Jumat, Maret 25, 2011

Jawabanku untuk Prof. DR. Sayyid Muhammad Alwi Almaliki


Di tulis oleh H Mahrus ali.


Prof. DR. Sayyid Muhammad Alwi Almaliki Alhasani  Makkah pernah menyampaikan hadis sbb :


Dari Abi Hurairah RA dari Rasulullah SAW, beliau berkata :

(مَا مِن أَحَدٍ يُسَلِّمُ عَلَيَّ إِلا رَدَّ اللهُ عَلَيَّ رُوحِي حَتَّى أَرُدَّ عَلَيهِ السَّلَامَ)  رَوَاهُ أَحْمَدُ وَأَبُو دَاوُدَ
 
 “ Tidak ada seorangpun yang memberi salam kepadaku kecuali Allah mengembalikan nyawaku hingga aku membalas salamnya”. HR. Ahmad dan Abu Dawud. [1]

Sebagian ulama menafsirkannya dengan mengembalikan kemampuan berbicara beliau. 

Komentarku ( Mahrus ali ):

Hadis tsb telah kami kaji sanadnya  ternyata lemah sekali lihat di bab :
Allah kembalikan roh Rasulullah SAW  ?


Prof. DR. Sayyid Muhammad Alwi Almaliki Alhasani  Makkah menyampaikan hadis lagi sbb :


Dari ‘Ammar ibn Yaasir, ia berkata, “Rasulullah SAW bersabda :

 
إِنّ اللهَ وَكَّلَ بِقَبْرِي مَلَكًا أَعْطاَهُ اللهُ أَسْمَاءَ الْخَلاَئِقِ , فَلاَ يُصَلِّي عَلَيَّ أَحَدٌ إِلَى يَوْمِ اْلقِيَامَةِ  إِلاَّ أَبْلَغَنِي بِاسْمِهِ وَاسْمِ أَبِيْهِ , هَذاَ فُلاَنٌ بْنُ فُلاَنٍ قَدْ صَلَّى عَلَيْكَ


 “Sesungguhnya Allah SWT mewakilkan seorang malaikat yang diberi Allah nama semua makhluk pada kuburanku. Maka tidak ada seorang pun hingga hari kiamat yang menyampaikan shalawat untukku kecuali malaikat itu menyampaikan kepadaku namanya dan nama ayahnya ; " Ini adalah si fulan anak si fulan yang telah menyampaikan shalawat untukmu”. HR. Al-Bazzaar dan Abu al-Syaikh ibn Hibban yang redaksinya : Rasulullah SAW bersabda :

 
إنّ الله تَبَارَكَ وَتَعَالَى مَلَكاً أَعْطَاهُ اللهُ أَسْمَاءَ الْخَلاَئِقِ فَهُوَ قَائِمٌ عَلَى قَبْرِي إِذَا مِتُّ , فَلَيْسَ أَحَدٌ  يُصَليِّ عَلَيَّ إِلاَّ قَالَ : يَا مُحَمَّدُ ! صَلىَّ عَلَيْكَ فُلاَنٌ بْنُ فُلاَنٍ , قَالَ : فَيُصَليِّ الرَّبُّ تَبَارَكَ وَتَعَالَى
 
عَلَى ذَلِكَ الرَّجُلِ بِكُلِّ وَاحِدَةٍ عَشْرًا

  “Sesungguhnya ada malaikat Allah yang telah diberi semua nama makhluk oleh Allah. Ia berdiri di atas kuburanku jika aku meninggal. Maka tidak ada seorang pun yang menyampaikan shalawat kepadaku kecuali si malaikat berkata, “Wahai Muhammad ! fulan anak fulan telah menyampaikan shalawat untukmu”. Rasulullah berkata, “Rabb Tabaraka wa Ta’ala merahmatinya. Untuk satu shalawat dibalas 10 rahmat”. Dalam Al-Kabiir Al-Thabaraani meriwayatkan hadits seperti ini.

Komentarku ( Mahrus ali ):

Dua hadis tsb telah kami kaji dan ternyata lemah sekali lihat saja di bab :
Malaikat menyampaikan sholawat di blog ini .



Prof. DR. Sayyid Muhammad Alwi Almaliki Alhasani  Makkah menyampaikan kesimpulan sbb :

وَهُوَ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَإِنْ كَانَ قَدْ مَاتَ إِلاَّ أَنَّ فَضْلَهُ وَمَقَامَهُ وَجَاهَهُ عِنْدَ رَبِّهِ بَاقٍ لاَ شَكَّ فِي ذَلِكَ وَلاَ رَيْبَ عِنْدَ أَهْلِ اْلإِيْمَانِ ، وَلِذَلِكَ فَإِنَّ التَّوَسُّلَ بِهِ إِلَى اللهِ سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى إِنَّمَا يُرْجَعُ فِي الْحَقِيْقَةِ إِلَى اعْتِقَادِ وُجُوْدِ تِلْكَ الْمَعَانِي وَاعْتِقَادِ مَحَبَّتِهِ وَكَرَامَتِهِ عِنْدَ رَبِّهِ وَإِلَى اْلإِيْمَانِ بِهِ وَبِرِسَالَتِهِ ، وَلَيْسَ هُوَ عِبَادَةً لَهُ ، بَلْ إِنَّهُ مَهْمَا عَظُمَتْ دَرَجَتُهُ وَعَلَتْ رُتْبَتُهُ فَهُوَ مَخْلُوْقٌ لاَ يَضُرُّ وَلاَ يَنْفَعُ مِنْ دُوْنِ اللهِ إِلاَّ بِإِذْنِهِ .
قال تعالى : } قُلْ إِنَّمَا أَنَا بَشَرٌ مِّثْلُكُمْ يُوحَى إِلَيَّ أَنَّمَا إِلَهُكُمْ إِلَهٌ وَاحِدٌ { .
Meskipun Rasulullah SAW telah wafat namun keutamaan, kedudukan dan derajatnya di sisi Allah tetap abadi. Mereka yang beriman tidak akan ragu akan fakta ini. Karena itu, bertawassul kepada Nabi Muhammad SAW pada dasarnya kembali kepada keyakinan keberadaan hal-hal di muka dan meyakini beliau dicintai dan dimuliakan Allah serta keimanan kepada beliau dan kepada risalahnya. Dan tawassul bukanlah berarti beribadah kepada Nabi SAW. Karena beliau betapapun tinggi derajat dan kedudukannya tetaplah seorang makhluk yang tidak mampu menolak bahaya dan memberi manfaat tanpa izin Allah.
Allah SWT berfirman yang Artinya, :
  Katakanlah: Sesungguhnya aku ini manusia biasa seperti kamu, yang diwahyukan kepadaku: \"Bahwa Sesungguhnya Tuhan kamu itu adalah Tuhan yang Esa\". ( Q.S.Al.Kahfi : 110 )[2]

Komentarku ( Mahrus ali ):
Tak terduga seorang doktor , alim , penghuni tanah haram  - Mekkah al Mukarramah , bahkan di lahirkan di tanah center Islam dan kaca hias bagi kaum muslim , bahkan dalam lingkungan orang tua yang alim di bidang ilmu hadis , bahkan lingkungannya anti tawassul kepada  mayat , syirik  dan bid`ah ternyata masih perlu belajar lagi dan banyak baca . Sebab seseorang  di manapun berada  bila kurang baca atau belajar akan banyak ilmu yang terabaikan .
Boleh jadi  beliau itu mengerti kondisi dan kwalitas hadis tsb , tapi fanatisme kepada   suku nya yang kebanyakan  hobbi tawassul lalu beliau membelanya dengan  segala  senjata yang dimiliki . Apakah  tidak mengerti bahwa fanatisme suku adalah jahiliyah sebagaimana  hadis :
عَنْ ‏ أَبِي مُوسَى‏ ، قَالَ: جَاءَ رَجُلٌ إِلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ  ، فَقَالَ: يَا رَسُولَ اللهِ مَا الْقِتَالُ فِي سَبِيلِ اللهِ فَإِنَّ أَحَدَنَا يُقَاتِلُ غَضَبًا، وَيُقَاتِلُ حَمِيَّةً فَرَفَعَ إِلَيْهِ رَأْسَهُ (قَالَ، وَمَا رَفَعَ إِلَيْهِ رَأْسَهُ إِلاَّ أَنَّهُ كَانَ قَائِمًا) فَقَالَ: مَنْ قَاتَلَ لِتَكُونَ كَلِمَةُ اللهِ هِيَ الْعُلْيَا فَهُوَ فِي سَبِيلِ اللهِ عَزَّ وَجَلَّ


Dari  Abu Musa ra menuturkan : “Ada seorang lelaki datang kepada Nabi saw seraya berkata : “Ya Rasulullah, apa yang dimaksud berjuang di  jalan Allah? karena ada kalanya, seorang yang berjuang karena marah, ada yang berjuang karena ingin membela sesuatu.” Maka Nabi saw mengangkat kepalanya, karena orang itu bertanya sambil berdiri.
Sabda Nabi saw : “Siapapun yang berjuang untuk menegakkan agama Allah, maka ia berjuang di jalan Allah.” [3]

Ternyata hadis lemah itu di jadikan landasan tawassul di mana orang  awam yang bukan doktor bila mengerti kelemahannya akan tahu diri dan tidak lagi berbuat sesuatu yang memalukan atau memaksakan dalil untuk kepentingan kesalahan  . Kita kembali  saja  kepada al quran  yang ajaran doanya tanpa  tawassul kepada mayat   sebagaimana ayat :

رَبَّنَا إِنِّي أَسْكَنْتُ مِنْ ذُرِّيَّتِي بِوَادٍ غَيْرِ ذِي زَرْعٍ عِنْدَ بَيْتِكَ الْمُحَرَّمِ رَبَّنَا لِيُقِيمُوا الصَّلَاةَ فَاجْعَلْ أَفْئِدَةً مِنَ النَّاسِ تَهْوِي إِلَيْهِمْ وَارْزُقْهُمْ مِنَ الثَّمَرَاتِ لَعَلَّهُمْ يَشْكُرُونَ

Ya Tuhan kami, sesungguhnya aku telah menempatkan sebahagian keturunanku di lembah yang tidak mempunyai tanam-tanaman di dekat rumah Engkau (Baitullah) yang dihormati, ya Tuhan kami (yang demikian itu) agar mereka mendirikan shalat, maka jadikanlah hati sebagian manusia cenderung kepada mereka dan beri rezkilah mereka dari buah-buahan, mudah-mudahan mereka bersyukur.[4]

Dalam ayat tsb ternyata nabi Ibrahim ketika berdoa dengan doa langsung minta kepada  Allah dan itulah tata cara doa para nabi  dan sahabat – sahabatnya  , bukan doa – doa orang  yang kebid`ahannya tampak  lalu bertawassul kepada  mayat .







[1] ttp://www.pejuangislam.com
[2] ttp://www.pejuangislam.com/
[3] (Bukhari, 3, Kitabul Ilmi, 45, bab seorang yang bertanya sambil berdiri).
Allu`lu` wal marjan 613/ 1 saya tidak menjumpai komentar syekh Muhammad Nasiruddin al albani  tentang hadis tsb di kitab – kitab karyanya, begitu juga komentar ulama dalam kitab – kitab takhrij lainnya. Saya tidak menjumpainya dengan redaksi tsb kecuali di kitab sahih Bukhori  dan Allu`lu` wal marjan




[4] Ibrahim 34
Artikel Terkait

4 komentar:

  1. Ini juga seputar tawassul: http://www.facebook.com/groups/libertygoldinc.indonesia/?ref=notif&notif_t=group_activity#!/notes/muhammad-fadil-ichsan/tentang-tawassul-kepada-sayyidil-mursalin-rasulullah-muhammad-saaw/10150326168702913

    BalasHapus
  2. Tentang tawassul yang ada dalam dlm situs itu telah di jawab seluruhnya dalam artikel
    MANTAN KYAI NU: Kesesatan LBM NU Jember ke empat
    22 Apr 2011
    22 Apr 2011
    MANTAN KYAI NU: Kesesatan LBM NU jember ke tiga
    17 Apr 2011
    17 Apr 2011
    MANTAN KYAI NU: Kesesatan LBM NU jember ke satu
    10 Apr 2011
    10 Apr 2011
    atau bacalah buku saya : Sesat tanpa sadar terbitan la tasyuk press

    BalasHapus
  3. Bismillahirrahmanirrahim,.
    assalamu'alaikum

    kalau memang saudara (H Mahrus ali ) merasa pernah mengkaji takhrij Hadist ,
    sya mhon dengan hormat,
    tunjukkan hasil Peneltian anda ttng perawi hadist-hadist tersebut yang anda katakan lemah itu.
    saya tunggu kabarnya,.

    Trimakasih

    BalasHapus
  4. baca dulu di sini:
    Jumat, Maret 25, 2011
    Jawabanku untuk Ust Shaleh al Munajjid penyusun buku " La tahzan "
    Jumat, Maret 25, 2011
    Polemik ke dua malaikat menyampaikan sholawat pada Nabi SAW ?

    BalasHapus

Pesan yang baik, jangan emosional.Bila ingin mengkeritisi, pakailah dalil yang sahih.Dan identitasnya jelas. Komentar emosional, tidak ditayangkan