Senin, Agustus 08, 2011

Anda mudah membid`ahkan dan menyesatkan

 


Nasruddin mengatakan...
ustad mahrus ali yang terhormat... saya orang awam dalam beragama. ilmu agama saya tidak bagus. dan juga saya bukan orang saleh dan ahli ibadah. Saya berterima kasih dengan tulisan-tulisan anda di blog ini, meskipun saya tidak setuju semua hal yang ustad tulis.
Ada beberapa hal yang menurut saya anda tidak adil dalam menulis pendapat anda. Di antaranya, ketika anda mengkritik pendapat yang tidak anda setujui, anda selalu menunjukkan kelemahan hadits2 yang pendukung pendapat itu, namun anda sering tidak menjelaskan kekuatan hadits-hadits yang mendukung pendapat anda.
Khusus dalam hal polemik sholat di atas sajadah dan langsung di atas tanah, saya kurang sependapat dengan anda. Mungkin karena kurangnya ilmu saya. tapi tolong anda tuliskan pendapat ke empat mashab sunny tentang hal ini, yang mendukung shalat di atas tanah dan yang membolehkan shalat diatas keramik.
Masalah sandal jepit dan keramik, di zaman nabi, sandal jepit memang belum ada, namun keramik dan karpet sudah ada. Namun apakah ada dalil yang melarang shalat selain di atas tanah?.. dan yang terakhir, anda terlalu cepat mengatakan ini dan itu bid'ah. ini dan itu sesat. apakah boleh dalam agama ini hanya kerena beda pendapat lantas menbid'ahkan orang lain dan menganggap sesat orang lain?..
Apakah kita harus hidup sama persis seperti Nabi?..
Apakah mengaji menggunakan aplikasi yang di installkan ke HP juga bid'ah.. kan di zaman nabi belum ada. Apakah penyusunan mushaf alquran juga bid'ah?.. bukan kah pada zaman nabi belum di himpun?..
Apakah pencetakan alqur'an terjemahan juga bid
ah?... zaman nabi belum ada.
Bukankan pada zaman nabi belum ada pesawat. apakah naik haji dengan pesawat juga bid'ah?...
Apakah menggunakan internet juga bid'ah?...
dan yang terakhir, bukankah Nabi melarang kita berbantah-bantahan?....
itu saja koment saya mohon maaf kalo ada yang salah. tertima kasih
Wassalamu Alaikum

Komentarku ( Mahrus ali )

Anda menyatakan :

Ada beberapa hal yang menurut saya anda tidak adil dalam menulis pendapat anda. Di antaranya, ketika anda mengkritik pendapat yang tidak anda setujui, anda selalu menunjukkan kelemahan hadits2 yang pendukung pendapat itu, namun anda sering tidak menjelaskan kekuatan hadits-hadits yang mendukung pendapat anda.

Komentarku ( Mahrus ali )

Sebetulnya hadis yang mendukung pendapat saya bukan pendapat yang saya keritisi , biasanya  tidak saya kasih komentar karena  sudah sahih dan populer di kalangan ahlul ilmi bukan orang stasiunan atau sosok yang selalu di sibukkan dengan urusan perut dan syahwat  dan tidak di sibukkan dengan mempelajari ajaran yang bisa menyelamatkan di dunia dan akhirat.  Suatu misal hadis muttafaq alaih bukan hadis yang ulama sepakat kelemahannya atau kepalsuannya  yang sering mengakar di kalangan ahli bid`ah bukan ahli hadis yang biasanya mengahirkan  hadis lemah dan mendahulukan  hadis yang akurat. Hadis muttafaq alaih yang mendukung pendapat saya itu  di beri komentar apa lagi , biasanya orang sudah tahu dan sudah mendengar  hal itu , minim sekali yang tidak paham atau belum mendengar kepadanya . Hadis – hadis itu biasanya sudah valid dan akurat berlainan dengan hadis para ahli bid`ah biasanya beromo corah , dhaif , sahih , hasan , palsu campur baur tanpa  komentar . Pokoknya hadis yang mendukung pendapat saya itu menurut pengetahuan saya sudah kuat dan tidak saya  kasih komentar karena sudah populer. Berlainan dengan hadis yang bertolak belakang dengan pendapat saya biasanya tidak valid di kalangan ahli hadis sekalipun di keramatkan di kalangan ahli bid`ah. Allah berfirman :
قُلْ هَلْ يَسْتَوِي الَّذِينَ يَعْلَمُونَ وَالَّذِينَ لَا يَعْلَمُونَ إِنَّمَا يَتَذَكَّرُ أُولُو الْأَلْبَابِ
Katakanlah: "Adakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui?" Sesungguhnya orang yang berakallah yang dapat menerima pelajaran.[1]

Khusus dalam hal polemik sholat di atas sajadah dan langsung di atas tanah, saya kurang sependapat dengan anda. Mungkin karena kurangnya ilmu saya. tapi tolong anda tuliskan pendapat ke empat mashab sunny tentang hal ini, yang mendukung shalat di atas tanah dan yang membolehkan shalat diatas keramik.

Komentarku ( Mahrus ali )

Pendapat madzhab empat tentang salat di atas  sajadah sudah di jawab dalam
Polemik ke empat belas tentang salat tanpa alas ( salat di tanah ...
19 Mar 2011

Untuk bermadzhab silahkan  lihat artikel saya  di bab :
Bermadzhab  28 Apr 2011
Kamis, Maret 31, 2011
Kamu punya dalil gak yang membolehkan salat di Sajadah ? Tidak akan anda temukan sampaikan kapanpun dan di manapun kecuali pendapat teman , kiyai atau sarjana dan pendapat bukan dalil , tidak bisa di buat pegangan sekalipun mereka membolehkan atau melarang. Dalil salat di tanah jelas dan salat di sajadah pendapat bukan dalil. Di artikel tersebut baca lagi ,ada perintah dari Nabi untuk salat di tanah , lalu kamu melanggarnya , kamu tidak taat kepadanya tapi taat pada dirimu sendiri dan setan.Jadi salatmu itu bid`ah.

Saya sejak 2004 M - ingat saya -sampai sekarang telah menjalankan salat langsung di tanah sebagaimana tuntunan salat Rasulullah SAW dan para sahabatnya atau tabiin   - bukan salat mengikuti kiyai, proffesor , sarajana , kalangan kebanyakan umat di masa sekarang ,di masa al bani atau masa kolonial Belanda . Sejak tahun itu hingga  kini dimanapun dan kapanpun saya  kalau menjalankan salat wajib selalu mencium tanah langsung tanpa sajadah . Saya merasakan lebih tawadhu` , lebih cocok dengan tuntunan beda  dengan salat ahli bid`ah yang hobbynya  selalu mengikuti massa laingkungannya sekalipun bertentangan dengan prilaku junjungan
Nabi SAW . lalu  ingat dengan liang kubur  ketika tubuh saya  di masukkan ke dalamnya dan saya tidak bisa kembali ke dunia lagi . Saya ingat ayat :
مِنْهَا خَلَقْنَاكُمْ وَفِيهَا نُعِيدُكُمْ وَمِنْهَا نُخْرِجُكُمْ تَارَةً أُخْرَى
Dari bumi (tanah) itulah Kami menjadikan kamu dan kepadanya Kami akan mengembalikan kamu dan daripadanya Kami akan mengeluarkan kamu pada kali yang lain.[2]
قَالَ أَنَا خَيْرٌ مِنْهُ خَلَقْتَنِي مِنْ نَارٍ وَخَلَقْتَهُ مِنْ طِينٍ
Iblis berkata: "Aku lebih baik daripadanya, karena Engkau ciptakan aku dari api, sedangkan dia Engkau ciptakan dari tanah".[3]
Ayat di atas mengingatkan saya ketika Iblis tidak mau di suruh sujud , lalu saya  tidak mengikuti Iblis tapi saya ikut perintah Nabi SAW  yang menyuruh saya dan umat sekalian untuk salat di tanah langsung  , bukan di keramik , sajadah yang tebal atau tipis  tikar , koran dll .Bila  saya mati lalu saya di tanya  oleh Allah , ikut siapa salatmu ? Saya akan menjawab  : Ikut utusanMu . Tapi bila saya  melakukan salat di sajadah , lalu saya di tanya  oleh Allah kelak di akhirat : Ikut siapa kamu dalam menjalankan salat ? . Saya akan bilang : Ikut  Rasulullah SAW. Sudah tentu Allah akan bilang : Dusta kamu . Pernahkah  utusanKu menjalankan salat wajib di atas  sajadah ? Saya saat itu akan bengong  dan tidak bisa menjawab . Ini masalah sangat  membahayakan pada diri saya nanti . Lalu  saya ikut saja kepada tuntunan yang asli. Ingatlah ayat :
فَاسْتَفْتِهِمْ أَهُمْ أَشَدُّ خَلْقًا أَمْ مَنْ خَلَقْنَا إِنَّا خَلَقْنَاهُمْ مِنْ طِينٍ لَازِبٍ
Maka tanyakanlah kepada mereka (musyrik Mekah): "Apakah mereka yang lebih kukuh kejadiannya ataukah apa yang telah Kami ciptakan itu?" Sesungguhnya Kami telah menciptakan mereka dari tanah liat.[4]
الَّذِي أَحْسَنَ كُلَّ شَيْءٍ خَلَقَهُ وَبَدَأَ خَلْقَ الْإِنْسَانِ مِنْ طِينٍ
Yang membuat segala sesuatu yang Dia ciptakan sebaik-baiknya dan Yang memulai penciptaan manusia dari tanah.[5]

Anda menyatakan :
Masalah sandal jepit dan keramik, di zaman nabi, sandal jepit memang belum ada,
namun keramik dan karpet sudah ada. Namun apakah ada dalil yang melarang shalat selain di atas tanah?..
Komentarku ( Mahrus ali )
Untuk  sandal , anda perlu membaca  artikel sbb :
21 Mar 2011
Aku ( Said bin Yazid Al azdi ) bertanya kepada Anas bin Malik ra: Apakah Rasulullah saw. menjalankan salat dengan mengenakan dua sandalnya?”. Beliau menjawab :'Ya “ Muttafaq alaih , Sahih Hadis ini riwayat Bukhari dan ...
10 Apr 2011
Aku bertanya kepada Anas bin Malik ra : Apakah Rasulullah SAW menjalankan salat dengan mengenakan dua sandalnya ?”. Beliau menjawab :'ya “. [5]. Ibnu Abu Aus berkata : كَانَ جَدِّي أَوْسٌ أَحْيَانًا يُصَلِّي فَيُشِيرُ ...
27 Mar 2011
Bila Nabi saw dan sahabat –sahabatnya melakukan salat dengan sandalnya dan tidak mencopotnya tapi mereka pakai diatas tanah dan mereka gunakan untuk salat, bagaimana orang bisa punya anggapan bahwa Nabi saw menggunakan sajadah yang di ...
12 Feb 2011
Dari Qatadah berkata : Aku bertanya kepada sahabat Anas bin Malik , bagaimanakah sandal Rasulullah SAW, lalu beliau berkata : Sadalnya punya dua tali. Abu Isa ( Imam Tirmidzi ) berkata : Ini hadis hasan sahih . ...
Anda menyatakan lagi :
Namun apakah ada dalil yang melarang shalat selain di atas tanah?..
Komentarku ( Mahrus ali )
Bacalah  di artikel sbb :
11 Apr 2011
Tempat sujud bukan dilihat dari murah atau mahal keramiknya , tapi dari unsur tanahnya karena selama hidupnya Rasulullah SAW dan para sahabat menjalankan salat wajib dengan sujud ke tanah tanpa alas kain , tikar , atau hambal yang saat itu sudah ada ... Bumi di jadikan untukku sebagai tempat sujud dan suci ……….. selain debu yaitu bumi ikut saja kepada debu boleh di buat tempat salat, dan bisa di buat tayammum . Hadis tsb menerangkan bahwa Allah memberikan kemudahan kepada ...
17 Mar 2011
Karena kondisi di zaman dahulu di tanah arab maka Rasulullah SAW menggunakan tanah sebagai tempat sholat dan dibiarkan oleh Allah SWT yang Maha Mengetahui Rasulullah SAW mengatakan, “Jauhilah (perbuatan) dua orang yang ...
Anda menyatakan :

 dan yang terakhir, anda terlalu cepat mengatakan ini dan itu bid'ah. ini dan itu sesat. apakah boleh dalam agama ini hanya kerena beda pendapat lantas menbid'ahkan orang lain dan menganggap sesat orang lain?..
Komentarku ( Mahrus ali )
Bila dalilnya mengatakan sesat dan bid`ah , apakah kita menyatakan  benar dan tidak bid`ah tapi ikut tuntunan Rasulullah SAW, lalu bila di tanya dalilnya , akan menjawab : Maaf saya ini bukan wahabi . Saya ikut Kiyai yang ahli baca kitab , melebihi kamu .
Lalu bagaimana kah bila  sang kiyai itu keliru . apakah kamu tidak bisa mengkritisinya . Orang ikut hadis lebih tepat dan cocok dengan ayat sekalipun tidak cocok dengan ayat UU Thaghut atau kitab Injil .

Anda menyatakan :
Apakah kita harus hidup sama persis seperti Nabi?..

Komentarku ( Mahrus ali )
Apakah kita harus beda dengan Rasulullah SAW?lalu kita ikut pada lingkungan saja yang sama dengan peradaban dan budaya barat dan Hindu . Kita ikut tuntunan semampunya .
Anda menyatakan :
Apakah mengaji menggunakan aplikasi yang di installkan ke HP juga bid'ah.. kan di zaman nabi belum ada. Apakah penyusunan mushaf alquran juga bid'ah?.. bukan kah pada zaman nabi belum di himpun?..
Apakah pencetakan alqur'an terjemahan juga bid
ah?... zaman nabi belum ada.
Bukankan pada zaman nabi belum ada pesawat. apakah naik haji dengan pesawat juga bid'ah?...
Apakah menggunakan internet juga bid'ah?...

Komentarku ( Mahrus ali )
Bacalah di artikel sbb :
25 Jul 2011

Anda menyatakan :
dan yang terakhir, bukankah Nabi melarang kita berbantah-bantahan?....
Komentarku ( Mahrus ali )
Allah telah menyatakan sbb :
ادْعُ إِلَى سَبِيلِ رَبِّكَ بِالْحِكْمَةِ وَالْمَوْعِظَةِ الْحَسَنَةِ وَجَادِلْهُمْ بِالَّتِي هِيَ أَحْسَنُ إِنَّ رَبَّكَ هُوَ أَعْلَمُ بِمَنْ ضَلَّ عَنْ سَبِيلِهِ وَهُوَ أَعْلَمُ بِالْمُهْتَدِينَ
Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk.[6]




[1] Zumar 9
[2] Thoha 55
[3] Shod 76
[4] Shoffat 11
[5] Asajdah 7
[6] An nakhel 125
Artikel Terkait

3 komentar:

  1. Bila apa yang kamu lakukan kebid`ahan , lalu hatimu bermaksud untuk Allah , maka tidak akan di terima karena Allah tidak menerintahnya . Ia hanya untuk rida setan manusia atau jin , bukan untuk rida Allah

    BalasHapus
  2. Saya sangat bahagia membaca tulisan bantahan ini. Semoga kita terhindar dari kesesatan dan kebidahan.

    BalasHapus

Pesan yang baik, jangan emosional.Bila ingin mengkeritisi, pakailah dalil yang sahih.Dan identitasnya jelas. Komentar emosional, tidak ditayangkan