Senin, Juli 11, 2011

Pasangan Miliarder bunuh diri...............................

Pasangan Miliarder, Pasien Pertama Klinik Eutanasia



SOMERSET - Klinik eutanasia di Swiss akhirnya mendapat pasien pertama. Pasangan Peter Duff, 80, dan istrinya, Penelope, 70, memilih Klinik Dignitas yang menawarkan jasa suntik mati untuk mengakhiri hidupnya. Suami- istri yang mempunyai dua anak itu memutuskan menjemput maut karena kanker yang mendera.

Saat pamitan kepada sejumlah kerabat dan teman, pasangan miliarder itu mengatakan akan pindah dari rumah mereka yang bernilai GBP 2 juta (sekitar 34 miliar) di Bath, Somerset, ke Dorset. Namun, di tempat baru itu, mereka hanya sesaat karena perjalanan dilanjutkan ke Zurich, Swiss.

Penelope telah berjuang melawan kanker di sistem pencernaannya lebih dari sepuluh tahun. Dokter sempat menyatakan sembuh beberapa tahun terakhir, namun penyakit ganas itu kambuh dan lebih parah daripada sebelumnya.

Selama sakit, suaminya yang mantan pengusaha dan seniman terkenal merawatnya dengan setia hingga suatu hari dokter mendiagnosis Duff juga dihajar kanker usus besar yang sudah merambat ke hati. Putri mereka, Helena Conibear, 41, membenarkan bahwa kedua orang tuanya telah mengembuskan napas terakhir di Zurich. ''Keputusan mereka merupakan cerminan dari penghargaan dan rasa hormat mereka kepada penasihat, dokter, perawat, dan keluarga,'' katanya Kamis malam (5/3) kepada Daily Mail. (cak/ami)

Komentarku ( Mahrus ali )  :

Bunuh diri itu terjadi karena tidak punya iman , ia di larang di seluruh agama sebagaimana dalam kitab Injil sbb :
Kisah Para Rasul :
16:26 Akan tetapi terjadilah gempa bumi yang hebat, sehingga sendi-sendi penjara itu goyah; dan seketika itu juga terbukalah semua pintu dan terlepaslah belenggu mereka semua.
16:27 Ketika kepala penjara itu terjaga dari tidurnya dan melihat pintu-pintu penjara terbuka, ia menghunus pedangnya hendak membunuh diri, karena ia menyangka, bahwa orang-orang hukuman itu telah melarikan diri.
16:28 Tetapi Paulus berseru dengan suara nyaring, katanya: "Jangan celakakan dirimu, sebab kami semuanya masih ada di sini!"
16:29 Kepala penjara itu menyuruh membawa suluh, lalu berlari masuk dan dengan gemetar tersungkurlah ia di depan Paulus dan Silas.
16:30 Ia mengantar mereka ke luar, sambil berkata: "Tuan-tuan, apakah yang harus aku perbuat, supaya aku selamat?"
16:31 Jawab mereka: "Percayalah kepada Tuhan Yesus Kristus dan engkau akan selamat, engkau dan seisi rumahmu.

Bila  kamu bunuh diri , maka  di anggap mencelakakan diri menurut Injil tsb .
Dalam ayat al Quran juga di terangkan  sbb :
يَاأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا لاَ تَأْكُلُوا أَمْوَالَكُمْ بَيْنَكُمْ بِالْبَاطِلِ إِلاَّ أَنْ تَكُونَ تِجَارَةً عَنْ تَرَاضٍ مِنْكُمْ وَلاَ  تَقْتُلُوا أَنْفُسَكُمْ إِنَّ اللَّهَ كَانَ بِكُمْ رَحِيمًا(29)
Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka sama-suka di antara kamu. Dan janganlah kamu membunuh dirimu; sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepadamu.[1]

Ayat tsb melarang bunuh diri sebab Allah maha Belas kasih . Bukankah esok hari masih banyak harapan dan manusia bisa berusaha untuk mencari hal yang lebih bermanfaat untuk dan keluarga  dan bagi si pasen masih banyak alternatif berupa obat tradisional , pijak ref,eksi , tusuk jarum cina , lalu makan makanan alami  untuk menyembuhkan kangkernya itu .  Dalam kisah itu bisa  di tarik kesimpulan  orang sekaya itu mestinya tentram , enak dan bahagia  ternyata  tidak juga  , bahkan penuh derita dengan penyakitnya yang semakin ganas ke tubuhnya . Jadi dia tersiksa sekalipunhartanya tumpukan . Allah berfirman :

أَلَمْ يَأْتِكُمْ نَبَأُ الَّذِينَ كَفَرُوا مِنْ قَبْلُ فَذَاقُوا وَبَالَ أَمْرِهِمْ وَلَهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ(5)

Apakah belum datang kepadamu (hai orang-orang kafir) berita orang-orang kafir dahulu? Maka mereka telah merasakan akibat yang buruk dari perbuatan mereka dan mereka memperoleh azab yang pedih.[2]
فَلَنُذِيقَنَّ الَّذِينَ كَفَرُوا عَذَابًا شَدِيدًا وَلَنَجْزِيَنَّهُمْ أَسْوَأَ الَّذِي كَانُوا يَعْمَلُونَ(27)
Maka sesungguhnya Kami akan merasakan azab yang keras kepada orang-orang kafir dan Kami akan memberi balasan kepada mereka dengan seburuk-buruk pembalasan bagi apa yang telah mereka kerjakan.[3]
 
Menggugat Etika Euthanasia
 
(Istimewa)
INILAH.COM, Paris – Mendengar kata 'euthanasia', bulu kuduk sebagian orang mungkin saja langsung merinding. Betapa tidak? Bagaimana mungkin seorang manusia melenyapkan nyawanya sendiri, yang seharusnya jadi hak-milik Yang Maha Pencipta? Bagaimana etikanya?
Euthanasia dikenal sebagai tindakan seseorang untuk mengakhiri hidupnya sendiri lantaran kehilangan peluang dan harapan. Biasanya ini dilakukan oleh penderita penyakit parah dengan peluang hidup yang sangat kecil. Tindakannya sendiri bisa berupa 'suntik mati' demi menepis penderitaan yang berkepanjangan.
Pada banyak kasus, euthanasia dilakukan karena permintaan seseorang yang sudah sekarat. Tapi ada juga kasus euthanasia yang dilakukan tim dokter, karena sang pasien sudah tidak sanggup lagi untuk memohon.
Dari sisi etika, boleh-tidaknya euthanasia masih terus diperdebatkan banyak kalangan. Bahkan tak semua negara mengizinkan praktik euthanasia. Meskipun ada sejumlah kalangan menilai alasan 'meringankan penderitaan' itu masuk akal, yang pasti semua agama melarangnya.
Menurut Islam, Allah yang menentukan panjang-pendeknya umur manusia. Jika saatnya tiba, kematian itu tak dapat ditunda. Tak seorang pun bisa mati tanpa izin Allah. Allah berfirman bahwa barangsiapa yang melakukan bunuh diri, Allah tidak akan membukakan pintu surga baginya. (Sahih Bukhari).
Berdasarkan itulah banyak negara mengeluarkan aturan ketat, karena mereka tidak ingin mendahului kehendak Yang Kuasa. Salah satu negara yang tidak menyetujui praktik euthanasia adalah Prancis. Namun 'Negeri Anggur' ini sekarang ini dipusingkan oleh aturan itu sendiri.
Kasus ini bermula dari permohonan seorang pasien perempuan yang mengidap tumor ganas dan 'memakan' wajahnya. Perempuan bernama Chantal Sebire itu gagal mendapatkan persetujuan pengadilan untuk memohon kematiannya dengan bantuan dokter melalui suntikan mematikan.
Sebire meminta euthanasia karena ia sudah tidak kuat menahan penderitaan hidup akibat penyakit yang telah menggerogoti wajahnya itu. Namun, dua hari setelah permintaannya ditolak, ia ditemukan tewas akibat bunuh diri, Rabu (19/3).
Buntut dari kejadian itu, sejumlah kalangan mendesak pemerintah Prancis meninjau ulang kebijakan soal euthanasia demi memberikan hak bagi manusia untuk mati. "Permintaan untuk meredakan penderitaan merupakan permintaan yang sah," kata Menteri Kehakiman Rachida Dati, Kamis (20/3).
Berdasarkan UU tahun 2005 yang diadopsi Prancis, pasien yang sudah tak memiliki harapan hidup diizinkan untuk tidak mendapatkan perawatan, karena yang bersangkutan sudah menginginkan meninggal. Namun euthanasia aktif, yaitu tindakan dokter menyuntik mati atas permintaan pasien, dilarang di negeri itu. Tapi tindakan 'tidak memberikan perawatan atas keinginan pasien' tetap dibolehkan.
Namun, munculnya kasus Sebire mengubah pikiran sebagian masyarakat Prancis. Mereka beranggapan bahwa pelarangan euthanasia aktif sama saja dengan menganjurkan seorang pasien memilih kematiannya sendiri dengan cara yang lebih menyakitkan. Euthanasia aktif dinilai lebih 'manusiawi', karena proses 'pencabutan nyawa' dilakukan tanpa terasa oleh pasien.
Itulah sebabnya, Rachida Dati menyetujui perlunya revisi undang-undang euthanasia untuk menyesuaikan dengan kebutuhan, meski pernyataan itu ditolak mentah oleh sejumlah menteri lainnya. Perdebatan soal boleh-tidaknya euthanasia di negeri itu ditengarai akan berlangsung sengit, karena ini terkait dengan isu etika.
Kenyataannya tidak semua negara di Eropa melarang euthanasia. Di Belgia, Hugo Claus, seorang penulis berusia 78 tahun yang menderita penyakit Alzheimer, mengakhiri hidupnya di rumah sakit di Antwerp melalui euthanasia, bertepatan dengan tewasnya Sebire.
Di Belanda, euthanasia juga tak diharamkan. Sementara Swiss menerapkan aturan uang lebih unik. Negeri arloji itu memberikan keleluasaan kepada penasihat ataupun dokter untuk menyiapkan dosis yang tepat untuk suntikan mati.
Namun untuk memberikan suntikan mati ke tubuh pasien pemohon euthanasia, tim dokter di Swiss tidak bersedia. Jadi si pasien sendirilah yang harus menyuntikkan sendiri obat yang sudah disesuaikan dosisnya itu.
Otoritas Luxembourg sampai kini masih terus membahas izin euthanasia ini. Bahkan dalam perkembangan terakhirnya, ada kecenderungan pemegang kebijakan di sana menyetujui euthanasia.
Bagi negara-negara pendukung euthanasia, tentu saja larangan terhadap pasien untuk meminta suntikan mati dianggap sebagai kebijakan tidak beretika. Membiarkan pasien hidup dengan derita berkepanjangan, dengan demikian dianggap sebagai penyiksaan.
Di sebagian negara lainnya, mengenai boleh-tidaknya euthanasia dilakukan sejauh ini tetap menimbulkan pertentangan pendapat. Tapi pertentangan itu sebenarnya tak perlu terjadi, bila manusia mengacu pada aturan agama. Apa pun alasannya, hidup dan mati itu di tangan Tuhan. [P1][1]
Komentarku ( Mahrus ali ) :

Itu namanya  bunuh diri , perlu di perhatikan bahwa hidup di dunia  ini  sebagai ujian belaka siapakah di antara  kita ini yang tabah  dalam menghadapi ujian itu . Bila sakit dengan bagaimanapun harus sabar dan Allah  sangat mengetahui  kepada hambaNya . Allah berfirman :
أَمْ حَسِبْتُمْ أَنْ تَدْخُلُوا الْجَنَّةَ وَلَمَّا يَأْتِكُمْ مَثَلُ الَّذِينَ خَلَوْا مِنْ قَبْلِكُمْ مَسَّتْهُمُ الْبَأْسَاءُ وَالضَّرَّاءُ وَزُلْزِلُوا حَتَّى يَقُولَ الرَّسُولُ وَالَّذِينَ ءَامَنُوا مَعَهُ مَتَى نَصْرُ اللهِ  أَلاَ إِنَّ نَصْرَ اللهِ  قَرِيبٌ

Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga, padahal belum datang kepadamu (cobaan) sebagaimana halnya orang-orang terdahulu sebelum kamu? Mereka ditimpa oleh malapetaka dan kesengsaraan, serta digoncangkan (dengan bermacam-macam cobaan) sehingga berkatalah Rasul dan orang-orang yang beriman bersamanya: " Kapankah datangnya pertolongan Allah?" Ingatlah, sesungguhnya pertolongan Allah itu amat dekat.[2]
Dalam ayat lain dijelaskan tentang ujian iman , Allah berfirman :

أَحَسِبَ النَّاسُ أَنْ يُتْرَكُوا أَنْ يَقُولُوا ءَامَنَّا وَهُمْ لاَ يُفْتَنُونَ(2)وَلَقَدْ فَتَنَّا الَّذِينَ مِنْ قَبْلِهِمْ فَلَيَعْلَمَنَّ اللهُ الَّذِينَ صَدَقُوا وَلَيَعْلَمَنَّ الْكَاذِبِينَ(3)

Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan: "Kami telah beriman", sedang mereka tidak diuji lagi?Dan sesungguhnya Kami telah menguji orang-orang yang sebelum mereka, maka sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang benar dan sesungguhnya Dia mengetahui orang-orang yang dusta.[3]
Kita selalu mengingatkan kesabaran yang tinggi  sebagaimana  para rasul . Allah  berfirman :
َفاصْبِرْ كَمَا صَبَرَ أُولُو الْعَزْمِ مِنَ الرُّسُلِ وَلاَ تَسْتَعْجِلْ لَهُمْ كَأَنَّهُمْ يَوْمَ يَرَوْنَ مَا يُوعَدُونَ لَمْ يَلْبَثُوا إِلاَّ سَاعَةً مِنْ نَهَارٍ بَلاَغٌ فَهَلْ يُهْلَكُ إِلاَّ الْقَوْمُ الْفَاسِقُونَ
Maka bersabarlah kamu seperti orang-orang yang mempunyai keteguhan hati dari  Rasul - Rasul  telah bersabar dan janganlah kamu meminta disegerakan (azab) bagi mereka. Pada hari mereka melihat azab yang diancamkan kepada mereka (merasa) seolah-olah tidak tinggal (di dunia) melainkan sesaat pada siang hari. (Inilah) suatu pelajaran yang cukup, maka tidak dibinasakan melainkan kaum yang fasik.[4]
وَالْعَصْرِ(1)إِنَّ اْلإِنْسَانَ لَفِي خُسْرٍ(2)إِلاَّ الَّذِينَ ءَامَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ(3)

Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar berada dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran.[5]





[2] Al Baqarah 214
[3]  Alankabut 2-3
[4] Alahqaf 35
[5]  Surat Al asri


[1] Annisa 29
[2] Taghobun 5
[3] Fusshilat 27
Artikel Terkait

4 komentar:

  1. assalamu'alaikum..
    Ustadz Mahrus, saya baru saja baca link ini:
    http://myquran.com/forum/showthread.php/20234-Laporan-investigasi-quot-Tim-Sarkub-quot-terhadap-H.-Mahrus-Ali

    benarkah berita di situs itu?? mohon penjelasan, terima kasih..

    BalasHapus
  2. Dalam link tersebut banyak dusta, fitnah dan suatu saat akan saya jawab.

    BalasHapus
  3. saya tunggu jawabannya ustadz, saya doakan semoga ustadz senantiasa diberi kekuatan dalam menghadapi berbagai macam fitnah. aamiin..

    BalasHapus
  4. Semoga Allah memberikan hidayahNya kepadamu ke jalan yang lurus ,berjuang terus untuk menyebarkan dakwah Islam yang kaffah.

    BalasHapus

Pesan yang baik, jangan emosional.Bila ingin mengkeritisi, pakailah dalil yang sahih.Dan identitasnya jelas. Komentar emosional, tidak ditayangkan