Kamis, April 19, 2012

Kartinian Dengan Lulur Tradisional bukan lulur moderen




SURABAYA | SURYA Online - Perawatan tubuh perempuan memang lebih beragam cara dan manfaatnya. Seperti yang dilakukan Nina Kirana (29), karyawati swasta kawasan Surabaya selatan, yang datang ke Hotel Santika Jemursari Surabaya, Rabu (18/4/2012).

Disela waktu senggangnya, Nina merogoh kocek Rp 225.000 hanya untuk memanjakan kulit dengan perawatan tubuh secara  tradisional (tradisional body treatment). Perawatan yang didapatnya meliputi pijat aromatheraphy. Dengan minyak pijat beraroma, tubuh Nina mulai dipijat oleh theraphys. Pijatan ini dimaksudkan untuk membuka pori-pori kulit agar memdapatkan manfaat saat melakukan proses perawatan selanjutnya. "Aromanya segar. Saya pilih yang mawar, agar tubuh jadi lebih santai dan segar," ungkap Nina.

Usai dipijat dengan minyak, dilanjutkan dengan luluran. Lulur yang dipilih adalah mangir. Menurut Melisa, Spa Manager, selain mangir, ada lulur padi . "Manfaatnya beda-beda. Mangir untuk menghaluskan dan mengharumkan kulit. Kalau padi untuk memutihkan," jelas Melisa.  
Usai dilulur, Nina membasuh tubuhnya dengan air hangat yang juga telah diberi aromatheraphy. Hasilnya, Nina mengaku badannya lebih segar. "Ini biasa saya lakukan saat saya pulang kampung di Solo. Tapi hari ini saya pas libur kerja dan diberitahu kalau di tempat ini ada perawatan tradisional," ungkap Nina.

Perawatan tubuh secara tradisional ini, memang merupakan bagian dari fasilitas yang diberikan hotel dalam rangka menyambut hari Kartini 21 April ini. Radinia Pitaramita, Media Relations in Charge Hotel Santika Jemursari, mengatakan fasilitas ini dibuka mulai minggu ini hingga 21 April mendatang. "Bisa juga dimanfaatkan untuk tamu yang tidak sedang menginap," tambah perempuan yang akrab disapa Pipit itu.

Penulis: Sri Handy Lestari

Komentarku ( Mahrus ali ):

      Mandi lulur tradisional di hotel atau dirumah asal tiada keharamannya, pemijatnya sama perempuannya  bukan pemijat lelaki, maka masih diperkenankan. Lihat saja di ayat:
وَقُلْ لِلْمُؤْمِنَاتِ يَغْضُضْنَ مِنْ أَبْصَارِهِنَّ وَيَحْفَظْنَ فُرُوجَهُنَّ وَلَا يُبْدِينَ زِينَتَهُنَّ إِلَّا مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَلْيَضْرِبْنَ بِخُمُرِهِنَّ عَلَى جُيُوبِهِنَّ وَلَا يُبْدِينَ زِينَتَهُنَّ إِلَّا لِبُعُولَتِهِنَّ أَوْ ءَابَائِهِنَّ أَوْ ءَابَاءِ بُعُولَتِهِنَّ أَوْ أَبْنَائِهِنَّ أَوْ أَبْنَاءِ بُعُولَتِهِنَّ أَوْ إِخْوَانِهِنَّ أَوْ بَنِي إِخْوَانِهِنَّ أَوْ بَنِي أَخَوَاتِهِنَّ أَوْ نِسَائِهِنَّ أَوْ مَا مَلَكَتْ أَيْمَانُهُنَّ أَوِ التَّابِعِينَ أَوِ التَّابِعِينَ غَيْرِ أُولِي الْإِرْبَةِ مِنَ الرِّجَالِ أَوِ الطِّفْلِ الَّذِينَ لَمْ يَظْهَرُوا عَلَى عَوْرَاتِ النِّسَاءِ وَلَا يَضْرِبْنَ بِأَرْجُلِهِنَّ لِيُعْلَمَ مَا يُخْفِينَ مِنْ زِينَتِهِنَّ وَتُوبُوا إِلَى اللَّهِ جَمِيعًا أَيُّهَا الْمُؤْمِنُونَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ
Katakanlah kepada wanita yang beriman: “Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan memelihara kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang nampak ) pakaian ) . Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung ke dadanya,[1] dan janganlah menampakkan perhiasannya, kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau putera-putera mereka, atau putera-putera suami mereka, atau saudara-saudara laki-laki mereka, atau putera-putera saudara laki-laki mereka, atau putera-putera saudara perempuan mereka, atau wanita-wanita Islam, atau budak-budak yang mereka miliki, atau pelayan-pelayan laki-laki yang tidak mempunyai keinginan (terhadap wanita) atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat wanita. Dan janganlah mereka memukulkan kakinya agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan. Dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung.[2]

Kalimat أَوْ نِسَائِهِنَّ   atau wanita-wanita Islam ini menunjukkan bahwa mandi lulur itu bila di tangani sesama perempuannya maka tiada  masalah – tidak dosa, diperkenankan bukan di haramkan.




[1] Wajahnya juga harus tertutup.
[2] Annur 31
Artikel Terkait

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pesan yang baik, jangan emosional.Bila ingin mengkeritisi, pakailah dalil yang sahih.Dan identitasnya jelas. Komentar emosional, tidak ditayangkan