Selasa, Februari 21, 2012

Buku - buku mantan kyai NU

Inilah buku - buku Laa Tasyuk press, kebanyakan dari karyaku sbb:

   MIilikilah buku - buku mantan kyai NU tersebut, bacalah dan pinjamkan kepada teman - teman yang masih dalam keadaan berkecimpung dalam kebid`ahan, belum mengetahui tentang ajaran tuntunan yang sesungguhnya agar sadar dan tidak terus ragu atau tertipu oleh ceramah kiyai atau tokoh - tokoh ahli bid`ah yang syirik. Milikilah, jangan lewatkan. 
Artikel Terkait

6 komentar:

  1. Mas Halim Alwie (1)
    Ya. Ustadz Jazakållåh Khairån.
    Kalau mau memperbesar judul buku silahkan di-klik gambarnya, muncul tanda + kemudian klik sekali lagi.

    Ustadz ini adalah penilain jujur dari seorang Profesor Tentang Buku: “Membongkar Kesesatan Kyai-Kyai Pembela Bid’ah Hasanah (Sudah Jelas Bid’ah Itu Sesat Kok Masih Saja Dianggap baik)” adalah jawaban yang sangat indah untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan atau gugatan-gugatan dari Para Kyai Pembela Bid’ah Hasanah semisal: Kyai-Kyai yang tergabung dalam TIM LBM. NU, Jember. Kyai-Kyai yang tergabung dalam TIM FBMPP. Kediri, KH. Bisri Musthofa, Habib Mundzir al-Musawwa, KH. Nuril Huda, KH. Munawwir Abdul Fatah, Ustadz Lutfi Bashori dan lain-lain.

    Seperti gugatan-gugatan beliau-beliau berikut ini: “Sampai hatikah saudara mengatakan bahwa perbuatan Utsman bin Affan yang memerintahkan Adzan Jum’at dua kali itu dhålalah ? Dan Umar bin al-Khåththåb yang menjalankan Shålat Taråwih Dua Puluh Råkaat itu juga dhålalah ? Baca Barzanji yang isinya sejarah Maulid Nabi, itu juga dhålalah ? Mendirikan Pondok Pesantren dan Madrasah itu juga dhålalah ?” Pembukuan al-Quran yang kisahnya sangat terkenal itu juga anda anggap dhålalah ? dan lain-lain.

    Katanya pula: Ada Bab yang sangat indah dan menyentuh, yaitu Bab: Mempertuhankan Ulama, kalau Bab ini dibaca tuntas, Insya Allåh saya yakin bahkan haqqul yakin kita mantab hanya Ittiba’ atau hanya mengikuti tuntunan Allåh yang disampaikan oleh Råsul-Nya, Muhammad dan meninggalkan amaliah yang bid’ah, karena amaliah bid’ah ini biasanya sarat dengan syirik dan kufur kepada Allåh.

    Kemudian ana tambahkan: Bahkan KH. Mahrus Ali pernah bilang: Ini adalah Upaya tuntas beliau mematahkan dalil-dalil para pembela dan pengusung Madzhab Bid’ah Hasanah.

    BalasHapus
  2. Mas Halim (2)
    Jawaban yang sangat Indah adalah ada di Sub Bab: Bid’ah Ada 2 (Hal.: 35)
    KH. Bisri Musthofa pernah menulis:

    Saya pernah dengar hadits: “Semua bid’ah itu sesat.”
    Tetapi saya juga dengar dari kiai-kiai katanya bid’ah itu ada bid’ah hasanah dan ada bid’ah sayyiah, mana itu yang benar? Kalau bid’ah Dhålalah itu lafadnya umum, tiap-tiap lafad umum yaitu biasanya kemasukan takhsis. Contohnya: “Segala sesuatu itu dibikin dari air.” Apakah malaikat juga dibikin dari air? Iblis apakah dari air? ……..

    Komentar KH. Mahrus Ali :
    Hadits tersebut (“Semua bid’ah itu sesat.”) tercatat dalam Shåhih Ibnu Khuzaimah Nomor: 1785, hadits semakna juga tercatat di Shåhih Muslim No. 1435, Sunan al-Nasa’i No. 1560, Sunan Abi Dawud No. 2565, Sunan Ibni Majah No. 44 & 2407, dan Musnad Ahmad No. 1364.
    Berdasar hasil kajian dan penelitian penulis, Hadits-hadits tersebut berderajat “Shåhih”, baik dari segi matannya (redaksinya) maupun dari segi sanadnya (mata rantai periwayatannya).

    Arti “Semua Bid’ah” adalah seluruh bid’ah tanpa kecuali atau tanpa catatan, karena Haqqut Tasyri’ (Hak Menetapkan Syariat), yakni Allåh, tidak pernah membatalkan, misalnya dengan mengatakan bahwa: “Semua bid’ah itu sesat, kecuali ini ….... dan itu …….” baik dalam firman-Nya (al-Quran), maupun lewat Råsul-Nya, yang terhimpun dalam Kutubut Tis’ah (Sembilan Kitab Hadits, yakni: Shåhih al-Bukhåri, Shåhih Muslim, Sunan al-Tirmidzi, Sunan al-Nasa’i, Sunan Abi Dawud, Sunan Ibni Majah, Musnad Ahmad, Muwaththå’ Imam Malik dan Sunan al-Darimi).

    Jadi kalau Hadits tersebut diatas berderajat Shåhih, dan Haqqut Tasyri’ (Hak Menetapkan Syariat), yakni Allåh tidak pernah membatalkan atau memberi catatan terhadap Hadits tersebut, maka Hadits tersebut bersifat final dan mengikat, tidak boleh digugat, atau digugurkan dengan Ijtihad atau Perbuatan, Ucapan dan Pengakuan Ulama, siapapun Ulama-nya!

    Artinya semua makhluk yang hidup di bumi Allåh wajib patuh dan tunduk terhadap hukum yang sudah ditentukan oleh Allåh lewat Råsul-Nya, Muhammad, namun karena Amaliah yang bid’ah ini kadung digandrungi dan kadung menghasilkan uang, maka mereka dengan sekuat tenaga mempertahankannya, mereka berputar-putar kesana kemari mencari dalil pembenarannya.

    Bahkan ketika taklid buta mendera, ketika fanatisme golongan telah menggumpal dalam dada, maka yang muncul adalah sebuah pembelaan dan pembenaran buta, tak peduli dasar atau hujjah pembenaran yang digunakan adalah hadits lemah, palsu dan cerita-cerita khuråfat.
    Kadang Ayat-ayat Allåh dan Hadits Råsul-Nya, Muhammad diselewengkan, kadang makna asli hadits ditafsiri menurut akal pikiran sendiri atau diselaraskan dengan kepentingan golongan.

    Mengapa Antum tidak mencukupkan diri dengan perintah dan larangan Allåh, yang ditunjukkan lewat Perbuatan, Ucapan dan Pengakuan Nabi yang terhimpun dalam hadist-hadits shåhih ? Akan tetapi Antum malah menyalahkan dan melakukan pembelaan dan pembenaran buta …………
    (Dikutip dari buku: Membongkar Kesesatan Kyai-Kyai Pembela Bid’ah Hasanah Hal.: 35-45, buku terbaru KH. Mahrus Ali. Terbitan CV. Laa Tasyuk! Press, Laa Tusyrik Billah !).

    BalasHapus
  3. Alhamdulillah Buku-buku Laa Tasyuk! Press, telah mendapat respon dari tokoh-tokoh NU! Walaupun belum ada satupun yang bisa mematahkan dalil-dalilnya, mengapa demikian ? Karena kami senantiasa menyertakan sanad dalam pendalilannya, hal ini menunjukkan dengan jelas ketelitian dan sikap berhati-hati kami dalam menyampaikan hadits. Dengan begitu, klaim orang-orang yang sesat dan senang membuat keraguan umat dapat ditolak, dan syubhat-syubhat yang mereka lon¬tarkan seputar keshahihan hadits dapat dipatahkan ! Dengan demikian maka semua buku Laa Tasyuk! Press, bisa memukul balik apa yang dituduhkan para pengusung kesesatan. Namun, bisa memukul balik Para Penyesat bukanlah tujuan. Yang lebih penting adalah menjelaskan bahwa al-haq atau kebenaran, tidak mungkin bisa dikalahkan oleh kebathilan atau kesesatan !!

    BalasHapus
  4. Tunggu Buku Terbaru Kami, Jawaban Untuk Idrus Ramli & Tokoh2 NU.
    Idrus Ramli adalah kyai brekele-pendusta, semoga Allaah Subhanahu wa Ta'ala tetapkan hidayah dan taufiq kepada beliau. Dalam Buku, ' Kiai NU atau Wahabi YANG SESAT TANPA SADAR?” Jawaban Terhadap buku-buku Mantan Kiai NU', Idrus Ramli mengatakan:
    Sedangkan dalam buku kedua ”Sesat Tanpa Sadar”, Mahrus Ali mengupas secara tuntas buku bantahan yang dituis oleh Tim LBM NU Jember. Akan tetapi, setelah penulis membaca dua buku jawaban tersebut, ternyata Mahrus jarang sekali menanggapi apa yang ditulis oleh Tim LBM Jember. Bahkan, Mahrus terbukti banyak memelintir dan serta tidak jujur dalam mengutip teks-teks para ulama Ahlusunnah Wal Jamaah. Lebih dari itu, Mahrus juga berani menyalahkan pendapat para ulama yang menjadi rujukan utama sekte Wahabi seperti Ibnu Taimiyah, Ibnu Qoyyim al Jauziyyah, dan lain-lain, Oleh karena itu, dalam buku ini, kami menyingkap dalil-dalil LBM NU Jember yang tidak ditanggapi oleh Mahrus Ali. Kami juga akan mengungkap ketidak jujuran Mahrus dalam mengutip pernyataan para ulama dan beberapa pandangan nyeleneh Mahrus Ali dalam buku-bukunya yang lain. Wallaahu A’lam.
    Pembaca yang Dirahmati Oleh Allah swt, dengan ini sangat jelas sekali bahwa kyai brekele-pendusta salah faham dalam pernyataannya ini, jika saya berani menyalahkan para ulamaa besar, dan yang semisalnya ini jelas tuduhan yang jauh dari kebenaran !! Mohon para pembaca sabar, sebentar lagi akan mengetahui jawabannya, insyaAllah akan kita buktikan. Kemudian yang kedua! Benarkah saya mengupas secara tuntas buku bantahan yang dituis oleh Tim LBM NU Jember ? Inilah salah satu ketidak jelian Idrus Ramli ! Coba anda baca lagi ! bukankah buku, ‘SESAT TANPA SADAR’, hanya membahas seputar memakai jimat, tawassul, sholawat syirik dll, & ini merupakan Trick yang dilakukan oleh Penerbit, untuk menjernihkan persoalan, agar tidak membut merah kuping serta kebakaran jenggot warga NU, seakan-akan begitu mudahnya mematahkan hujjah Tim LBM NU Jember yang bagaikan sarang laba-laba. Oleh sebab itu buku bantahan yang di keluarkannya pun pada sub—bab per sub—bab, kemudian disusul buku yang ketiga yaitu, ’MEMBONGKAR KESESATAN KYAI-KYAI PEMBELA BID’AH HASANAH', yang secara khusus mengupas permasalahan bid'ah hasanah dengan hujjah begitu kuat dari al-Qur-an dan as-Sunnah dengan pemahaman Salaful Ummah, sehingga InsyaAllah mereka tidak akan mampu berhujjah dan membantah. Sedangkan buku Idrus Ramli yang beredar belakangan ini, memang buku bantahannya tidak segera dikeluarkan oleh penerbit, agar bergulir di masyarakat luas dulu, disamping itu bersamaan dengan terbitnya buku yang ketiga. Sehingga mereka akan mengetahui siapakah yang serampangan dalam menyampaikan keterangan, bahkan pontang panting kesana kemari tanpa dalil yang shahih ?! Nah jika demikian maka siapakah Yang Sesat Tanpa Sadar… menurut anda ?? Kiai NU… ataukah Ahlussunnah wal Jama’ah ?! Jelas! KH. Idrus Ramli dkk.

    Selamat Membaca.

    BalasHapus
  5. Buku I. Jawaban Untuk Idrus Ramli Perseteruan antara yang Benar dan yang Sesat, belumlah berakhir! Setelah Tim LBM NU Cabang Jember, menanggapi buku “MANTAN KIAI NU MENGGUGAT SHOLAWAT & DZIKIR SYIRIK” ( H. Mahrus Ali)”, dengan menghadirkan hadits-hadits shohih. Karena ditulis begitu. Apalagi ketua penulisnya seorang Kiai, punya gelar lagi – ahli hadits – KH. Abdullah Syamsul Arifin, MHI. Siapapun orangnya yang membaca buku bantahan itu, saya yakin banyak orang percaya kebenaran hadits-haditsnya.

    Begitu hadir buku, “BONGKAR KESESATAN DEBAT TERBUKA KYAI NU DI IAIN SUNAN AMPEL SURABAYA’, 'SESAT TANPA SADAR’ & ’MEMBONGKAR KESESATAN KYAI-KYAI PEMBELA BID’AH HASANAH”, KH. Mahrus Ali membongkar kebohongan demi kebohongan serta kesesatan Kyai LBM NU Cabang Jember tersebut !! Kini muncul buku kedua yang beredar belakangan ini, dan kalau kita perhatikan di bagian atas sampul depannya maka akan terpampang dua nama orang besar, yaitu bapak Prof. Dr. KH. Malik Madani (Katib Aam Pengurus Besar NU) dan Habib Zain Bin Hasan Baharun (Pengasuh PP Darullughah Wadda’wah Raci Bangil Pasuruan Jatim). MasyaAllah, dua nama tokoh yang cukup terkenal dan berkedudukan pula.

    Namun apakah sudah menjamin bahwa buku,”Kiai NU atau Wahabi YANG SESAT TANPA SADAR?” Jawaban Terhadap buku-buku Mantan Kiai NU, yang diberi pengantar oleh tokoh-tokoh besar ini isinya bagus, benar dan bermutu?! Mohon para pembaca sabar sebentar, insyaAllah akan kita buktikan bersama. Dan sebentar lagi kita akan mengetahui jawabannya ! Siapakah Yang Benar-benar SESAT TANPA SADAR ?!

    Selamat Membaca.

    BalasHapus
  6. Buku Terbaru Laa Tasyuk! Press
    Buku Hitam KUBURAN BERHALA YANG DISEMBAH ini benihnya adalah dilatarbelakangi oleh Bantahan terhadap buku kami oleh penulis Buku, “MENJAWAB TUDUHAN SEBAGAI PENYEMBAH KUBURAN” Di sini terasa dilematik. Kalau kita anggap sebagai jawaban untuk buku tersebut, nanti akan menjadi promo tersendiri. Tetapi kalau didiamkan saja fitnah-fitnah atau black propaganda yang disebarkan, itu juga tidak benar. Mungkin sekali waktu kita perlu mengingatkan kaum Muslimin akan bahaya ustadz “KARBITAN” semacam MUHAMMAD MA’RUF KHOZIN, yang kembar siam dengan Kh. Idrus Ramli & Muhammad Syafiq alydrus saudaranya. Yang bisa menjerumuskan seorang muslim ke jalan kesesatan dan memalingkannya dari jalan yang lurus! Semoga tulisan ini dapat menjadi sinar kebenaran bagi para pencari kebenaran. Selamat Membaca !

    BalasHapus

Pesan yang baik, jangan emosional.Bila ingin mengkeritisi, pakailah dalil yang sahih.Dan identitasnya jelas. Komentar emosional, tidak ditayangkan