Minggu, Maret 25, 2012

Inilah Amanah Sunan Gunung Jati untuk Kader Gontor




REPUBLIKA.CO.ID,  CIREBON – Kader Pesantren Modern Gontor merupakan kader Sunan Gunung Jati. Karena itu, sudah semestinya jika para alumni Pesantren Modern Gontor melaksanakan amanah Sunan Gunung Jati.

"Kader pondok (Pesantren Gontor) memiliki kewajiban untuk menjalankan amanah Sunan Gunung Jati," ujar Menteri Agama, Suryadarma Ali, saat ditemui dalam acara penutupan Silaturahmi Nasional (Silatnas) Ikatan Keluarga Pondok Modern (IKPM) Gontor di Keraton Kasepuhan Cirebon, Ahad (25/3).

Adapun amanah Sunan Gunung Jati adalah Ingsun titip tajug lan fakir miskin Artinya, saya titip masjid/mushola dan fakir miskin.

Menurut Suryadarma, jika berbicara masjid, maka maksudnya adalah masalah penanganan sosial kemasyarakatan. Sedangkan fakir miskin, menyangkut perekonomian umat.

Hal senada diungkapkan Sultan Sepuh XIV, PRA Arief Natadiningrat. Dia mengatakan, melalui amanah itu, Sunan Gunung Jati minta agar umat Islam menjaga moral dan pendidikan, serta meningkatkan perekonomian dan sosial kemasyarakatan.

"Pesan yang berdimensi integralitas religius spiritual dan sosial itu selalu relevan dari zaman ke zaman," kata Arief.

Karenanya, lanjut Arief, generasi penerus Sunan Gunung Jati sudah semestinya bergiat aktif dalam dunia pendidikan, terutama pondok pesantren. Selain benteng moral dan agama, pesantren juga menjadi tempat memperdalam ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat berpengaruh terhadap pembangunan karakater bangsa.

"Insya Allah ini menjadi salah satu implementasi tanggung jawab atas amanah Sunan Gunung Jati," tegas Arief.

Lebih lanjut Arief mengungkapkan, melalui silatnas kali ini, diharapkan menjadi jembatan para alumni Gontor untuk berkumpul dan menengok Keraton Kasepuhan. Apalagi, para pendiri Pondok Pesantren Gontor adalah keturunan Keraton Kasepuhan. Yakni KH R Ahmad Sahal, KH R Zainuddin Fananie, dan KH R Imam Zarkasyi.
Redaktur: Hafidz Muftisany
Reporter: Lilis Sri Handayani

Komentarku ( Mahrus ali ):
Bila benar itu amanah Sunan Gunung jati, maka sangat baik dan perlu di peraktekkan. Hakikatnya ia mirip dengan ayat:
وَأَقِيمُوا الصَّلَاةَ وَءَاتُوا الزَّكَاةَ وَارْكَعُوا مَعَ الرَّاكِعِينَ
Dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan ruku`lah beserta orang-orang yang ruku. [1]
 Tiada sahabat yang ketinggalan jama ah kecuali orangmunafik  sebagaimana hadis :
Ibnu Mas `ud ra berkata :
لَقَدْ رَأَيْتُنَا وَمَا يَتَخَلَّفُ عَنِ الصَّلَاةِ إِلَّا مُنَافِقٌ قَدْ عُلِمَ نِفَاقُهُ أَوْ مَرِيضٌ إِنْ كَانَ الْمَرِيضُ لَيَمْشِي بَيْنَ رَجُلَيْنِ حَتَّى يَأْتِيَ الصَّلَاةَ
Sungguh kami melihat kenyataan di kalangan kami ( para sahabat )selalu mengikuti salat Jamaah ,tiada yang ketinggalan kecuali orang munafik yang terkenal kemunafikannya  atau orang sakit . Sungguh ada orang sakit lalu  pergi ke salat jamaah dengan   bersandar di antara dua orang  lelaki

. Beliau berkata : “  Sesungguh Rasulullah  S.A.W.    telah mengajarkan  ajaran – ajaran petunjuk . Diantaranya adalah  berjamaah  di masjid yang mengumandangkan azan . [2]
عَنْ أَبِي مُوسَى رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ : قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنَّ أَعْظَمَ النَّاسِ أَجْرًا فِي الصَّلَاةِ أَبْعَدُهُمْ إِلَيْهَا مَمْشًى فَأَبْعَدُهُمْ وَالَّذِي يَنْتَظِرُ الصَّلَاةَ حَتَّى يُصَلِّيَهَا مَعَ الْإِمَامِ أَعْظَمُ أَجْرًا مِنِ الَّذِي يُصَلِّيهَا ثُمَّ يَنَامُ * 
Dari Abu Musa r.a katanya: Rasulullah s.a.w bersabda: Sesungguhnya orang yang paling besar pahalanya ketika menunaikan salat ialah orang paling jauh perjalanannya ya`ni langkahnya menuju ke Masjid. Seseorang yang menunggu untuk menunaikan salat sehingga dia menunaikannya bersama imam, lebih besar pahalanya daripada orang yang menunaikan salat kemudian  terus tidur[3]
  Untuk memperhatikan kaum lemah, maka kita dapatkan petunjuk Allah dalam kitab sucinya sbb:
وَلَا يَأْتَلِ أُولُو الْفَضْلِ مِنْكُمْ وَالسَّعَةِ أَنْ يُؤْتُوا أُولِي الْقُرْبَى وَالْمَسَاكِينَ وَالْمُهَاجِرِينَ فِي سَبِيلِ اللَّهِ وَلْيَعْفُوا وَلْيَصْفَحُوا أَلَا تُحِبُّونَ أَنْ يَغْفِرَ اللَّهُ لَكُمْ وَاللَّهُ غَفُورٌ رَحِيمٌ
Dan janganlah orang-orang yang mempunyai kelebihan dan kelapangan di antara kamu bersumpah bahwa mereka tidakakan memberi bantuan kepada kaum kerabatnya, orang-orang miskin dan orang-orang yang berhijrah di jalan Allah, dan
hendaklah mereka memaafkan dan berlapang dada. Apakah kamu tidak ingin bahwa Allah mengampunimu? Dan AllahMaha Pengampun lagi Maha Penyayang.'"


[1] Al Baqarah 43
[2] HR Muslim  654.  
[3] Muttafaq alaih  , Bukhori  614

Artikel Terkait

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pesan yang baik, jangan emosional.Bila ingin mengkeritisi, pakailah dalil yang sahih.Dan identitasnya jelas. Komentar emosional, tidak ditayangkan