Minggu, Mei 27, 2012

Kesalahan kisah dlm kitab diba`an yang diagungkan oleh ahli bid`ah


Halimah pergi ke dukun   


فَلَمَّا رَاَتْهُ حَلِيْمَةُ سَاِلماً مِنَ اْلاَهْوَالِ * رَجَعَتْ بِهِ مَسْرُوْرَةً اِلَى اْلأَطْلاَلِ * ثُمَّ قَصَّتْ خَبَرَهُ عَلَى ‏بَعْضِ الْكُهَّانِ * وَأَعَادَتْ عَلَيْهِ مَا تَمَّ مِنْ اَمْرِهِ وَمَا كَانَ * فَقَالَ لَهُ اْلكَاهِنُ يَا ابْنَ زَمْزَمَ وَالْمَقَامِ * ‏وَالرُّكْنِ وَالْبَيْتِ الْحَرَامِ* أَفِي الْيَقَظَةِ رَأَيْتَ هَذَا أَمْ فِي الْمَنَامِ * فَقَالَ بَلْ وَحُرْمَةِ الْمَلِكِ اْلعَلاَّمِ * ‏شَاهَدْتُهُمْ كِفَاحًا لاَ أَشُكُّ فِي ذَلِكَ وَلاَأُضَامُ * فَقَالَ لَهُ اْلكَاهِنُ أَبْشِرْ أَيُّهَا اْلغُلاَمُ * فَأَنْتَ صَاحِبُ اْلأَعْلاَمِ ‏‏* وَنُبُوَّتُكَ ِللاَنْبِيَاءِ قُفْلٌ وَخِتَامٌ * عَلَيْكَ يَنْزِلُ جِبْرِيْلُ وَعَلَى بِسَاطِ اْلقُدْسِ يُخَاطِبُكَ الْجَلِيْلُ وَمَنْ ذَا ‏اَّلذِي يَحْصُرُ مَا حَوَيْتَ مِنَ التَّفْضِيْلِ * وَعَنْ بَعْضِ وَصْفَ مَعْنَاكَ يَقْصُرُ الْمَادِحُ الْمُطِيْلُ*‏

Ketika Halimah melihat Rasulullah   terhindar dari bahaya, maka  dia kembali dengan gembira ke undukan dengan membawa Rasulullah  . lalu dia mengkisahkan hal itu kepada  sebagian dukun
Sang dukun berkata: Wahai putra  Zamzam, Makam Ibrahim, Rukun dan Baitullah ( maksud Nabi   ), apakah kamu  melihat ini waktu berjaga atau waktu tidur ?
Nabi   menjawab: Demi kehurmatan raja yang Maha Mengetahui, aku melihat mereka dengan terang – terangan, aku tidak ragu lagi
Sang dukun berkata: Bergembiralah  wahai anak ! Kamu adalah akan menjadi tokoh alim, kenabianmu sebagai pengunci bagi para nabi . Jibril akan turun padamu  dan kamu akan di ajak bicara  oleh Allah yang Maha  Agung di hamparan suci .
Siapakah yang mampu untuk menghitung keutamaanmu, sedang pemuji yang suka banyak bicara  saja tidak mampu memberikan sifat  sebagian  maknamu .

Komentarku ( Mahrus ali ):
Kisah tsb saya cari refrensinya, tapi sia – sia belaka. Di kitab  - kitab milik  saya  telah kami  cari hal, bukan saya berkata tanpa usaha untuk menelitinya, tapi hanya  capek yang saya dapatkan bukan kegembiraan yang saya rasakan.  Jadi  sampai kapanpun, dan dimanapun,  orang mencari refrensinya  tidak akan menjumpainya. Ia sekedar rekayasa intelektual sang penulis diba` lalu di selimuti dengan emosionalnya.
Paling tidak layak di ketengahkan adalah perkataan  sang dukun sbb:
Sang dukun berkata: Bergembiralah  wahai anak! Kamu adalah akan menjadi tokoh alim, kenabianmu sebagai pengunci bagi para nabi. Jibril akan turun padamu  dan kamu akan di ajak bicara  oleh Allah yang Maha  Agung di hamparan suci .
Lho kita ini tidak di perkenankan pergi ke dukun atau para normal. Dan kita  tidak boleh percaya   perkataannya,  bahkan bila percaya,  kita akan  rugi dan salat kita tidak di terima selama empat puluh hari sbb:
مَنْ أَتَى عَرَّافاً فَسَأَلَهُ عَنْ شَيْءٍ فَصَدَّقَهُ لَمْ تُقْبَلْ لَهُ صَلاةٌ أَرْبَعِينَ يَوْماً  
Barang siapa yang datang kepada tukang ramal, lantas bertanya kepada sesuatu, lalu membenarkannya maka salatnya tidak diterima selama empat pulah hari.
(HR. Muslim) [1]
Mendekat ke dukun bukan berusaha menjauh dari padanya sama dengan mendekat kepada  setan dan akan jauh dari Allah, karena dukun itu termasuk teman setan  sebagaimana  hadis:
أَنَّ عَبْدَ اللَّهِ بْنَ عَبَّاسٍ قَالَ أَخْبَرَنِي رَجُلٌ مِنْ أَصْحَابِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّه عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مِنَ الْأَنْصَارِ أَنَّهُمْ بَيْنَمَا هُمْ جُلُوسٌ لَيْلَةً مَعَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّه عَلَيْهِ وَسَلَّمَ رُمِيَ بِنَجْمٍ فَاسْتَنَارَ فَقَالَ لَهُمْ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّه عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَاذَا كُنْتُمْ تَقُولُونَ فِي الْجَاهِلِيَّةِ إِذَا رُمِيَ بِمِثْلِ هَذَا قَالُوا اللَّهُ وَرَسُولُهُ أَعْلَمُ كُنَّا نَقُولُ وُلِدَ اللَّيْلَةَ رَجُلٌ عَظِيمٌ وَمَاتَ رَجُلٌ عَظِيمٌ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّه عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَإِنَّهَا لَا يُرْمَى بِهَا لِمَوْتِ أَحَدٍ وَلَا لِحَيَاتِهِ وَلَكِنْ رَبُّنَا تَبَارَكَ وَتَعَالَى اسْمُهُ إِذَا قَضَى أَمْرًا سَبَّحَ حَمَلَةُ الْعَرْشِ ثُمَّ سَبَّحَ أَهْلُ السَّمَاءِ الَّذِينَ يَلُونَهُمْ حَتَّى يَبْلُغَ التَّسْبِيحُ أَهْلَ هَذِهِ السَّمَاءِ الدُّنْيَا ثُمَّ قَالَ الَّذِينَ يَلُونَ حَمَلَةَ الْعَرْشِ لِحَمَلَةِ الْعَرْشِ مَاذَا قَالَ رَبُّكُمْ فَيُخْبِرُونَهُمْ مَاذَا قَالَ قَالَ فَيَسْتَخْبِرُ بَعْضُ أَهْلِ السَّمَاوَاتِ بَعْضًا حَتَّى يَبْلُغَ الْخَبَرُ هَذِهِ السَّمَاءَ الدُّنْيَا فَتَخْطَفُ الْجِنُّ السَّمْعَ فَيَقْذِفُونَ إِلَى أَوْلِيَائِهِمْ وَيُرْمَوْنَ بِهِ فَمَا جَاءُوا بِهِ عَلَى وَجْهِهِ فَهُوَ حَقٌّ وَلَكِنَّهُمْ يَقْرِفُونَ فِيهِ وَيَزِيدُونَ
Sesungguhnya Abdullah bin Abbas berkata: Seorang lelaki dari sahabat – Nabi SAW dari golongan Ansor memberitahu kepadaku bahwa suatu malam  mereka duduk lalu ada syuhub ( meteor ) yang menerangi .
Rasulullah saw bertanya kepada mereka,apakah yang kamu katakan waktu jahiliyah bila ada syuhub seperti ini ?
Mereka  berkata: Allah dan RasulNya lebih mengetahui , kami katakan:”  Pada malam ini ada lelaki yang akan menjadi tokoh di lahirkan dan seorang tokoh yang meninggal dunia
Rasulullah saw  bersabda:Meteor itu bukan karena kematian seseorang atau hidupnya, tapi Allah yang  Maha berkah dan namaNya maha Tinggi bila memutuskan sesuatu,maka malaikat yang membawa Arasy membaca tasbih, lalu penduduk langit membaca tasbih hingga sampai pada penduduk langit dunia . Malaikat yang dekat dengan pembawa Arasy berkata:  “ Apakah yang di katakan oleh Tuhanmu  ?
Mereka  memberitahu kepada  malaikat di sampingnya . Akhirnya satu sama lain saling bertanya hingga  ke langit dunia,lalu jin mencuri berita,lalu di berikan kepada kekasih –kekasihnya, dan mereka di lempari dengan meteor .  Apa yang mereka katakan dengan benar ,maka akan terjadi tapi mereka suka dusta dan menambah . [2]
Bacalah lagi diblog ke dua : www.mantankyainu2.blogspot.com
Mau telp atau sms: 085852588175. 082139355719. sms langsung ke laptop 08819386306.



[1] Arraf seperti tukang tenung atau tebak. Diakatakan : Dia  pensihir . Imam  Al baghowi  berkata :
 “ Arraf adalah orang yang mengetahui   perkara dengan  sebab atau tanda – tandanya yang menunjukkan
 lokasinya seperti  lokasi orang yang dui curi , pencuri dan barang  yang hilang .

[2] HR Muslim  2229

Artikel Terkait

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pesan yang baik, jangan emosional.Bila ingin mengkeritisi, pakailah dalil yang sahih.Dan identitasnya jelas. Komentar emosional, tidak ditayangkan