Minggu, September 11, 2011

Pemugaran peninggalan buadaya leluhur adalah kedurhakaan

Selamatkan Situs Majapahit, Rembang Butuh Bantuan Sukarelawan

Minggu, 11 September 2011 11:14 WIB
REPUBLIKA.CO.ID, REMBANG Pemerintah Kabupaten Rembang, Jawa Tengah, membutuhkan bantuan sukarelawan untuk menyelamatkan benda-benda peninggalan sejarah di Situs Majapahit yang berada di kawasan Gunung Kajar, Pegunungan Lasem.

"Penyelamatan Situs Majapahit Lasem harus diawali dengan penelitian untuk mengungkap keterkaitan masing-masing benda peninggalan sejarah di situs itu dan memastikan jumlah terkininya," kata Kepala Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olahraga Kabupaten Rembang, Noor Effendi, Ahad (11/9).

Ia mengatakan, Pemkab mengantongi data sekitar 70 titik peninggalan sejarah di wilayah Lasem, termasuk benda-benda peninggalan era Kerajaan Majapahit di kawasan Desa Kajar, kecamatan setempat. "Namun data itu menurut kami, masih perlu disempurnakan. Sebab selain hanya menyajikan jumlah secara umum, data tersebut tidak menjelaskan muatan masing-masing titik peninggalan sejarah secara rinci."

Pihaknya pun meyakini jumlah terkini benda-benda peninggalan itu telah mengalami pergeseran, seiring dengan kemungkinan terjadinya pelapukan akibat faktor alam.
Karenanya dibutuhkan bantuan dari para sukarelawan untuk melakukan penelitian pada Situs Majapahit di kawasan Gunung Kajar, Pegunungan Lasem.

Noor Effendi menjelaskan, anggaran Pemkab setempat untuk secara khusus mengadakan penelitian tentang keterkaitan masing-masing benda peninggalan sejarah dan mengetahui jumlah terkini peninggalan yang masih bisa diselamatkan, terbatas. "Bilamana ada peneliti yang secara sukarela membantu kami melakukan penelitian di Situs Majapahit itu, hasilnya tentu akan berarti penting untuk menentukan langkah konservatif, sekaligus penyelamatan situs dari kerusakan," ujarnya.

Sejarah Kerajaan Majapahit pada era 1351 Masehi mewariskan setidaknya empat benda peninggalan berupa batu tapak kaki Raja Majapahit yang dikenal dengan watu tapak, goa tinatah, kursi kajar dan lingga kajar. Benda-benda peninggalan sejarah itu tersebar di kawasan Gunung Kajar, Pegunungan Lasem, Kabupaten Rembang.

Benda-benda peninggalan sejarah itu memang tidak cukup terawat, karena minimnya anggaran perawatan. "Goresan huruf palawa di lingga kajar, misalnya, sudah sulit dibaca lagi. Begitu pula peninggalan-peninggalan Majapahit lain, misalnya kajar kursi, juga tidak terperhatikan. Batu itu tidak lagi menyerupai kursi karena telah hancur sebagian," kata Noor.

Menurut dia, peran sukarelawan juga akan menjadi salah satu bahan untuk merealisasikan usulan dari Masyarakat Sejarawan Indonesia (MSI) Kabupaten Rembang, yakni menjadikan Situs Majapahit Lasem sebagai laboratorium sejarah.

Redaktur: cr01
Sumber: Antara

Komentarku ( Mahrus ali )

Di Tapanuli juga ada upaya untuk pemugaran atau perawatan peninggalan bangsa Hindu , lihat keterangan sbb :

PAHAE – Pemkab Tapanuli Utara (Taput) akan menginventarisasi dan memugar benda-benda peninggalan agama Hindu di kawasan Pahae, tepatnya di Dusun Hopong, Desa Dolok Sanggul, Kecamatan Simangumban.
Bupati Taput Torang Lumbantobing (Toluto) mengatakan, saat ini mereka sedang mengupayakan penginventarisasian benda-benda kuno bersejarah tersebut. Sebab, bendabenda kuno berupa patung dan beberapa situs batu seperti gua merupakan aset sejarah bangsa yang harus dijaga. ”Sejauh ini,kami belum dapat menembus langsung hingga ke kawasan Dusun Hopong. Namun, Dinas Pariwisata berencana menginventarisasi terlebih dahulu.
Jika memungkinkan untuk dipugar, maka akan kami pugar,” katanya di Simangumbang, kemarin. Toluto meminta masyarakat di kawasan Dusun Hopong untuk menjaga, merawat, dan melestarikan benda-benda bersejarah itu beserta kawasan di sekitarnya. Dusun Hopong merupakan situs sejarah yang menjadi bukti adanya kehidupan di kawasan tersebut sejak zaman Hindu kuno.
”Benda-benda dan situs bersejarah itu membuktikan bahwa sejak dulu di kawasan Tapanuli sudah ada tertata kehidupan yang sangat baik. Ini salah satu kekayaan kita. Karena itu, masyarakat harus turut menjaganya,”tuturnya. Camat Simangumban B Nainggolan mengatakan, berdasarkan hasil tinjauannya terakhir ke kawasan Dusun Hopong, masih tersisa beberapa peninggalan Hindu yang sangat berharga, berupa patung.
Namun,dia tidak bisa memastikan jumlah benda-benda bersejarah yang tersisa karena sudah banyak yang rusak dan sebagian juga hilang. ”Kalau yang kami lihat dari tinjauan terakhir, ada lebih dari sepuluh patung yang utuh. Ada juga yang disimpan atau disembunyikan warga. Kami sudah meminta kepada warga agar barang-barang bersejarah yang disimpan dicatat dan nantinya dikembalikan agar disatukan kembali,”paparnya.
Sementara itu, Budayawan Batak Toba Thompson HS mengatakan, situs di Dusun Hopong tersebut dimungkinkan peninggalan Hindu kuno. Sebab, pergeseran masyarakat Hindu dulunya juga terjadi dari kawasan Tapanuli Selatan (Tapsel) hingga ke arah Simalungun. Namun, untuk kepastiannya, harus dilakukan riset yang melibatkan antropolog dan para ahli purbatua.
Apalagi, keberadaan peninggalan benda bersejarah tersebut selama ini masih terkesan sebatas cerita yang tidak pernah diteliti hingga tuntas. ”Bahkan, sejak masih SMA dulu, saya sudah pernah mendengar tentang benda bersejarah tersebut dari guru antropolog saya dan disebutkan bahwa di sana juga ada gua.Namun, sampai saat ini belum dilakukan penelitian terhadap bendabenda dan gua,”katanya.
Komentarku ( Mahrus ali )
Memugar peninggalan Hindu atau Budha sama dengan mengagungkan syi`ar agama Hindu dan menghina syi`ar agama Islam , atau keagungan leluhur yang kafir bukan  muslim . Dan ini  di larang  , Allah berfirman :
ذَلِكَ وَمَنْ يُعَظِّمْ شَعَائِرَ اللَّهِ فَإِنَّهَا مِنْ تَقْوَى الْقُلُوبِ
Demikianlah (perintah Allah). Dan barangsiapa mengagungkan syi`ar-syi`ar Allah, maka sesungguhnya itu timbul dari ketakwaan hati.[1]
Mengagungkan syi`ar agama Allah termasuk hati yang bertakwa , lalu bagaimanakah  dengan mengagungkan  syi`ar agama kufur , sudah tentu termasuk mengagungkan syi`ar setan dan hati yang  durhalka kepadaNya
Untyuk menyumbang dana pemugaran peninggalan purba atau Hindu sama dengan menyumbang kepada kemungkaran bukan kebaikan untuk mendekat kepada Allah tapi mendekat kepada Iblis . Dan ini mirip dengan ayat :
  وَتَعَاوَنُوا عَلَى الْبِرِّ وَالتَّقْوَى وَلَا تَعَاوَنُوا عَلَى الْإِثْمِ وَالْعُدْوَانِ وَاتَّقُوا اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ شَدِيدُ الْعِقَاب
Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. Dan bertakwalah kamu kepada Allah, sesungguhnya Allah amat berat siksa-Nya. [2]
Biasanya tempat – tempat pariwisata dengan mengedepankan penampilan budaya leluhur bukan mengubur bekas – bekas jahilyhah itu selalu di hadiri orang – orang yang durjana  dan penuh dengan kemaksiatan  bukan orang yang saleh . .

 Baca lagi di : 
18 Jul 2011
18 Jul 2011
Setahu saya baratan itu pesta leluhur yang banyak kemungkarannya mines kebaikannya , banyak aurat wanita yang sengaja terbuka dengan berhias cantik , pada hal mestinya menurut ajaran sariat tertutup . Itulah budaya ...



[1] Al haj 22

[2] Al Maidah 2.

Artikel Terkait

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pesan yang baik, jangan emosional.Bila ingin mengkeritisi, pakailah dalil yang sahih.Dan identitasnya jelas. Komentar emosional, tidak ditayangkan