Selasa, November 01, 2011

Arca seekor lembu seharga Rp 60 miliar

ABAYA | SURYA Online - Sebuah arca seekor lembu kini tengah dipamerkan disela-sela pembukaan Kongres Ikatan Ahli Arkeologi Indonesia  (IAAI) 2011 dan Pertemuan Ilmiah Arkeologi (PAI) di ballroom Hotel Sheraton Surabaya, Selasa (1/11/2011).
Arca yang hanya berukuran panjang 15 cm, lebar 10 cm, dan tinggi sekitar 7 cm itu, dengan berat 1,4 kg itu disebut sebagai Maha Nandi. Tapi yang bisa bikin kaget adalah soal harganya, yang mencapai Rp 60 miliar.
Johan, dari lembaga motivator Total Quality Indonesia, menyebutkan benda itu sekarang sudah masuk dalam Benda Cagar Budaya yang dilestarikan. Selanjutnya Total Quality mendapatkan hak untuk menyimpan dan merawatnya.
Besarnya nilai arca yang mencapai Rp 60 miliar, disebutkan Johan, berdasarkan taksiran balai lelang di Singapura, kisaran harganya antara 2 juta hingga 6 juta dolar AS. “Kalau kurs-nya 1 dolar Rp 10.000 kan bisa mencapai Rp 60 miliar,” kata Johan.
Lebih lanjut, Johan mengungkapkan bila arca Maha Nandi itu ditemukan tahun 1998 oleh alm Poen Tjie Djang, seorang warga kampung di sekitar daerah Candi Parmbanan, Klaten, Jawa Tengah. Poen tidak sengaja, menemukan saat dirinya sedang menggali untuk pondasi pembangunan rumah baru. Poen kemudian menyimpan begitu saja arca yang berbentuk lembu hitam dengan ekor dan kepala menengadah itu.
Baru di tahun 2008, arca itu diberikan ke keluarga Yan Tek Hao, yang kemudian menunjukkan arca itu kepada Johan. Oleh Johan, barang itu dilaporkan ke Direktur Peninggalan Purbakala Kementrian Kebudayaan dan Pariwisata. Tak hanya itu, ahli arkeolog juga turun serta melakukan penelitian.
Setelah meneliti selama tiga tahun, diketahui bila arca itu terbuat dari perunggu dan merupakan barang yang dibuat di masa kerajaan Hindu dan Budha di Indonesia. Sebutan Nandi sendiri berarti adalah Lembu. Lembu dikenal sebagai tumpangan Dewa Siwa di kebudayaan Hindu. Hal itu juga tampak dari adanya bekas tanah yang menempel di arca yang sudah menempel dan tidak bisa diperbaiki.
Dari pemeriksaan lanjut, bahwa di arca itu terdapat ukiran emas yang letaknya tidak beraturan. Ukiran emas itu terdapat di bagian punggung, leher, dan tempat tumpuan arca. Ukiran itu menunjukkan sebagai baju atau aksesoris pada Nandi untuk menyatakan bila dia adalah hewan suci.
Tak hanya itu saja, saat  di X-Radiograph, di dalam arca terdapat titik yang tak tertembus. Titik itu berbentuk bulat, dan kemudian diyakini sebagai relic. Yaitu sisa pembakaran dari jenasah orang suci atau darma yang ada dikepercayaan Budha.
”Orang yang di abu jenasahnya ada relic ukurannya besar, berarti dia adalah orang yang sudah reinkarnasi sebanyak 5 hingga 6 kali dan selalu menjadi orang yang banyak berdarma,” kata Johan mengutip informasi yang disampaikan pemuka agama Budha.
Sedangkan dari bentuk nandi, berupa lembu dengan ekor dan kepala menengadah atau melihat ke atas, menunjukkan bila lembu itu sedang bergembira.
Kini nandi itu sudah diakui sebagai barang cagar budaya yang harus dilindungi dan telah ditetapkan dalam Undang-Undang Cagar Budaya nomor 11 tahun 2010. ”Sesuai dengan UU itu, kami mendapat hak itu menyimpan dan merawatnya. Saat ini kami sudah sediakan tempat khusus, dan suhu khusus untuk menyimpannya,” lanjut Johan.
Penulis : sri handi lestari
Editor : Daniel Susilo

Komentarku ( Mahrus ali ) :

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Cagar budaya adalah kegiatan untuk menjaga atau melakukan konservasi terhadap benda-benda alam atau buatan manusia yang dianggap memiliki nilai penting bagi sejarah, ilmu pengetahuan dan kebudayaan. Di Indonesia, benda cagar budaya harus berumur sekurang-kurangnya 50 tahun (UU No.5 tahun 1992).
Benda cagar budaya tidak hanya penting bagi disiplin ilmu arkeologi, tetapi terdapat berbagai disiplin yang dapat melakukan analisis terhadapnya. Antropologi misalnya dapat melihat kaitan antara benda cagar budaya dengan kebudayaan sekarang.
      Menurut saya , cagar budaya arca lembu keharaman yang tidak bisa di tolerir lagi bukan kehalalan . Ia adalah patung , layaknya di buang  di laut atau di bakar bukan di simpan , di puja dan di rawat . Ia bila di biarkan , akan di kultuskan dan di dewakan yang akan membawa kesyirikan umat banyak bukan ketauhidan .Allah  berfirman :
قَالَ فَمَا خَطْبُكَ يَاسَامِرِيُّ(95)قَالَ بَصُرْتُ بِمَا لَمْ يَبْصُرُوا بِهِ فَقَبَضْتُ قَبْضَةً مِنْ أَثَرِ الرَّسُولِ فَنَبَذْتُهَا وَكَذَلِكَ سَوَّلَتْ لِي نَفْسِي(96)قَالَ فَاذْهَبْ فَإِنَّ لَكَ فِي الْحَيَاةِ أَنْ تَقُولَ لَا مِسَاسَ وَإِنَّ لَكَ مَوْعِدًا لَنْ تُخْلَفَهُ وَانْظُرْ إِلَى إِلَهِكَ الَّذِي ظَلْتَ عَلَيْهِ عَاكِفًا لَنُحَرِّقَنَّهُ ثُمَّ لَنَنْسِفَنَّهُ فِي الْيَمِّ نَسْفًا(97)إِنَّمَا إِلَهُكُمُ اللَّهُ الَّذِي لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ وَسِعَ كُلَّ شَيْءٍ عِلْمًا(98)
Berkata Musa: "Apakah yang mendorongmu (berbuat demikian) hai Samiri?"Samiri menjawab: "Aku mengetahui sesuatu yang mereka tidak mengetahuinya, maka aku ambil segenggam dari jejak rasul lalu aku melemparkannya, dan demikianlah nafsuku membujukku".Berkata Musa: "Pergilah kamu, maka sesungguhnya bagimu di dalam kehidupan di dunia ini (hanya dapat) mengatakan: "Janganlah menyentuh (aku)". Dan sesungguhnya bagimu hukuman (di akhirat) yang kamu sekali-kali tidak dapat menghindarinya, dan lihatlah tuhanmu itu yang kamu tetap menyembahnya. Sesungguhnya kami akan membakarnya, kemudian kami sungguh-sungguh akan menghamburkannya ke dalam laut (berupa abu yang berserakan).Sesungguhnya Tuhanmu hanyalah Allah, yang tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Dia. Pengetahuan-Nya meliputi segala sesuatu".[1]
Baca lagi di sini :
10 Mei 2011


[1] Thoha 95- 97
Artikel Terkait

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pesan yang baik, jangan emosional.Bila ingin mengkeritisi, pakailah dalil yang sahih.Dan identitasnya jelas. Komentar emosional, tidak ditayangkan