Senin, Mei 23, 2011

Gus Miek: Wajah Sebuah Kerinduan



Oleh Abdurrahman Wahid/gusdur.net



Tiga tahun lalu, di beranda sebuah surau di Tambak, desa Ploso, Kediri saya berhasil mengejamya. Mobil yang saya tumpangi menelusuri kota Kediri sebelum melihat mobil Gus Miek di sebuah gang, tengah meninggalkan tempat itu. Dalam kecepatan tinggi mobilnya menuju ke arah selatan dan hanya kami bayangi dari kejauhan. Setelah membelok ke barat dan kemudian ke utara melalui jalan paralel, akhimya mobil itu berhenti di depan surau tersebut. Gus Miek sudah meninggalkan mobilnya  menuju ke surau itu, ketika mobil tumpangan saya sampai. la terkejut melihat kedatangan saya, karena dikiranya saya adalah adiknya, Gus Huda. Rupanya mobil tumpangan saya sama wama dan merek dengan mobil adiknya itu.
> 
Dari beranda itu ia menunjuk sebidang tanah yang baru saja
disambungkan ke pekarangan surau dan berkata kepada saya, "Di situ nanti Kiai Achmad akan dimakamkan. Deinikian juga saya. Dan nantinya sampeyan. Dikatakan, tanah itu sengaja dibelinya untuk tempat penguburan para penghafal AI-Qur'an. Saya katakan kepadanya, bahwa saya bukan penghafal AI-Qur'an. Dijawabnya bahwa bagaimanapun saya harus dikuburkan di situ. Setahun kemudian, ketika KH Achmad Siddiq wafat, beliau pun di kuburkan di tempat itu atas permintaan Gus Miek.
Baru saya sadari bahwa Kiai Achmad yang dimaksudkannya setahun sebelum itu adalah KH Achmad Siddiq.
> 
Hal-hal seperti inilah yang seringkali dijadikan bukti oleh orang
banyak,bahwa KH Hamim Jazuli alias Gus Miek adalah seorang dengan kemampuan supematural. Sesuai dengan "tradisi" penyempitan makna lstilah,orang awam menyebutnya dengan istilah wali (Saint).
Kemampuan supematural KH Hamiem alias Gus Miek itu, dalam istilah eskatologi orang pesantren, dinamakan khoriqul'adah, alias keanehan-keanehan.

Dengan bermacam-macam keanehan yang dimilikinya, Gus Miek lalu memperoleh status orang keramat. Banyak "kesaktian" ditempelkan pada reputasinya. Mau banyak rezeki, harus memperoleh berkahnya. Ingin naik pangkat, harus didukung olehnya. Mau beribadah haji, harus dimakelarinya. Mau gampang jodoh, minta pasangan kepadanya. Dan demikian seterusnya.

Reputasi sebagai orang keramat ini, dinilai sebagai pendorong mengapa banyak orang berbondong-bondong memadati acara keagamaan yang dilangsungkan oleh Gus Miek. Sema'an (bersama-sama mendengarkan bacaan AI-Qur'an oleh para penghafalnya) yang diselenggarakannya di mana-mana, selalu penuh sesak oleh rakyat banyak.

Dari pagi orang bersabar mendengarkan bacaan AI-Qur'an, untuk mengamini doa yang dibacakan Gus Miek seusai menamatkan bacaan AI-Qur'an secara utuh, biasanya sekitar jam delapan malam. Bersabar mereka menantisepanjang hari, untuk memperoleh siraman jiwa berupa mauizah hasanah
(petuah yang baik) dari tokoh kiai kharismatik ini.

Padahal, sepagian itu ia masih tidur, setelah begadang semalam suntuk. Itulah acara rutinnya, di mana pun ia berada.
> 
Baru belakangan orang menyadari, bahwa Gus Miek menempuh dua pola kehidupan sekaligus. Kehidupan tradisional orang pesantren, tertuang dalam rutinitas semaan, dan gebyamya kehidupan dunia hiburan modem.
Gebyar, karena dia selamanya berada di tengah diskotik, night club,coffee shop dan "arena persinggahan perkampungan" orang-orang tuna susila.
> 
Tidak tanggung-tanggung, ia akrab dengan seluruh penghuni dan aktor kehidupan tempat tersebut. Yang ditenggaknya adalah bir hitam, yang setiap malam ia nikmati berbotol-botol. Rokoknya Wismilak bungkus hitam, yang ramuannya diakui berat.
> 
Kontradiktif? Temyata tidak, karena di kedua tempat itu ia berperan sama. Memberi kesejukan kepada jiwa yang gersang, memberikan harapan kepada mereka yang putus asa, menghibur mereka yang bersedih, menyantuni mereka yang lemah dan mengajak semua kepada kebaikan.
Apakah itu petuah di pengajian sesuai semaan, sewaktu konsultasi
pribadi dengan pejabat dan kaum elite lainnya, atau pun ketika
meladeni bisikan kepedihan yang disampaikan dengan suara lirih ke telinganya oleh wanita-wanita penghibur, esensinya tetap sama. Manusia mempunyai potensi untuk memperbaiki keadaannya sendiri.
> 
Dua tahun yang lalu, Gus Miek mengatakan kepada saya, bahwa saya harus mundur dari NU. Saya baca hal itu sebagai himbauan, agar saya teruskan perjuangan menegakkan demokrasi di negeri kita, tetapi dengan tidak "merugikan" kepentingan organisasi yang saat ini sedang saya pimpin.

Dikatakan, sebaiknya saya mengikuti jejaknya berkiprah secara
individual melayani semua lapisan masyarakat. Saya tolak ajakan itu
dua tahun yang lalu, karena saya beranggapan perjuangan melalui NU masih tetap aktif.
> 
Baru sekarang saya sadari, menjelang saat kepulangan Gus Miek ke haribaan Tuhan, bahwa ia membaca tanda zaman lebih jeli dari pada saya. Bahwa dengan "menggendong" beban NU, upaya menegakkan demokrasi tidak menjadi semakin mudah. Karena para pemimpin NU yang lain justru tidak ingin kemapanan yang ada diusik orang.

Dari tokoh inilah saya belajar untuk membedakan apa yang menjadi pokok persoalan, dan apa yang sekadar ranting.
> 
Tetapi, Gus Miek juga hanyalah manusia biasa. Manusia yang memiliki kekuatan dan kelemahan, kelebihan dan kekurangan. Keseimbangan hidupnya tidak bertahan lama oleh ketimpangan pendekatan yang diambilnya. la menjadi terlalu memperhatikan kepentingan orang-orang besar dan para pemimpin tingkat nasional. Ia juga tidak menjadi imun terhadap kenikmatan dunia hidup gebyar. Untuk beberapa bulan hubungan
saya dengan Gus Miek secara batin menjadi sangat terganggu karena hal-hal itu. Saya menolak untuk mendukung jagonya untuk jabatan Wapres, dan ini membuat ia tidak enak perasan kepada saya.
> 
Mungkin, tidak dipahaminya keinginan saya agar agama tidak
dimanipulasikan dengan politik negara. Tugas pemimpin agama adalah untuk menjaga keutuhan bangsa dan negara dan berupaya agar kebenaran dapat ditegakkan. Sedang kebenaran itu akan terjelma melalui kedaulatan rakyat yang sesungguhnya, kedaulatan hukum, kebebasan dan persamaan perlakuan di muka undang-undang.
> 
Tetapi, sejauh apa pun hubungan kami berdua, saya sendiri tetap rindu kepada Gus Miek. Bukan kepada gebyamya dunia hiburan. Tetapi bahwa kalau malam, menjelang pagi, ia tidur beralaskan kertas koran di rumah Pak Syafi'i Ampel di kota Surabaya, atau Pak Hamid di Kediri. Yang dimiliki Pak Hamid hanyalah sebuah kursi plastik jebol dan dua buah gelas serta teko logam. ltulah dunia Gus Miek yang sebenamya, yang ditinggalkannya untuk beberapa bulan mungkin hanya sebagai sebuah kelengkapan lakonnya yang panjang. Agar ia tetap masih menjadi
manusia, bukan malaikat.
> 
Yang selalu saya kenang adalah kerinduannya kepada upaya perbaikan dalam diri manusia. Karena itu, ulama idolanya pun adalah yang membunyikan lonceng harapan dan genta kebaikan, bukan hardikan dan kemarahan kepada hal-hal yang buruk. Tiap 40 hari sekali ia mengaji di makam Kiai lhsanJampes, yang terletak di tepi Brantas di dukuh Mutih,pinggiran kota Kediri. la gandrung kepada Mbah Mesir yang dimakamkandi Trenggalek, pembawa tarekat Sadziliyah dua ratus tahun yang lalu ke Jawa Timur. Tarekat itu adalah tarekatnya orang kecil, dan membimbing
rakyat awam yang penuh kehausan rasa kasih dan sapaan yang santun.
> 
Gus Miek inilah yang melalui transendensi keimanannya tidak lagi
melihat "kesalahan" keyakinan orang beragama atau berkepercayaan lain.
Ayu Wedayanti yang Hindu diperlakukannya sama dengan Neno Warisman yang muslimah, karena ia yakin kebaikan sama berada pada dua orang penyanyi tersebut. Banyak oring Katolik menjadi pendengar setia wejangan Gus Miek seusai semaan.
> 
Kerinduannya kepada realisasi potensi kebaikkan pada diri manusia
inilah yang menurut saya supematural. Bukan karena ia menyalahi
ketentuan bukum-hukum alam. Super karena ia mampu mengatasi segala
macam jurang pemisah dan tembok penyekat antara sesama manusia.
Natural, karena yang ia harapkan hanyalah kebaikan bagi manusia. Kalau ia dianggap nyleneh (khoriqul'adah) , maka dalam artian inilah ia harus dipahami demikian. Bukankah nyeleneh, orang yang tidak peduli batasan agama, etnis dan profesi dan tidak hirau apa yang dinamakan baik dan buruk di mata kebanyakan manusia, sementara manusia saling menghancurkan dan membunuh?[1]
.
Komentarku ( Mahrus ali ) . :

Gus dur menyatakan :

Dengan bermacam-macam keanehan yang dimilikinya, Gus Miek lalu memperoleh status orang keramat. Banyak "kesaktian" ditempelkan pada reputasinya. Mau banyak rezeki, harus memperoleh berkahnya. Ingin naik pangkat, harus didukung olehnya. Mau beribadah haji, harus dimakelarinya. Mau gampang jodoh, minta pasangan kepadanya. Dan demikian seterusnya.

Komentarku ( Mahrus ali ) . :

Kalimat seperti itu tidak layak di katakan seorang muslim , karena sangat bertentangan dengan ayat :

عَالِمِ الْغَيْبِ لاَ يَعْزُبُ عَنْهُ مِثْقَالُ ذَرَّةٍ فِي السَّمَوَاتِ وَلاَ فِي اْلأَرْضِ وَلاَ أَصْغَرُ مِنْ ذَلِكَ وَلاَ أَكْبَرُ إِلاَّ فِي كِتَابٍ مُبِينٍ
demi Tuhanku Yang mengetahui yang ghaib, sesungguhnya kiamat itu pasti akan datang kepadamu. Tidak ada tersembunyi daripada-Nya seberat zarrahpun yang ada di langit dan yang ada di bumi dan tidak ada (pula) yang lebih kecil dari itu dan yang lebih besar, melainkan tersebut dalam Kitab yang nyata (Lauh Mahfuzh)",[2]
Juga dengan hadis sbb :
إِذَا سَأَلْتَ فَاسْأَلِ اللهَ وَإِذَا اسْتَعَنْتَ فَاسْتَعِنْ بِاللهِ وَاعْلَمْ أَنَّ اْلأُمَّةَ لَوِ اجْتَمَعَتْ عَلَى أَنْ يَنْفَعُوكَ بِشَيْءٍ لَمْ يَنْفَعُوكَ إِلاَّ بِشَيْءٍ قَدْ كَتَبَهُ اللهُ لَكَ وَلَوِ اجْتَمَعُوا عَلَى أَنْ يَضُرُّوكَ بِشَيْءٍ لَمْ يَضُرُّوكَ إِلاَّ بِشَيْءٍ قَدْ كَتَبَهُ اللهُ عَلَيْكَ رُفِعَتِ اْلأَقْلاَمُ وَجَفَّتِ الصُّحُفُ

Bila  kamu minta ,mintalah kepada Allah . Bila kamu minta pertolongan , mintalah  pertolongan kepada Allah . Ketahuilah bila umat  berkumpul untuk memberikan manfaat kepadamu , maka  tidak akan mampu memberikannya kecuali sesuatu yang  telah ditulis oleh Allah untuk mu . Bila mereka berkumpul  untuk memberikan bahaya kepada mu dengan sesuatu , maka tidak akan mampu membahayakan  kepada mu  kecuali dengan sesuatu  yang telah ditulis oleh Allah untukmu . Pena telah diangkat dan lembaran telah kering . [3] ( Hasan sahih , kata  Tirmidzi )
Seluruh manusia bila ingin memberikan manfaat padamu , maka tidak akan mampu kecuali sesuai dengan takdir yang telah di tetapkan oleh Allah kepadamu . Allah juga berfirman :

وَكُلُّ شَيْءٍ فَعَلُوهُ فِي الزُّبُرِ(52)وَكُلُّ صَغِيرٍ وَكَبِيرٍ مُسْتَطَرٌ(53)

Dan segala sesuatu yang telah mereka perbuat tercatat dalam buku-buku catatan. Dan segala (urusan) yang kecil maupun yang besar adalah tertulis.[4]

Jadi gus miek bukan sosok yang di sifati seperti itu dan tidak boleh menyatakan kepada seseorang seperti itu sekalipun kepada seorang nabi , apalagi tentang masalah pengaturan  rizeki , naik pangkat atau jodoh . Seluruhnya hanya  harus di mintakan kepada Allah .
Dalam ayat al Quran di katakan :

قُلْ إِنِّي لاَ أَمْلِكُ لَكُمْ ضَرًّا وَلاَ رَشَدًا

Katakanlah: "Sesungguhnya aku tidak kuasa mendatangkan sesuatu kemudharatanpun kepadamu dan tidak (pula) sesuatu kemanfa`atan[5]
Di ayat lain , Allah  berfirman :

قُلْ مَنْ رَبُّ السَّمَوَاتِ وَاْلأَرْضِ قُلِ اللهُ قُلْ أَفَاتَّخَذْتُمْ مِنْ دُونِهِ أَوْلِيَاءَ لاَ يَمْلِكُونَ لِأَنْفُسِهِمْ نَفْعًا وَلاَ ضَرًّا قُلْ هَلْ يَسْتَوِي اْلأَعْمَى وَالْبَصِيرُ أَمْ هَلْ تَسْتَوِي الظُّلُمَاتُ وَالنُّورُ أَمْ جَعَلُوا ِللهِ شُرَكَاءَ خَلَقُوا كَخَلْقِهِ فَتَشَابَهَ الْخَلْقُ عَلَيْهِمْ قُلِ اللهُ خَالِقُ كُلِّ شَيْءٍ وَهُوَ الْوَاحِدُ الْقَهَّارُ

Katakanlah: "Siapakah Tuhan langit dan bumi?" Jawabnya: "Allah." Katakanlah: "Maka patutkah kamu mengambil pelindung-pelindungmu dari selain Allah, padahal mereka tidak menguasai kemanfaatan dan tidak (pula) kemudharatan bagi diri mereka sendiri?". Katakanlah: "Adakah sama orang buta dan yang dapat melihat, atau samakah gelap gulita dan terang benderang; apakah mereka menjadikan beberapa sekutu bagi Allah yang dapat menciptakan seperti ciptaan-Nya sehingga kedua ciptaan itu serupa menurut pandangan mereka?" Katakanlah: "Allah adalah Pencipta segala sesuatu dan Dia-lah Tuhan Yang Maha Esa lagi Maha Perkasa".[6]

Komisi fatwa dan irsyad kerajaan Saudi menyatakan:

فَكُلُّ مَنْ غَلاَ فِي نَبِيٍّ أَوْ رَجُلٍ صَالِحٍ أَوْ وَلِيٍّ مِنَ اْلأَوْلِيَاءِ وَظَنَّ فِيْهِ نَوْعًا مِنَ الْإِ لاَهَِِّيةِ مِثْلُ أَنْ يَقُوْلَ : يَا فُلاَنْ اِشْفِنِي أَوْ انْصُرْنِي أَوْ اُرْزُقْنِي أَوْ أَغِنْنِي وَنَحْوِ ذَلِكَ فَإِنَّ هَذاَ شِرْكٌ وَضَلاَلٌ يُسْتَتَابُ صَاحِبُهُ فَإِنْ تاًبَ وَإِلاَّ قُتِلَ .
Setiap orang berbuat berlebihan terhadap nabi SAW atau lelaki saleh atau kepada seorang wali dari pada beberapa wali , Lalu mengira dia punya kelebihan seperti berkata : Wahai Fulan ! Sembuhkan aku , tolonglah aku , berilah rizqi kepadaku atau bantulah aku dll . Seluruhnya itu syirik dan kesesatan dan dia di perintahkan untuk bertobat. Bila bertobat, maka diterima . Bila tidak mau , maka di bunuh. [7]

Kalimat gusdur itu mirip dengan syair sbb :
عَبْدٌ بِاْليَابِ يَرْتَجِي لَثْمَ اْلأَعْتَاب    جُدْ بِالْجَوَابْ مَرْحَبًا قَدْ قَبِلْنَا
Seorang hamba di muka pintu berharap………….. . berilah jawaban kami : Selamat datang , sungguh kami telah menerima.
Ket: Permohonan pada Rasulullah SAW  seperti itu tiada dalilnya dan tidak dilakukan oleh para sahabat.

أَنْتَ الْمَعْرُوفْ بِالْجُوْدِ مُقْرِي الضُّيُوفْ  إِنِّي مَلْهُوفْ أَغِثْنِي بِحَقِّ الله

Engkau terkenal  dermawan , suka menjamu tamu – tamu .  Sesungguhnya aku sedih , berilah pertolongan kepadaku wahai rasulullah ! dengan hak Allah.
Ket :  Kalimat dalam syair tsb syirik karena tidak minta kepada Allah tapi minta – minta kepada sesama mahluk yaitu Rasulullah SAW. Bukankah Rasulullah SAW  telah meninggal dunia dan berbaring di bawah pusara ? Mengapa masih di ganggu dengan minta – minta kepadanya. Mengapa tidak langsung minta kepada Allah , apakah dikira  Allah tidak mampu mengabulkan. 

أَنْتَ الْحَبِيْبُ اْلأَعْظَمْ سِرُّ الْمُجِيْبْ   حَاشَا يَخِيْبُ مَنْ ذاَ بِرَسُوْلِ الله

Engkau adalah kekasih yang paling agung, rahasia Allah yang Maha Mengabulkan doa .[8] Tidak mungkin sia – sia orang yang berlindung kepada Rasulullah SAW .
Ket:  Berlindung kepada Rasulullah SAW  juga tidak ada perintahnya baik dari ayat atau hadis . Bahkan dilarang. Kesyirikan sedemikian juga persis dengan syair sbb:

يَاأَكْرَمَ الخَلْقِ مَالِي مَنْ أَلُوْذُ بِهِ          سِوَاكَ عِنْدَ حُلُولِ الحاَدِثِ العَمِمِ
        
Wahai mahluk termulia , aku tidak memiliki perlindungan   kecuali kepadamu ketika  bahaya  melanda.

Komisi fatwa dan irsyad kerajaan Saudi menyatakan:  Kasidah itu termasuk syirik besar , Bahkan Rasulullah SAW  sendiri diperintahkan bertawakkal kepada Allah sebagaimana  ayat :
وَتَوَكَّلْ عَلَى الْعَزِيزِ الرَّحِيمِ
Dan bertawakkallah kepada (Allah) Yang Maha Perkasa lagi Maha Penyayang,[9]

ذَا وَقَلْبِي وَامْنَحْهُ سِرَّ الْقُرْبِ  وَأَجْلِ كُرْبِي وَأَلْحِقْنِي بِأَهْلِ الله
Inilah hatiku , berilah rahasia pendekatan, lenyapkan kesedihanku , dan kumpulkan aku dengan ahlullah.
Ket: Kasidah tsb juga syirik karena minta kepada Rasulullah SAW  untuk menghilangkan kesedihan.
Komisi fatwa dan irsyad kerajaan Saudi menyatakan:

وَقَدْ يَقَعُ فِيْهاَ مَا هُوَ أَعْظَمُ مِنْ ذَلِكَ، وَهُوَ الشِّرْكُ اْلأَكْبَر وَذَلِكَ بِالْغُلُوِّ فَي رَسُوْلِ الله صَلَّى اللُهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَوْ غَيْرِهِ مِنَ اْلأَوْلِيَاء، وَدُعَائِهِ وَالْاِسْتِغَاثَةِ بِهِ وَطَلَبِ اْلمَدَدِ مِنْهُ، وَاعْتِقَادٍ أَنَّهُ يَعْلَمُ الْغَيْبَ، وَنَحْوِ ذَلِكَ مِنَ اْلأُمُورِ الَّتِي تُكَفِّرْ فَاعِلَهاَ، وَقَدْ صَحَّ عَنْ رَسُوْلِ الله صَلَّى اللُهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّهُ قَالَ:
Bahkan  ada yang lebih besar dari pada itu – yaitu syirik besar dengan berlebihan dalam memuji Rasulullah SAW  atau para wali , dan berdoa , atau minta tolong kepadanya  lalu mencari bantuannya atau beritikad bahwa Rasulullah SAW  mengetahui perkara gaib dari pada  perkara yang bisa mengkafirkan . Sungguh ada hadis sahih dari Rasulullah SAW  sbb:
: “ Wahai manusia , berhati –hatilah terhadap ghuluw dalam agama . sesungguhnya  bangsa sebelummu   binasa karena  ghuluw dalam agama “. [10]
لاَ تُطْرُونِي كَمَا أَطْرَتْ النَّصَارَى عِيسَى ابْنُ مَرْيَمَ . فَإِنَّمَا أَنَا عَبْدٌ فَقُولُوا : عَبْدُ اللهِ وَرَسُولُهُ
Janganlah memuji aku sebagaimana kaum Nasrani memuji kepada Isa bin Maryam. Sesungguhnya aku adalah hamba . katakanlah  hamba dan utusan Allah .[11]



Gus dur menyatakan lagi sbb:
 karena dia selamanya berada di tengah diskotik, night club,coffee shop dan "arena persinggahan perkampungan" orang-orang tuna susila.
> 
Tidak tanggung-tanggung, ia akrab dengan seluruh penghuni dan aktor kehidupan tempat tersebut. Yang ditenggaknya adalah bir hitam, yang setiap malam ia nikmati berbotol-botol. Rokoknya Wismilak bungkus hitam, yang ramuannya diakui berat.

Komentarku ( Mahrus ali ) . :

Bagi seorang muslim , jangan mendekati tempat kemungkaran , apalagi ,menjalani nya   maka  akan mendapat laknat dari Allah  sebagaimana  ayat :

لُعِنَ الَّذِينَ كَفَرُوا مِنْ بَنِي إِسْرَائِيلَ عَلَى لِسَانِ دَاوُدَ وَعِيسَى ابْنِ مَرْيَمَ ذَلِكَ بِمَا عَصَوْا وَكَانُوا يَعْتَدُونَ(78)كَانُوا لاَ يَتَنَاهَوْنَ عَنْ مُنْكَرٍ فَعَلُوهُ لَبِئْسَ مَا كَانُوا يَفْعَلُونَ
Telah dila`nati orang-orang kafir dari Bani Israil dengan lisan Daud dan `Isa putera Maryam. Yang demikian itu, disebabkan mereka durhaka dan selalu melampaui batas. Mereka satu sama lain selalu tidak melarang tindakan munkar yang mereka perbuat. Sesungguhnya amat buruklah apa yang selalu mereka perbuat itu.[12]

Dalam ayat lain di jelaskan :
وَتَرَى كَثِيرًا مِنْهُمْ يُسَارِعُونَ فِي اْلإِثْمِ وَالْعُدْوَانِ وَأَكْلِهِمُ السُّحْتَ لَبِئْسَ مَا كَانُوا يَعْمَلُونَ

Dan kamu akan melihat kebanyakan dari mereka (orang-orang Yahudi) bersegera membuat dosa, permusuhan dan memakan yang haram. Sesungguhnya amat buruk apa yang mereka telah kerjakan itu.[13]

 Bila melihat kemungkaran seharusnya ingkar atau merobahnya dengan tangan atau dengan menyuruh agar kemungkaran tsb di hentikan sebagaimana  hadis :

مَنْ رَأَى مِنْكُمْ مُنْكَرًا فَلْيُغَيِّرْهُ بِيَدِهِ فَإِنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَبِلِسَانِهِ فَإِنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَبِقَلْبِهِ وَذَلِكَ أَضْعَفُ اْلإِيمَانِ

Barang siapa diantaramu melihat kemungkaran , robahlah dengan tangannya . Bila tidak mampu ,cukup  dengan lidahnya . Bila  tidak mampu cukup dengan hatinya  dan itulah iman yang paling lemah . [14]

Seorang mukmin itu bukan orang yang membiarkan kemungkaran atau ikut sama menontonnya , tapi harus benci dan menghindari tempat kemungkaran  sebagaimana ayat :
وَكَرَّهَ إِلَيْكُمُ الْكُفْرَ وَالْفُسُوقَ وَالْعِصْيَانَ أُولَئِكَ هُمُ الرَّاشِدُونَ

Dan Allah menjadikan kamu benci kepada kekafiran, kefasikan dan kedurhakaan. Mereka itulah orang-orang yang mengikuti jalan yang lurus, [15]

Bila masih tetap asyik di tempat – tempat prostitusi , lokalisasi dan panti pijat , caffee shop , hukumnya sama dengan manusia terjelek di atas bumi yang sama baginya antara kemungkaran dan yang ma`ruf . Dalam suatu hadis di jelaskan :
فَيَبْقَى شِرَارُ النَّاسِ فِي خِفَّةِ الطَّيْرِ وَأَحْلاَمِ السِّبَاعِ لاَ يَعْرِفُونَ مَعْرُوفًا وَلاَ يُنْكِرُونَ مُنْكَرًا فَيَتَمَثَّلُ لَهُمُ الشَّيْطَانُ فَيَقُولُ أَلاَ تَسْتَجِيبُونَ فَيَقُولُونَ فَمَا تَأْمُرُنَا فَيَأْمُرُهُمْ بِعِبَادَةِ اْلأَوْثَانِ وَهُمْ فِي ذَلِكَ دَارٌّ رِزْقُهُمْ حَسَنٌ عَيْشُهُمْ
  Lantas manusia terjelek  yang masih hidup,mereka cekatan seperti  burung terbang , angan – angan mereka laksana binatang buas , tidak menganggap baik perkara yang  ma`ruf, tidak ingkar kepada kemungkaran ,lalu setan  menjelma seraya berkata :”Mengapa kamu tidak mau mengabulkan ? “. Mereka  berkata  : “ Apakah yang engkau perintahkan untuk kami  ? “.  Setan memerintah mereka agar menyembah berhala .  Saat itu   rizeki mereka lancar , kehidupannya juga mewah , [16]


Gusdur berkata :


. Saya menolak untuk mendukung jagonya untuk jabatan Wapres, dan ini membuat ia tidak enak perasan kepada saya.

Komentarku ( Mahrus ali ) . :

Mendukung kepada sosok yang belum tahu identitas ketakwaannya  , bagi saya kurang sreg , apalagi kandidat nya adalah munafik atau non muslim karena ada ayat :

وَدُّوا لَوْ تَكْفُرُونَ كَمَا كَفَرُوا فَتَكُونُونَ سَوَاءً فَلاَ تَتَّخِذُوا مِنْهُمْ أَوْلِيَاءَ حَتَّى يُهَاجِرُوا فِي سَبِيلِ اللهِ فَإِنْ تَوَلَّوْا فَخُذُوهُمْ وَاقْتُلُوهُمْ حَيْثُ وَجَدْتُمُوهُمْ وَلاَ تَتَّخِذُوا مِنْهُمْ وَلِيًّا وَلاَ نَصِيرًا

Mereka ingin supaya kamu menjadi kafir sebagaimana mereka telah menjadi kafir, lalu kamu menjadi sama (dengan mereka). Maka janganlah kamu jadikan di antara mereka penolong-penolong (mu atau pemimpinmu ), hingga mereka berhijrah pada jalan Allah. Maka jika mereka berpaling, tawan dan bunuhlah mereka di mana saja kamu menemuinya, dan janganlah kamu ambil seorangpun di antara mereka pelindung, dan jangan (pula) menjadi penolong,[17]

يَاأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا لاَ تَتَّخِذُوا عَدُوِّي وَعَدُوَّكُمْ أَوْلِيَاءَ تُلْقُونَ إِلَيْهِمْ بِالْمَوَدَّةِ وَقَدْ كَفَرُوا بِمَا جَاءَكُمْ مِنَ الْحَقِّ يُخْرِجُونَ الرَّسُولَ وَإِيَّاكُمْ أَنْ تُؤْمِنُوا بِاللهِ رَبِّكُمْ إِنْ كُنْتُمْ خَرَجْتُمْ جِهَادًا فِي سَبِيلِي وَابْتِغَاءَ مَرْضَاتِي تُسِرُّونَ إِلَيْهِمْ بِالْمَوَدَّةِ وَأَنَا أَعْلَمُ بِمَا أَخْفَيْتُمْ وَمَا أَعْلَنْتُمْ وَمَنْ يَفْعَلْهُ مِنْكُمْ فَقَدْ ضَلَّ سَوَاءَ السَّبِيْلِ

Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil musuh-Ku dan musuhmu menjadi teman-teman setia yang kamu sampaikan kepada mereka (berita-berita Muhammad), karena rasa kasih sayang; padahal sesungguhnya mereka telah ingkar kepada kebenaran yang datang kepadamu, mereka mengusir  Rasul  dan (mengusir) kamu karena kamu beriman kepada Allah, Tuhanmu. Jika kamu benar-benar keluar untuk berjihad pada jalan-Ku dan mencari keridhaan-Ku (janganlah kamu berbuat demikian). Kamu memberitahukan secara rahasia (berita-berita Muhammad) kepada mereka, karena rasa kasih sayang. Aku lebih mengetahui apa yang kamu sembunyikan dan apa yang kamu nyatakan. Dan barangsiapa di antara kamu yang melakukannya, maka sesungguhnya dia telah tersesat dari jalan yang lurus. [18]



Gusdur berkata lagi :

. Tugas pemimpin agama adalah untuk menjaga keutuhan bangsa dan negara dan berupaya agar kebenaran dapat ditegakkan. Sedang kebenaran itu akan terjelma melalui kedaulatan rakyat yang sesungguhnya, kedaulatan hukum, kebebasan dan persamaan perlakuan di muka undang-undang.

Komentarku ( Mahrus ali ) . :

Pandangan gusdur tiada bedanya  dengan orang nasionalis merah yang tidak beragama Islam , dan pandangan seperti itu  yang di senangi oleh pejabat negara  jahiliyah ya`ni bukan  Islamiyah .
Tugas pemimpin mukmin adalah  menegakkan ajaran agama Allah sehingga bisa di peraktekkan di atas bumi lalu tiada fitnah di atasnya dari non muslim  sebagaimana  ayat :

شَرَعَ لَكُمْ مِنَ الدِّينِ مَا وَصَّى بِهِ نُوحًا وَالَّذِي أَوْحَيْنَا إِلَيْكَ وَمَا وَصَّيْنَا بِهِ إِبْرَاهِيمَ وَمُوسَى وَعِيسَى أَنْ أَقِيمُوا الدِّينَ وَلاَ تَتَفَرَّقُوا فِيهِ كَبُرَ عَلَى الْمُشْرِكِينَ مَا تَدْعُوهُمْ إِلَيْهِ اللهُ يَجْتَبِي إِلَيْهِ مَنْ يَشَاءُ وَيَهْدِي إِلَيْهِ مَنْ يُنِيبُ

Dia telah mensyari`atkan kamu tentang agama apa yang telah diwasiatkan-Nya kepada Nuh dan apa yang telah Kami wahyukan kepadamu dan apa yang telah Kami wasiatkan kepada Ibrahim, Musa dan Isa yaitu: Tegakkanlah agama dan janganlah kamu berpecah belah tentangnya. Amat berat bagi orang-orang musyrik agama yang kamu seru mereka kepadanya. Allah menarik kepada agama itu orang yang dikehendaki-Nya dan memberi petunjuk kepada (agama) -Nya orang yang kembali (kepada-Nya).[19]

وَقَاتِلُوهُمْ حَتَّى لاَ تَكُونَ فِتْنَةٌ وَيَكُونَ الدِّينُ كُلُّهُ ِللهِ فَإِنِ انْتَهَوْا فَإِنَّ اللهَ بِمَا يَعْمَلُونَ بَصِيرٌ

Dan perangilah mereka, supaya jangan ada fitnah dan supaya agama itu semata-mata untuk Allah. Jika mereka berhenti (dari kekafiran), maka sesungguhnya Allah Maha Melihat apa yang mereka kerjakan. ( Al anfal 39 ) .
Ibnu kasir berkata :

وَيَكُوْنَ الدِّيْنُ ِللهِ" أَيْ يَكُوْنُ دِيْنُ اللهِ هُوَ الظَّاهِرَ اْلعَاِليَ عَلَى سَائِرِ اْلأَدْيَانِ

Maksud agama milik Allah adalah bisa menguasai dan lebih tinggi dari pada agama lainnya [20]

Gusdur berkata :

> 
Yang selalu saya kenang adalah kerinduannya kepada upaya perbaikan dalam diri manusia. Karena itu, ulama idolanya pun adalah yang membunyikan lonceng harapan dan genta kebaikan, bukan hardikan dan kemarahan kepada hal-hal yang buruk. Tiap 40 hari sekali ia mengaji di makam Kiai lhsanJampes, yang terletak di tepi Brantas di dukuh Mutih,pinggiran kota Kediri. la gandrung kepada Mbah Mesir yang dimakamkan di Trenggalek, pembawa tarekat Sadziliyah dua ratus tahun yang lalu ke Jawa Timur. Tarekat itu adalah tarekatnya orang kecil, dan membimbing
rakyat awam yang penuh kehausan rasa kasih dan sapaan yang santun.

Komentarku ( Mahrus ali ) . :

Rasulullah    juga marah terhadap kemungkaran sebagaimana hadis sbb :
عَنْ زَيْدِ بْنِ ثَابِتٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ : احْتَجَرَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللُهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ حُجَيْرَةً بِخَصَفَةٍ أَوْ حَصِيرٍ فَخَرَجَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللُهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُصَلِّي فِيهَا قَالَ فَتَتَبَّعَ إِلَيْهِ رِجَالٌ وَجَاءُوا يُصَلُّونَ بِصَلاَتِهِ قَالَ ثُمَّ جَاءُوا لَيْلَةً فَحَضَرُوا وَأَبْطَأَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللُهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنْهُمْ قَالَ فَلَمْ يَخْرُجْ إِلَيْهِمْ فَرَفَعُوا أَصْوَاتَهُمْ وَحَصَبُوا الْبَابَ فَخَرَجَ إِلَيْهِمْ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللُهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مُغْضَبًا فَقَالَ لَهُمْ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللُهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَا زَالَ بِكُمْ صَنِيعُكُمْ حَتَّى ظَنَنْتُ أَنَّهُ سَيُكْتَبُ عَلَيْكُمْ فَعَلَيْكُمْ بِالصَّلاَةِ فِي بُيُوتِكُمْ فَإِنَّ خَيْرَ صَلاَةِ الْمَرْءِ فِي بَيْتِهِ إِلاَّ الصَّلاَةَ الْمَكْتُوبَةَ * 
 Diriwayatkan dari Zaid bin Thabit r.a katanya: Rasulullah  S.A.W.  membikin kamar dengan  tikar. Lalu melakukan salat  di situ. Perbuatan beliau itu diperhatikan oleh beberapa Sahabat, lalu mereka datang untuk bermakmum. Perawi berkata : Pada malam berikutnya mereka datang dengan lebih banyak lagi lalu Rasulullah meninggalkan mereka. Perawi berkata lagi: Rasulullah  S.A.W.  tidak mau keluar menemui mereka, lalu mereka mengeraskan suara, bahkan ada yang melontar pintu rumah baginda dengan batu-batu kecil. Akhirnya dengan marah Rasulullah  S.A.W.  keluar menemui mereka seraya bersabda:  Saya mengamati perbuatanmu ,aku hawatir  Allah mewajibkan kepada kamu. Salatlah di rumah kamu, sesungguhnya sebaik-baik salat seseorang itu ialah salat  yang dilakukan di rumahnya kecuali sembahyang fardu [21]

Bahkan Allah juga marah kepada kaum munafik dan syirik  sebagaimana ayat sbb :

وَيُعَذِّبَ الْمُنَافِقِينَ وَالْمُنَافِقَاتِ وَالْمُشْرِكِينَ وَالْمُشْرِكَاتِ الظَّانِّينَ بِاللهِ ظَنَّ السَّوْءِ عَلَيْهِمْ دَائِرَةُ السَّوْءِ وَغَضِبَ اللهُ عَلَيْهِمْ وَلَعَنَهُمْ وَأَعَدَّ لَهُمْ جَهَنَّمَ وَسَاءَتْ مَصِيرًا

dan supaya Dia mengazab orang-orang munafik laki-laki dan perempuan dan orang-orang musyrik laki-laki dan perempuan yang mereka itu berprasangka buruk terhadap Allah. Mereka akan mendapat giliran (kebinasaan) yang amat buruk dan Allah memurkai dan mengutuk mereka serta menyediakan bagi mereka Neraka Jahannam. Dan (Neraka Jahannam) itulah sejahat-jahat tempat kembali.[22]

 Untuk mengaji dikuburan bila maksudnya membaca al Quran di atasnya maka  tidak kami jumpai dalilnya  dan ia termasuk perbuatan bid`ah dan tidak bisa  di berikan kepada  mayat pahalanya  .
Syekh Ibrahim berkata : “ Syekh Abdul wahhab Al warraq , Abu Hafes berkata :

وَقَالَ الاَكْثَرُ لاَيَصِلُ إلَىالميِت ثوابُ القِراءةِوانّ ذَلكَ لِفَاعِله

Mayoritas ulama` menyatakan : Pahala baca  Al Quran  tidak akan sampai ke mayat , ia hanya untuk pembaca. [23]
Imam Nawawi berkata :
وَأَمَّا قِرَاءَة الْقُرْآن وَجَعْل ثَوَابهَا لِلْمَيِّتِ وَالصَّلاَة عَنْهُ وَنَحْوهمَا فَمَذْهَب الشَّافِعِيّ وَالْجُمْهُور أَنَّهَا لاَ تَلْحَق الْمَيِّت ، وَفِيهَا خِلاَف ،

Untuk baca al Quran dan pahalanya di berikan kepada mayat , atau melakukan salat untuk mayat dll , maka  madzhab Syafii dan kebanyakan ulama menyatakan tidak akan sampai ke mayat . Namun masih hilaf [24]

وَالْمَشْهُور مِنْ مَذْهَب الشَّافِعِيّ وَمَالِك أَنَّ ذَلِكَ لاَ يَصِل اِنْتَهَى مُخْتَصَرًا كَذَا فِي ضَالَّة النَّاشِد الْكَئِيب .

Yang populer dari madzhab Syafii dan Malik , sesungguhnya  hal itu ( Salat , puasa dan baca al Quran )  tidak sampai pada mayat . [25]


[1] www.mail-archive.com

[2]  Saba` 3
[3] HR Tirmidzi 2516
[4] Al qamar 52-53
[5] Al jin  21
[6] Arra`d 16
[7]  Komisi fatwa dan irsyad kerajaan Saudi dalam bab Nasehat penting dan umum.

[8] Tiada sahabat atau ulama salaf dahulu yang memuja  seperti itu

[9] Asy syu`ara` 217
[10] HR Ibnu  Majah  3029 , hadis hasan  kata  albani
[11] Muttafaq alaih.
[12] Al maidah 78-79
[13]  Al Maidah 62
[14] Muttafaq alaih
[15]  Al Hujurat  7
[16] HR Muslim 2940
[17] Annisa` 89
[18]  Al Mumtahinah  1

[19] Syuro 13
[20] Tafsir Ibnu kasir
[21] Muttafaq alaih ,Bukhori 689
[22] Al Fateh 6
[23]  Al  mubdi` karya Ibrahim bin Muhammad , terbitan Al maktabul islami  Beirut  281/2.
[24] Syarahun nawawi  ala  muslim 21/6
[25] Aunul ma`bud  343/6
Artikel Terkait

2 komentar:

  1. yg bisa memahami gus dur hanyalah orang yang setara dengan ilmunya. Bp. Mahrus Ali masih jauh dari jangkauan jadi sy memahami sepenuhnya komentarnya. Gus Dur & Gus Miek diyakini sebagai wali di kalangan NU. Jd yg bisa memahami hanyalah yg ilmunya setaraf wali. Bp. Mahrus Ali cukup berilmu, tp msh harus belajar lg untuk memahami dunia beliau para wali

    BalasHapus
  2. Pemahaman sepertimu itu sama dengan pemahaman saya waktu kecil belajar di pondok pesantren , al hamdulillah saya sekarang telah banyak belajar ilmu hadis dan al quran bisa membedakan mana yang waliyullah dan mana yang waliyus saiton

    BalasHapus

Pesan yang baik, jangan emosional.Bila ingin mengkeritisi, pakailah dalil yang sahih.Dan identitasnya jelas. Komentar emosional, tidak ditayangkan