Minggu, Oktober 09, 2011

GP Ansor Siap Sweeping Pesantren Radikal



 
Ketua Umum PB NU KH Said Aqil Siradj dalam pidatonya saat Harlah di Stadion Gelora Bung Karno (GBK), menegaskan, "NU memandang negara Indonesia bukanlah negara agama, negara etnik, atau negara sekuler, tetapi negara kebangsaan", tegasnya.
NU yang kepanjangan dari Nahdathul Ulama (Kebangkitan Ulama) itu, menurut Said Agil Siradj, ikut menjaga kelesatarian NKRI, yang berdasarkan Pancasila. Tidak terlintas sedikitpun dalam benak para ulama NU berikut pengurus NU di semua jajaran untuk mengubah dasar negara tersebut, tambahnya.
Meskipun, sesudah pemilu tahun 1955, di Konstituante, NU bersama-sama partai-partai Islam lainnya, termasuk Masyumi, berusaha dengan keras memperjuangkan Islam sebagai dasar negara, bukan Pancasila yang diperjuangkan NU sebagai dasar negara. Kemudian, Konstituante itu dibubarkan oleh Soekarno, di tahun 1959, dan kembali ke UUD '45.
Di awal berdirinya NU yang dipimpin KH.Hasyim Asy'ari, NU merupakan tulang punggung umat Islam dalam memperjuangkan tegaknya nilai-nilai Islam dan syariah Islam, dan itu termaktub secara ekplisit dalam anggaran dasar dan anggaran rumah tangganya. Ini menjadi sejarah masa lalu Jam'iyah NU, yang berbasis di pesantren-pesantren yang dimiliki para kiai di selulruh Indonesia. Jadi jati diri NU itu awalnya merupakan 'milestone' (tonggak) kebangkitan ulama di Indonesia.
Dibagian lain, terkait dengan radikalisme, Said Aqil Siradj mengatakan, NU merupakan organisasi yang selalu memilih jalan tengah (wasath), tidak ekstrim, dan mendukung politik yang stabil. Tak hanya saat ini, lanjut Said, tetapi sepanjang perjalanannya, NU tidak pernah onar dan memberontak kepada negara.
Memang, NU mengalami perubahan yang radikal, sejak dipimpin oleh Abdurrahman Wahid, yang mengabdopsi pandangan-pandangan yang selalu menimbulkan "kontroversi", bahkan sering dikatakan melawan arus 'mainstreams' umat Islam. Di era reformasi Abdurrahman Wahid, yang menjadi cucu hadratussheikh Hasyim Asy'ari itu,  juga mendirikan partai, yang bernuansa kebangsaan yaitu PKB, yang sekarang dipimpin keponakannya Muahimin Iskandar. PKB tidak menggunakan azas Islam.
Sementara itu, organisasi yang merupakan underbow NU, yaitu Banser, menyatakan siap melakukan "sweeping" terhadap pesantren-pesantren radikal. "Kami akan membantu kinerja Densus 88 untuk memberantas teroris dengan cara sweeping pesantren radikal. Kami tangkap orang-orangnya dan kami serahkan ke Densus 88", tegas Gus Nuruzzaman, komandan Banser Cirebon.
Ketua GP Ansor Nusron Wahid, yang memimpin Apel Barisan Ansor Serbaguna (Banser) saat puncak peringatan Harlah NU yang ke 77, di Parkir Senayan. Nusron Wahid, yang anggota DPR dari Golkar itu, menyatakan, GP Ansor melihat NKRI, Pancasila, dan UUD 1945, dan kebinekaan Indonesia adalah harga mati. Siapapun yang menganggunya akan berhadapan dengan GP Ansor. Ancaman radikalisme yang ada saat ini, lanjutnya ajaran yang sudah menghalalkan kekerasan atau terorisme, ujarnya.
Inilah penegasan NU dan GP Ansor saat berlangsungnya Harlah NU yang ke 77 di Gelora Bung Karno, yang memposisikan dirinya sebagai organisasi Jam'iyah kebangsaan. Seperti yang sudah diwariskan oleh mantan Presiden Abdurrahman WAhid, yang dilengserkan (diempeach) DPR/MPR karena kasusn korupsi "Brunei Gate" dan "Bulog Gate".
Bahkan, NU yang mengaku dirinya sebagai penjaga NKRI itu, tak mampu menyelamatkan asset negara yang sekarang sudah menjadi milik asing. Indonesia sebagai sebuah negara assetnya sudah habis, dan menjadi miliki asing. Bagiamana tanggung jawab NU? (mh)

Sumber: eramuslim.com

Komentarku ( Mahrus ali ) :

Dalam artikel itu di katakan :

Sementara itu, organisasi yang merupakan underbow NU, yaitu Banser, menyatakan siap melakukan "sweeping" terhadap pesantren-pesantren radikal. "Kami akan membantu kinerja Densus 88 untuk memberantas teroris dengan cara sweeping pesantren radikal. Kami tangkap orang-orangnya dan kami serahkan ke Densus 88", tegas Gus Nuruzzaman, komandan Banser Cirebon.
Komentarku ( Mahrus ali ) :

Mengapa seweeping pesantren radikal , dan manakah pesantren radikal itu . Apakah pesantren yang mengajarkan al quran dan hadis di katakan radikal , dan sekolah negri yang sama sekali tidak mengajarkan keduanya kecuali sedikit sekali di katakan paling baik , aliran lunak . Atau pesantren ahli bid`ah di katakan sebagai pak turut , melakukan perobahan setengah – setengah . Bagaimanakah dengan ayat :

يَاأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا ادْخُلُوا فِي السِّلْمِ كَافَّةً وَلاَ تَتَّبِعُوا خُطُوَاتِ الشَّيْطَانِ إِنَّهُ لَكُمْ عَدُوٌّ مُبِينٌ
Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam secara keseluruhannya, dan janganlah kamu turut langkah-langkah syaitan. Sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata bagimu. ( 208 Al Baqarah )
Dalam  suatu hadis di  jelaskan :
مَنْ رَأَى مُنْكَرًا فَاسْتَطَاعَ أَنْ يُغَيِّرَهُ بِيَدِهِ فَلْيُغَيِّرْهُ بِيَدِهِ فَإِنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَبِلِسَانِهِ فَإِنْ لَمْ يَسْتَطِعْ بِلِسَانِهِ فَبِقَلْبِهِ وَذَلِكَ أَضْعَفُ اْلإِيمَانِ
Barang siapa yang  melihat kemungkaran lalu bisa  merobahnya  dengan tangan , robahlah .Bila tidak mampu , maka dengan lidahnya . Bila tidak mampu dengan lidahnya  , cukup dengan  hati. Dan itulah iman  yang  paling lemah . 
  Imam Bukhori meriwayatkan dari Abdullah bin Masud  bahwa   Rasulullah     SAW   bersabda :
مَا مِنْ نَبِيٍّ بَعَثَهُ اللهُ فِي أُمَّةٍ قَبْلِي إِلاَّ كَانَ لَهُ مِنْ أُمَّتِهِ حَوَارِيُّونَ وَأَصْحَابٌ يَأْخُذُونَ بِسُنَّتِهِ وَيَقْتَدُونَ بِأَمْرِهِ ثُمَّ إِنَّهَا تَخْلُفُ مِنْ بَعْدِهِمْ خُلُوفٌ يَقُولُونَ مَا لاَ يَفْعَلُونَ وَيَفْعَلُونَ مَا لاَ يُؤْمَرُونَ فَمَنْ جَاهَدَهُمْ بِيَدِهِ فَهُوَ مُؤْمِنٌ وَمَنْ جَاهَدَهُمْ بِلِسَانِهِ فَهُوَ مُؤْمِنٌ وَمَنْ جَاهَدَهُمْ بِقَلْبِهِ فَهُوَ مُؤْمِنٌ وَلَيْسَ وَرَاءَ ذَلِكَ مِنَ اْلإِيمَانِ حَبَّةُ خَرْدَلٍ
Setiap Nabi  yang di utus oleh Allah kepada suatu umat sebelum aku memiliki beberapa hawari  dan para sahabat yang mengambil sunahnya dan mengikuti perintahnya . Setelah  mereka  tumbuhlah  beberapa generasi  yang  mengatakan apa yang tidak di perbuat  dan melakukan apa yang tidak di perintah. Barang siapa yang berjihad  dengan tangannya  , adalah mukmin . Barang siapa berjihad dengan lidahnya  adalah mukmin . dan barang siapa berjihad dengan  hatinya  adalah mukmin . Setelah itu tiada sedikitpun iman  dalam hatinya  sekalipun sebiji    SAW i .  

04 Mei 2011
01 Jun 2011
01 Jun 2011
18 Jul 2011
18 Jul 2011
05 Okt 2011
05 Okt 2011



Artikel Terkait

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pesan yang baik, jangan emosional.Bila ingin mengkeritisi, pakailah dalil yang sahih.Dan identitasnya jelas. Komentar emosional, tidak ditayangkan