Minggu, Juni 12, 2011

Densus 88 Gadungan

Minggu, 12/06/2011 14:35 WIB

Diculik Densus 88 Gadungan

Istri Frans Lihat Wajah Suaminya Berlumuran Darah

Tamam Mubarok - detikSurabaya

Mojokerto - Nunik Triastutik, istri Fran Alviano korban penculikan debt collector yang mengaku sebagai tim Densus 88 resmi melaporkan kejadian yang menimpa keluarganya ke Mapolres Mojokerto.

Saat menjalani pemeriksaan di ruang Reskrim Polres Mojokerto, Nunik mengakui semua yang telah diketahuinya. Pada saat kejadian sekitar pukul 08.00 WIB, Sabtu (11/6/2011), Nunik sedang mengantarkan anaknya sekolah ke SDN Menanggal Mojosari.


Usai menculik Fran, para pelaku yang terdiri dari 8 orang tersebut membawa suaminya ke area persawahan di dekat masjid Desa Jotangan Mojosari. Kemudian, 4 pelaku dengan mengendarai motor datang ke SDN Menanggal untuk memberitahu Nunik bahwa suaminya telah berada di tangan pelaku.


"Kamu tahu foto di dompet ini foto siapa, ini suami kamu kan, kalau ingin bertemu, ikut ke Polres. Dia bilang begitu kepada saya," ujar Nunik menirukan perkataan pelaku, saat berbincang dengan detiksurabaya.com di Mapolres Mojokerto, Minggu (12/16/2011) siang.


Dengan rasa takut dan mempercayai bahwa para pelaku yang mengaku sebagai anggota polisi, Nunik bersedia untuk ikut. Namun, setelah sampai di depan Mapolres Mojokerto, para pelaku berbelok arah menuju area persawahan dan menuju Desa Jotangan.


Setelah diajak menemui suaminya di area persawahan Desa Jotangan tersebut, Nunik mengaku melihat wajah suaminya sudah dipenuhi dengan lumuran darah. "Wajah suami saya sudah berlumuran darah," imbuhnya.


Usai bertemu dengan suaminya, Nunik kemudian dibawa kembali ke SDN Menanggal. Saat itu pun Nunik dan ke-3 anaknya memilih langsung pulang ke kontrakan lamanya di Perumahan Pekukuhan Mojosari untuk mengamankan diri. "Saya takut diculik lagi, saya pulang ke Pekukuhan," ujarnya sembari terlihat gugup.


Sementara itu, Kasat Reskrim Polres Mojokerto AKP Efendi Lubis mengatakan, bahwa saat ini pihaknya sudah membekuk 1 dari 8 pelaku yang bernama Santoso warga Mojoanyar Mojokerto. "Hari ini semua pelaku harus ditangkap dan kita rilis. Ini kasus murni masalah rental mobil, bukan teroris," tegasnya kepada wartawan.


Beberapa wartawan yang ingin mengambil gambar Santoso, dihalangan-halangi petugas kepolisian dengan alasan masih dalam pengembangan kasus. "Mas, jangan diambil gambarnya, ini masih pengembangan," kata salah satu petugas Reskrim kepada wartawan.


(bdh/bdh)

Komentarku ( Mahrus ali )
Kasus seperti itu  takkan berhenti , boleh jadi tambah banyak . Bila kita berharap kasus penganiayaan fisik itu berhenti di tengah jalan , itu sekedar harapan kita saja yang tidak realistis , harapan  sekedar isi hati yang sulit di lihat di lapangan kehidupan negara Jahiliyah ini . Bila berhenti di tengah jalan di anggap masih sekedar harapan yang sulit di capai , apalagi berhenti total . Sudahlah ,jangan bikin orang lain merasa  takut ter aniaya lagi …………. dan terus akan di alami banyak rakyat . Sebab  hukum kita  adalah warisan Belanda , hukum yang membikin negara semakin kacau belau , polisi juga merasa dirinya tidak aman , hawatir tindakan anarchi massa , takut di habisi sama bandit , penjahat dan orang – orang  haus dengan darahnya . . Solusinya  peraktekkan ayat ini :
وَكَتَبْنَا عَلَيْهِمْ فِيهَا أَنَّ النَّفْسَ بِالنَّفْسِ وَالْعَيْنَ بِالْعَيْنِ وَالْأَنْفَ بِالْأَنْفِ وَالْأُذُنَ بِالْأُذُنِ وَالسِّنَّ بِالسِّنِّ وَالْجُرُوحَ قِصَاصٌ فَمَنْ تَصَدَّقَ بِهِ فَهُوَ كَفَّارَةٌ لَهُ وَمَنْ لَمْ يَحْكُمْ بِمَا أَنْزَلَ اللَّهُ فَأُولَئِكَ هُمُ الظَّالِمُونَ(45)
Dan kami telah tetapkan terhadap mereka di dalamnya (At Taurat) bahwasanya jiwa (dibalas) dengan jiwa, mata dengan mata, hidung dengan hidung, telinga dengan telinga, gigi dengan gigi, dan luka-luka (pun) ada kisasnya. Barangsiapa yang melepaskan (hak kisas) nya, maka melepaskan hak itu (menjadi) penebus dosa baginya. Barangsiapa tidak memutuskan perkara menurut apa yang diturunkan Allah, maka mereka itu adalah orang-orang yang zalim.[1]
Dalam suatu hadis di jelaskan sbb:
اجْتَنِبُوا السَّبْعَ الْمُوبِقَاتِ قَالُوا يَا رَسُولَ اللَّهِ وَمَا هُنَّ قَالَ الشِّرْكُ بِاللَّهِ وَالسِّحْرُ وَقَتْلُ النَّفْسِ الَّتِي حَرَّمَ اللَّهُ إِلَّا بِالْحَقِّ وَأَكْلُ الرِّبَا وَأَكْلُ مَالِ الْيَتِيمِ وَالتَّوَلِّي يَوْمَ الزَّحْفِ وَقَذْفُ الْمُحْصَنَاتِ الْمُؤْمِنَاتِ الْغَافِلَاتِ
 Hindarilah tujuh perkara  yang merusak .Mereka  berkata : Wahai Rasulullah !  apakah itu ?  Rasul bersabda : “ Syirik kepada Allah , sihir , membunuh orang tanpa hak , makan riba . makan harta yatim , lari di hari peperangan , menuduh wanita – wanita muhshon  mukminah yang baik . [2]
1094‏- حَدِيْثُ  ‏ أَبِي بَكْرَةَ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ  ، قَالَ: الزَّمَانُ قَدِ اسْتَدَارَ كَهَيْئَةِ يَوْمَ خَلَقَ السَّموَاتِ وَالأَرْضَ، السَّنَةُ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا؛ مِنْهَا أَرْبَعَةٌ حُرُمٌ، ثَلاَثَةٌ مُتَوَالِيَاتٌ: ذو الْقَعْدَةِ وَذُو الْحِجَّةِ وَالْمُحَرَّمُ، وَرَجَبُ مَضَرَ، الَّذِي بَيْنَ جُمَادَى وَشَعْبَانَ؛ أَيُّ شَهْرٍ  هٰذَا  قُلْنَا: اللهُ وَرَسُولُهُ أَعْلَمُ فَسَكَتَ حَتَّى ظَنَنَّا أَنَّهُ سَيُسَمِّيهِ بِغَيْرِ اسْمِهِ، قَالَ: أَلَيْسَ ذُو الْحِجَّةِ قُلْنَا: بَلَى قَالَ: فَأَيُّ بَلَدٍ  هٰذَا  قُلْنَا: اللهُ وَرَسُولُهُ أَعْلَمُ فَسَكَتَ حَتَّى ظَنَنَّا أَنَّهُ سَيُسَمِّيهِ بِغَيْرِ اسْمِهِ، قَالَ: أَلَيْسَ الْبَلْدَةَ قُلْنَا: بَلَى قَالَ: فَأَيُّ يَوْمٍ  هٰذَا  قُلْنَا: اللهُ وَرَسُولُهُ أَعْلَمُ فَسَكَتَ حَتَّى ظَنَنَّا أَنَّهُ سَيُسَمِّيهِ بِغيْرِ اسْمِهِ قَالَ: أَلَيْسَ يَوْمَ النَّحْرِ قُلْنَا: بَلَى قَالَ: فَإِنَّ دِمَاءَكُمْ وَأَمْوَالَكُمْ قَالَ مُحَمَّدٌ (أَحَدُ رِجَالِ السَّنَدِ) وَأَحْسِبُهُ قَالَ: وَأَعْرَاضَكُمْ عَلَيْكُمْ حَرَامٌ كَحُرْمَةِ يَوْمِكُمْ  هٰذَا  فِي بَلَدِكُمْ  هٰذَا  في شَهْرِكُمْ  هٰذَا ؛ وَسَتَلْقَوْنَ رَبَّكُمْ فَسَيَسْأَلُكُمْ عَنْ أَعْمَالِكُمْ، أَلاَ فَلاَ تَرْجِعُوا بَعْدِي ضُلاَّلاً يَضْرِبُ بَعْضُكُمْ رِقَابَ بَعْضٍ، أَلاَ لِيُبَلِّغِ الشَّاهِدُ الْغَائِبَ، فَلَعَلَّ بَعْضَ مَنْ يُبَلَّغُهُ أَنْ يُكُونَ أَوْعَى لَهُ مِنْ بَعْضِ مَن سَمِعهُ فَكَانَ مُحَمَّدٌ إِذَا ذَكَرَهُ يَقُولُ: صَدَقَ مُحَمَّدٌ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ   ثُمَّ قَالَ: أَلاَ هَلْ بَلَّغْتُ مَرَّتَيْنِ
أَخْرَجَهُ اْلبُخَارِيّ فِي : 64 كِتَابُ اْلمَغَازِيْ : 77 بَابُ حَجَّةِ الْوَدَاعِ

1094. Abi Bakrah ra menuturkan bahwa Nabi saw bersabda: “Masa selalu berputar sejak diciptakannya langit dan bumi. Satu tahun ada duabelas bulan, di antaranya empat bulan yang termasuk bulan-bulan haram. Yang tiga terjadi berturut-turut, yaitu bulan Dzulkaidah, Dzulhijah, dan Muharam. Yang satu berdiri sendiri, yaitu bulan Rajab yang ada di antara Jumadil Awal dan Akhir dan bulan Sya’ban. Bulan apakah ini?”
Kata kami: “Kiranya hanya Allah dan Rasul-Nya yang lebih mengetahuinya.”
         Nabi saw berdiam diri sejenak sampai kami kira bahwa beliau akan menyebutkan namanya.
Tanya beliau saw: “Bukankah bulan ini adalah bulan Dzulhijah?”
Jawab kami: “Benar.”
Tanya beliau saw: “Kota apakah ini?”
Jawab kami: “Kiranya hanya Allah dan Rasul-Nya yang lebih mengetahuinya.”
Nabi saw berdiam diri sejenak sampai kami kira bahwa beliau akan menyebutkan namanya.
Tanya beliau saw: “Bukankah kota ini adalah kota Mekah?”
Jawab kami: “Benar.”
Tanya beliau saw: “Hari apakah ini?”
Jawab kami: “Kiranya hanya Allah dan Rasul-Nya yang lebih mengetahuinya.”
Nabi saw berdiam diri sejenak sampai kami kira bahwa beliau akan menyebutkan namanya.
Tanya beliau saw: “Bukankah hari ini adalah penyembelihan binatang kurban?”
Jawab kami: “Benar.”  
Sabda beliau saw: “Sesungguhnya darah, harta dan kehormatan kalian adalah dihormati, seperti dihormatinya hari kalian ini, di kota kalian ini dan di bulan kalian ini. Kelak, kalian akan bertemu dengan Tuhan kalian. Dia akan menanyakan segala perbuatan kalian. Ketahuilah, janganlah kalian kembali kepada kesesatan sepeninggalku kelak, sehingga kalian akan saling memenggal leher sebagian yang lain. Hendaknya, yang hadir mau menyampaikan kepada yang tidak hadir, karena mungkin diberitahu lebih mengerti dari orang yang mendengarnya langsung.”
Kemudian beliau saw bersabda: “Bukankah aku telah menyampaikannya?” (dua kali). (Bukhari, 64, Kitabuil Maghazi, 77, Bab haji wada’)

Allu`lu` wal marjan 524/1 saya tidak menjumpai komentar syekh Muhammad Nasiruddin al albani  tentang hadis tsb di kitab – kitab karyanya, begitu juga komentar ulama dalam kitab – kitab takhrij lainnya. Saya tidak menjumpainya dengan redaksi tsb kecuali di kitab sahih Bukhori  dan Allu`lu` wal marjan






[1] Maidah 45
[2] Muttafaq alaih

 
 




Artikel Terkait

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pesan yang baik, jangan emosional.Bila ingin mengkeritisi, pakailah dalil yang sahih.Dan identitasnya jelas. Komentar emosional, tidak ditayangkan