Kamis, Mei 19, 2011

Kesesatan LBMNU Jember ke tujuh

Datang ke kuburan Yahya bin Yahya lalu tercapai tujuan



Tim Penulis LBM NU  cabang Jember  berkata:
وَقَالَ الْحَاكِمُ سَمِعْتُ أَبَا عَلِي النَّيْسَابُوْرِي يَقُوْلُ كُنْتُ فِي غَمٍّ شَدِيْدٍ فَرَأَيْتُ النَّبِيَّ صلى الله عليه وَآلِهِ فِي الْمَنَامِ كَأَنَّهُ يَقُوْلُ لِي صِرْ إِلَى قَبْرِ يَحْيَى بْنِ يَحْيَى وَاسْتَغْفِرْ وَسَلْ تُقْضَ حَاجَتُكَ فَاَصْبَحْتُ فَفَعَلْتُ ذَلِكَ فَقُضِيَتْ حَاجَتِي.

   

Komentarku ( Mahrus ali ) : Setahu saya kisah tsb tidak ada kitab yang mencantumkannya kecuali dua kitab diatas . Menurut kisah tsb tiada anjuran untuk bertawassul , tapi bila benar , maka menunjukkan  Abu Ali diperintahkan untuk berziarah ke kuburan Yahya bin Yahya  untuk memintakan ampun dan minta kepada Allah .
Tapi perlu di ketahui bahwa mimpi itu tidak bisa di buat landasan hukum dan sudah cukup syariat yang telah di contohkan oleh  Rasulullah SAW yang perlu di ikuti dengan seksama dan menghindari bid`ah sekuat tenaga dan jangan sampai menganggap kuburan sebagai tempat yang mustajab karena nanti akan banyak orang yang kesana lalu dianggapnya sebagai tempat suci dan makam mustajab dan akan menimbulkan banyak kemungkaran sebagaimana yang terjadi di makam para wali yaitu banyak campur baur antara lelaki dan perempuan  dan banyak yang  tirakat di situ . Akhirnya kuburannya yang ramai dari pada masjidnya .


Tim Penulis LBM NU  cabang Jember  berkata lagi :
11. Al hafizh Abd Ghoni Al Maqdisi
Al hafizh Abd Ghoni  bin Abd Wahid Al maqdisi  ( 541-600 H /1146 ) 

وَقَالَ اْلاِمَامُ الْحُجَّةُ ضِيَاءُ الدِّيْنِ الْمَقْدِسِي رَحِمَهُ الله  ( سَمِعْتُ اْلإِمَامَ الشَّيْخَ اْلإِمَامَ اَبَا مُحَمَّدٍ عَبْدَالْغَنِي بْنَ عَبْدِ اْلوَاحِدِ بْنِ عَلِي الْمَقْدِسِي يَقُوْلُ خَرَجَ فِي عَضُدِي شَيْئٌ يُشْبِهُ الدُّمَّلَ , وَكَانَ يَبْرَأُ ثُمَّ يَعُوْدُ , وَدَامَ ذَلِكَ زَمَانًا طَوِيْلاً , فَسَافَرْتُ اِلَى أَصْبِهَانَ , وَعُدْتُ اِلَى بَغْدَادَ وَهُوَ بِهَذِهِ الصِّفَةِ , فَمَضَيْتُ اِلَى قَبْرِ اْلإِمَامِ أَحْمَدَ بْنَ حَنْبَلٍ رَضِيَ الله عَنْهُ _ وَمَسَحْتُ بِهِ اْلقَبْرَ , فَبَرَاَ وَلَمْ يَعُدْ
   
Komentarku ( Mahrus ali ) :
Kisah tsb menurut saya tidak bisa di buat landasan tawassul kepada mayat , karena bukan hadis dan bukan al quran  , jadi bukan dalil yang valid . Ia menjelaskan pengalaman peribadi yang tentu antara satu  orang dan lainnya tidak harus beda   juga tidak mesti sama. Karena itu  , pengalaman satu orang belum tentu cocok dan mujarab bagi orang lain . Dan hal ini tidak perlu di bantah lagi karena sangat realistis
Sepengetahuan saya , kisah itu menunjukkan pengalaman pribadi.Dan kadang  orang yang senang pergi ke kelenténg  itu karena banyak  pengalaman spiritual yang menurut dia sangat berharga sebagaimana pecinta kuburan senang kepada kuburan dan anti kepada ahli hadis yang mengingatkan bahwa  kerja mencari nafkah , berjamaah dan jihad dengan membawa senjata  lebih baik dari pada berdiam di sisi kuburan . Ini bukan masalah meng ada – ada tapi benar – benar realitanya begitu.
Setahu saya  , dari sekian banyak para sahabat  dan tabiin atau  murid – murid mereka tidak ada yang melakukan sebagaimana  apa yang di lakukan oleh syaikh Abd Ghani bin Abd Wahid . Dan kita mengikuti mereka saja lebih baik. Sebab mengikuti sunah  tidak boleh di tawar – tawar lagi lalu pindah kepada senang dan hobby kebid`ahan  atau mengikuti hal yang tidak berdalil. Setahu saya  , kali ini saja saya mendengar kisah itu atau membacanya.  Saya hawatir pengalaman seperti itu di buat bidik untuk menusuk kebenaran yang berdalil . Ia dibuat dalil memperkenankan tawassul pada mayat .
.  Saya tidak menjumpai  kisah itu di kitab – kitab yang saya miliki , malah saya menemukannya di dunia maya internet di www.nokhbah.net.
Kisah tsb juga di buat dalil oleh orang – orang syi`ah untuk memperbolehkan  tawassul , lihat di syabakah anshoris shohabah al muntakhobah




Artikel Terkait

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pesan yang baik, jangan emosional.Bila ingin mengkeritisi, pakailah dalil yang sahih.Dan identitasnya jelas. Komentar emosional, tidak ditayangkan