Rabu, Juni 29, 2011

Ibnu Taimiyah kepala kaum munafik ?

Posted on Mei 7, 2010 by Zainal Abidin
Seri Kebohongan Ibnu Taymiah (6)
(“Tulisan dibawah ini kami lengkapi dengan bukti scan dari kitab “Minhajus-Snnah” karya Ibnu Taymiah terbitan Saudi Arabia yang di Tahqiq oleh Dr. Muhammad Rasyad Salim”_pen)
Jika Anda bertanya, apa sebenarnya yang paling istimewa dari Syeikhul Islam-nya kaum Wahabi Salafi? Maka jawabnya tegas: Keberaniannya dalam mendustakan dan mengkufuri berbagai nash keutamaan Ahlulbait suci Nabi, utamanya Imam Ali as.  setiap berhadapan dengan keutamaan Imam Ali as., Ibnu Taymiah seakan dibisiki qarin/perewangnya[1] untuk bersegera mengkufurinya dengan alasan apapun, betapa pun alasan itu terlihat dungu dan membuktikan kemunafikan!
Puluhan bahkan mungkin ratusan contoh dapat disajikan sebagai bukti keangkuhannya terhadap kebenaran Allah SWT dan Rasul-Nya…
Dalam kesempatan ini saya mengajak Anda menyimak satu bukti tambahan atas hal itu.
Surah ad-Dahr yang juga dikenal dengan nama surah al-Insân dengan nomer urut dalam mush-haf ke 76 telah ditegaskan dalam berbagai riwayat shahihah bahwa ia turun  sekaitan dengan sedekah yang diberikan Ahlulbait as. kepada seorang miskin, yatim dan tawanan perang secara berurutan dalam tiga hari setiap kali mereka (Ahlulbait as.) hendak menyantap hidangan berbuka puasa nadzar!
Allah SWT mengabadikan pristiwa agung itu dengan menurunkan sebuah surah lengkap yang mengisahkannya dan sekaligus menjelaskan maqam agung yang disandang Ahlulbait di sisi Allah… karena surah tersebut tidak turun untuk keluarga besar bani Umayyah; Abu Sufyan, Hindun, Mu’awiyah, Yazid, Marwan dan Hakam ayahnya, atau keluarga musuh-musuh Ahulbait lainnya… maka Ibnu Taymiah sangat keberatan terhadap “keberpihakan langit” terhadap keluarga Muhammad Saw. Karenanya, keutamaan ini harus segera ditentang! Dan kaum awam pun harus dibodohi agar tertipu dengan kepalsuannnya! … Untuk itu semua Ibnu Taymiah (juru bicara kaum munafikin pembenci keluarga suci Nabi Saw.) berkata:
Perhatikan Scan yang di blok warna kuning

Sisi Kedua:
إن هذا الحديث من الكذب الموضوع باتّفاق أهل المعرفة بالحديث، الذي هم أئمة هذا الشأن وحكّامه، وقول هؤلاء هو المنقول في هذا الباب، ولهذا لم يرو هذا الحديث في شيء من الكتب التي يرجع اليها في النقل، لا في الصحاح ولا في المساند ولا في الجوامع ولا السنن، ولا رواه المصنّفون في الفضائل، وإن كانوا قد يتسامحون في رواية أحاديث ضعيفة
Sesungguhnya hadis ini (hadis yang menegaskan bahwa surah itu turun untuk Ahlulbait as. _pen) adalah kebohongan/kepalsuan berdasarkan kesepakatan para ulama ahli hadis. yang mana mereka adalah imam-imam dalam disiplin ilmu ini dan para hakimnya. Dan ucapannya mereka adalah yang dinukil dalam bab/hal ini. Karenanya hadis itu sama sekali tidak pernah diriwayatkan dalam satu kitab rujukan manapun, tidak dalam kitab-kitab hadis Shahih, Musnad-musnad, Jami’-jami’ maupun Sunan-sunan. Tidak juga pernah dirwayatkan oleh para penulis kitab-kitab Fadhâil.. kendati mereka itu biasanya mentolerir hadis-hadis dha’ifah/lemah….
(Minhaj As-Sunnah, Tahqiq Dr. Muhammad Rasyad Salim, Cet. Saudi Arabia, Jilid 7, hal. 177-178) -Lihat Scan Kitab di atas-



Sisi Ketiga:
.
إن الدلائل على كذب هذا كثيرة، منها: إن علياً إنما تزّوج فاطمة بالمدينة
وسورة هل أتى مكيّة باتّفاق أهل التفسير والنقل، لم يقل أحد منهم إنها مدنيّة
.
“Bukti-bukti kepalsuan hadis itu banyak sekali, di antaranya; Ali baru menikah dengan Fatimah di kota Madinah…….
Dan Surah Hal Atâ adalah surah Makkiyah berdasarkan kesepakatan ahli tafsir dan hadis. Tidak seorang pun dari mereka mengatakan bahwa ia Madaniyah (turun setelah hijrah)!”
(Minhaj As-Sunnah, Tahqiq Dr. Muhammad Rasyad Salim, Cet. Saudi Arabia, Jilid 7, hal. 179) -Lihat Scan Kitab di atas-
Inilah yang dikatakan Ibnu Taymiah!
Sementara bukanlah hal sulit bagi seorang santri apalagi ulama untuk menemukan puluhan bukti bahwa surah ad-Dahr/Hal Atâ adalah berstatus Madaniyah bukan Makkiyah, apalagi menjadi kesepakatan para ulama bahwa ia Makkiyah! Tetapi Ibnu Tayimiah tidak pernah punya rasa malu untuk menisbatkan kepalsuan yang dibisikkan Qarin-nya itu kepada para ulama dan kesepakatan ulama!
Sebagai contoh perhatikan keterangan al Baghawi di bawah ini:
.
سورة الإنسان، مدنيّة، وهى إحدى وثلاثون آية
“Surah al-Insân adalah Madaniyyah. Ia berjumlah 31 ayat.” [2]
.
Keterangan serupa dapat Anda jumpai dalam tafsir Fathu al-Qadîr; asy Syaukâni – dan ia menegaskan bahwa pendapat itu adalah pendapat Jumhur ulama ahli tafsir-[3] dan Rûh al-Ma’âni; al Aluûsi, [4]
.
Surah Al Insân Turun Untuk Ahlulbait Nabi Saw.
Adapun bukti-bukti tekstual dari hadis/riwayat bahwa surah tersebut turun untuk mengabadikan amalan terpuji Ahlulbait as. adalah sangat banyak sekali. Para ulama, ahli tafsir, para muhaddis dan penulis kitab-kitab Fahdâil telah berlomba-lomba meriwayatkan dan menyebutkannya.
Ketika menyebut sejarah putri terkasih Nabi; Fatimah az Zahra as. (yang oleh Ibnu Taymiah tidak jarang dihina kemulaiannya)-, para ulama Ahlusunah juga tidak ketinggalan menyebutkan peristiwa tersebut dan hadis sekaitan turunnya surah itu! Bahkan mereka mensifatinya hadis tersebut sebagai hadis yang sangat masyhur.[5]
Saya hanya memngajak Anda –khususnya para santri dan ulama agar merujuk kitab-kitab di bawah ini untuk membutkikan betapa nyata kedunguan Ibnu Taymiah dan betapa dalam dendam dan kebenciannya terhadap leluarga suci Nabi Muhammad Saw. sehingga tanpa malu dan tanpa rasa takut sedikit pun akan siksa Allah SWT atas yang membenci Nabi dan keluarga sucinya dan mengkufuri keutamaan mereka!!…
Saya hanya meminta Anda merujuk kitab-kitab di wbawah ini:
1.    Tafsir al Wâhidi.
2.    Tafsir al Kasysyâf,; az Zamakhsyari.
3.    Tafsir Fakhru ar Râzi,15/244.
4.    Tafsir ad Durr al Mantsûr; as Suyuthi,6/485.
5.    Rûh al Ma’âni,15/174.
6.    Tafsir al Baidhâwi,2/552.
7.    tafsir an Nasafi,2/758.
8.    Tafsir an Nisaburi (dicetak dipinggir tafsir ath Thabari),12/112.
9.    Tafsir al Khâzin,4/378.
10.                       Usdul Ghâbah; Ibnu al Atsîr,5/530.
11.                       Al Ishâbah; Ibnu Hajar,8/281.
12.                       Ar Riyâdh an Nadhirah; Muhibbuddîn ath Thabari, 2/180.
13.                       Farâid as Simthain,2/53.
14.                       Kifâyah ath Thalib; al Kunji:348.
15.                       al Mustadrak’ al Hakim.
16.                       Tadzkirah al Khawâsh:281.
17.                       dll.

Saya hanya meminta Anda merujuk kitab-kitab di wbawah ini:
1.    Tafsir al Wâhidi.
2.    Tafsir al Kasysyâf,; az Zamakhsyari.
3.    Tafsir Fakhru ar Râzi,15/244.
4.    Tafsir ad Durr al Mantsûr; as Suyuthi,6/485.
5.    Rûh al Ma’âni,15/174.
6.    Tafsir al Baidhâwi,2/552.
7.    tafsir an Nasafi,2/758.
8.    Tafsir an Nisaburi (dicetak dipinggir tafsir ath Thabari),12/112.
9.    Tafsir al Khâzin,4/378.
10.                       Usdul Ghâbah; Ibnu al Atsîr,5/530.
11.                       Al Ishâbah; Ibnu Hajar,8/281.
12.                       Ar Riyâdh an Nadhirah; Muhibbuddîn ath Thabari, 2/180.
13.                       Farâid as Simthain,2/53.
14.                       Kifâyah ath Thalib; al Kunji:348.
15.                       al Mustadrak’ al Hakim.
16.                       Tadzkirah al Khawâsh:281.
17.                       dll.

[1] Dalam Al Qur’an ayat 36 surah az Zukhruf [43] Allah berfirman:
وَ مَنْ يَعْشُ عَنْ ذِكْرِ الرَّحْمنِ نُقَيِّضْ لَهُ شَيْطاناً فَهُوَ لَهُ قَرينٌ
“Barang siapa yang berpaling dari pengajaran Tuhan Yang Maha Pemurah (Al Qur’an) , Kami adakan baginya setan (yang menyesatkan) maka setan itulah yang menjadi teman yang selalu menyertainya.”
Dan setan adalah sejelek-jelek qarin.. demikian dijelaskan Alah dalam firman-Nya:
وَ مَنْ يَكُنِ الشَّيْطانُ لَهُ قَريناً فَساءَ قَريناً
“Barang siapa yang mengambil setan itu menjadi temannya, maka setan itu adalah teman yang seburuk- buruknya.” (QS. An Nisâ’ [4];38)
[2] Ma’âlim at Tanzîl,5/495.
[3] 5/343.
[4] 29/150.
[5] Rûh al Ma’âni,29/159.[1]
Komentarku ( Mahrus ali )
Salah satu kedustaan dalam artikel syi`ah itu sbb :
Sebagai contoh perhatikan keterangan al Baghawi di bawah ini:
.
سورة الإنسان، مدنيّة، وهى إحدى وثلاثون آية
“Surah al-Insân adalah Madaniyyah. Ia berjumlah 31 ayat.” [2]
Komentarku ( Mahrus ali )
Aslinya  tidak begitu  yaitu :
تَفْسِيْرُ الْبَغَوِيِّ - (جَ 8 / صَ 289)
سُوْرَةُ الْإِنْسَانِ
قَالَ عَطَاءٌ: هِيَ مَكِّيَّةٌ (1) وَقَالَ مُجَاهِدٌ وَقَتَادَةُ: مَدَنِيَّةٌ (2) وَقَالَ الْحَسَنُ وَعِكْرِمَةُ: هِيَ مَدَنِيَّةٌ إِلَّا آَيَةَ
Tafsir Baghawi - (Juz 8 / hal 289)
Surat Al Insan
Atha` berkata: Surat ini adalah Makiyah (1), Mujahid dan Qatada berkata: Madaniyah (2) Al-Hasan  dan ' Ikrimah berkata :   Surat tsb madaniyah kecuali satu ayat.

Memang masalah surat yang di turunkan di Medinah atau Mekkah itu jarang sekali di jelaskan dengan refrensi yang akurat ,maksudnya  dari al quran dan hadis . Karena  itu , para  ahli tafsir sendiri berbeda pendapat dalam menilai satu surat makkiyah atau madaniyah.

Anda menyatakan lagi
maka Ibnu Taymiah sangat keberatan terhadap “keberpihakan langit” terhadap keluarga Muhammad Saw. Karenanya, keutamaan ini harus segera ditentang! Dan kaum awam pun harus dibodohi agar tertipu dengan kepalsuannnya! … Untuk itu semua Ibnu Taymiah (juru bicara kaum munafikin pembenci keluarga suci Nabi Saw.) berkata:
Komentarku ( Mahrus ali )
Kamu tidak menunjukkan satu hadispun yang sahih bahwa surat al Insan itu turun untuk ahlul bait , dan kamu rupanya tidak berani menunjukkan hadis yang di katakan oleh Ibnu Taimiyah kedustaan itu . Bila kamu tidak berani menunjukan hadis tsb , maka bagaimanakh kita ini percaya kepada omonganmu . Kamu maunya menyelinapkan hadis – hadis yang benar – benar di katakan oleh Ibnu Taimiyah dusta  itu , lalu kamu menyalahkan Ibnu Taimiyah tanpa menunjukkan  fakta yang nyata dari hadis yang telah di komentari oleh Ibnu  Taimiyah . Hati saya berkata . Bila kamu menunjukkan , kamu akan di katakan keliru dan harus di ingatkan dan benarlah Ibnu Taimiyah .
Anda menyatakan lagi :
Keterangan serupa dapat Anda jumpai dalam tafsir Fathu al-Qadîr; asy Syaukâni – dan ia menegaskan bahwa pendapat itu adalah pendapat Jumhur ulama ahli tafsir-[3] dan Rûh al-Ma’âni; al Aluûsi, [4]
Komentarku ( Mahrus ali )
Saya  tidak menjumpai apa yang anda katakan dalam kedua tafsir tsb . Sayyid Quthub pernah menyatakan :
فِيْ ظِلاَلِ الْقُرْآنَ - (جَ 7 / صَ 411)
فِيْ بَعْضِ الرِّوَايَاتِ أَنَّ هَذِهِ الْسُّوْرَةَ مَدَنِيَّةٌ ، وَلَكِنَّهَا مَكّيّةٌ؛ ومَكِّيَّتُهَا ظَاهِرَةٌ جَدَّا ، فِيْ مَوْضُوْعِهَا وَفِيْ سِيَاقِهَا ، وَفِيْ سِمَاتِهَا كُلِّهَا . لِهَذَا رَجَّحْنَا الرِّوَايَاتِ الْأُخْرَى الْقَائِلَةَ بِمَكِّيَّتِهَا . بَلْ نَحْنُ نَلْمَحُ مِنْ سِيَاقِهَا أَنَّهَا مِنْ بَوَاكِيْرِ مَا نَزَلَ مِنَ الْقُرْآَنِ الْمَكِّيِّ ..
Dalam beberapa riwayat bahwa surah al insan  adalah madaniyah , namun sebenarnya Makiya;   Ciri makkiyahnya  sangat jelas, dalam materi pelajaran , konteks, dan di semua karakteristik. Karena ini  , kami tarjih riwayat – riwayat yang menyatakan makkiyah  . Tapi kita melihat dari konteksnya  bahwa ia adalah  awal  apa yang turun dari Quran  yang  di turunkan di  Mekah    . Fii dhilalil quran 411/7
Anda menyatakan lagi :
Allah SWT mengabadikan pristiwa agung itu dengan menurunkan sebuah surah lengkap yang mengisahkannya dan sekaligus menjelaskan maqam agung yang disandang Ahlulbait di sisi Allah… karena surah tersebut tidak turun untuk keluarga besar bani Umayyah; Abu Sufyan, Hindun, Mu’awiyah, Yazid, Marwan dan Hakam ayahnya, atau keluarga musuh-musuh Ahulbait lainnya… maka Ibnu Taymiah sangat keberatan terhadap “keberpihakan langit” terhadap keluarga Muhammad Saw. Karenanya, keutamaan ini harus segera ditentang! Dan kaum awam pun harus dibodohi agar tertipu dengan kepalsuannnya! … Untuk itu semua Ibnu Taymiah (juru bicara kaum munafikin pembenci keluarga suci Nabi Saw.) berkata:
Surah ad-Dahr yang juga dikenal dengan nama surah al-Insân dengan nomer urut dalam mush-haf ke 76 telah ditegaskan dalam berbagai riwayat shahihah bahwa ia turun  sekaitan dengan sedekah yang diberikan Ahlulbait as. kepada seorang miskin, yatim dan tawanan perang secara berurutan dalam tiga hari setiap kali mereka (Ahlulbait as.) hendak menyantap hidangan berbuka puasa nadzar!
Komentarku ( Mahrus ali )
Jangan mudah mengklaim tanpa dalil , lalu anda akan menipu diri dan menyesatkan masarakat sekarang  - yang mungkin juga  akan berkelanjutan kepada massa akan datang . Omonganmu seperti itu hanya ibarat kedustaan yang bukan kali ini saja anda menyatakan . . Seluruhnya  penipuan kepada publik dan dusta kepada Allah atau agama . Mana dalilmu yang sahih , bahwa  surat itu untuk ahlul bait atau di turunkan untuk mereka . Bila kamu ngomong saja , banyak contohnya . Pergilah ke stasion KA  anda akan menjumpai banyak temanmu yang suka dusta.

.


[1] http://ibnutaymiah.wordpress.com/




Artikel Terkait

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pesan yang baik, jangan emosional.Bila ingin mengkeritisi, pakailah dalil yang sahih.Dan identitasnya jelas. Komentar emosional, tidak ditayangkan