Jumat, Mei 13, 2011

Minta agar hijab Allah di singkap.



Di tulis oleh  H Mahrus ali

Dlm sufynews terdapat artikel sbb :


Dunia Itu Seperti Pasar 

 
Syeikh Abdul Qadir Al-Jilany
Kaum sufi hanya beramal kepada-Nya dan besertaNya, lalu Allah memperlihatkan banyak keajaiban-Nya di dunia dan di akhirat. Mereka diperlihatkan Kelembutan-Nya dan limpahan ruhani pada mereka.

Dunia ini adalah pasar, sesaat kemudian sudah sepi tak satu pun menghuni. Ketika malam tiba, pasar itu sudah tutup, seluruh pembeli dan penjualnya pergi. Karena itu janganlah anda berjual beli di pasar dunia itu kecuali yang bermanfaat bagimu esok di akhirat, Karena pengawas akan tahu.

Mentauhidkan Allah U adalah berlaku ikhlas dalam beramal kepadaNya. Tapi yang ada disana malah banyak munafiknya. Sedikit sekali yang ikhlas diantara kalian. Anak-anak, jadilah anda orang berakal cerdas, dan jangan terburu-buru. Karena segala yang ada di tangan anda akan lepas, jika anda terburu-buru.
Jangan datang di waktu maghrib dan waktu subuh, apakah kamu tidak lagi punya kesabaran, anda sibuk hingga waktu maghrib dan anda dapatkan apa yang anda mau?

Berakal sehatlah  kalian, beradablah kepada Allah U dan makhluk-Nya. Jangan sampai anda mendzalimi mereka dan anda mencari sesuatu yang bukan milik anda dari mereka. Tak ada konfirmasi sampai adanya rekomendasi dari Sang Wakil. Pada pada saat itulah anda bisa melihat pemberian sebelum rekomendasi, sedikit pun tidak memberikan padamu dan mereka pun tidak memberikan padamu, tidak segentong, tidak selautan tidak pula setetes, kecuali atas izin Allah U. Sedangkan rekomendasi-Nya dan Ilham-Nya pada hati mereka.

Jadilah anda orang yang berakal sehat. Itulah akal sehat. Karena itu kokohlah di posisi anda di hadapan Allah U. Karena rizki itu sudah dibagi dari Sisi-Nya dan di Tangan-Nya.

Celaka anda! Dengan muka seperti apa anda nanti bertemu dengan-Nya? Sedangkan anda kontra kepada-Nya di dunia, berpaling dari-Nya menuju makhluk-Nya, musyrik kepada-Nya sembari anda gantungkan kebutuhanmu kepada mereka, kau pasrahkan nasibmu pada mereka.

Hajat kebutuhan yang dipasrahkan pada makhluk lain itu lebih banyak melimpahkan siksaan, karena mereka tidak pernah dimintai melainkan akan mengeluarkan milik bersama dosa-dosanya. Dan hanya sedikit dari mereka yang melakukan tanpa terpaksa dengan hak yang ada pada mereka. Jika anda meminta, dan anda tersiksa, sesungguhnya anda sedang terhalang datang pemberian itu sendiri.

Anak-anak sekalian….menurutku, manakala anda dalam kondisi terpepet, jangan minta pada siapa pun dan jangan punya hasrat apa pun dimana orang dan keinginan itu tidak dikenal dan anda tidak mengetahui asal usulnya. Jika anda mampu untuk memberi, dan anda tidak mencari, meminta, maka lakukan. Ketika anda berbakti, dan anda tidak mencari supaya diri anda berbakti pada yang lain, maka lakukanlah pekerjaan itu.

Kaum sufi hanya beramal kepada-Nya dan beserta-Nya, lalu Allah memperlihatkan banyak keajaiban-Nya di dunia dan di akhirat. Mereka diperlihatkan Kelembutan-Nya dan limpahan ruhani pada mereka.
Anak-anak sekalian… Jika anda tidak memegang islam, bagaimana anda memegang iman? Jika tidak ada iman bagaimana anda yaqin. Jika tak ada yaqin, bagaimana anda meraih ma’rifat pada-Nya dan pengetahuan pada-Nya.

Semua itu merupakan klasifikasi.  Bila Islammu benar, maka kepasrahan total mu benar. Jadilah anda ini Islam menuju Allah U dalam seluruh perilaku dengan tetap menjaga batas syariat dan siplin bersama-Nya. Serahkan dirimu dan yang lain pada Allah U. Berbuat baiklah dalam adabmu bersama-Nya dan makhluk-Nya. Jangan mendzalimi dirimu dan yang lain, karena pedzaliman itu berarti kegelapan di dunia dan akhirat. Dzalim itu gelapnya hati, menghitamkan wajah dan lembaran. Karena itu janganlah berbuat dzalim dan jangan  saling menolong pada orang dzalim. Nabi r bersabda:
“Di hari kiamat ada suara yang menyeru, ‘Dimanakah kedzaliman? Dimanakah para pendukung kedzaliman? Manakah orang yang melihat mereka walau sebentar? Manakah  yang pernah bertemu mereka walau sekejap? Kumpulkan mereka dan jadikan mereka dalam peti dari api neraka!” Hindari makhluk, dan berjuanglah agar kalian tidak menjadi orang yang di dzalimi maupun yang dzalim.

Jika terpaksa anda menjadi orang yang terdzalimi, maka jangan sampai menjadi orang yang dzalim,  jangan menjadi pula yang dipaksa dan pemaksa. Allah memberikan pertolongan kepada yang di dzalimi, apalagi jika mendapatkan orang yang menolongnya.
Nabi saw bersabda:
“Manakala seorang di dzalimi dan tidak mendapatkan orang yang menolongnya kecuali hanya Allah U, maka Allah I berfirman, “Aku bakal menolongmu, walau sesaat setelah itu.”
Sabar itu penyebab pertolongan, keluhuran dan kemuliaan.

Ya Allah kami memohon pada-Mu kesabaran bersama-Mu, dan kami mohon ketaqwaan, kecukupan, solusi dari beban dan sibuk bersama-Mu, mohon hijab dihilangkan antara di kami dan Diri-Mu….
Buanglah dinding antara dirimu dan Diri-Nya, karena keterpakuanmu pada jembatan dinding itu merupakan ketololan. Karena tak ada raja, sultan, yang mencukupi dan yang mulia kecuali yang hanya menuju kepada Allah U.

Hai orang munafiq, sampai kapan anda pamer dan bermunafiq ria? Buanglah milikmu yang datang dari orang yang memunafikkan dirimu? Celaka kamu! Apa kamu tidak malu bertemu dengan-Nya kelak?
Dalam waktu dekat anda beramal untuk-Nya tetapi batinmu untuk selain Diri-Nya. Anda mengkhianati-Nya, karena anda memanfaatkan kebesaran-Nya  dengan memanipulasi ilmu-Nya untuk nafsumu.
Karena itu kembalilah dirimu, temui perkara urgentmu dan baguskan niatmu kepada-Nya. Berjuanglah untuk tidak makan, melangkah dan beramal secara total kecuali dengan niat yang saleh (Lillah), maka anda akan menjadi baik. Setiap amal yang anda lakukan hanya untuk-Nya bukan untuk yang lain.

Maka, pada saat itulah bebanmu sirna, maka seluruh niat ini jadi  watak bagi hamba manakala ubudiyahnya benar-benar bagi Tuhannya, tidak untuk kebutuhan sesuatu, karena Allah telah melimpahkan karunia-Nya padanya. Bila Allah telah melimpahkannya  maka Allah mencukupinya dan menutupinya dari makhluk hingga ia tidak butuh pada mereka.
Anda memang akan terus lelah sepanjang anda menjadi penempuh, penuju dan pelaku. Jika sudah sampai dan telah menyelesaikan seluruh perjalananmu maka anda berada di Rumah Dekat Tuhanmu U, maka seluruh beban sirna dan yang ada hanyalah  kegembiraan qalbu.

Semakin hari semakin tambah sampai anda meraih nuansa di sisiNya. Semula kecil, lalu membesar, dan jika besar hatimu akan dipenuhi kebersamaan dengan Allah U, hingga di hatimu tak ada jalan dan plaza selain Allah.[1]

Komentarku ( Mahrus ali )  :

 Itulah artikel yang saya kutip dari sufy news com .  Situs ini husus untuk masalah tasawuf dan segala macam pembahasanntya . Ada kalimat yang harus saya beri kritikan  adalah kalimat sbb:
Anak-anak sekalian… Jika anda tidak memegang islam, bagaimana anda memegang iman? Jika tidak ada iman bagaimana anda yaqin. Jika tak ada yaqin, bagaimana anda meraih ma’rifat pada-Nya dan pengetahuan pada-Nya.

Dalam  tafsir assa`di di jelaskan :
قُلْ بِفَضْلِ اللّهِ "

 الَّذِي هُوَ اْلقُرْآنُ ، الَّذِي هُوَ أَعْظَمُ نِعْمَةً وَمِنَّةً ، وَفَضْلٌ تَفَضَّلَ اللهُ بِهِ عَلَى عِبَادِهِ
Katakanlah : Dengan kurnia Allah
Ya`ni al Qur`an – ia merupakan ni`mat dan kanugrahan terbesar, kanugrahan yang di berikan oleh Allah kepada hamba- hamba-Nya

" وَرَحْمَتِهِ "

 الدِّيْنُ وَاْلإِيْمَانُ ، وَعِبَادَةُ اللهِ وَمَحَبَّتُهُ وَمَعْرِفَتُهُ .
Dan Rahmat-Nya – ya`ni agama dan iman, menyembah kepada Allah, cinta dan ma`rifat pada-Nya

" فَبِذَلِكَ فَلْيَفْرَحُوا هُوَ خَيْرٌ مِمَّا يَجْمَعُوْنَ "
hendaklah dengan itu mereka bergembira. ia lebih baik dari pada apa yang mereka kumpulkan
 مِنْ مَتَاعِ الدُّنْيَا وَلَذَّاتِهَا .
Dari pada harta dunia dan keenakannya [2]
Ada syair sbb:

فَصَلاَة ُالله طُوْلَ الْعِنَانِ  عَلىَ مُحَمَّدٍ ظَلَّهُ اْلعَنَانْ
وَاْلآلِ وَالصَّحْبِ هُمْ أَهْلُ اْلعِرْفَان   زَالَتْ بِهِمُ الهُمُومُ وَالْحَزَن

Sholawat Allah yang mulia kepada Muhammad yang dinaungi oleh awan
Keluarga, sahabat yang ahli ma`rifat. Dengan mereka kesedihan  lenyap.


Ket :  Kalimat terahir ini merupakan tawassul kepada para sahabat dan keluarga Rasulullah I yang bid`ah dan tiada sahabat atau ulama salaf dahulu yang melakukan seperti itu

Dalam artikel itu di jelaskan ada hadis sbb:

 “Di hari kiamat ada suara yang menyeru, ‘Dimanakah kedzaliman? Dimanakah para pendukung kedzaliman? Manakah orang yang melihat mereka walau sebentar? Manakah  yang pernah bertemu mereka walau sekejap? Kumpulkan mereka dan jadikan mereka dalam peti dari api neraka!” Hindari makhluk, dan berjuanglah agar kalian tidak menjadi orang yang di dzalimi maupun yang dzalim.

Hadis tsb tidak saya dapatkan dari kitab – kitab hadis, syarah hadis  yang ada pada kami, baik  buku  hadis  sahih atau palsu. Entah dari mana  refrensinya hadis tsb. Saya hampir bisa katakan, bila ada hadis tsb, maka  setatesnya tidak di terangkan, dan tidak mungkin sahih. Ia pasti lemah.
Ada perkataan baik sbb :
أَيْنَ الظَّالِمُوْنَ وَأَيْنَ التَّابِعُوْنَ لَهُمْ فِي اْلغَيِّ بَلْ أَيْنَ فِرْعَوْنُ وَهَامَانُ؟
أَيْنَ مَنْ دَوَّخُوا الدُّنْيَا بِسَطْوَتِهِمْ وَذِكْرُهُمْ فِي الْوَرَى ظُلْمٌ وَطُغْيَانٌ؟
هَلْ أَبْقَى الْمَوْتُ ذَا عِزٍّ ِلعِزَّتِهِ أَوْ هَلْ نَجَا مِنْهُ بِاْلأَمْوَالِ اْلإِنْسَانُ؟
إذاً:
فَلاَ تَظْلِمَنَّ إِذَا مَا كُنْتَ مُقْتَدِراً فَالظُّلْمُ تَرْجِعُ عُقْبَاهُ إِلَى النّدَمِ
تَناَمُ عَيْنَاكَ وَالْمَظْلُوْمُ مُنْتَبِهٌ يَدْعُو عَلَيْكَ وَعَيْنُ اللهِ لَمْ تَنَمِ
Di mankaah orang – orang yang zhalim dan di mana  orang – orang  yang mengikuti mereka dalam kezhaliman, bahkan  di manakah Fir`aun dan Haman ?
Dan dimanakah orang – orang menguasai dunia, dan manusia  hanya mengenal kezhalimannya dan pelanggarannya ?
Apakah  orang yang mulia bisa terhindar dari maut, atau apakah manusia bisa selamat dari mati karena uang. ?
Karena itu ……….
Jangan sekali – kali menganiaya bila kamu  kuasa
Sebab, akibat kezhaliman akan menyesal
Dua matamu bisa tidur, tapi orang yang ter aniaya  masih ingat, berdoa sesuatu yang berhaya kepadamu. Dan mata Allah tidak tidur. [3]


أَيُّهَا الظَّالِمُوْنَ!
ِاتَّقُوا دَعْوَةَ المْظْلُوْمِيْنَ فَلَيْسَ بَيْنَهَا وَبَيْنَ اللهِ حِجَابٌ؛ فَإِنَّ اللهَ تَعَالَى ـ يَرْفَعُهَا إِلَيْهِ فَوْقَ اْلغَمَامِ وَيَقُوْلُ لَهَا: «وَعِزَّتِي وَجَلاَلِي َلأَنْصُرَنَّكَ وَلَوْ بَعْدَ حِيْنٍ»
Dalam artikel tsb juga di terangkan sbb:
Nabi saw bersabda:
“Manakala seorang di dzalimi dan tidak mendapatkan orang yang menolongnya kecuali hanya Allah U, maka Allah Ta’ala berfirman, “Aku bakal menolongmu, walau sesaat setelah itu.”
Untuk hadis dengan redaksi tersebut, saya tidak menjumpainya, saya menjumpai redaksi sbb:
" اتَّقُوا دَعْوَةَ الْمَظْلُومِ فَإِنَّهَا تُحْمَلُ عَلَى الْغَمَامِ ، يَقُولُ اللهُ جَلَّ جَلالُهُ : وَعِزَّتِي وَجَلالِي لأَنْصُرَنَّكَ وَلَوْ بَعْدَ حِينٍ ".
Berhati – hati lah terhadap doa orang yang di aniaya , sesungguhnya ia di bawa ke atas awan. Allah U berfirman : Demi kehurmatan dan keagungan-Ku, aku akan membelamu  sekalipun satu saat lagi. [4] hadis lemah .

Dalam artikel itu ada doa sbb:
Ya Allah kami memohon pada-Mu kesabaran bersama-Mu, dan kami mohon ketaqwaan, kecukupan, solusi dari beban dan sibuk bersama-Mu, mohon hijab dihilangkan antara
diri kami dan Diri-Mu….

Komentarku ( Mahrus ali ) :

Minta pada Allah untuk menghilangkan  hijab, adalah permintaan yang amat tinggi dan tidak pernah di jalankan oleh Rasulullah I, para sahabat dan ulama dahulu. Entah siapakah yang di jadikan teladan untuk minta seperti itu setelah Rasulullah r. Setahu  saya, Nabi Musa  pernah minta agar Allah memperlihatkan dirinya lalu Nabi Musa tidak tahan dan pingsan karenanya. Dalam suatu ayat di jelaskan sbb :
وَلَمَّا جَاءَ مُوسَى لِمِيقَاتِنَا وَكَلَّمَهُ رَبُّهُ قَالَ رَبِّ أَرِنِي أَنْظُرْ إِلَيْكَ قَالَ لَنْ تَرَانِي وَلَكِنِ انْظُرْ إِلَى الْجَبَلِ فَإِنِ اسْتَقَرَّ مَكَانَهُ فَسَوْفَ تَرَانِي فَلَمَّا تَجَلَّى رَبُّهُ لِلْجَبَلِ جَعَلَهُ دَكًّا وَخَرَّ مُوسَى صَعِقًا فَلَمَّا أَفَاقَ قَالَ سُبْحَانَكَ تُبْتُ إِلَيْكَ وَأَنَا أَوَّلُ الْمُؤْمِنِينَ
Dan tatkala Musa datang untuk (munajat dengan Kami) pada waktu yang telah Kami tentukan dan Tuhan telah berfirman (langsung) kepadanya, berkatalah Musa: "Ya Tuhanku, nampakkanlah (diri Engkau) kepadaku agar aku dapat melihat kepada Engkau". Tuhan berfirman: "Kamu sekali-kali tidak sanggup melihat-Ku, tapi lihatlah ke bukit itu, maka jika ia tetap di tempatnya (sebagai sediakala) niscaya kamu dapat melihat-Ku". Tatkala Tuhannya menampakkan diri kepada gunung itu, dijadikannya gunung itu hancur luluh dan Musapun jatuh pingsan. Maka setelah Musa sadar kembali, dia berkata: "Maha Suci Engkau, aku bertaubat kepada Engkau dan aku orang yang pertama-tama beriman".[5]
Sebab para rasul sendiri tidak bisa melihat kepada Allah, sekalipun Rasul Muhammad  apalagi kita yang berlumuran dosa dan noda ini. Jadi mereka bila menerima wahyu, tidak langsung berdialog dengan Allah tapi  dengan perantara malaikat dll sebagaimana ayat sbb:
وَمَا كَانَ لِبَشَرٍ أَنْ يُكَلِّمَهُ اللهُ إِلاَّ  وَحْيًا أَوْ مِنْ وَرَاءِ حِجَابٍ أَوْ يُرْسِلَ رَسُولاً فَيُوحِيَ بِإِذْنِهِ مَا يَشَاءُ إِنَّهُ عَلِيٌّ حَكِيمٌ
Dan tidak ada  seorang pun yang diajak bicara oleh Allah kecuali dengan perantaraan wahyu atau di belakang tabir atau dengan mengutus seorang utusan (malaikat) lalu diwahyukan kepadanya dengan seizin-Nya apa yang Dia kehendaki. Sesungguhnya Dia Maha Tinggi lagi Maha Bijaksana.[6]

Jabir bin Abdillah t berkata : “ Rasulullah r  berjumpa denganku, lalu bersabda :mengapa aku melihatmu sedih ? “. Aku berkata : “  Ayahku  mati sahid  di hari perang Uhud. Dia meninggalkan keluarga  dan hutang .”.   Rasulullah r  bersabda  : “
أَفَلاَ أُبَشِّرُكَ بِمَا لَقِيَ اللهُ بِهِ أَبَاكَ
Apakah kamu saya beri kabar  gembira tentang pertemuan Allah dengan ayahmu ? “.
  Jabir  menjawab : Ya “.  Rasulullah r  bersabda :
مَا كَلَّمَ اللهُ أَحَدًا قَطُّ إِلاَّ  مِنْ وَرَاءِ حِجَابٍ وَأَحْيَا أَبَاكَ فَكَلَّمَهُ كِفَاحًا فَقَالَ يَا عَبْدِي تَمَنَّ عَلَيَّ أُعْطِكَ قَالَ يَا رَبِّ تُحْيِينِي فَأُقْتَلَ فِيكَ ثَانِيَةً قَالَ الرَّبُّ عَزَّ وَجَلَّ إِنَّهُ قَدْ سَبَقَ مِنِّي أَنَّهُمْ إِلَيْهَا لاَ يُرْجَعُونَ
 Allah belum pernah berbicara dengan sesesorang kecuali dari balik hijab, dan Dia berbicara dengan ayahmu secara  langsung. Allah berfirman : “ Wahai hamba-Ku ! Berharaplah kepada-Ku, AKU  memberimu “.
Ayah Jabir berkata  :” Wahai TuhanKu, hidupkan lagi aku, lalu aku terbunuh lagi untuk-Mu“.
Tuhan azza wajal menjawab : “ Telah menjadi ketentuan-KU bahwa mereka tidak akan  dikembalikan  kedunia lagi “.  Lantas turunlah ayat :
وَلاَ  تَحْسَبَنَّ الَّذِينَ قُتِلُوا فِي سَبِيلِ اللهِ أَمْوَاتًا بَلْ أَحْيَاءٌ عِنْدَ رَبِّهِمْ يُرْزَقُونَ(169)فَرِحِينَ بِمَا ءَاتَاهُمُ اللهُ مِنْ فَضْلِهِ وَيَسْتَبْشِرُونَ بِالَّذِينَ لَمْ يَلْحَقُوا بِهِمْ مِنْ خَلْفِهِمْ أَلاَّ خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلاَ  هُمْ يَحْزَنُونَ(170)يَسْتَبْشِرُونَ بِنِعْمَةٍ مِنَ اللهِ وَفَضْلٍ وَأَنَّ اللهَ لاَ يُضِيعُ أَجْرَ الْمُؤْمِنِينَ
Janganlah kamu mengira bahwa orang-orang yang gugur di jalan Allah itu mati; bahkan mereka itu hidup di sisi Tuhannya dengan mendapat rezki. mereka dalam keadaan gembira disebabkan karunia Allah yang diberikan-Nya kepada mereka, dan mereka memberi kabar gembira terhadap orang-orang yang masih tinggal di belakang yang belum menyusul mereka, bahwa tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati. Mereka bergirang hati dengan ni`mat dan karunia yang besar dari Allah, dan bahwa Allah tidak menyia-nyiakan pahala orang-orang yang beriman.[7]
عَنْ عَائِشَةَ عَنْ مَسْرُوْقٍ قَالَ: قُلْتُ لِعَائِشَةَ يَا أُمَّتَاهْ هَلْ رَأَى مُحَمَّدٌ صَلَّىاللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ رَبَّهُ فَقَالَتْ لَقَدْ قَفَّ شَعَرِيْ مِمَّا قُلْتَ، أَيْنَ أَنْتَ مِنْ ثَلاَثٍ مَنْ حَدَّثَكَهُنَّ فَقَدْ كَذَبَ: مَنْ حَدَّثَكَ أَنَّ مُحَمَّدًا صَلَّىاللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ رَأَى رَبَّهُ فَقَدْ كَذَبَ، ثُمَّ قَرأَتْ (لاَ تُدْرِكُهُ الأَبْصَارُ وَهُوَ يُدْرِكُ الأَبْصَارَ وَهُوَ اللَّطِيْفُ الْخَبِيْرُ)، (وَمَا كَانَ لِبَشَرٍ أَنْ يُكَلِّمَهُ اللهُ إِلاَّ وَحْيًا أَوْ مِنْ وَرَاءِ حِجَابٍ)؛ وَمَنْ حَدَّثَكَ أَنَّهُ يَعْلَمُ مَا فِيْ غَدٍ فَقَدْ كَذَبَ، ثُمَّ قَرَأَتْ (وَمَا تَدْرِيْ نَفْسٌ مَاذَا تَكْسِبُ غَدًا)؛ وَمَنْ حَدَّثَكَ أَنَّهُ كَتَمَ فَقَدْ كَذَبَ، ثُمَّ قَرَأَتْ (يَأَيُّهَا الرَّسُوْلُ بَلِّغْ مَا أُنْزِلَ إِلَيْكَ مِنْ رَبِّكَ) الآية؛ وَلكِنَّهُ رَأَى جِبْرِيْلَ عَلَيْهِ السَّلاَمُ فِيْ صُوْرَتِهِ مَرَّتَيْنِ

Masruq berkata: “Aku bertanya kepada Aisyah t : “Wahai bunda, apakah Muhammad pernah melihat Tuhannya?”
Jawab Aisyah t : “Sungguh, bulu kudukku berdiri dari ucapanmu ini. Siapapun yang memberitahumu salah satu dari tiga perkara, maka ia telah berdusta. Siapapun yang mengatakan bahwa Muhammad telah melihat Tuhannya, maka ia telah berdusta.
Allah berfirman: “Dia tidak dapat dicapai oleh penglihatan mata, sedang Dia dapat melihat segala yang kelihatan; dan Dialah Yang Maha Halus lagi Maha Mengetahui.” (Qs. Al An’am: 103).
Allah berfirman: “Dan tidak ada bagi seorangpun bahwa Allah berkata-kata dengan Dia, kecuali dengan perantaraan wahyu atau di belakang tabir.”(Qs. Asy Syuuraa: 51).
Dan siapapun yang memberitahumu, bahwa beliau r mengetahui apa yang akan terjadi besok pagi, maka ia berdusta.
Allah berfirman: “Dan tidak seorangpun mengetahui dengan pasti apa yang akan diusahakannya besok.” (Qs. Luqman: 34).
Dan siapapun yang memberitahumu bahwa beliau r pernah menyembunyikan sesuatu, maka ia telah berdusta.
Allah berfirman: “Hai Rasul, sampaikanlah apa yang diturunkan  kepadamu dari Tuhanmu” (Qs. Al Maai-dah: 67).”
Tetapi beliau r pernah melihat Jibril u dalam bentuk aslinya sebanyak dua kali.[8]







[1] Sufynews com
[2] Tafsir assa`di  dalam ayat tsxb
[3] Majalah al bayan 6/ 238
[4] HR Thabrani 3718 , Al Mundziri verkata  130/3 , sanadnya  boleh saja tapi untuk  hadis pendukung  . Al haitami berkata    , ada perawi yang tidak aku kenal  152/10 , Al Khoro ithi  dalam kitab masawi`il ahlak  631  , Dinori  dalam al mujalasah  2173 , ad daulabi dalam kitab al kuna dan asma`  1829 , Al qadha`I 733


[5] Al a`raf 143
[6]  As syura 51
[7] Ali imran 169-170  HR  Tirmizi  , Sahih Ibnu Hibban  490/15 , Nawadirul ushul  362/1 Tuhfatul ahwazi 286/8 .Hilyatul auliya` 4/2
[8] Bukhari, 65, kitab tafsir, 53, surat An Najm:1, bab kami diberitahu oleh Yahya as dari Waqi’ah
Allu`lu` wal marjan 63/1 , saya katakan :  saya tidak menjumpai komentar Al albani berkata : tentang hadis tsb. Dan saya  sudah mencari di kitab – kitab beliau. Begitu juga tiada komentar dari Lembaga Tetap Pengkajian Ilmiyah dan Fatwa Saudi

Artikel Terkait

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pesan yang baik, jangan emosional.Bila ingin mengkeritisi, pakailah dalil yang sahih.Dan identitasnya jelas. Komentar emosional, tidak ditayangkan