Jumat, September 09, 2011

Sedang Sampaikan Khutbah, Khatib masjid di pukuli

Sedang Sampaikan Khutbah, Khatib Masjid Raya Keumala Dipukuli


REPUBLIKA.CO.ID,BANDA ACEH--Kalangan ulama meminta aparat kepolisian mengusut tegas tersangka pemukul seorang khatib yang sedang menyampaikan khutbah pada pelaksanaan shalat jumat di masjid Raya Keumala, Kabupaten Pidie Provinsi Aceh.

"Apapun alasannya, tindakan itu tidak bisa dibenarkan dan telah melecehkan syariat. Saya meminta aparat kepolisian untuk menindak tegas pelakunya," kata Sekjen Himpunan Ulama Dayah Aceh (HUDA) Tgk Faisal Aly di Banda Aceh, Jumat malam.

Hal itu disampaikan menanggapi pemukulan terhadap Tgk Saiful Bahri, khatib shalat Jumat di masjid Keumala Kabupaten Pidie pada Jumat (9/9).

Menurut Faisal, jika memang penceramah itu menyampaikan hal-hal yang mungkin tidak bisa diterima atau merugikan orang lain maka tindakan tersebut seharusnya dilaporkan kepada aparat berwajib.

"Yang memprihatinkan adalah insiden tersebut dilakukan pelaku saat khatib sedang menyampaikan khutbah dan di dalam masjid. Tindakan itu memalukan dan tidak pernah terjadi sepanjang sejarah di Aceh," kata dia menjelaskan.

Ia menjelaskan bahwa penyampaian khutbah menjelang pelaksanaan shalat Jumat itu adalah ibadah. Artinya, tindakan pelaku juga telah mengganggu ibadah orang lain yang sangat tidak bisa diterima.

Sementara itu, beberapa waktu lalu juga pernah terjadi penurunan paksa terhadap penceramah yang sedang menyampaikan ceramahnya di Pidie.

Informasi lain menyebutkan, pihak kepolisian Polres Pidie telah meminta keterangan dari korban Tgk Saiful Bahri terkait dengan aksi pemukulan sejumlah orang terhadap dirinya.

Akibat pemukulan dan penggeroyokan itu, Tgk Saiful Bahri mengalami luka robek di bagian pelipis kanan, sehingga harus dijahit.
Redaktur: taufik rachman
Sumber: antara

Komentarku ( Mahrus ali )
Ada berita lagi sbb :  

“Saya (Masih) Ingat Wajah Pemukul”

Oleh: Y. Poetry - 09/09/2011 - 18:47 WIB
BANDA ACEH | ACEHKITA.COM Teungku Saiful Bahri, khatib yang dipukul saat menyampaikan khutbah Jumat di Masjid Raya Keumala Pidie, mengaku tidak mengenal pelaku pemukulan atas dirinya.
Tapi saya mengenal wajahnya, kata Teungku Saiful ketika dihubungi dari Banda Aceh melalui sambungan telepon selular, Jumat (9/9).
Akibat pemukulan itu, Saiful mengalami luka di pelipis dan harus dijahit. Saya baru pulang berobat, kata dia.
Dia mengakui telah melaporkan kasus itu ke pihak kepolisian di Polsek Keumala. Saya tidak terlalu mengenal pemukul saya, ujar khatib asai Gapui ini. Saya heran, mereka seperti an**ng di dalam masjid, sambungnya.
Teungku Saiful mengalami tindak kekerasan ketika tengah menyampaikan khutbat Jumat. Dalam khutbah yang berlangsung hampir setengah jam itu, Saiful mengajak jemaah untuk tidak berperilaku pendendam dan tidak memutuskan tali persaudaraan.
Menurutnya, pemilihan kepala daerah yang akan berlangsung dalam waktu dekat ini jangan menjadi pemicu retaknya persaudaraan.
Ia juga menyinggung kasus pembunuhan. Jangan berpikir dosa karena membunuh itu cukup dengan bertaubat. Tidak. Kita harus meminta maaf pada keluarga korban, ujarnya.
Selain itu, ia mengkritik tajam perilaku mantan gerilyawan.
Di tengah menyampaikan khutbah, seorang jemaah tiba-tiba berdiri dan meminta Teungku Saiful turun mimbar.
Turun, jangan kampanye di sini, ujar pria itu.
Belakangan, ia dikeroyok segelintir jemaah. []

Komentarku ( Mahrus ali )
Ada lagi beritanya sbb :
Ulama Dayah Kecam Pemukulan Khatib Jumat
Oleh: NH - 09/09/2011 - 19:27 WIB
BANDA ACEH | ACEHKITA.COM — Pemukulan khatib salat Jumat di Masjid Raya Keumala, Pidie, menuai kecaman dari ulama. Himpunan Ulama Dayah Aceh (HUDA) menilai perilaku itu biadab dan sama dengan teroris.
Sekretaris Jendral HUDA, Teungku Faisal Ali, mengatakan pengeroyokan khatib saat khutbah Jumat sebagai perilaku orang tak beriman dan harus dijatuhi hukuman berat.
“Tindakan pemukulan khatib saat berkhutbah di masjid Keumala adalah perbuatan sangat biadab dan tak berperikemanusiaan,” katanya saat dihubungi acehkita.com, Jumat petang.
“Tindakan itu sama spt yg dilakukan oleh teroris di masjid Polres Cirebon.”
Menurut Teungku Faisal, apapun materi yang disampaikan khatib dalam khutbah tak bisa dibantah oleh jemaah. “Betul atau salah isi khutbah tidak boleh dibantah. Apalagi sampai memukuli dan menurunkan khatib dari mimbar. Itu betul-betul tindakan yang tak bisa diterima akal sehat,” ujar Faisal yang juga ketua NU Aceh.
Menurut ulama yang sering disapa Lem Faisal, ada mekanisme kalau jemaah ingin “memprotes” isi khutbah khatib Jumat. Caranya adalah setelah selesai salat, jemaah mempertanyakan kepada khatib kalau yang disampaikan salah. Kalau meras difitnah, lapor polisi karena kita negara hukum, katanya.
“Jadi, bukan main keroyok seperti yang terjadi di Keumala. Tindakan para pelaku benar-benar tak bisa diterima,” ujarnya.
Ketika menyampaikan khutbah Jumat di Masjid Keumala, Teungku Saiful Bahri diturunkan dari mimbar dan dipukuli oleh segelintir jemaah yang tersinggung dengan materi khutbah. []
Komentarku ( Mahrus ali ):
Saya ingat ayat ini :
إِذْ قَالَ لِأَبِيهِ وَقَوْمِهِ مَاذَا تَعْبُدُونَ(85)أَئِفْكًا ءَالِهَةً دُونَ اللَّهِ تُرِيدُونَ(86)فَمَا ظَنُّكُمْ بِرَبِّ الْعَالَمِينَ(87)فَنَظَرَ نَظْرَةً فِي النُّجُومِ(88)فَقَالَ إِنِّي سَقِيمٌ(89)فَتَوَلَّوْا عَنْهُ مُدْبِرِينَ(90)فَرَاغَ إِلَى ءَالِهَتِهِمْ فَقَالَ أَلَا تَأْكُلُونَ(91)مَا لَكُمْ لَا تَنْطِقُونَ(92)فَرَاغَ عَلَيْهِمْ ضَرْبًا بِالْيَمِينِ(93)فَأَقْبَلُوا إِلَيْهِ يَزِفُّونَ(94)قَالَ أَتَعْبُدُونَ مَا تَنْحِتُونَ(95)وَاللَّهُ خَلَقَكُمْ وَمَا تَعْمَلُونَ(96)قَالُوا ابْنُوا لَهُ بُنْيَانًا فَأَلْقُوهُ فِي الْجَحِيمِ(97)فَأَرَادُوا بِهِ كَيْدًا فَجَعَلْنَاهُمُ الْأَسْفَلِينَ(98)
(Ingatlah) ketika ia berkata kepada bapaknya dan kaumnya: "Apakah yang kamu sembah itu?Apakah kamu menghendaki sembahan-sembahan selain Allah dengan jalan berbohong?Maka apakah anggapanmu terhadap Tuhan semesta alam?"Lalu ia memandang sekali pandang ke bintang-bintang.Kemudian ia berkata: "Sesungguhnya aku sakit".Kemudian ia pergi dengan diam-diam kepada berhala-berhala mereka; lalu ia berkata: "Apakah kamu tidak makan? Kenapa kamu tidak menjawab?"Lalu dihadapinya berhala-berhala itu sambil memukulnya dengan tangan kanannya (dengan kuat).Kemudian kaumnya datang kepadanya dengan bergegas.Ibrahim berkata: "Apakah kamu menyembah patung-patung yang kamu pahat itu?Padahal Allah-lah yang menciptakan kamu dan apa yang kamu perbuat itu".Mereka berkata: "Dirikanlah suatu bangunan untuk (membakar) Ibrahim; lalu lemparkanlah dia ke dalam api yang menyala-nyala itu". Mereka hendak melakukan tipu muslihat kepadanya, maka Kami jadikan mereka orang-orang yang hina.[1]
Di surat Alan`am di jelaskan sbb:
وَإِذْ قَالَ إِبْرَاهِيمُ لِأَبِيهِ ءَازَرَ أَتَتَّخِذُ أَصْنَامًا ءَالِهَةً إِنِّي أَرَاكَ وَقَوْمَكَ فِي ضَلَالٍ مُبِينٍ(74)
Dan (ingatlah) di waktu Ibrahim berkata kepada bapaknya Aazar: "Pantaskah kamu menjadikan berhala-berhala sebagai tuhan-tuhan? Sesungguhnya aku melihat kamu dan kaummu dalam kesesatan yang nyata".[2]
Di surat Zukhruf di jelaskan sbb:
وَإِذْ قَالَ إِبْرَاهِيمُ لِأَبِيهِ وَقَوْمِهِ إِنَّنِي بَرَاءٌ مِمَّا تَعْبُدُونَ(26)إِلَّا الَّذِي فَطَرَنِي فَإِنَّهُ سَيَهْدِينِ(27)وَجَعَلَهَا كَلِمَةً بَاقِيَةً فِي عَقِبِهِ لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُونَ(28)
Dan ingatlah ketika Ibrahim berkata kepada bapaknya dan kaumnya: "Sesungguhnya aku tidak bertanggung jawab terhadap apa yang kamu sembah, tetapi (aku menyembah) Tuhan Yang menjadikanku; karena sesungguhnya Dia akan memberi hidayah kepadaku". Dan (Ibrahim) menjadikan kalimat tauhid itu kalimat yang kekal pada keturunannya supaya mereka kembali kepada kalimat tauhid itu.[3]


[1] Asshoffat 85- 98
[2] Al an`am 74
[3] Zukhruf 26- 28
Artikel Terkait

1 komentar:

  1. memang tidak dibenarkan pemukulan itu,Jadikan pelajaran berharga untuk semua khotib jumat dimanapun berkhotib, sampailah kebenaran berdasarkan ilmu dengan arief dan bijak, hindari isi materi yang dapat menimbulkan gejolak,situasikan dimana dan dalam kalangan apa kita berada, sampaikan dengan akhlaq mulia bahwa Islam itu damai, contoh Rasulmu Muhammad saw, Firman-Nya," Fabimaa rahmain minallaahi linta lahum walau kunta fadzdzan gholiidzan qolbi lan fadh dhuu min, haulika," maka skiranya kalau bukan karena rahmat Allah mereka akan lari dari kamu, jika kamu menyampaikannya dengan kalimat yang kasar, maka mereka akan meninggalkan kamu," Fikirkanlah isi materi sebelum kita menyampaikan khuthbah, sampaikan cara hidup untuk memilih yang terbaik,tidak memaksakan kehendak, sebab dalam masjid semua umat dari berbagai kalangan yang berbeda berada dimasjid. dan ana berpendapat sesuai dengan AlQuran,sang khotib yang bersalah karena memancing audins untuk emosi, jangan disalahkan pendengar karena tergantung perbuatan kita sendiri, asap muncul bila ada api, karena perbuatan kita sendirilah membuat orang lain marah,sadarilah salahin diri sendiri mengapa diri kita dan orang lain mendengarnya muncul emosi, karena kitalah yang memulainya.

    BalasHapus

Pesan yang baik, jangan emosional.Bila ingin mengkeritisi, pakailah dalil yang sahih.Dan identitasnya jelas. Komentar emosional, tidak ditayangkan