Jumat, Juli 08, 2011

Hukum Jahiliyah datangkan bencana

Semprot Ulat Bulu, Malah Bebek Yang Mati


Ulat bulu juga serang Madura
LARANGAN Niat hati membasmi ulat bulu, tapi apa daya puluhan bebek warga yang mati. Itulah yang dialami Lutfi, warga  Temor Lorong, Desa Peltong, Kecamatan Larangan sejak desanya diserang ulat bulu Minggu lalu.Maklum Dinas Pertanian Pamekasan yang rajin menyemprotkan insektisida ke pohon-pohon malah meracuni ternak warga. Alasannya pohon tempat berkembangbiak ulat bulu itu berdekatan dengan kandang itik. Cairan insektisida jatuh ke pakan ternak sehingga banyak bebek mati mendadak.
Saya harap ada ganti rugi dari pemerintah, dari awal tidak ada penjelasan kalau insektisida berbahaya bagi ternak, jadi tidak dipindahkan, kata Lutfi, Selasa (19/4/2011).
Apalagi, kata dia, upaya penyemprotan tersebut kurang efektif mencegah meluasnya serangan ulat bulu karena ulat bulu selalu muncul dan menjalar ke dinding rumahnya. Malah mujarab membasmi itik saya, ujarnya.
Sementara itu, Cacuk Wiyono, pengamat hama dan penyakit tanaman, dari Dinas Pertanian mengaku belum mendapatkan laporan tersebut. Dia meminta warga memindahkan ternaknya dari lokasi serangan ulat bulu ke tempat yang aman.
Soal pencegahan hama ulat bulu, Cacuk mengatakan penyemprotan insektisida membuahkan hasil. Ulat bulu yang diduga berasal dari pohon jati itu dan kemudian turun dan merusak kebun singkong dan kacang milik warga bisa dikendalikan dan populasinya mulai berkurang.
Tapi, lanjut Cacuk, serangan ulat bulu baru ditemukan di desa Barat Lorong yang bersebelahan dengan desa Temor Lorong. Kendala pencegahan yaitu kita belum memiliki alat semprot yang ideal, saya berharap nanti diberi bantuan alat semprot yang jangkauannya lebih tinggi, ungkapnya. (Musthofa Bisri)[1]
Komentarku ( Mahrus ali )
    Bila anda tidak mengambil pelajaran mengapa serangan wereng itu datang ? Jangan di jawab dengan akal , ia hanya argumentasi yang bisa di terima oleh akal , tapi bukan solusi yang mujarrab . Realitanya serangan wereng itu tidak berhenti dan orang tidak mengerti mengapa wereng yang begitu banyak datang dengan mudah  , dari mana asal usulnya dan perkembangan yang begitu cepat memusingkan pikiran ahli kesehatan dan kehewanan , apalagi kalangan awamnya. Itu semua bukan kehendak manusia dan tiada orang yang bisa menolak kehendak Allah untuk memberi bencana suatu kaum . Ingat firmanNya :
وَمَا كَانَ رَبُّكَ مُهْلِكَ الْقُرَى حَتَّى يَبْعَثَ فِي أُمِّهَا رَسُولًا يَتْلُو عَلَيْهِمْ ءَايَاتِنَا وَمَا كُنَّا مُهْلِكِي الْقُرَى إِلَّا وَأَهْلُهَا ظَالِمُونَ(59)
Dan tidak adalah Tuhanmu membinasakan kota-kota, sebelum Dia mengutus di ibukota itu seorang rasul yang membacakan ayat-ayat Kami kepada mereka; dan tidak pernah (pula) Kami membinasakan kota-kota; kecuali penduduknya dalam keadaan melakukan kezaliman. Al qashas 59.
    Karena penghuni suatu desa menggunakan hukum thaghut , hukum setan , mengikuti hawa nafsu dan ajaran Allah tidak  terpikirkan dalam benaknya , bahkan banyak membudayakan kebid`ahan dan kesyirikan , lalu dari situlah pintu pertama berbagai macam bencana akan datang. Lihat dan renungkan ayat sbb :
فَأَرْسَلْنَا عَلَيْهِمُ الطُّوفَانَ وَالْجَرَادَ وَالْقُمَّلَ وَالضَّفَادِعَ وَالدَّمَ ءَايَاتٍ مُفَصَّلَاتٍ فَاسْتَكْبَرُوا وَكَانُوا قَوْمًا مُجْرِمِينَ
Maka Kami kirimkan kepada mereka taufan, belalang, kutu, katak dan darah sebagai bukti yang jelas, tetapi mereka tetap menyombongkan diri dan mereka adalah kaum yang berdosa.[2]
Mereka masih bersikukuh membudayakan kultur leluhur yang jelas tidak singkron dengan  sariat ilahi , dari sinilah mereka di katakan congkak menolak ajaran Allah dan memelihara ajaran leluhur. Kembalilah kepada ajaran Allah  dan buanglah ajaran bid`ah dan kesyirikan  . Ingatlah selalu ayat :
لَقَدْ كَانَ لِسَبَإٍ فِي مَسْكَنِهِمْ ءَايَةٌ جَنَّتَانِ عَنْ يَمِينٍ وَشِمَالٍ كُلُوا مِنْ رِزْقِ رَبِّكُمْ وَاشْكُرُوا لَهُ بَلْدَةٌ طَيِّبَةٌ وَرَبٌّ غَفُورٌ(15)فَأَعْرَضُوا فَأَرْسَلْنَا عَلَيْهِمْ سَيْلَ الْعَرِمِ وَبَدَّلْنَاهُمْ بِجَنَّتَيْهِمْ جَنَّتَيْنِ ذَوَاتَيْ أُكُلٍ خَمْطٍ وَأَثْلٍ وَشَيْءٍ مِنْ سِدْرٍ قَلِيلٍ(16)ذَلِكَ جَزَيْنَاهُمْ بِمَا كَفَرُوا وَهَلْ نُجَازِي إِلَّا الْكَفُورَ
Sesungguhnya bagi kaum Saba' ada tanda (kekuasaan Tuhan) di tempat kediaman mereka yaitu dua buah kebun di sebelah kanan dan di sebelah kiri. (Kepada mereka dikatakan): "Makanlah olehmu dari rezki yang (dianugerahkan) Tuhanmu dan bersyukurlah kamu kepada-Nya. (Negerimu) adalah negeri yang baik dan (Tuhanmu) adalah Tuhan Yang Maha Pengampun".Tetapi mereka berpaling,(meremehkan dan menginjak injak ajaran Allah ) maka Kami datangkan kepada mereka banjir yang besar dan Kami ganti kedua kebun mereka dengan dua kebun yang ditumbuhi (pohon-pohon) yang berbuah pahit, pohon Atsl dan sedikit dari pohon Sidr. Demikianlah Kami memberi balasan kepada mereka karena kekafiran mereka. Dan Kami tidak menjatuhkan azab (yang demikian itu), melainkan hanya kepada orang-orang yang sangat kafir.[3]



[1] Selasa, 19 April 2011 | oleh Tempo Interaktif

[2] Al`a`raf  133 .
[3] Saba` 15-17
Artikel Terkait

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pesan yang baik, jangan emosional.Bila ingin mengkeritisi, pakailah dalil yang sahih.Dan identitasnya jelas. Komentar emosional, tidak ditayangkan