah kamu di muka bumi dan perhatikanlah bagaimana kesudahan orang-orang yang mendustakan ( Rasul - Rasul ).[2]
Di ayat lain , Allah menyatakan :
وَمَا أَرْسَلْنَا مِنْ قَبْلِكَ مِنْ رَسُولٍ إِلَّا نُوحِي إِلَيْهِ أَنَّهُ لَا إِلَهَ إِلَّا أَنَا فَاعْبُدُونِ
Dan Kami tidak mengutus seorang rasulpun sebelum kamu, melainkan Kami wahyukan kepadanya: "Bahwasanya tidak ada Tuhan (yang hak) melainkan Aku, maka sembahlah olehmu sekalian akan Aku".[3]
Allah juga menjelaskan tentang Nabi Nuh, Saleh, Hud dan Syuaib ketika mereka berkata kepada kaumnya :
فَأَرْسَلْنَا فِيهِمْ رَسُولًا مِنْهُمْ أَنِ اعْبُدُوا اللَّهَ مَا لَكُمْ مِنْ إِلَهٍ غَيْرُهُ أَفَلَا تَتَّقُونَ
Lalu Kami utus kepada mereka, seorang rasul dari kalangan mereka sendiri (yang berkata): "Sembahlah Allah oleh kamu sekalian, sekali-kali tidak ada Tuhan selain daripada-Nya. Maka mengapa kamu tidak bertakwa (kepada-Nya).[4]
Inilah tema – tema tauhid yang selalu di bawa oleh para Rasul , kata bin Baz[5]

Kasidah tsb jelas syirik karena minta – minta kepada orang – orang mati,dan hukumnya haram dibaca, bisa menghapus pahala amal perbuatan. Kasidah syirik itu sering di baca , terkadang  setelah azan dan sebelum qamat.  Kadang setelah membaca manaqib dengan suara keras sehingga terdengar di mana – mana. Subhanalloh kesyirikan di masarakat Islam di perdengarkan dengan speaker. Biasanya yang aktif membacanya dari kalangan pengikut thoriqat Qadiriyah atau Naqsyabandiyah. Saya yakin bahwa Syekh Abd Qadir tidak akan membacanya. Anehnya di masarakat  kaum wanita  ikut belaka kepada budaya manakiban.
Di suatu daerah, kasidah itu di baca oleh orang – orang yang punya suara merdu dan lagu yang enak, lalu di iringi dengan gemuruh tahlil yang di baca bersama. Suasana sedemikian membikin hati bisa husyu`, tenang dan tentram dan ingin sekali lagi di adakan acara seperti ini.  Sebagaian guru saya dulu juga membacanya tiap malam jum`at
setelah maghrib dan dia sendiri yang menanggung beban hidangan atau makanannya. Terkadang di undang oleh keluarga sekitarnya untuk suatu selametan dengan membaca manakib terlebih dahulu.
Orang yang sudah fanatik dengan manakib malah menganggap bahwa manakib lebih utama dari pada al Quran apalagi hadis Nabi SAW. Biasanya bila nama syekh Abd qadir jailani di sebut, maka  orang – orang sama diam dengan membaca  fatihah dengan suara pelan. Tapi bila ulama lainnya di sebut sekalipun gurunya sendiri atau para sahabat maka tiada yang membacakan fatihah untuknya. Tentang bacaan fatihan untuk mayat tiada tuntunannya sekalipun telah membudaya di kalangan masarakat. Untuk kalangan Muhammadiyah , salafi dan Darul hadis tidak ada budaya itu , begitu juga di Saudi arabia , tiada yang membaca fatihah untuk mayat. Imam Syafii sendiri menyatakan pahala baca al Quran untuk mayat tidak diperkenankan. Rasul dan para sahabatnya tidak ada yang menghadiahkan fatihah untuk mayat.
Syekh Ibrahim berkata : “ Syekh Abdul wahhab Al warraq , Abu Hafes berkata :
وَقَالَ الَأكْثَرُ لَايَصِلُ إلَىالميِت ثوابُ القِراءةِوانّ ذَلكَ لِفَاعِله
Mayoritas ulama` menyatakan: Pahala baca  Al Quran  tidak akan sampai ke mayat , ia hanya untuk pembaca. [6]
Syekh  Muhammad bin Abd rohman Al Magrabi berkata :
أَمَّا قِرَاءَةُ الْقُرْآنِ الْعَزِيْزِ فَمِنْ أَفْضَلِ الْقُرُبَاتِ وَأَمَّا إِهْدَاؤُهُ لِلنَّبِي صلى الله عليه وسلم فَلَمْ يُنْقَلْ فِيْهِ أَثَرٌ مِمَّنْ يُعْتَدُّ بِهِ بَلْ يَنْبَغِي أَنْ يُمْنَعَ مِنْهُ لِمَا فِيْهِ مِنَ التَّهَجُّمِ عَلَيْهِ فِيْمَا لمَ ْيَأْذَنْ فِيْهِ مَعَ أَنَّ ثَوَابَ التِّلاَوَةِ حَاصِلٌ لَهُ بِأَصْلِ شَرْعِهِ صلى الله عليه وسلم وَجَمِيْعُ أَعْمَالِ أُمَّتِهِ فِي مِيْزَانِهِ وَقَدْ أَمَرَناَ الله بالصلاة عليه وَحَِثَّ صلى الله عليه وسلم عَلىَ ذَلِكَ
 Membaca  al Quran  termasuk taqarrub pada Allah terbaik, bila pahalanya di hadiyahkan kepada Nabi saw tidak ada hadis yang menjelaskannya dari perawi yang terpercaya. Bahkan layak sekali di larang dan termasuk su`ul adab pada Nabi saw  karena melakukan hal yang tidak di restui oleh Nabi saw. Sekalipun Nabi saw  juga mendapat bagian  dari pahala bacaan  tersebut dan seluruh amal perbuatan umatnya.  Rasul  hanya memerintah kepada kita untuk membaca sholawat kepadanya. [7]
Syekh Husnain Muhammad Makhluf berkata:
-                              مَذْهَبُ الشَّافِعِيَّةِ فِى الْعِبَادَاتِ الْبَدَنِيَّةِ الْمَحْضَةِ عَدَمُ وُصُوْلِ ثَوَابِهَا إِلَى الْمَيِّتِ وَلَوْ كَانَتْ تَبَرُّعًا كَالصَّلَاةِ وَتِلَاوَةِ الْقُرْآنِ.  وَهَذَا هُوَ اْلمَشْهُوْرُ عِنْدَهُمْ
Menurut madzhab syafii dalam ibadah fisik, pahalanya tidak bisa sampai kepada mayat sekalipun suka rela di berikan kepadanya seperti salat , atau baca al Quran . Inilah yang mashur di kalangan mereka.
-                              قِرَاءَةُ الْقُرْآنِ عِنْدَ اْلمَالِكِيَّةِ مَكْرُوْهَةٌ لِلْمَوْتَى
Membaca al Quran untuk mayat menurut madzhab maliki makruh. [8]



Ingat ! Berilah komentar dengan mengkelik slect profile , lalu pilih anonymous , lalu tulis namamu dlm kolom komentar , lalu tulis komentar apa yang anda inginkan dan pakailah bahasa yang baik jangan kotor . Hub : 03192153325 Email .Darulqurani@yahoo.co.id atau dengarkan cd pengajianku, jumlahnya  35 keping atau bacalah buku mantan kiyai NU menggugat shalawat dan  dzikir syirik terbitan  Laa tasyuk press






[1] Enceplopedi fatwa Bin Baz , bab : Hukum membaca wirid syirik dan bid`ah.
[2] An Nakhel  36
[3] Al anbiya 25
[4] Al mukminun 32
[5] Enceplopedi fatwa Bin Baz , bab : Hukum membaca wirid syirik dan bid`ah.
[6]  Al mubdi` karya Ibrahim bin Muhammad , terbitan Al maktabul islami  Beirut  281/2.
[7]  Mawahibul jalil karya Muhammad bin Abd rahman  Al maghrobi  terbitan Darul fiker Beirut 545/2.
[8] Fatwa darul ifta` Mesir   682
Artikel Terkait

11 komentar:

  1. assalamu'alaika warohmatulli wabarokatuh.

    alhamdulillah semoga aku dan engkau tetap dalam lindungan Allah, senantiasa diberikan rahmat, tafuq dan hidayah oleh Allah. engkau telah dikaruniai oleh Allah kecerdasan demikian pula denganku. komentarku ini hanyalah sebagai nasihat untuk mengingatkan engkau, bukan untuk menyalahkan dan berniat mencari-cari kesalahan diantara sesama, atas sebuah tulisan yang telah engkau tulis tersebut.
    wahai saudaraku, bukankah adalam agama kita, kita diperintahkan untuk selalu berbuat kasih sayang terhadap sesama, maka tidak baiklah jika kita saling mencari-cari kesalahan diantara sesama. bukankah orang-orang yang demikianlah yang akan menjadi penduduk neraka. kita tahu bahwa ada beberapa amalan-amalan yang berbeda diantara Nahdlatul Ulama' dengan Muhammadiyah. tapi apakah kita lupa, bahwa pendiri masing-masingnya adalah berasal dari seorang guru yang sama. dan pantaskah seorang mu'min yang tinggi derajatnya untuk saling salah menyalahkan terhadap yang lainnya. bukankah kh, hasyim asy'ari itu lebih mulia dan lebih dalam ilmu agamanya dibandingkan dengan kita yang terkadang sering melakukan kemaksiatan.
    wahai saudaraku dimulyakan oleh Allah, sesungguhnya doa dari orang yang hidup akan sampai lah pada orang yang sudah meninggal. dan alqur'an telah diturunkan sebagai petunjuk, obat, ataupun juga sebagai doa. semua adalah tergantung dari niat pembaca. ketika kita membaca fatihah dengan niat untuk berdoa, untuk mendoakan yang telah meninggal, apakah itu salah? tentu saja tidak. bahkanjustru itu lah yang diharapkan oleh orang yang telah meninggal. rasulullah sendiri bersabda dalam hadits shahih:
    ولد صلح يدعوله..
    akan terputus seluruh amal anak adam tatkala meninggaldunia, kecuali shodaqoh jariyah, ilmu yang manfaat, dan anak sholih yang mendoakannya.
    sudah jelas bahwa rasul tidaklah melarang orang yang masih hidup untuk mendoakan yang telah meninggal.
    bahkan kita diperintahkan untuk senantiasa mendoakan kedua orang tua kita, sebagai bukti kebaktian kita terhadap kedua orang tua kita.
    demikian nasihat yang dapat ku samapaikan terhadap engkau. mudah-mudahan tidak ada dendam di antara kita.

    wassalamu'alaika warohimakallah..

    BalasHapus
  2. Untuk Habib Ahmad , apakah kesalahan di biarkan?

    BalasHapus
  3. Apakah ucapanmu sudah benar ?
    Apakah hatimu sudah bzenar ?
    Apakah perilakumu sudah benar ?
    Apakah langgeng perilakumu dalam kebenaran ?
    Apakah ikhlas dalam kelanggengan ?
    Siapakah yang menilai semua ini ?
    Layakkah seseorang menilai dirinya sendiri ?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Yang nilai itu bukan orang tapi al Quran. Cocokkan difrimu dengan al Quran. Bila tidak cocok, ber arti salah menurut Allah

      Hapus
  4. Jangan segampang itu bicara ttg syirik.
    Kalau bicara syirik, hampir setiap detik kita tenggelam dalam kesyirikan. Kalau ditanya siapa Tuhanmu, engkau tentu akan menjawab Allohu Robby. tetapi perilaku kita apa seperti itu ?
    kalau benar pengakuan kita kalau Allohu Robby, tentu kita tidak ada rasa sedih dan takut terhadap apapun termasuk rizki yang akan kita makan.
    Kalau kita lapar, terus spontan hati kita berkeyakinan bhw makanan yang akan membuat kita kenyang dan kuat sementara hati lupa kepada Alloh....bukankah itu syirik namanya ? demikian juga dengan hal2 yang lain. kalau benar kita bukan orang syirik, tentulah dalam segala hal hanya Alloh tempat pertama kita mengadu. bukan uang, pekerjaan dan semua selain-Nya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Apa yang anda katakan itu dari ilmu tasawwuf yang menyimpang, kelnik bukan berlandaskan prilaku para sahabat atau dalil.

      Hapus
  5. Assalaamu'alaikum wr.wb.Alhamdulillah ..segala puji bagi Allah karena Allah telah menurunkan Taufik dan hidayah kepada Anda Admin(Mantan Kyai NU)....yang dikatakan Admin ada benarnya..memang di dalam beribadah kita seharusnya berhati2 ..jangan sampai kita terjerumus kepada sesuatu yg Ghuluw (berlebih2an), semua ada aturan dan sunahnya..Aturannya yaitu Alquran nulkarim dan sunnahnya yaitu perilaku dan tata cara ibadah Rosulullah sallahuAlaihi Wasallam...semua itu sudah di atur berdasarkan dalil maupun Hadis sakhih..jangan lah mengada2kan sesuatu yang bukan dari sumbernya (Alqur'an dan Sunnah)..kita tahu bahwa Ibadah yang kita lakukan di masyarakat sudah banyak yg agak menyimpang dari sunnah2..bahkan terlarang walaupun banyak yg beranggapan bahwa itu baik..seperti diadakannya 7 bulanan ketika wanita hamil, 7 hari,100 hari kematian , muludan, padahal itu tidak ada tuntunannya dari Rasululllah Salallahu Alaihi Wasallam dan tidak di lakukan oleh para sahabat...tetapi di masyarakat kita dengan mengatakan "ah ini kan udah tradisi nenek moyang kita"..lah kalo begitu berarti mereka mengamalkan tradisi nenek moyang, dari pada mengamalkan Al-qur'an dan sunnah rasul..Naudzubillahiminzalik. Dan benarlah apa yang di katakan Allah Subhanahui Wata'ala dalam firmannya : “Dan apabila dikatakan kepada mereka: “Ikutilah apa yang Telah diturunkan Allah,” mereka menjawab: “(Tidak), tetapi kami Hanya mengikuti apa yang Telah kami dapati dari (perbuatan) nenek moyang kami”. “(Apakah mereka akan mengikuti juga), walaupun nenek moyang mereka itu tidak mengetahui suatu apapun, dan tidak mendapat petunjuk?”. Surat Al-Baqoroh : 170. demikianlah Intermezo dari saya Wassalamu"alaikum wr.wb.

    BalasHapus

Pesan yang baik, jangan emosional.Bila ingin mengkeritisi, pakailah dalil yang sahih.Dan identitasnya jelas. Komentar emosional, tidak ditayangkan