Rabu, Agustus 17, 2011

Kelemahan hadis puasa Senin Kamis

 
Imam Muslim  menyatakan :  


وَفِي هَذَا الْحَدِيثِ مِنْ رِوَايَةِ شُعْبَةَ ، قَالَ : وَسُئِلَ عَنْ صَوْمِ يَوْمِ الاِثْنَيْنِ وَالْخَمِيسِ ، فَسَكَتْنَا عَنْ ذِكْرِ الْخَمِيسِ لَمَّا نَرَاهُ وَهْمًا . م (2717)
Menurut riwayat Syu`bah ada tambahan sbb :
Rasulullah   dutanya tentang puasa pada hari Senin dan Kamis .
Kita tidak menyebutkan hari kamis  karena kita anggap keliru  . Muslim  2717.

Komentarku ( Mahrus ali ):
Lihat dalam hadis tsb  , Imam Muslim tidak mencantumkan puasa pada hari Kamis karena di anggap keliru . Pada hal dalam riwayat Abu Dawud puasa hari kamis itu di cantumkan . Ini tanda bahwa tambahan  itu  masih perlu di kaji ulang dan bukan sabda  Rasulullah   yang valid . Bila  valid akan jelas dan tidak terjadi perselisihan. . Ia juga di cantumkan dalam kitab Tuhfatul asyraf  198/11

Dalam kitab al musnadul jami` di cantumkan :
-        وفي رواية :" أَنَّ رَسُولَ اللهِ صلى الله عليه وسلم سُئِلَ عَنْ صَوْمِ الاِثْنَيْنِ ؟ فَقَالَ : فِيهِ وُلِدْتُ ، وَفِيهِ أُنْزِلَ عَلَيَّ. م (2720)

Dalam suatu riwayat , Sesungguhnya Rasulullah   di tanya tentang puasa hari senin ?
Rasulullah   bersabda : Pad hari itu aku di lahirkan  dan di turuni al quran .
HR Muslim 2720 .

Komentarku ( Mahrus ali ):
Kalimat " Dalam suatu riwayat" menunjukkan kelemahan riwayat itu dan di sana ada riwayat  yang tidak menyebutkan pertanyaan tentang puasa hari senin itu . Bahkan mungkin sekali pertanyaan itu tidak ada.
Al hakim menyatakan :
". صَحِيْحٌ عَلَى شَرْطِ الشَّيْخَيْنِ وَلَمْ يُخْرِجَاهُ
Hadis tsb sahih menurut periwayatan Bukhari dan Muslim  tapi  Bukhari dan Muslim tidak mencantumkannya dalam kitab sahih mereka.  

Sanadnya menurut al Hakim sbb :
قَالَ:
أَخْبَرَنَا أَبُُو عَمْرو بْنِ السَّمَاكَ بِبَغْدَادَ، وَالْحَسَنُ بْنُ يَعْقُوْبَ اْلعَدْلِ بِنَيْسَابُوْرَ، قَالاَ: حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ أَبِي طَالِبٍ، حَدَّثَنَا عَبْدُ اْلوَهَّابِ بْنُ عَطَاءٍ، أَنْبَأَ سَعِيْدٌ، عَنْ قَتَادَةَ، عَنْ غَيْلاَنَ بْنِ جَرِيْرٍ، عَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ مَعْبَدٍ الزَّمَانِي، عَنْ أَبِي قَتَادَةَ اْلأَنْصَارِي
Tentang pernyataan  bahwa sanad hadis tsb menggunakan  perawi Bukhari dan Muslim , maka  saya tidak usah meneliti terlalu  dalam , tapi  cukup  Abu Qatadah  dan Abdullah bin Ma`bad saja tidak termasuk perawi Bukhari . Mereka hanya perawi Muslim . Jadi  tidak tepat pernyataan Al Hakim itu . Apalagi beliau menyatakan bahwa  Bukhari dan Muslim tidak meriwayatkannya  , malah tambah keliru . Sebab Imam Muslim  meriwayatkannya dan di masukkan ke dalam  kitab sahih nya  dan ini jelas sekali dalam nomer 2720 sahih Muslim .

Dalam riwayat kali ini ,.  Al Hakim menggunakan  redaksi yang janggal lagi yaitu sbb :
: أَنَّ أَعْرَابِيًّا سَأَلَ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنْ صَوْمِ يَوْمِ اْلاِثْنَيْنِ
Srsungguhnya  seorang arab badui bertanya kepada Nabi   tentang puasa  hari Senin ……………………..

Pada umumnya riwayat adalah Umar  bin Khatthablah yang bertanya  .
وَفِي حَدِيْثِ وَكِيْعٍ: سَأَلَ رَجُلٌ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، وَلَمْ يَذْكُرْ عُمَرَ. وَقَالَ: "فِيْهِ وُلِدْتُ وَفِيْهِ أُوْحِيَ إِلَيَّ".
Menurut riwayat Waki` , seorang lelaki  bertanya  kepada Rasulullah  , dan tidak menyebut Umar .
Rasulullah   bersabda :  Di hari itu,  aku di lahirkan dan aku di beri wahyu .

Komentarku ( Mahrus ali ):
Jadi beda dengan redaksi riwayat lalu  yang menyatakan si penanya adalah badui . Untuk redaksi hadis riwayat Waki` ini hanya menyatakan penanya itu adalah lelaki , entah badui atau bukan tidak di jelaskan , entah Umar atau Ali tidak di terangkan .
 Ibnu Ady berkata :
وَهَذَا الْحَدِيْثُ هُوَ الْحَدِيْثُ الَّذِي أَرَادَهُ اْلبُخَارِي أَنَّ عَبْدَ اللهِ بْنَ مَعْبَدٍ لاَ يُعْرَفُ َلهُ سَمَاعٌ مِنْ أَبِي قَتَادَةَ.
Hadis tsb adalah hadis yang di maksudkan oleh Imam Bukhari bahwa  perawi Andullah bin Ma`bad tidak di kenal pernah mendengar hadis  dari Abu Qatadah . 

Komentarku ( Mahrus ali ):
Jadi hadis puasa  senin dengan argumen Rasulullah   di lahirkan pada hari itu dan wahyu al quran juga di turunkan di dalamnya  di nyatakan lemah oleh Bukhari dan beliau tidak memasukkannya dalam kitab sahihnya .
Imam Daroquthni berkata :
يَرْوِيْهِ غَيْلاَنُ بْنُ جَرِيْرٍ، عَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ مَعْبَدٍ الزَّمَانِي. وَاخْتُلِفَ عَنْهُ: فَرَوَاهُ قَتَادَةُ، وَاخْتُلِفَ عَنْهُ:
Hadis tsb di riwayatkan oleh Ghoilan dari Abdullah bin Ma`bad az zamani  tapi masih hilaf , lalu di riwayatkan  oleh qatadah juga masih hilaf . 

Komentarku ( Mahrus ali ):
Jadi menurut Daroquthni hadis tsb lemah . Bahkan beliau bilang  bukan hadis sbb :
وَالصَّوَابُ قَوْلُ قَتَادَةَ وَشُعْبَةَ وَمَنْ وَافَقَهُمَا.
Yang benar , ia bukan hadis tapi perkataan Qatadah dan Syu`bah  dan orang – orang yang  sependapat dengan keduanya . 

Jadi dengan kelemahan hadis yang menyatakan  puasa  hari Senin sebagai hari kelahiran Nabi maka hancurlah landasan orang – orang yang ngefan maulid dan mereka tidak memiliki landasan lagi untuk menyatakan orang – orang yang anti maulid tidak memahami hadis itu > Ternyata  hadis itupun lemah dan seandainya sahih tidak bisa di buat pegangan  karena rasulullah  dan sahabat – sahabatnya termasuk orang yang anti kebid`ahan termasuk maulid dan tahlilan .


Dalam http://dialogimani.wordpress.com terdapat keterangan sb b :
Macam-Macam Puasa Sunnah
Tanya :
Ada berapa macamkah puasa sunah ?
Jawab:
Puasa sunah itu ada banyak macamnya, di antaranya adalah sebagai berikut:
1. Puasa Senin dan Kamis
Yaitu puasa sunnah yang biasa kita kerjakan pada setiap hari Senin dan Kamis, yang dalam hal ini salah seorang sahabat Rasulullah r yang bermana Abu Qatadah AI Anshari radhiallahu ‘anhu mengatakan:
وَسُئِلَ عَنْ صَوْمِ يَوْمِ الِاثْنَيْنِ قَالَ ذَاكَ يَوْمٌ وُلِدْتُ فِيهِ وَيَوْمٌ بُعِثْتُ أَوْ أُنْزِلَ عَلَيَّ فِيهِ
“Dan la (Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasalam) ditanya tentang puasa pada hari Senin. Beliau menjawab: “Pada hari ini aku dilahirkan dan pada hari ini pula aku diangkat (menjadi Nabi) atau diturunkan kepadaku (Al Qur’an).” (HR. Muslim No 1162)

Dalam riwayat lain disebutkan:
عَنْ عَائِشَةَ قَالَتْ كَانَ النَّبِيُّ يَتَحَرَّى صَوْمَ الِاثْنَيْنِ وَالْخَمِيسِ
“Dari Aisyah ia berkata: “Adalah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasalam selalu menjaga puasa hari Senin dan Kamis.” (HR. Turmudzi No 745, dishahihkan oleh Syeikh Albani)

Komentarku ( Mahrus ali ):
Tentang hadis pertama yaitu Rasulullah   di lahirkan pada  hari senin sebagai alasan puasa  Senin  menurut Abu Dawud adalah tambahan perawi   dan menurut Ibnu qattan  sebagai perkataan Qatadah atau Syu`bah .
Untuk hadis yang kedua yaitu Rasulullah   selalu  aktif melakukan puasa hari senin dan kamis menurut Imam Tirmidzi sbb :
حَدَّثَنَا أَبُو حَفْصٍ عَمْرُو بْنُ عَلِيٍّ الْفَلَّاسُ حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ دَاوُدَ عَنْ ثَوْرِ بْنِ يَزِيدَ عَنْ خَالِدِ بْنِ مَعْدَانَ عَنْ رَبِيعَةَ الْجُرَشِيِّ عَنْ عَائِشَةَ قَالَتْ كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَتَحَرَّى صَوْمَ الِاثْنَيْنِ وَالْخَمِيسِ

Bercerita kepada kami  Abu Hafes – Amar bin Ali Azl fallas , lalu  berkata : Bercerita kepada kami Abdullah bin Dawsud dari Tsaur bin Yazid  dari Khalid bin Ma`dan dari Rabi`ah  Al Jurasyi  dari Aisyah berkata : Nabi   selalu menjalankan puasa  senin dan kamis .  HR Tirmidzi
قَالَ أَبُو عِيسَى حَدِيثُ عَائِشَةَ حَدِيثٌ حَسَنٌ غَرِيبٌ مِنْ هَذَا الْوَجْهِ
وَأعله ابْنُ الْقَطَّانَ  بِأَنَّ رَاوِيَهُ عَنْ عَائِشَةَ رَبِيْعَةَ الْجَرْشِي وَهُوَ إِنْ لَمْ يَكُنْ لَهُ صُحْبَةٌ فَلَا يُعْرَفُ أََنَّهُ ثِقَةٌ ، وَقَدْ قَالَ بَعْضُ النَّاسِ إِنَّ لَهُ صُحْبَةً ، وَكَانَ فَقِيْهَ النَّاسِ أَيَّامَ مُعَاوِيَةَ ، قَالَهُ أَبُو الْمُتَوَكِّلِ النَّاجِي ، وَلَكِنْ لَيْسَ كُلُّ فَقِيْهٍ ثِقَةٌ فِي الْحَدِيْثِ . قَالَ : وَلَسْتُ أَرَى هَذَا الحَدِيْثَ صَحِيْحًا مِنْ أََجْلِهِ ، وَمِنْ أَجْلِ الِاخْتِلَافِ فِي ثَوْرٍ بْنِ يَزِيْدَ الرَّاوِي عَن خَالِدٍ بْنِ مَعْدَانَ عَنهُ وَمَا رُمِيَ بِهِ مِنَ الْقَدَرِ . هَذَا آخِرُ كَلَامِهِ ، وَقَدْ أَخْرَجَهُ ابْن حِبَّانَ فِي «صَحِيْحِهِ» من هَذَاالْوَجْهِ كُلِّهِ .
Abu Isa  berkata : Hadis Aisyah itu hadis hasan  Gharib ( nyeleneh ) dari jalur ini .

Komentarku ( Mahrus ali ):

Ibnul qatthan menyatakan hadis tsb ma`lul artinya  cacat  sebab perawi dari Aisyah bernama  Rabi`ah al Jurasyi tidak di kenal  sebagai sahabat Nabi   juga tidak di kenal sebagai perawi terpercaya . Sungguh sebagian orang berkata : Dia adalah sahabat Nabi   dan  termasuk orang alim waktu Muawiyah berkuasa . Demikian  di katakan  oleh Abul mutawakkil annaji .
Tapi  seorang alim belum tentu bisa di percaya  dalam meriwayatkan  hadis .
Ibnul qattan berkata : Aku menyatakan hadis tsb jelas tidak sahih ( lemah ) karena masih hilaf tentang  Tsaur bin Yazid  dari Khalid bin Ma`dan  dan  dia juga tertuduh qadariyah . Ini ahir perkataan nya . Sungguh Ibnu Hibban meriwayatkan hadis tsb dalam kitab sahihnya  dari jalur ini .

Komentarku ( Mahrus ali ):
Tiada  gunanya  pencantuman hadis tsb dalam kitab sahih Ibnu Hibban  karena sanadnya  dan perawi nya cacat. Dan kita  memilih realistis dan sesuatu yang jeli dalam menilai hadis agar kita aman dan berusaha  sekuat mungkin untuk menghindari kekeliruan itu .
Karena itu , hadis tsb  tidak di riswayatkan oleh Bukhari dan Muslim dan ia di nyatakan lemah dan ini paling tepat menurut saya .

Jumat, Desember 03, 2010



Artikel Terkait

10 komentar:

  1. jadi puasa sunnah yang di contohkan rasulullah puasa apa ??? ..jadi bingung maaaf saya baru belaja

    BalasHapus
  2. Insya Allah puasa Dawud - sehari puasa sehari tidak

    BalasHapus
  3. mau melakukan sunah aja bingung ya.... mending yang wajib aja puasa Rhamadhan...sudah ada jelas dalam quran dan hadisnya

    BalasHapus
  4. Anda pilih itu tiada jeleknya , silahkan

    BalasHapus
  5. Puasa Hari Senin dan Kamis

    Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

    تُعْرَضُ الأَعْمَالُ يَوْمَ الاثْنَيْنِ وَالْخَمِيْسِ فَأُحِبُّ أَنْ يُعْرَضَ عَمَلِي وَأَنَا صَائِمٌ

    “Amal-amal ditampakkan pada hari senin dan kamis, maka aku suka jika ditampakkan amalku dan aku dalam keadaan berpuasa.” (Shahih, riwayat An-Nasa’i)

    Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah ditanya tentang puasa pada hari senin, beliau bersabda:

    ذَاكَ يَوْمٌ وُلِدْتُ فِيْهِ. وَيَوْمٌ بُعِثْتُ (أَوْ أَنْزِلَ عَلَيَّ فِيْهِ)

    “Ia adalah hari ketika aku dilahirkan dan hari ketika aku diutus (atau diturunkan (wahyu) kepadaku ).” (HR. Muslim

    sumber http://muslim.or.id/fiqh-dan-muamalah/puasa-sunnah.html

    wallahu a'lam

    BalasHapus
  6. Untuk hadis pertama akan saya kaji dan akan saya jawab di blog . Untuk hadis ke dua sudah di jawab di dalam artikel di atas.

    BalasHapus
  7. Ass Wr Wb Ustadz
    Ttg Hadis Puasa Senin dan Kamis, coba antum lihat di kitab Bulughul Maram, Nailul Author, Syarah Subulus Salam dan Bidayatul Mujtahid dimana menyebutkan puasa Senin dan Kamis tsb Shahih.

    BalasHapus
  8. Sudah cukup BUkhari dan MUslim sendiri yang melemahkan hadis puasa senin Kamis itu.

    BalasHapus
  9. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

    تُعْرَضُ الأَعْمَالُ يَوْمَ الاثْنَيْنِ وَالْخَمِيْسِ فَأُحِبُّ أَنْ يُعْرَضَ عَمَلِي وَأَنَا صَائِمٌ

    “Amal-amal ditampakkan pada hari senin dan kamis, maka aku suka jika ditampakkan amalku dan aku dalam keadaan berpuasa.” (Shahih, riwayat An-Nasa’i)
    Bagaimana ustadz dgn hasil kajian dgn hadits ini ?

    BalasHapus
  10. Untuk Hariyadi Dzunnurain
    Hadis tsb nyeleneh kata Tirmidzi lihat sunan Tirmidzi 1014. Hanya Tirmidzi yang meriwayatkan redaksi hadis tsn dari kalangan kutubut tis`ah. Ada perawi bernama Suhail bin Abu Shaleh yang kabur hapalannya ketika lansia. Dalam riwayat Muslim kalimat : Saya senang amalanku di tampakkan sedang aku berpuasa............... tidak ada.

    BalasHapus

Pesan yang baik, jangan emosional.Bila ingin mengkeritisi, pakailah dalil yang sahih.Dan identitasnya jelas. Komentar emosional, tidak ditayangkan