Rabu, Maret 23, 2011

Haram mengenakan sarung di bawah mata kaki

      Di tulis oleh H Mahrus ali

   Rasulullah SAW  dan para sahabat mengenakan sarung tapi  seperti kain sarung orang – orang yang sedang melakukan manasik haji. Dan kain sarung juga di atas mata kakinya ya`ni di tengah betisnya. Tidak boleh bahkan  haram mengenakan sarung yang menurun hingga di bawah mata kaki karena ada hadis sbb:

Abu Dzar ra berkata : “ Rasulullah SAW  bersabda  :
 ثَلَاثَةٌ لَا يَنْظُرُ اللَّهُ إِلَيْهِمْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَلَا يُزَكِّيهِمْ وَلَهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ قُلْنَا مَنْ هُمْ يَا رَسُولَ اللَّهِ فَقَدْ خَابُوا وَخَسِرُوا فَقَالَ الْمَنَّانُ وَالْمُسْبِلُ إِزَارَهُ وَالْمُنَفِّقُ سِلْعَتَهُ بِالْحَلِفِ الْكَاذِبِ
  Tiga orang , Allah tidak melihat kepada mereka  di hari kiamat , dan tidak mengampun dosanya . Mereka mendapat siksaan yang amat pedih . Kami berkata :” Siapakah mereka  wahai Rasulullah ! Sungguh mereka sia – sia dan rugi . Rasulullah SAW  bersabda : “Orang yang suka mengungkit – ungkit pemberian , orang yang menurunkan kainnya  hingga di bawah mata kaki dan orang melariskan dagangannya dengan sumpah palsu [1]

عَنْ حُذَيْفَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَوْضِعُ الْإِزَارِ إِلَى أَنْصَافِ السَّاقَيْنِ وَالْعَضَلَةِ فَإِنْ أَبَيْتَ فَأَسْفَلَ فَإِنْ أَبَيْتَ فَمِنْ وَرَاءِ السَّاقِ وَلَا حَقَّ لِلْكَعْبَيْنِ فِي الْإِزَارِ وَاللَّفْظُ
Dari Hudzaifah  berkata : Rasulullah SAW  bersabda: Batas sarung sampai ke setengah dua betis dan otot . Bila tidak mau, maka di bawahnya. Bila tidak mau maka di bawah betis. Untuk dua mata kaki tidak boleh ditutupi dengan sarung . [2]


Ubadah bin Qurath ra berkata:
إِنَّكُمْ لَتَأْتُونَ أُمُورًا هِيَ أَدَقُّ فِي أَعْيُنِكُمْ مِنْ الشَّعَرِ كُنَّا نَعُدُّهَا عَلَى عَهْدِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الْمُوبِقَاتِ قَالَ فَذُكِرَ ذَلِكَ لِمُحَمَّدِ بْنِ سِيرِينَ فَقَالَ صَدَقَ وَأَرَى جَرَّ الْإِزَارِ مِنْهَا
Sesungguhnya kamu sekalian melakukan beberapa perkara yang menurut pandangan kalian lebih kecil dari pada  rambut. Tapi kami di masa Rasulullah SAW  menggolongkannya perkara yang membinasakan.
Lalu hal itu di sebutkan kepada  Muhammad bin Sirin , lalu beliau berkata: Benar dan aku melihat menurunkan kain ke bawah mata kaki termasuk didalamnya. [3] Sahih

Imam Muslim membikin bab :
بَاب بَيَانِ غِلَظِ تَحْرِيمِ إِسْبَالِ الْإِزَارِ
Bab : Keterangan sangat di haramkan menurunkan kain melebihi dua mata kaki .[4]

Ibnu Umar ra berkata :”Rasulullah SAW  bersabda :
الْإِسْبَالُ فِي الْإِزَارِ وَالْقَمِيصِ وَالْعِمَامَةِ مَنْ جَرَّ مِنْهَا شَيْئًا خُيَلَاءَ لَا يَنْظُرُ اللَّهُ إِلَيْهِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ *
“ Isbal adalah menurunkan kain sarung  ,gamis atau sorban . Barang siapa  menyeretnya  ( menurunkannya sampai ke tanah ) ,  Allah tidak akan melihat padanya di hari Kiamat “.[5]
قَالَ أَبُو بَكْرٍ مَا أَغْرَبَهُ

Abu bakar bin Abu Syaibah berkata: Alangkah neylenéhnya hadis tsb[6]
Nyeleneh disini karena ada pernyataan isbal sorban. Untuk isbal sarung atau gamis itu hal yang biasa dan rasional sekali .
Imam Nawawi berkata : “  Madzhab kami  dalam masalah menurunkan kain sama saja dalam salat  atau diluarnya ,” 

عَنِ ابْنِ عُمَرَ قَالَ دَخَلْتُ عَلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَعَلَيَّ إِزَارٌ يَتَقَعْقَعُ فَقَالَ مَنْ هَذَا قُلْتُ عَبْدُ اللَّهِ بْنُ عُمَرَ قَالَ إِنْ كُنْتَ عَبْدَ اللَّهِ فَارْفَعْ إِزَارَكَ فَرَفَعْتُ إِزَارِي إِلَى نِصْفِ السَّاقَيْنِ فَلَمْ تَزَلْ إِزْرَتَهُ حَتَّى مَاتَ
Ibnu Umar ra berkata : Aku masuk kepada Nabi SAW  dengan sarung yang menyeret ke tanah.
 Nabi SAW  bertanya : Siapakah ini ?
Aku berkata : Abdullah bin Umar .
Nabi SAW  bersabda: Bila kamu menjadi hamba Allah , angkatlah sarungmu . Ku angkat sarungku ke setengah dua betis. Dan ku lakukan hal itu sampai mati. [7]
عَنِ ابْنِ عُمَرَ قَالَ كَسَانِي رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ حُلَّةً مِنْ حُلَلِ السِّيَرَاءِ أَهْدَاهَا لَهُ فَيْرُوزُ فَلَبِسْتُ الْإِزَارَ فَأَغْرَقَنِي طُولًا وَعَرْضًا فَسَحَبْتُهُ وَلَبِسْتُ الرِّدَاءَ فَتَقَنَّعْتُ بِهِ فَأَخَذَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِعَاتِقِي فَقَالَ يَا عَبْدَ اللَّهِ ارْفَعْ الْإِزَارَ فَإِنَّ مَا مَسَّتْ الْأَرْضُ مِنْ الْإِزَارِ إِلَى مَا أَسْفَلَ مِنْ الْكَعْبَيْنِ فِي النَّارِ قَالَ عَبْدُ اللَّهِ بْنُ مُحَمَّدٍ فَلَمْ أَرَ إِنْسَانًا قَطُّ أَشَدَّ تَشْمِيرًا مِنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عُمَرَ
IbnuUmar ra berkata:
Rasulullah SAW  memberi aku pakaian siyara` ( Sarung atau selindang )  hadiah  dari Fairuz. Lantas aku mengenakan sarung, tapi menutup seluruh tubuhku  , lalu  aku pakai selindang untuk kedok.
Lantas Rasulullah SAW  memegang pundakku  dengan bersabda : Wahai Abdullah , angkatlah sarung. Sesungguhnya sarung yang menyentuh bumi  sampai  di bawah mata kaki di neraka.
Abdullah bin Muhammad berkata : Aku tidak melihat orang yang paling tinggi sarungnya  selain Abdullah bin Umar. [8]

Ada hadis lagi :

مَنْ جَرَّ ثَوْبَهُ خُيَلَاءَ لَمْ يَنْظُرِ اللَّهُ إِلَيْهِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ فَقَالَ أَبُو بَكْرٍ إِنَّ أَحَدَ شِقَّيْ ثَوْبِي يَسْتَرْخِي إِلَّا أَنْ أَتَعَاهَدَ ذَلِكَ مِنْهُ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّه عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنَّكَ لَسْتَ تَصْنَعُ ذَلِكَ خُيَلَاءَ قَالَ مُوسَى فَقُلْتُ لِسَالِمٍ أَذَكَرَ عَبْدُاللَّهِ مَنْ جَرَّ إِزَارَهُ قَالَ لَمْ أَسْمَعْهُ ذَكَرَ إِلَّا ثَوْبَهُ

Barang siapa menyeret pakaiannya dengan sombong , maka di hari kiamat Allah tidak akan  melihat kepadanya.( tidak memberi rahmat ) Abu Bakar  berkata :” Sesungguhnya salah satu di antara dua sisi  pakaian saya menurun ke bawah , hanya saja saya selalu membetulkan “.Rasulullah  S.A.W.    bersabda : “ Sesungguhnya kamu  tidak menjalankan seperti itu karena  sombong “. [9]
Ada riwayat lagi sbb:
مَنْ جَرَّ ثَوْبَهُ خُيَلَاءَ لَمْ يَنْظُرِ اللَّهُ إِلَيْهِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ فَقَالَتْ أُمُّ سَلَمَةَ فَكَيْفَ يَصْنَعْنَ النِّسَاءُ بِذُيُولِهِنَّ قَالَ يُرْخِينَ شِبْرًا فَقَالَتْ إِذًا تَنْكَشِفُ أَقْدَامُهُنَّ قَالَ فَيُرْخِينَهُ ذِرَاعًا لَا يَزِدْنَ عَلَيْهِ قَالَ هَذَا حَدِيثٌ حَسَنٌ صَحِيحٌ *
Barang siapa menurunkan kainnya  dengan sombong , Allah tidak akan melihatnya di hari kiamat ( tidak memberi rahmat kepadanya ) . Ummu Salmah berkata : “ Bagaimana kaum perempuan berbuat dengan ekor bajunya ? “.  Rasul  bersabda : “ Menurunkannya sejengkal “. Ummu Salmah bertanya lagi : “  Kalau begitu , tapak kaki mereka akan tampak “. Rasul menjawab :” Menurunkannya sedzira` , tidak boleh menambah lagi “. [10]  Ia juga diriwayatkan oleh Bukhori 5784 sahih

Rasulullah SAW  bersabda :
بَيْنَمَا رَجُلٌ يَمْشِي فِي حُلَّةٍ تُعْجِبُهُ نَفْسُهُ مُرَجِّلٌ جُمَّتَهُ إِذْ خَسَفَ اللَّهُ بِهِ فَهُوَ يَتَجَلْجَلُ إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ
Suatu ketika seorang lelaki berjalan – jalan dengan pakaian yang menarik dan rambut
bersisir , lantas Allah menenggelamkannya di bumi .Dia turun ke bawah
hingga hari kiamat .[11] Maksud pakaian tersebut adalah sarung dan
selindang sebagaimana  di jelaskan dalam riwayat sbb:

:  Abdullah bin Umar ra berkata : Rasulullah SAW  bersabda
 بَيْنَمَا رَجُلٌ يَجُرُّ إِزَارَهُ مِنَ الْخُيَلَاءِ خُسِفَ بِهِ فَهُوَ يَتَجَلْجَلُ فِي الْأَرْضِ إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَة
Ada seorang lelaki menyeret kain sarungnya termasuk orang yang congkak , lalu di tenggelamkan ke dalam bumi . Dia terjun ke dalamnya sampai hari kiamat [12]
Hullah menurut Al Khotthobi adalah selindang atau sarung.

Ibnu Umar ra berkata:
 مَا قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي الْإِزَارِ فَهُوَ فِي الْقَمِيصِ
Apa yang dikatakan oleh Rasulullah SAW  tentang sarung juga boleh di katakan terhadap gamis. ( Artinya bila menurunkan kain sarung melebihi mata kaki di larang , maka gamispun demikian ).[13]. Sahih . 





[1] Muttafaq alaih . 
[2] HR Nasai 5329

[3] HR Ahmad 15432
[4] Sahih Muslim
[5] HR Nasai 5334  Sahih .

[6] Sunan Ibnu Majah 3576
[7] HR Ahmad , nomer 6227, lemah karena perawi bernama Muhammad bin Abd rahman Ath thofawi yang suka keliru.

[8] HR Ahmad 5680., Lemah karena ada perawi bernama Ubaidillah bin Amar yang sering ngelantur , kata Ibnu Hajar, Mausuah ruwatil hadis 4327

[9] HR Bukhori / Manaqib / 3665. Muslim / libas / 2085. Tirmizi / libas / 1730. Nasai / Zinah / 5327.

[10] HR  Tirmidzi / libas / 1653. Nasai / Zinah / 5241. Ahmad / Musnad muktsirin minas sahabah /4259.
[11] Muttafaq alaih
[12] HR Bukhori 3485 , 5790
[13] HR Abu Dawud 4095
Artikel Terkait

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pesan yang baik, jangan emosional.Bila ingin mengkeritisi, pakailah dalil yang sahih.Dan identitasnya jelas. Komentar emosional, tidak ditayangkan