Sabtu, September 24, 2011

Hadis enam hari puasa Syawal dari Abu Hurairah juga lemah

Karena permintaan sebagian pembaca blog mantan kyia NU untuk mengkaji hadis enam hari puasa Syawal dari jalur Abu Hurairah , maka  saya tulis sedemikian ini , semoga bermanfaat .
مُسْتَخْرَجُ أَبِيْ عَوَانَةَ - مَشْكُوّلِ - (جَ 4 / صَ 11)
حَدَّثَنَا الْصَّوْمَعِيُّ، حَدَّثَنَا عُمَرُ بْنُ أَبِيْ سَلَمَةَ، حَدَّثَنَا زُهَيْرُ بْنُ مُحَمَّدٍ، عَنْ سُهَيْلٍ، عَنْ أَبِيْهِ، عَنْ أَبِيْ هُرَيْرَةَ، قَالَ: قَالَ الْنَّبِيُّ - صَلَّىَ الْلَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ -: مَنْ صَامَ رَمَضَانَ، وَأَتْبَعَهُ بِسِتٍّ مِنْ شَوَّالٍ، فَذَلِكَ صِيَامُ الْدَّهْرِ.
Mustakhraj Abu Awana – Yang bersyakal  - (Juz 4 / h. 11)
Al souma`i bercerita  kepada kami, lalu mengatakan "Bercerita kepada kami  'Umar bin Abi Salamah, lalu mengatakan "Bercerita kepada kami Zuhair bin Muhammad , dari  Suhail, dari ayahnya, dari Abu Hurairah berkata: Nabi - saw bersabda -: Barangsiapa berpuasa Ramadhan dan mengikutinya dengan enam hari bulan Syawal, maka sama dengan puasa seumur hidup.

Dalam kitab Majma   Zawaid wa manbaul fawaid  
​​- (Juz 3 / hal 238)
terdapat keterangan sbb :
-وَعَنْ أَبِيْ هُرَيْرَةَ عَنْ رَسُوْلِ الْلَّهِ صَلَّىَ الْلَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ:
"
مَنْ صَامَ رَمَضَانَ وَأَتْبَعَهُ بِسِتٍّ مِنْ شَوَّالٍ فَكَأَنَّمَا صَامَ الْدَّهْرَ كُلَّهُ".
رَوَاهُ الْبَزَّارُ وَلَهُ طُرُقٌ رِجَالُ بَعْضُهَا رِجَالُ الْصَّحِيْحِ.

- Diriwayatkan dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah saw berkata:
"Barangsiapa puasa Ramadhan dan mengikutinya dengan enam hari bulan Syawal, seolah-olah dia berpuasa seumur hidup."
Diriwayatkan oleh al-Bazzar  Dan ia memiliki jalur – jalur periwayatan . Sebagian perawi – perawinya adalah perawi  Sahih Bukhagri

Dalam kitab Sahih targhib wattarhib , juz 1/ 244.  Al Bani menyatakan :

صَحِيْحُ الْتَّرْغِيْبِ وَالْتَّرْهِيْبِ - (جَ 1 / صَ 244)
1009 - (
صَحِيْحٌ )
Hadis tsb sahih 1009 .

Komentarku ( Mahrus ali ) :
Setahu  saya , hadis tentang puasa enam Hari Syawal ini sama sekali tidak di riwayatkan oleh Imam Bukhari . Dan sudah jelas lemahnya sebagaimana  di :
13 Sep 2011
01 Sep 2011

Dalam kitab Ilalul  hadis  karya Ibnu Abi Hatim - (Juz 1 / hal 724)  terdapat keterangan :

- وَسَأَلْتُ أَبِيْ عَنْ حَدِيْثٍ رَوَاهُ عَمْرُوْ بْنُ أَبِيْ سَلَمَةَ ، عَنْ زُهَيْرِ بْنِ مُحَمَّدٍ ، عَنْ سُهَيْلِ بْنِ أَبِيْ صَالِحٍ ، عَنْ أَبِيْهِ ، عَنْ أَبِيْ هُرَيْرَةَ ، عَنِ الِنَّبِيِّ صَلَّىَ الْلَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ، قَالَ مَنْ صَامَ رَمَضَانَ ، وَأَتْبَعَهُ بِسِتٍّ مِنْ شَوَّالٍ فَذَلِكَ صِيَامُ الْدَّهْرِ

- Aku bertanya pada ayahku tentang suatu hadits yang diriwayatkan oleh Amr bin Abi Salamah, dari Zuhair bin Muhammad, dari Suhail bin Abi Shalih dari ayahnya, dari Abu Hurairah, dari  Nabi saw berkata,
…………………………………….
قَالَ أَبِيْ الْمِصْرِيُّوْنَ يَرْوُوْنَ هَذَا الْحَدِيْثَ عَنْ زُهَيْرٍ ، عَنِ الْعَلَاءِ ، عَنْ أَبِيْهِ ، عَنْ أَبِيْ هُرَيْرَةَ ، عَنِ الِنَّبِيِّ صَلَّىَ الْلَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
Ayah saya mengatakan orang – orang Mesir meriwayatkan  hadis ini dari Zuhair, dari  Ala, dari ayahnya, dari Abu Hurairah,  dari Nabi saw

Komentarku ( Mahrus ali ) :
Jadi sanadnya berbeda banget , yaitu dari :
Zuhair, dari  Ala, dari ayahnya, dari Abu Hurairah,  dari Nabi saw

Sedang sanad yang dulu sbb :
عَنْ زُهَيْرِ بْنِ مُحَمَّدٍ ، عَنْ سُهَيْلِ بْنِ أَبِيْ صَالِحٍ ، عَنْ أَبِيْهِ ، عَنْ أَبِيْ هُرَيْرَةَ ، عَنِ الِنَّبِيِّ صَلَّىَ الْلَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
dari Zuhair bin Muhammad, dari Suhail bin Abi Shalih dari ayahnya, dari Abu Hurairah, dari  Nabi saw


Dalam  hadis Abu Hurairah tsb terdapat perawi yang cacat yaitu :

ــ سُهَيْلِ بْنِ أَبِى صَالِحٍ : ذَكْوَانُ السَّمَّانِ ، أَبُوْ يَزِيْدَ الْمَدَنِىَّ ، مَوْلَى جُوَيْرِيَةَ بِنْتِ الْأَحْمَسِ ( أَخُوْ صَالِحٍ وَ عَبْدِ الْلَّهِ وَ مُحَمَّدٍ بَنِى أَبِى صَالِحٍ )
مَرْتَبَتُهُ عِنْدَ ابْنِ حَجَرْ : صَدُوْقٌ تَغَيَّرَ حِفْظُهُ بِآخِرِه
مَرْتَبَتُهُ عِنْدَ الْذَّهَبِـيُ : قَالَ ابْنُ مَعِيْنٍ : هُوَ مِثْلُ الْعَلَاءِ وَ لَيْسَا بِحُجَّةٍ

Suhail bin Abi Shalih : Dzakwaan Assaman ,   Abu Yazid al Madani , -budak yang dibebaskan oleh  Juwayriyah Al ahmas (saudara Salih dan Abdullah dan Muhammad Saleh Bani Abu  Saleh )
Peringkat menurut  Ibnu Hajar: Dia adalah perawi  jujur , hapalannya berubah ketika lansia.

Peringkat menurut Dzahabi :  Ibn Ma`in  berkata : Dia  seperti Ala` dan tidak bisa di buat hujjah
. وَ قَالَ أَبُوْ حَاتِمٍ : لَا يُحْتَجُّ بِهِ . وَ وَثّقَهُ نَاسٌ
قَالَ عَبَّاسُ الْدُّورِىُّ ، عَنْ يَحْيَىَ بْنِ مَعِيْنٍ : سُهَيْلُ بْنُ أَبِى صَالِحٍ وَ الْعَلَاءُ بْنُ عَبْدِ الْرَّحْمَنِ حَدِيْثُهُمَا قَرِيْبٌ مِنَ الْسَّوَاءِ ، وَ لَيْسَ حَدِيْثُهُمَا بِحُجَّةٍ
Abu Hatim berkata: Dia tidak bisa di buat hujjah. Dan orang –orang juga mempercayainya 
Abbas Adduri menyatakan : Dari Yahya bin Ma`in : Suhail bin Abi Shalih dan al-Ala bin Abd al-Rahman mirip –mirip ,
Dan  hadisnya tidak bisa di buat hujjah

قُلْتُ : وَ عَابَ ذَلِكَ عَلَيْهِ الْنَّسَائِىُّ ، فَقَالَ السُّلَمِىُّ : سَأَلْتُ الْدَّارَقُطْنِىُّ : لِمَ تَرَكَ الْبُخَارِىُّ حَدِيْثَ سُهَيْلٍ فِى كِتَابِ " الْصَّحِيْحِ " ؟ فَقَالَ : لَا أَعْرِفُ لَهُ فِيْهِ عُذْراً فَقَدْ كَانَ الْنَّسَائِىُّ إِذَا مَرَّ بِحَدِيْثٍ سُهَيْلٍ قَالَ : سُهَيْلٌ وَ الْلَّهُ خَيْرٌ مِنْ أَبِى الْيَمَانِ ، وَ يَحْيَىَ بْنُ بُكَيْرٍ ، وَ غَيْرِهِمَا
Saya  berkata : Imam Nasai mencela dia .
 Assulami berkata : Aku bertanya  kepada  Imam Daaraqutni
Mengapa Imam Bukhari meninggalkan hadis riwwayat Suhail dalam kitab sahih  Bukharinya 
Daroqutni berkata :  Aku tidak  tahu alasannya .
Imam Nasai  bila ketemu dengan hadis Sauhail , beliau berkata : Suahil lebih baik  dari pada Abul Yaman , Yahya bin Bukair dll.

.
وَ ذَكَرَ ابْنُ أَبِى خَيْثَمَةَ فِى " تَارِيْخِهِ " ، عَنْ يَحْيَىَ قَالَ : لَمْ يَزَلْ أَهْلُ الْحَدِيْثِ يَتَّقُوْنَ حَدِيْثَهُ .
وَ ذَكَرَ الْعُقَيْلِىّ ، عَنْ يَحْيَى أَنَّهُ قَالَ : هُوَ صُوَيْلِحٌ ، وَ فِيْهِ لِيْنٌ .
رَوَىَ لَهُ الْبُخَارِىُّ مَقْرُوْنا وَ تَعْلِيْقا . اهٓـ .
Dan putra Abu Khaytsamah dalam kitab "Tarikh ," ujar Yahya, orang – orang  masih berhati – hati terhadap  hadisnya ( Hadis Suhail )
Dan kata Uqaili i, Yahya mengatakan: Dia adalah orang baik , tapi lemah
Bukhari meriwayatkan  dari padanya, tapi di sertai perawi lain atau tanpa sanad . [1]

Dalam kitab Tahdzibul kamal karya al mizzi   (Juz 13 / hal 504) ada keterangan  sbb:

وَقَالَ مُحَمَّدٌ بْنِ سَعْدٍ: كَانَ كَثِيْرَ الْحَدِيْثِ، وَلَا يُحْتَجُّ بِهِ.
وَقَالَ إِبْرَاهِيْمُ بْنُ يَعْقُوْبَ الْجَوْزَجَانِيُّ : ضَعِيْفُ الْحَدِيْثِ، غَمَزَ ابْنُ عُيَيْنَةَ فِيْ حِفْظِهِ
\

Muhammad bin Sa`ad berkata : Dia banyak hadisnya , tapi tidak bisa di buat hujjah.
Ibrahim bin Yakub Aljozjani mengatakan : Lemah hadisnya ,
Ibnu Uyainah menyindir tentang kelemahannya dalam hapalan [2]


Ada perawi yang cacat lagi  sbb :
ــ زُهَيْرُ بْنُ مُحَمَّدٍ الْتَّمِيْمِىُّ الْعَنْبَرِىُّ ، أَبُوْ الْمُنْذِرِ الْخُرَاسَانِىُّ الْمَرْوَزِىُّ الْخَرْقِى ( قَدِمَ الْشَّامِ وَ سَكَنَ الْحِجَازِ )
مَرْتَبَتُهُ عِنْدَ ابْنِ حَجَرْ : رِوَايَةُ أَهْلِ الْشَّامِ عَنْهُ غَيْرُ مُسْتَقِيْمَةٍ فَضُعِّفَ بِسَبَبِهَا
مَرْتَبَتُهُ عِنْدَ الْذَّهَبِـيُ : ثِقَةٌ يُغْرِبُ ، وَ يَأْتِىَ بِمَا يُنْكِرُ
2049
Zuhair bin Muhammed Al Tamimi Ambari, Abu Mundzir Khurasani Marwazi Kharqi (Dia datang ke Syam  dan tinggal di Hijaz ) 
Peringkatnya  menurut Ibn Hajar :Riwayat penduduk Syam dari padanya  tidak lurus , dan  karena itu hadisnya lemah
Peringkat menurut Dzahabi : Perawi kepercayaan yang  nyeleneh , tapi sering meriwayatkan hadis yang mungkar [3]

وَ قَالَ مُعَاوِيَةُ بْنُ صَالِحٍ ، عَنْ يَحْيَىَ : ضَعِيْفٌ .
وَ قَالَ أَحْمَدُ بْنُ عَبْدِ الْلَّهِ الْعَجْلِى : جَائِزُ الْحَدِيْثِ .
وَ ذَكَرَهُ أَبُوْ زُرْعَةَ فِى أَسَامِى الضُّعَفَاءِ .
وَ قَالَ الْبُخَارِىُّ : مَا رَوَىَ عَنْهُ أَهْلُ الْشَّامِ فَإِنَّهُ مَنَاكِيْرُ ، وَ مَا رَوَىَ عَنْهُ أَهْلُ الْبَصْرَةِ  فَإِنَّهُ صَحِيْحٌ .
Dan kata Muawiya bin Saleh, dari Yahya:  Dia ( Zuhair )perawi lemah .
Dan Ahmad bin Abdullah al ajli berkata :  Dia boleh meriwayatkan   hadis.
Abu Zur`ah menyebutnya dalam kumpulan nama – nama perawi lemah
Bukhari  berkata:  Apa yang di wayatkan oleh orang-orang  Syam adalah melalui  Zuhair adalah hadis mungkar, dan  apa yang  di riwayatkan orang-orang dari Basra, itu sahih

وَ قَالَ الْنَّسَائِىُّ : ضَعِيْفٌ .
وَ قَالَ فِى مَوْضِعٍ آَخَرَ : لَيْسَ بِالْقَوِىِّ .
وَ قَالَ فِى مَوْضِعٍ آَخَرَ : لَيْسَ بِهِ بَأْسٌ ، وَ عِنْدَ عَمْرِوٍ بْنِ أَبِى سَلَمَةَ عَنْهُ مَنَاكِيْرَ .
Nasai berkata: Dia lemah.
Dia mengatakan di tempat lain:  Dia ( Zuhair ) tidak kuat.
Dia mengatakan di tempat lain: Tidak ada yang salah, dan menurut  Amr bin Abi Salamah ada hadis – hadis  munkar dari Zuhair
 .
وَ قَالَ يَعْقُوْبُ بْنُ شَيْبَةَ : صَدُوْقٌ صَالِحُ الْحَدِيْثِ .
وَ قَالَ الْحَاكِمُ أَبُوْ أَحْمَدَ : فِى حَدِيْثِهِ بَعْضُ الْمَنَاكِيْرِ .
وَ قَالَ الْسَّاجِىُّ : صَدُوْقٌ ، مُنْكَرُ الْحَدِيْثِ .
Yakub  Bin Syaibah berkata : Dia jujur , baik  hadisnya
Dan Al hakim - Abu Ahmad berkata :  Dalam hadisnya beberapa kemungkaran .
Al saji berkata: Jujur , munkar hadisnya . .

وَ قَالَ الْعَجْلِى : لَا بَأْسَ بِهِ ، وَ هَذِهِ الْأَحَادِيْثُ الَّتِى يَرْوِيْهَا أَهْلُ الْشَّامِ عَنْهُ ، لَيْسَتْ تُعْجِبَنى .

Al Ajli berkata : Tidak apa – apa . Hadis – hadis riwayat penghuni Syam dari  Zuhair , saya tidak suka kepadanya.


Ada lagi perawi cacat tentang hadis puasa enam hari Syawal , riwayat Abu Hurairah itu sbb :


ــ عَمْرو بْنِ أَبِى سَلَمَةَ التِّنِيْسِى ، أَبُوْ حَفْصٍ الْدِّمَشْقِىَّ ، مَوْلَى بَنِىٓ هَاشِمٍ
مَرْتَبَتُهُ عِنْدَ ابْنِ حَجَرْ : صَدُوْقٌ لَهُ أَوْهَامٌ بِهِ .
وَ قَالَ أَبُوْ جَعْفَرٍ الْعُقَيْلِىّ : فِى حَدِيْثِهِ وَ
مَرْتَبَتُهُ عِنْدَ الْذَّهَبِـيُ : وَثَّقَهُ جَمَاعَةُ ، وَ قَالَ أَبُوْ حَاتِمٍ : لَا يُحْتَجُّ بِهِ

Amr bin Abi Salamah  Al tinisi , Abu Hafsh  dari Damaskus, budak dibebaskan dari bani Hasyim

Peringkat menurut Ibnu Hajar:  Jujur banyak ngelantur 
Peringkat menurut Dzahabi :  Kepercayaan kelompok Imam hadis , dan Abu Hatim berkata: Aku tidak berhujjah dengannya .


وَ قَالَ إِسْحَاقُ بْنُ مَنْصُوْرٍ ، عَنْ يَحْيَىَ بْنِ مَعِيْنٍ : ضَعِيْفٌ .
وَ قَالَ أَبُوْ حَاتِمٍ : يُكْتَبُ حَدِيْثُهُ ، وَ لَا يُحْتَجُّ هْمٌ .
وَ5043

Top of Form

Ishak bin Mansur dari Yahya bin ma`in berkata : Dia perawi bernama Amar bin Abu Salamah adalah lemah .
Abu Hatim berkata : Hadisnya boleh di tulis tapi tidak bisa di buat hujjah
Abu Ja`far Al Uqaili berkata : Hadisnya keliru . [4]

Sebagai bukti bahwa Aisyah tidak pernah menjalankan puasa enam hari Syawal adalah hadis sbb :
703‏- حَدِيْثُ  ‏عَائِشَةَ، قَالَتْ: كَانَ يَكُون عَلَيَّ الصَّوْمُ مِنْ رَمَضَانَ، فَمَا أَسْتَطِيعُ أَنْ أَقْضِيَ إِلاَّ فِي شَعْبَانَ
أَخْرَجَهُ اْلبُخَارِيّ فِي : 30 كِتَابُ الصَّوْمِ: 40 بَابُ مَتَى يُقْضَى قَضَاءُ رَمَضَانَ

703.Aisyah ra menuturkan: “Adakalanya, aku mempunyai hutang puasa Ramadhan dan aku tidak dapat mengqadhanya, kecuali pada bulan Sya’ban (berikutnya).” (Bukhari, 30, Kitab Shaum, 40, bab mengqadha kapankah puasa Ramadhan?).
Allu`lu` wal marjan 334/1 Al albani berkata : Muttafaq alaih
 Lihat di kitab karyanya : Misyaktul  mashobih  2030 .
BIla Aisyah menjalankan puasa enam hari Syawal , maka sudah tentu , beliau harus mendahulukan puasa qadha`  dulu . Untuk apa menjalankan puasa sunat lalu puasa yang wajib belum di jalankan . Mestinya menjalankan  puasa wajib dulu bukan sunat .

Imam Malik menyatakan : Penduduk Medinah tidak ada yang menjalankan puasa enam hari Syawal . Dan tiada hadis nya bahwa para sahabat atau Rasulullah SAW menjalankan puasa  enam hari Syawal.

Masak kita menjalankannya  karena ingin mendapatkan fadhilahnya lalu para  sahabat tidak ingin ? keliru sekali , bukan benar sungguh .

18 Agt 2011
18 Agt 2011
03 Des 2010






` Mausuah ruwatil  hadis  2675

[2] Mausuah ruwatil  hadis  2675
[3] Mausuah ruwatil  hadis Mausuah ruwatil  hadis
[4] Mausuah ruwatil hadis  5043.
Artikel Terkait

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pesan yang baik, jangan emosional.Bila ingin mengkeritisi, pakailah dalil yang sahih.Dan identitasnya jelas. Komentar emosional, tidak ditayangkan