Jumat, Oktober 14, 2011

Setelah AS, Kanada akan Digoyang Gerakan "Anti-Wall Street"



Gerakan Anti-Wall Street di AS menjalar ke Kanada. Hari Sabtu (15/10), warga Kanada akan menggelar aksi besar-besaran yang mereka sebut gerakan "Occupy Canada" sebuah gerakan yang sama dengan gerakan "Occupy Wall Street" di AS.
Sejauh ini, 15 kota di Kanada menyatakan berpartisipasi dalam gerakan tersebut, dan akan menggelar aksi massa serentak hari Sabtu besok. Gerakan ini disebarkan melalui situs jejaring sosial, seperti Facebook dan Twitter, dan saat ini 20 kota sudah memiliki laman facebook sendiri untuk mendukung gerakan tersebut.
Sampai hari Kamis kemarin, 12.000 orang mengklik "like" laman "Occupy Canada" di Facebook dan lebih dari 17.000 orang terlibat dalam diskusi tentang gerakan ini. Beberapa kota yang siap menggelar aksi massa serentak hari Sabtu besok antara lain Toronto, Montreal, Vancouver, Ottawa, Edmonton dan Calgary.
Para pengamata di Kanada mengatakan, gerakan ini bisa berpotensi menciptakan perubahan di sektor perekonomian, terutama pola pikir pemerintah dan perusahaan korporasi.
Kelompok-kelompok yang mengorganisir gerakan ini mengatakan bahwa aksi massa besok adalah aksi tanpa kekerasan dan murni gerakan rakyat, tidak ada "tokoh pemimpin" dalam gerakan ini.
"Saya tidak mengerti, mengapa di negara yang kaya ini, banyak orang yang harus memilih antara memiliki rumah atau bisa makan," kata Marlee Cameron, mahasiswa di kota Charlottetown. Di kota ini, aksi massa akan digelar di taman kota yang berhadapan dengan gedung Province House.
Peserta aksi lainnya, Katie Harris, mahasiswa doktoral mengatakan, "Kami ingin berkumpul bersama untuk mengatakan bahwa di dunia yang serba kaya ini, seharusnya tidak perlu ada disparitas ekonomi. Tidak perlu ada banyak orang yang miskin," ujarnya.
CBC Online menanyakan pendapat warga masyarakat, apakah mereka akan hadir dalam aksi massa gerakan "Occupy Canada" besok. Sebagian besar warga memberikan jawaban dengan emosional.
"Gerakan ini mengindikasikan bahwa banyak orang yang tidak puas dan frustasi dengan status quo di dalam pemerintahan dan sektor korporasi," kata seorang warga.
Sedangkan seorang warga lainnya menyatakan tidak akan ikut aksi massa tersebut. "Saya tidak pergi, saya punya pekerjaan. Kalau saya tidak kerja dan tidak membayar pajak, maka kesejahteraan akan memburuk," ujarnya.
Gerakan "Occupy Canada" mendapat perhatian dari para pakar ekonomi di negeri itu. Armine Yalnizyan, ekonom senior di Canadian Centre for Policy Alternatives mengatakan, jika gerakan ini mendapat dukungan penuh dari rakyat, dan para pelaku bisnis serta pejabat pemerintah, bisa mendorong terjadinya perubahan yang penting, meski tidak dalam satu malam.
"Ini sebuah kebangkitan. Gerakan ini, jika sukses, sepertinya akan membuka kesempatan kedua bagi pembicaraan yang tidak bisa kita lakukan di saat terjadi resesi ekonomi tahun 2008," kata Yalnizyan.
Ia melanjutkan, "Gerakan masyarakat sipil dan kalangan feminis telah mengubah pemikiran sosial. Jika gerakan ini benar-benar menjadi gerakan yang riil, maka akan mengubah pola pikir kita tentang hubungan antara si kaya dengan warga masyarakat biasa seperti kita."
Menurut Yalnizyan aksi protes seperti yang terjadi di Wall Street sangat relevan jika juga dilakukan di Kanada. "Orang kaya yang jumlahnya cuma satu persen di Kanada, telah mengambilalih semua keuntungan ekonomi dari resesi yang terjadi sebelumnya," tukasnya.
Sementara itu, organisasi Democracy Watch merekomendasikan gerakan "Occupy Canada" untuk mengedepankan 15 aksi yang harus dilakukan pemerintah, yang telah disepakati jauh sebelum ini oleh 140 organisasi kemasyarakatan di Canada terkait perbaikan sosial dan ekonomi.
Diantara 15 aksi itu antara lain, pembentukan lembaga pemantau sipil untuk mengawasi aktivitas perusahaan korporasi di setiap sektor perekonomian, menjatuhkan sanksi hukum dan denda yang lebih berat bagi perusahaan korporasi yang menjalankan bisnisnya secara legal, memberikan perlindungan hukum bagi para pekerja yang menjadi sumber informasi rahasia, dan mewajibkan perusahaan untuk secara legal mewakili bukan hanya para pemegang sahamnya, tapi juga semua pekerja, konsumen, masyarakat dan lingkungan pada umumnya.
Democracy Watch juga menghimbau agar aksi massa dilakukan dengan damai tanpa kekerasan, agar pesan yang ingin disampaikan bisa diterima dan mendapat dukungan dari masyarakat luas. (kw/cbc)

Eramuslim


Komentarku ( Mahrus ali ) :
Dalam artikel itu di katakan :

"Saya tidak mengerti, mengapa di negara yang kaya ini, banyak orang yang harus memilih antara memiliki rumah atau bisa makan," kata Marlee Cameron
Peserta aksi lainnya, Katie Harris, mahasiswa doktoral mengatakan, "Kami ingin berkumpul bersama untuk mengatakan bahwa di dunia yang serba kaya ini, seharusnya tidak perlu ada disparitas ekonomi. Tidak perlu ada banyak orang yang miskin," ujarnya.
Komentarku ( Mahrus ali ) :
Ternyata di negara kaya bukan negara miskin  itu juga banyak orang yang tidak memiliki rumah apalagi lahan banyak   , mereka hanya bisa berupaya untuk makan dan minum . Rumah atau kamar masih ngekos atau ngontrak . Untuk membeli rumah apalagi lahan masih sulit bisa di capai dan hidup berpindah – pindah  . Dan yang mengalami nasib ini di negri kaya itu ternyata juga banyak bukan sedikit lagi . Al Hamdulillah kita ini sudah punya rumah di negri kita ini . Saya ingat firman Allah  sbb :
وَكَأَيِّنْ مِنْ قَرْيَةٍ عَتَتْ عَنْ أَمْرِ رَبِّهَا وَرُسُلِهِ فَحَاسَبْنَاهَا حِسَابًا شَدِيدًا وَعَذَّبْنَاهَا عَذَابًا نُكْرًا
Dan berapalah banyaknya (penduduk) negeri yang mendurhakai perintah Tuhan mereka dan rasul-rasul-Nya, maka Kami hisab penduduk negeri itu dengan hisab yang keras, dan Kami azab mereka dengan azab yang mengerikan.
وَكَذَلِكَ أَخْذُ رَبِّكَ إِذَا أَخَذَ الْقُرَى وَهِيَ ظَالِمَةٌ إِنَّ أَخْذَهُ أَلِيمٌ شَدِيدٌ
Dan begitulah azab Tuhanmu, apabila Dia mengazab penduduk negeri-negeri yang berbuat zalim. Sesungguhnya azab-Nya itu adalah sangat pedih lagi keras.

Artikel Terkait

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pesan yang baik, jangan emosional.Bila ingin mengkeritisi, pakailah dalil yang sahih.Dan identitasnya jelas. Komentar emosional, tidak ditayangkan