Rabu, April 13, 2011

Petilasan Al Imam Nashiruddin al albani

Di tulis oleh H Mahrus ali 

Tirana  salah satu kota kelahirann  Syaikh Muhammad Nashiruddin al albani
Jumlah penduduknya  3 .582.205 .
80 % muslim  dan lainnya  kristen ortodok .
Syi`ah  70 persen  dan  Sunni  bermadzhab hanafi  30 % . Tirana adalah Ibu kota  al bania 
                            Ini juga ada  sungai kecil di kota  Tirana 

                                   
Kota amman   ibu kota Yordania  tempat wafat Syaikh Muhammad
Nashiruddin al albani . Antara  Damaskus tempat ayah dan Amman
hanya  187 km
Peta lokasi kota Tirana  ibu kota Al bania di mana H Nuh ayah Al bani  tinggal di sana . Lalu Hijrah ke  Suria tapi lain manhaj  dengan anaknya  karena anaknya  ber manhaj Salafy dan sang ayah bermadzhab Hanafy . Antara kota Tirana  dengan  Damaskus sekitar 1657 km , Tirana  itu negara  sebelah utara agak ke barat dari Suria.


Toko Al bani  untuk memperbaiki  Jam  ketika beliau berpisah dengan ayah kandungnya  di kampung al Imarah .


                   Tempat servis jam milik ayah al albani 


                        
Jalan raya  di muka   tempat servis  Al albani 


Itu lah permulaan sekolah negri yang di masuki  al albani , tapi  akhirnya  di keluarkan oleh ayahnya dan dididik  sendiri .

Rumah Syaikh Muhammad Nashiruddin al albani di besarkan -  rumah waktu kecilnya


Ini juga gambar rumah di mana  Al bani  di besarkan bersama ayahnya




 
Rumah kontrakan yang ditempati al albani bersama 
keluarganya  setelah hijrah dari desa  
            Gambar rumah sewaan syaikh Nashiruddin al albani

Al albani pagi dan sore  selalu berada dlam maktabah ini , kadang di atas – tempat husus nya  , di bawah  atau di tangganya .


 
Ruang husus untuk syaikh Al albani – 
sebagai ruang bacaannya di maktabah dhohiriyah

                  Pintu maktabah Dhohiriyah yang selalu  di tempati  Al albani 

Maktabah dhohiriyah adalah maktabah 
terbesar  di Syam , memuat tiga ratus ribu  jilid


               kitab – kitab di maktabah  dhohiriyah 

          Salah satu pintu  maktabah 


Gambar penjara  Al bani  dan Ibnu Taimiyah , dimana Ibnu  Taimiyah juga mati
disitu . Ia berada di Damaskus ibu kota Suria yang di pimpin oleh Hafid Asad yang sudah meninggal dunia dan di ganti anaknya . Bila menjalankan salat , keduanya mengahadap ke selatan agak timur . Jarak dengan ka`bah sekitar 1233 km . Selisih jam antara Indonesia  dan suria sekitar 5 jam .



Gambar salah satu penjara di Damaskus , konon Al albani di penjara  di dalamnya .
Waktu dulu di buat tempat oleh Salahuddin al ayyubi  sampai  beliau meninggal  di dalamnya dan di kubur di situ . 


Kitab ats tsamarul mustathob – permulaan kitab yang di takhrij oleh Al albani


 
              Manuscrip silsilatud dhoifah karya  al albani 



 
                    Manuscrip fatawa  karya  al albani 

Manuscrip sahihus sirah karya al albani ( sejarah nabi dari hadis – hadis sahih ).

                     Manuscrip sahih  Abu dawud 


             Manuscrip juz pertama sahih Abu Dawud

                 Permulaan majalah al Bani 


 Al ahadits ad dhoifah  wal maudhu`ah wa atsaruha ………  karya  al albani





Wafatnya Al albani .


Abu Abdurrahman Muhammad Al Khatib, menceritakan tentang Syekh Albani. “Pada hari sabtu 2 oktober 1999 ribuan bahkan jutaan orang menangis, mereka menangis karena mendengar sebuah berita duka, yang merupakan musibah besar dengan wafatnya seorang Imam besar.

Berita duka ini sampai kepadaku seusai shalat ashar  dari istri beliau rahimahullah. Dengan serta merta aku menuju rumah sakit tempat beliau dirawat. Disana aku jumpai istri dan putra beliau Abdul Lathif yang menemani beliau selama masa perawatan.

Setelah masuk kamar tiba-tiba kusaksikan dihadapanku jasad Syaikh rahimahullah yang telah ditutup dengan selembar kain, dibaringkan diatas sebuah tempat tidur. Air mataku mengalir tidak mampu menahan tangisan atas kepergiannya.

Kubuka wajahnya yang bercahaya lalu kucium keningnya. Kami mengangkat jasadnya untuk dimuat disebuah mobil milik salah seorang teman, lalu membawanya ke rumah duka.

Ikut bersama kami di mobil jenazah, putra beliau Abdul Lathif. Ia sangat sedih dan banyak mengucurkan air mata. Kami menghibur dan menasihatinya untuk bersabar. Ia hanya memandang kami sedang kedua matanya meneteskan air mata yang banyak.

Abdul Lathif menceritakan kondisi ayahnya sehari sebelum wafat, ia berkata : ‘Hingga kemarin dalam kondisi sakitnya yang semakin parah ayah masih sempat berkata : Berikan kitab shahih sunan Abi Dawud!!’
Aku katakan : ‘Subhanallah (Maha suci Allah), semoga Allah SWT. Membalas kebaikanmu ya Syekh. Sungguh engkau telah hidup sepanjang usiamu, siang dan malam, engkau membela Sunnah Rasul saw hingga akhir hidupmu.

Dalam kondisi tidak mampu menegakkan punggungmu, aku melihatmu menyuruh putra atau cucu-cucumu menulis, tanpa mengenal sakit dan tidak pula mengeluhkan kesakitanmu. Semua itu tiada lain kecuali anugerah dan keutamaan dari Allah swt yang diberikan kepadamu, maka Dia-lah yang maha pemberi karunia dan keutamaan’.

Sesampainya kami di rumah Syekh, di sana kami jumpai beberapa teman yang telah mendahului kami dan mulailah para ikhwah berdatangan dari berbagai pelosok kota Amman , tempat Syekh berdomisili selama lebih dari delapan belas tahun. Kami bergegas mempersiapkan jenazah Syekh rahimahullah, memandikan dan mengafaninya. Begitu selesai menyiapkan, kami mengeluarkan dan meletakkannya di sebuah ruangan besar.

Seketika rumah Syekh rahimahullah telah penuh sesak oleh pelayat yang terdiri dari para pecinta dan murid-muridnya. Syekh Abu Malik mengisyaratkan kepada kami agar wajah Syekh tidak ditutup sehingga para pelayat melepaskan kepergiannya.

Mereka pun segera mencium kening Syekh sebagai tanda perpisahan dengannya. Lalu jenazah  disiapkan untuk dishalatkan. Para ikhwan yang bermusyawarah tentang tempat pemakamannya, aku katakan kepada mereka bahwa Syekh rahimahullah berulang-ulang menyebutkan kehendaknya di depanku, beliau ingin dikuburkan di pemakaman yang terletak pada sisi jalan yang menuju ke rumahnya agar tetap mendapat ucapan “salam” dari saudara-saudara dan pecintanya.

Di antara wasiat beliau sebagaimana yang dikatakan oleh putranya Abdul Lathif, agar jenazahnya dibawa dari rumahnya ketempat pemakaman dengan cara dipikul, setelah para pelayat melepaskan kepergian beliau, kami segera keluar dari rumah untuk menshalatkannya. Demikian sang Imam dan tokoh ini kembali kepada Rabbnya Tabaraka wata`ala dengan meninggalkan warisan ilmu yang bermanfaat, tergores di sela-sela ratusan karya tulisnya yang kemudian Allah mentakdirkannya diterima di seantero dunia bahkan sebagiannya telah diterjemahkan ke beragam bahasa di dunia ini.

Demikian pula beliau telah meninggalkan sejumlah muridnya yang berjalan di atas manhaj salaf yang dianutnya selama hidup beliau. Semoga dengan pertolongan Allah SWT merekapun akan berjalan di atasnya hingga datangnya ajal.[1]
                                       

Nilein Mosquse, Khartoum, Sudan

Apakah sama dengan gambar di bawah ini :

Masjid di Tirana .

Apakah ada perbedaannya ? Apakah tidak mungkin ada dua masjid yang sama di dunia ini ? Ya, silahkan kita sama mengoreksi hasil karya  kita untuk kebenaran bersama .




[1] www.namaislami.com











 



 




       




 

Artikel Terkait

14 komentar:

  1. wah... itu foto masjid An Nilein Khartoum kok digunakan untuk menerangkan kota kelahiran Al Bani? wah wah wah

    BalasHapus
  2. pak penulis.... saya mahasiswa di khartoum, dan saya kuliah di University The Holy Quran and Islamic Science. Jurusan Balaghah wan Naqd, Strata S2... saya ingatkan, bahwa foto masjid yang bapak klaim itu masjid di tirana, sebenarnya itu masjid An Nilein yang difoto dari udara. dan dibelakangnya adalah sungai nile. ditengah tengahnya adalah pulau tuti... demikian, semoga anda berkenan. kalau perlu dicek langsung ke tirana, atau mengecek lagi dari sumber yang bapak ambil....

    BalasHapus
  3. tidak sama, kalau arah pengambilan gambarnya dari arah yang berbeda, coba arah pengambilan gambarnya disamakan, maka hasilnya pun akan sama. dan saya adalah mahasiswa International University of Africa sudan, yang pernah sholat dimasjid tersebut.

    BalasHapus
  4. atau jangan-jangan pak penulis telah mengambil gambar dari situs ini: http://www.amntgo.4t.com/Pcture.htm

    BalasHapus
  5. penulis perlu mencari bukti? ini buktinya http://www.amntgo.4t.com/Pcture.htm

    BalasHapus
  6. Ya benar anda berdua Pak Taufiq Zubaidi dan Abdul wahab Naf`an , semoga Allah membalas kamu berdua kebaikan , dan dulu sudah saya persiapkan gambar masjidnya di Laptop , tapi hilaf dan salah klik. Tadi malam saya sudah menayangkan masjid yang benar di kota Kelahiran Al bani di postingan Foto foto kota kelahiran al bani

    BalasHapus
  7. http://salafytobat.wordpress.com/2009/02/25/al-albani-mendakwa-nabi-muhammad-sesat-nauzubillah/

    BalasHapus
  8. Artikel yang di tulis oleh salafy tobat banyak dusta, nipu umat . Saya akan menjawab satu persatu kalau saya ada waktu . Tapi yang satu yang kamu tunjukkan itu , insya Allah akan saya jawab di blog , tunggulah . Al Hamdulillah kamu ingatkan.

    BalasHapus
  9. tentang artikel salafy tobat sudah di jawab di blog , kunjungilah ke sana dengan judul Al bani mendakwa nabi Muhammad sesat ?

    BalasHapus
  10. Syaik Al Albani Hafiz qur'an gak Seh? trus berapa banyak hadis yang dia hafal sampai ke rasulullah?makasih atas jawabannya.

    BalasHapus
  11. bagaimana komentar anda tentang blog ummati press

    BalasHapus
  12. Tentang Syaikh Al albani hapal quran atau tidak sudah di jawab di blog dengan judul Riwayat hidupku dan al albani , lihatlah dan bacalah . Tentang blog ummati adalah blog penuh dengan fitnah , keji, dan dusta.Ia mirip dengan blog salafy tobat, Abu Syafiq yang syi`ah

    BalasHapus
  13. Inilah ciri ciri pengekor bingung, sudah kentheng-kentheng anti patilasan, sampai ziarah qubur Nabi saja terlarang, malah mengarahkan pembaca untuk melihat petilasan al Albany.

    Apa lagi itu ada gambar kepala segala.

    Jhan iki piye to sampiyan ?

    BalasHapus
  14. Untuk M. Abdullah Habib, saya tidak pernah melarang orang untuk melihat petilasan , kapan dan dimana saya mengatakan hal itu. Untuk gambar kepala itu adalah gambar yang tidak sempurna dan ulama memperbolehkannya.

    BalasHapus

Pesan yang baik, jangan emosional.Bila ingin mengkeritisi, pakailah dalil yang sahih.Dan identitasnya jelas. Komentar emosional, tidak ditayangkan