Sabtu, Maret 24, 2012

Pamekasan lagi di adzab dan di laknat

 Tomcat Serang Pondok Pesantren di Pamekasan
Jumat, 23 Maret 2012 23:21 WIB
REPUBLIKA.CO.ID, PAMEKASAN -- Serangga Tomcat kian meluas. Kali ini serangga itu telah menyerang Dusun Brungbung, Kelurahan Lawangan Daja, Kabupaten Pamekasan, Madura, Jawa Timur, Jumat malam, sehingga menyebabkan warga resah.

Serangga itu masuk ke rumah-rumah penduduk, bahkan salah satu pondok pesantren di wilayah itu juga diserang serangga predator tersebut.

"Sejak sore tadi, serangga Tomcat mulai banyak ditemukan di rumah warga," kata warga setempat Dedy Priyanto. Warga di dusun setempat berupaya mengusir serangga beracun ini dengan menggunakan obat pembasmi serangga. Beberapa warga juga dikabarkan sempat terkena racun dari serangga itu.

Dusun Brungbung merupakan salah satu dusun di Kelurahan Lawangan Daja, Kecamatan Pademawu yang dekat dengan persawahan. Menurut Priyanto, sebenarnya jenis serangga ini sudah biasa muncul, terutama setelah musim panen padi. "Setiap musim panen biasanya serangga itu ada. Tetapi sekarang banyak sekali," kata Priyanto.

Selain menyerang rumah-rumah warga, serangga tomcat ini juga menyerang kompleks Pondok Pesantren Nurul Iman di Kelurahan Lawangan Daja, Kecamatan Pademawu. Bahkan salah seorang pengasuh pondok itu sempat terkena racun serangga tersebut.

"Wajahnya tampak memar, memerah seperti terkena ulat bulu," kata santri di pondok itu, Solihan.
Redaktur: Heri Ruslan
Sumber: antara



Sehari, 235 Warga Keluhkan Tomcat

Tomcat
SURABAYA | SURYA Online - Serangan Tomcat di berbagai wilayah Surabaya Jawa Timur, membuat satuan tugas (Satgas) Dinas Pertanian Kota Surabaya kewalahan.
Kasie Tanaman Pangan dan Holtikultura Dinas Pertanian Surabaya Bagas Swadaya Aji mengakui, begitu nomor ponsel Satgas ‘Tomcat’ disebar ke masyarakat, laporan adanya serangan kumbang itu begitu deras masuk. “Warga ada yang menelepon atau mengirim pesan singkat, isinya laporan adanya serangan tomcat,” kata Bambang, Jumat (23/3/2012).
Laporan ini, kata Bambang, dikategorikan menjadi tiga jenis. Pertama, warga yang sudah menjadi korban serangan dan populasi Tomcat banyak ditemukan di wilayah mereka. Kedua warga yang melaporkan menemui Tomcat dalam populasi sedikit, dan terakhir meminta pencegahan serangan Tomcat.
“Untuk yang kedua dan ketiga, kami sarankan pada pelapor untuk dapat menangani secara mandiri. Kami juga memberi trik-triknya untuk mengatasi keberadaan Tomcat di tempat tinggal mereka, seperti membunuh mereka lalu mencuci tangan,” kata Bagas.
Bagas mengatakan, langkah ini diambil karena laporan serangan Tomcat yang masuk ke kantor Dinas Pertanian Jl Pagesangan II hingga pukul 16.00 WIB, Jumat (23/3) sudah mencapai 235 kali. Jika dibandingkan dengan delapan personel yang disiagakan tiap harinya, jumlah laporan itu jelas tak sebanding. Selain itu untuk menangani serangan Tomcat di satu wilayah para petugas setidaknya butuh waktu satu tiga jam.
Sedangkan laporan warga yang masuk, sebagian besar berasal dari Surabaya Timur. Alasannya, masih di sana banyak wilayah yang terdiri dari lahan kosong dan persawahan. “Makanan Tomcat itu banyak ditemukan di dua wilayah itu, yaitu sawah dan rerumputan. Tapi dalam pengendalian kami, sawah tak akan kami semproti. Hanya rumah dan rerumputan di areal kosong saja,” terangnya.
Meski demikian, laporan terakhir yang masuk pada Jumat sore justru ada di Jl Sememi. Di daerah tersebut, para petugas satgas ini menyemprot puluhan rumah dan sebuah masjid menggunakan pestisida yang dimasukan ke dalam handsprayer 14 liter. Saat menyemprot, petugas diwajibkan menggunakan sarung tangan, pakaian berlengan panjang dan celana panjang. Hal ini dilakukan agar racun kumbang tersebut tak mengenai tubuh petugas.
Penulis : adrianus adhi n
Editor : Adi Agus Santoso

Lihat gambarnya di sini:


Komentarku ( Mahrus ali ):
   Kedatangan tomcat yang begitu banyak bukan sedikit sebagaimana biasanya merupakan adzab Allah untuk rezim dan rakyat yang sulit mengedalikan diri dari perbuatan dosa dan keharaman. Namun bila untuk kebaikan yang di ridai oleh Allah, mereka lamban sekali menjalankan bukan cepat ketika mereka menjalankan kemaksiatan. Ia adalah adzab dari Allah bukan pahala yang baik dari padaNya., Ia laknat dariNya bukan rahmatNya. Ia pertanda kerusakan yang sangat di atas bumi , bukan tanda kebaikan untuk mereka. Tobatlah dan ingatlah ayat:
يَاأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا تُوبُوا إِلَى اللَّهِ تَوْبَةً نَصُوحًا عَسَى رَبُّكُمْ أَنْ يُكَفِّرَ عَنْكُمْ سَيِّئَاتِكُمْ وَيُدْخِلَكُمْ جَنَّاتٍ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا الْأَنْهَارُ يَوْمَ لَا يُخْزِي اللَّهُ النَّبِيَّ وَالَّذِينَ ءَامَنُوا مَعَهُ نُورُهُمْ يَسْعَى بَيْنَ أَيْدِيهِمْ وَبِأَيْمَانِهِمْ يَقُولُونَ رَبَّنَا أَتْمِمْ لَنَا نُورَنَا وَاغْفِرْ لَنَا إِنَّكَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ
Hai orang-orang yang beriman, bertaubatlah kepada Allah dengan taubat yang semurni-murninya, mudah-mudahan Tuhan kamu akan menghapus kesalahan-kesalahanmu dan memasukkan kamu ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, pada hari ketika Allah tidak menghinakan Nabi dan orang-orang yang beriman bersama dengan dia; sedang cahaya mereka memancar di hadapan dan di sebelah kanan mereka, sambil mereka mengatakan: "Ya Tuhan kami, sempurnakanlah bagi kami cahaya kami dan ampunilah kami; sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu". [1]


[1] Attahrim 8
Artikel Terkait

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pesan yang baik, jangan emosional.Bila ingin mengkeritisi, pakailah dalil yang sahih.Dan identitasnya jelas. Komentar emosional, tidak ditayangkan