Jumat, Mei 18, 2012

Ketua Lembaga Seni dan Budaya NU Sebut Penolak Konser Lady Gaga Sok Moralis


Bukan NU kalau tidak membuat berita, setelah tokoh-tokohnya sering membuat pernyatan-pernyataan kontroversial, kali ini penolakan warga terhadap konser Lady Gaga juga mendapat tanggapan kontroversi dari Ketua Pengurus Pusat Lembaga Seni dan Budaya Muslimin Indonesia NU.
Konser Stefani Joanne Angelina Germanotta atau sering disapa Lady Gaga mendatangkan pro kontra. Front Pembela Islam (FPI), Majelis Ulama Indonesia (MUI), dan sejumlah pejabat negara menolak konser Gaga dengan alasan tak sesuai moral bangsa.
Namun, Ketua Pengurus Pusat Lembaga Seni dan Budaya Muslimin Indonesia NU, Al-Zastrouw Ngatawi menilai pelarangan tersebut sebagai sesuatu yang berlebihan. "Tidak usah berlebihan seperti itu. Jadi, mereka ini terlalu sok moralis," kata Ngatawi, Kamis kemarin (17/5). Menurut Ngatawi, konser itu sudah sering diadakan. Sampai kini tak terjadi apapun. "Menurut saya, ini berlebihan," katanya.
Ngatawi mengatakan, konser tidak akan menjadi masalah kalau dibiarkan. Di Indonesia banyak yang menari dan aneh seperti Lady Gaga, tapi tak terjadi apa-apa. "Kalau dibiarin tidak akan apa-apa. Itu kan orang sentimentil saja," katanya.
Namun Ngatawi menyadari dari sisi pakaian, perilaku Lady Gaga mengundang kontroversi dan tidak cocok dengan tradisi masyarakat. Hanya saja, jika responnya terlalu berlebihan, reaksinya akan berlebihan. "Ini dibesar-besarkan saja," katanya.
Ngatawi menganggap pelarangan konser Lady Gaga sebagai bentuk kekhawatiran dan ketidak mampuan dalam mendidik anak dan generasi mendatang. Karena ketidakmampuan itu akhirnya mereka menggunakan alat negara. "Mereka ini kan dalam pemahaman agamanya secara instan, akhirnya menggunakan kekuatan negara untuk menekan," katanya. Cara memfilter ketakutan tersebut bisa dilakukan dengan melokalisir, tanpa berlebihan. Ia menyebut Gaga hanya masalah kecil. "Jangan sampai membunuh nyamuk dengan bom," dia memaparkan.
Wakil Wali Kota Depok Idris Abdul Somad mengatakan tak masalah apabila konser tersebut memperhatikan norma. Terlebih, nilai seni dan prestasi yang bisa dicontoh oleh generasi mendatang. "Ya kita ambil positif saja. Kalau melanggar norma dan aturan ya kita harus memfilternya," katanya.
Konser Lady Gaga di Stadion Gelora Bung Karno pada 3 Juni mendatang tidak mendapatkan izin dari Polda Metro Jaya. Ribuan tiket Konser Born This Way Ball ini ludes terjual. Tiketnya dibanderol dari harga Rp 465 ribu-Rp 2,250 juta.(fq/tmp)
Komentarku ( Mahrus ali ):
      Sayang ketua seni dan budaya NU kok membiarkan kemungkaran, mengizinkannya. Ini jelas menyalahi tuntunan hadis:
مَنْ رَأَى مِنْكُمْ مُنْكَرًا فَلْيُغَيِّرْهُ بِيَدِهِ فَإِنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَبِلِسَانِهِ فَإِنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَبِقَلْبِهِ وَذَلِكَ أَضْعَفُ اْلإِيمَانِ

Barang siapa diantaramu melihat kemungkaran , robahlah dengan tangannya . Bila tidak mampu ,cukup  dengan lidahnya . Bila  tidak mampu cukup dengan hatinya  dan itulah iman yang paling lemah . [1]

Seorang mukmin itu bukan orang yang membiarkan kemungkaran atau ikut sama menontonnya , tapi harus benci dan menghindari tempat kemungkaran  sebagaimana ayat :
وَكَرَّهَ إِلَيْكُمُ الْكُفْرَ وَالْفُسُوقَ وَالْعِصْيَانَ أُولَئِكَ هُمُ الرَّاشِدُونَ

Dan Allah menjadikan kamu benci kepada kekafiran, kefasikan dan kedurhakaan. Mereka itulah orang-orang yang mengikuti jalan yang lurus, [2]
Bacalah lagi diblog ke dua : www.mantankyainu2.blogspot.com


[1] Muttafaq alaih
[2]  Al Hujurat  7
Artikel Terkait

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pesan yang baik, jangan emosional.Bila ingin mengkeritisi, pakailah dalil yang sahih.Dan identitasnya jelas. Komentar emosional, tidak ditayangkan