Jumat, September 02, 2011

Rektor UI akan beri penjelasan soal gelar doktor Raja Arab Saudi


1 September 2011 12:53 WIB

Rektor Universitas Indonesia, Gumilar Rusliwa Somantri, yang sudah kembali dari Arab Saudi, akan memberi penjelasan tentang pemberian gelar doktor kehormatan untuk Raja Arab Saudi, Abdullah bin Abdulaziz al-Saud.
"Beliau akan mengundang rekan-rekan wartawan untuk halal-bil-halal sekalian menjelaskan pokok persoalannya seperti apa," tutur juru bicara Universitas Indonesia, Devi Rahmawati, kepada wartawan BBC Indonesia, Heyder Affan.
Saat ini Gumilar masih berkumpul bersama keluarganya di Tasikmalaya, Jawa Barat, setelah kembali dari Arab Saudi untuk memberikan gelar doktor kehormatan kepada Raja Arab Saudi, yang mendapat kecaman dari berbagai pihak.
Sejumlah pihak menyesalkan pemberian gelar tersebut mengingat Arab Saudi dinilai memiliki catatan hak asasi yang buruk sementara sebagian pihak mengingatkan kembali pemancungan TKI asal Indonesia, Ruyati binti Satubi, di Arab Saudi setelah dinyatakan bersalah membunuh majikannya -walau sejumlah laporan menyebutkan tindakan Ruyati adalah untuk membela diri.
Bagaimanapun Devi Rahmawati menegaskan pemberian gelar kehormatan itu sudah melewati prosedur yang semestinya.
"Intinya Rektor UI tidak akan gegabah dalam memutuskan hal seperti ini dan sudah sesuai dengan prosedur akademis yang seharusnya ditempuh."
Dia menambahkan bahwa Universitas Indonesia memiliki rektor-rektor dengan kredibilitas terbaik dan tidak akan mengambil keputusan yang semberono namun tetap terbuka untuk kritik, termasuk dari para akademisi UI sendiri.
"Otokritik itu baik karena dengan otokritik kami bisa mengoreksi diri tapi kami juga punya hak jawab," tegas Devi.

Raja tetap duduk

Pemberian gelar Doktor Kehormatan dalam bidang Perdamaian Dunia dan Kemanusiaan itu diserahkan oleh Rektor Universitas Indonesia, Gumilar Rusliwa Somantri, pada Minggu 21 Agustus di Istana Al-Safa di Jeddah.
Dalam foto yang diterbitkan oleh arabnews.com, terlihat Raja Abdullah duduk di kursi menerima sertifikat dari Gumilar yang menyerahkan sambil berdiri namun menunduk karena Raja Abdullah tetap duduk di kursinya.
Arabnews.com melaporkan pemberian gelar kehormatan sebagai penghargaan atas upaya Raja Abdullah dalam mempromosikan pengajaran Islam yang moderat, mendukung perjuangan Palestina dan memulai perdebatan antar agama.
"Kami juga menghargai upaya kemanusiaan Raja serta kerja kerasnya dalam mempromosikan ilmu dan teknologi," tutur Gumilar seperti dikutip arabnews.com
Selain alasan pemberian yang dipertanyakan, juga pemberiannya dianggap tidak lazim karena biasanya penerima penghargaan yang hadir ke kampus universitas pemberi gelar bukan dengan mendatangi tempat kediaman penerima, seperti yang dilakukan oleh Gumilar Rusliwa Somantri.
Ada laporan-laporan yang menyebutkan gelar kehormatan atas Raja Abdullah dari Arab Saudi berkaitan dengan bantuan sebesar Rp13 miliar dari pemerintah Arab Saudi untuk pembangunan Masjid Attauhid Arif Rahman Hakim di Kampus UI Salemba, Jakarta.
Sumber : http://www.bbc.co.uk/indonesia/mobile/
Komentarku ( Mahrus ali )
Bantuan itu berlandaskan dalil ini ,

1879حَدِيْثُ عُثْمَانَ بْنِ عَفَّانَ عَنْ عُبَيْدِ اللهِ الْخَوْلاَنِيِّ، أَنَّهُ سَمِعَ عُثْمَانَ بْنَ عَفَّانَ يَقُولُ، عِنْدَ قَوْلِ النَّاسِ فِيهِ، حِينَ بَنى مَسْجِدَ الرَّسُولِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : إِنَّكُمْ أَكْثَرْتُمْ وَإِنِّي سَمِعْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ، يَقُولُ: مَنْ بَنى مَسْجِدًا يَبْتَغِي بِهِ وَجْهَ اللهِ، بَنَى اللهُ لَهُ مِثْلَهُ فِي الْجَنَّةِ
أَخْرَجَهُ اْلبُخَارِي فِي: 8 كِتَابُ الصَّلاَةِ: 65 بَابُ مَنْ بَنَى مَسْجِدًا

1878.                  Ubaidilah Al Khailani mendengar Usman ibnu Affan berkata ketika mendengar suara orang banyak yang mencelanya tentang perluasan masjid Rasulullah saw yang dilakukan olehnya : “Sesungguhnya kalian banyak mencela aku, padahal aku mendengar Rasulullah saw bersabda : “Barangsiapa yang membangun masjid karena Allah swt, maka Allah akan membangunkan baginya sebuah gedung sepertinya di dalam surga.’ (Bukhari, 8, kitabus shalat, 65, bab seorang yang membangun masjid).
Ayatnya  juga ada  sbb :
إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ الَّذِينَ ءَامَنُوا بِاللَّهِ وَرَسُولِهِ ثُمَّ لَمْ يَرْتَابُوا وَجَاهَدُوا بِأَمْوَالِهِمْ وَأَنْفُسِهِمْ فِي سَبِيلِ اللَّهِ أُولَئِكَ  هُمُ الصَّادِقُونَ
Sesungguhnya orang-orang yang beriman hanyalah orang-orang yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya kemudian mereka tidak ragu-ragu dan mereka berjihad dengan harta dan jiwa mereka pada jalan Allah, mereka itulah orang-orang yang benar.[1]
Saran saya :
Masjid sekalipun baik , besar , luas , namun tidak usah di karpet atau di keramik agar bisa bersujud ke tanah langsung sebagaimana  para sahabat dan Nabi SAW


[1] Al Hujurat 15
Artikel Terkait

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pesan yang baik, jangan emosional.Bila ingin mengkeritisi, pakailah dalil yang sahih.Dan identitasnya jelas. Komentar emosional, tidak ditayangkan