Kamis, September 13, 2012

Hadis populer tapi lemah ke 7

لَيْسَ اْلإِيْمَانِ بِالتَّمَنِّي وَلاَ بِالتَّحَلِّيْ، وَلَكِنْ مَا وَقَرَ فِي الْقَلْبِ وَصَدَقَهُ الْفِعْلُ
Iman itu bukan dengan angan-angan, juga bukan dengan berhias tetapi sesuatu yang mantap di dalam hati dan dibuktikan dengan pekerjaan.
Hadis ini palsu. Dzakhiratu al-Hufadz, Ibnu Thahir, 4:4656; adl-Dla’ifah, 1098; Tabyidl ash-Shahifah, Muhammad ‘Amr, 33.
لَيْسَ لِفَاسِقٍ غِيْبَةٌ
Terhadap orang fasik tidak ada ghibah.
Hadis ini maudlu’ (palsu). Al-Asrar al-Marfu’ah, al-Harawi, 390; al-Manar al-Munif, Ibnu al-Qayyim, 301; al-Kasyfu al-Ilahi, 1:764.
مَا خَابَ مَنِ اسْتَخَارَ ، وَلاَ نَدِمَ مَنِ اسْتَشَارَ وَلاَ عَالَ مَنِ اقْتَصَدَ
Tidak akan sia-sia orang yang beristikharah, tidak akan kecewa orang yang bermusyawarah, dan tidak akan sengsara orang yang berhemat
Hadis ini maudlu’ (palsu). Al-Kasyf al-Ilahi, 1:775; adl-Dla’ifah, 611
مَا فَضَّلَكُمْ أَبُوْ بَكْرٍ بِكَثْرَةِ صِيَامٍ وَلاَ صَلاَةٍ ، وَلَكِنْ بِشَيْءٍ وَقَرَ فِي صَدْرِهِ
Keutamaan Abu Bakar atas kalian bulan karena banyaknya berpuasa atau shalat, tetapi karena adanya seuatu yang mantap dalam dadanya
Hadis ini tidak ada asalnya. Al-Asrar al-Marfu’ah, Ali al-Qari, 452; al-Ahadits Allati laa Ashla laha fi al-Ihya,as-Subki, 288; al-Manar al-Munif, 246.
الْمُؤْمِنُ كَيِّسٌ فَطِنٌ حَذَرٌ
Orang mukmin itu cerdik, pandai dan hati-hati
Hadis Maudlu’. Kasyf al-Khafa’, al-Ajluni, 2:2684, al-Kasyf al-Ilahi, ath-Tharablusi, 1:859; adl-Dla’ifah, 760.
الْمُتَمَسِّكُ بِسُنَّتِيْ عِنْدَ فَسَادِ أُمَّتِي لَهُ أَجْرُ شَهِيْدٍ
Orang yang memegang teguh sunnahku ketika terjadi kerusakan di antara ummatku maka ia berhak mendapatkan pahala seorang yang mati syahid.
Hadis dla’if, adl-Dla’ifah, 326
مَنْ تَمَسَّكَ بِسُنَّتِي عِنْدَ فَسَادِ أُمَّتِي، فَلَهُ أَجْرُ مِئَةِ شَهِيْدٍ
Barangsiapa yang berpegang teguh pada sunnahku di saat terjadinya kerusakan pada ummatku, maka ia berhak atas pahala 100 orang yang mati syahid.
Hadis yang sangat dla’if. Dzakhiratu al-Huffadz, 4:5174, adl-Dla’ifah, 326
مَنْ أَحْدَثَ وَلَمْ يَتَوَضَّأْ فَقَدْ جَفَانِي ، وَمَنْ تَوَضَّأَ وَ لَمْ يُصَلِّ فَقَدْ جَفَانِي ، وَمَنْ صَلَّى وَلَم يَدْعُنِي فَقَدْ جَفَانِي، وَ مَنْ دَعَانِيْ فَلَمْ أَجِبْهُ فَقَدْ جَفَيْتُهُ، وَلَسْتُ بِرَبٍّ جَفٍ
Barangsiapa yang berhadas dan tidak berwudlu maka ia telah menjauh dariku dan barangsiapa berwudlu tetapi tidak salat maka ia telah menjauhiku. Barangsiapa yang shalat tetapi (sesudahnya) tidak berdo’a untukku maka ia telah menjauhiku, dan barangsiapa yang mendoakanku tetapi tidak aku jawab berarti aku telah menjauhinya, dan aku bukan pengatur yang suka mengatur
Ash-Shaghani mengatakan; Hadis ini Maudlu’, al-Maudlu’at, 53; dan Al-Albani mengatakan; Maudlu’. Adl-Dala’ifah, 44.
مَنْ أَصْبَحَ وَهَمُّهُ غَيْرُ اللهِ عَزَّ وَجَلَّ، فَلَيْسَ مِنَ اللهِ فِي شَيْءٍ وَمَنْ لَمْ يَهْتَمَّ لِلْمُسْلِمِيْنَ فَلَيْسَ مِنْهُمْ
Barangsiapa yang bangun pagi dan perhatiannya tertuju kepada selain Allah azza wa jalla, maka ia tidak akan mendapat apa-apa dari Allah. Dan barangsiapa yang tidak memperhatikan kaum muslimin maka ia bukan golongan mereka
Maudlu’. Al-Fawaid Majmu’ah, 233; Tadzkiratu al-Maudlu’at, 69; adl-Dla’ifah, 309-312.
مَنْ أَفْطَرَ يَوْماً مِنْ رَمَضَانَ فِي غَيْرِ رُخْصَةٍ رَخَّصَهَا اللهُ لَهُ، لَمْ يَقْضِ عَنْهُ صِيَامُ الدَّهْرِ كُلُّهُ، وَإِنْ صَامَهُ
Barangsiapa yang berbuka sehari pada bulan ramadhan tanpa adanya rukhshah yang telah diberikan oleh Allah, maka puasanya setahun penuh yang dia lakukan tidak akan memenuhinya
Hadis ini dla’if, Tanzih asy-Syari’ah, 2:148; at-Targhib wa at-Tarhib, 2:74.
مَنْ حَجَّ الْبَيْتَ وَلَمْ يَزُرْنِي فَقَدْ جَفَانِي
Barangsiapa berhaji di Baitullah ttapi tidak menziarahi makamku maka ia telah menjauh dariku
Hadis ini Maudlu’ sebagaimana disebutkan oleh adz-Dzahabi di dalam kitab Tartib al-Maudlu’at, 600; ash-Shaghani menyebutkan di dalam al-Maudlu’at, 52; asy-Syaukani menyebutkan di dalam al-Fawa’id al-Majmu’ah, 326
مَنْ حَجَّ، فَزَارَ قَبْرِيْ بَعْدَ مَوْتِي، كَانَ كَمَنْ زَارَنِي فِي حَيَاتِي
Barangsiapa yang berhaji lalu menziarahi kuburku setelah kematianku maka ia seperti orang yang mengunjungiku di masa hidupku
Ibnu Taimiyah mengatakan, hadis ini dla’if, Qa’idah Jalilah, 57; Al-Albani menyatakan Maudlu’, adl-Dla’ifah, 47. Lihat pula Dzakhirat al-Huffadz, Ibnu Al-Qaisrani, 4:5250
مَنْ حَدَّثَ حَدِيْثاً، فَعَطِسَ عِنْدَهُ، فَهُوَ حَقٌّ
Barangsiapa yan mengatakan suatu perkataan, kemudian ia merasa haus, maka ia (yang dikatakan itu) benar.
Hadis maudlu’. Tanzih asy-Syari’ah, 483; al-La-ali’ al-Mashnu’ah, 2:286; al-Fawa-id al-Majmu’ah, 669.
مَنْ خَافَ اللهَ خَوَّفَ اللهُ مِنْهُ كُلَّ شَيْءٍ ، وَمَنْ لَمْ يَخْفَ اللهَ خَوَّفَهُ اللهُ مِنْ كُلِّ شَيْءٍ
Barangsiapa yang takut kepada Allah maka Allah akan menjadikan segala sesuatu takut kepadanya. Dan barangsiapa yang tidak takut kepada Allah maka Allah akan menjadikannya takut kepada segala sesuatu
Hadis ini dla’if. Takhrij al-Ihya’, al-‘Iraqi, 2:145; Tadzkiratu al-Maudlu’at, 20; adl-Dla’ifah, 485.
مَنْ خَرَجَ مِنْ بَيْتِهِ إِلَى الصَّلاَةِ فَقَالَ: الّلَهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ بِحَقِّ السَّائِلِيْنَ عَلَيْكَ وَأَسْأَلُكَ بِحَقِّ مَمْشَايَ هَذَا فَإِنِّي لَمْ أَخْرُجْ أَشْرًا وَلاَ بَطَرًا وَلاَ رِيَاءً وَلاَ سُمْعَةً وَخَرَجْتُ اتِّقَاءً سَخَطِكَ وَابْتِغَاءَ مَرْضَاتِكَ فَأَسَالُكَ أَنْ تَعِيْذَنِي مِنَ النَّارِ وَأَنْ تَغْفِرْ لِي ذُنُوْبِي إِنَّهُ لاَ يَغْفِرُ الذُّنُوْبَ إِلاَّ أَنْتَ أَقْبَلَ اللهُ عَلَيْهِ بِوَجْهِهِ وَاسْتَغْفَرَ لَهُ سَبْعُوْنَ أَلْفَ مَلَكٍ
Barangsiapa yang keluar dari rumahnya menuju (masjid untuk) shalat seraya berdo’a; Ya Allah sesungguhnya aku memohon kepada-Mu dengan haqnya orang-orang yang memohon kepada-Mu, dan aku memohon kepada-Mu dengan haknya perjalanan ini karena sesungguhnya aku tidak keluar untuk melakukan sesuatu yang keji, bukan karena sombong, riya’, dan sum’ah. Aku keluar hanya karena takut akan muka-Mu dan mengharap ridla-Mu. Maka aku memohon agar Engkau melindungi-ku dari api neraka dan mengampuni dosa-dosaku karena sesungguh-nya tidak ada yang bisa mengampuni dosa-dosa melain-kan Engkau. Allah akan menerimanya dengan wajah-Nya dan seribu malaikat akan memohonkan ampunan untuknya
Hadis ini didla’ifkan oleh al-Mundziri, al-Buwaishiri mengatakan, sanadnya musalsal (berurutan) dengan orang-orang yang lemah. Al-Albani mengatakan; Hadis ini Dla’if. At-Targhib wa at-Tarhib, al-Mundziri,3:272; Sunan Ibnu Majah, 1:256.
مَنْ سُئِلَ عَنْ عِلْمٍ فَكَتَمَهُ اُلْجِمَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ بِلِجَامٍ مِنْ نَارٍ
Barangsiapa ditanya tentang suatu ilmu pengetahuan, lalu ia menyembunyikannya maka pada hari kiamat ia akan dicambuk dengan cambuk dari api neraka.
Hadis ini tidak sah dari Rasulullah saw, al-Ilal al-Mutanahiyah, 1:105
مَنْ صَلَّى فِي مَسْجِدِيْ أَرْبَعِيْنَ صَلاَةً لاَ يَفُوْتُهُ صَلاَةٌ كُتِبَتْ لَهُ بَرَاءَةٌ مِنَ النَّارِ وَنَجَاةٌ مِنَ الْعَذَابِ، وَبَرِئٌ مِنَ النِّفَاقِ
Barangsiapa shalat di masjidku empat puluh waktu shalat tanpa ketinggalan satu waktu shalat pun maka ditetapkan baginya terbebas dari neraka dan selamat dari adzab, dan trlepas dari kemunafikan
Hadis dla’if, adl-Da’ifah, 364
مَنْ عَرَفَ نَفْسَهُ فَقَدْ عَرَفَ رَبَّهُ
Barangsiapa yang mengenal dirinya maka ia telah mengenal tuhannya
Hadis ini maudlu’, al-Asrar al-Marfu’ah, 506. Tanzih asy-Syari’ah, 2:402; Tadzkirat al-Maudlu’at,11
مَنْ قَرَأَ سُوْرَةَ الْوَاقِعَةِ فِي كُلِّ لَيْلَةٍ لَمْ تُصِبْهُ فَاقَةً أَبَداً
Barangsiapa yang membaca surat al-Waqi’ah setiap malam, ia tidak akan tertimpa kefakiran selama-lamanya
Hadis dla’if. Al-‘Ilal al-Mutanahiyah, 1:151; Tanzih asy-Syari’ah, 1:301; al-Fawaid al-Majmu’ah, 972;
مَنْ لَمْ تَنْهَهُ صَلاَتُهُ عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ، لَمْ يَزْدَدْ مِنَ اللهِ إِلاَّ بُعْداً (وفي لفظ) مَنْ لَمْ تَنْهَهُ صَلاَتُهُ عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ ، فَلاَ صَلاَةَ لَهُ
Barangsiapa yang shalatnya tidak bisa mencegahnya dari perbuatan fakhsya’ dan munkar maka ia tidak akan mendapatkan tambahan dari Allah melainkan kejauh (dari Allah). Dalam riwayat lain dinyatakan, barangsiapa ang shalatnya tidak bisa mencegahnya dari perbuatan fakhsya’ dan mungkar maka tidak ada salat baginya (belum melaksanakan salat)
Adz-Dzahabi berkata Ibnu Junaid adalah pendusta dan pembohong. Al-Hafidz al-Iraqi berkata; Sanad hadis ini lemah. Al-Albani mengatakan; Hadis ini bathil, tidak dapat diterima dari segi sanadnya dan juga dari matannya. Mizan al-I’idal (3:293), Takhrij al-Ihya’ (1:143), as-Silsilah adl-Dla’ifah (2,985)
مَنْ نَامَ بَعْدَ الْعَصْرِ، فَاخْتُلِسَ عَقْلُهُ، فَلاَ يَلُوْمَنَّ إِلاَّ نَفْسَهُ
Barangsiapa tidur setelah shalat ashar maka akalnya akan terampas, maka janganlah mencaci kecuali kepada dirinya sendiri
Hadis ini disebutkan oleh Ibnu al-Jauzi di dalam maudlu’at, 3:69, as-Suyuthi menyebutkan di dalam al-La’ali’ al-Mashnu’ah, adz-Dzahabi menyebutkan di dalam Tartib al-Maudlu’at, 839.
مَنْ وَلَدَ لَهُ مَوْلُوْدٌ فَأَذِنَ فِي أُذُنِهِ الْيُمْنَى وَأَقَامَ فِي أُذُنِهِ الْيُسْرَى لَمْ تَضُرُّهُ أُمُّ الصِّبْيَانِ
Barangsiapa yang mendapatkan seorang anak, kemudian ia adzankan di telinga kanan dan iqamah di telinga kiri, maka kelak anak itu tidak akan diganggu oleh jin
Hadis Maudlu’. Al-Mizan, adz-Dzahabi, 4:397; Majma’ az-Zawa’id, al-Haitsami. Takhrij al-Ihya’, 2:61.
النَّاسُ كُلُّهُمْ مَوْتَى إِلاَّ الْعَالِمُوْنَ، وَالْعَالِمُوْنَ كُلُّهُمْ هَلَكَى إِلاَّ الْعَامِلُوْنَ، وَالْعَامِلُوْنَ كُلُّهُمْ غَرَقَى إِلاَّ الْمُخْلِصُوْنَ، وَالْمُخْلِصُوْنَ عَلَى خَطْرٍ عَظِيْمٍ
Manusia semuanya adalah mayat, kecuali orang yang berilmu, dan orang-orang yang berilmu semuanya binasa kecuali orang yang beramal, orang-orang yang beramal semuanya tenggelam kecuali orang yang ikhlas. Dan orang yang ikhlas berada di atas kedudukan yang agung
Ash-Shaghani berkata, ini adalah hadis yang diada-adakan lagi pula tidak sesuai dengan aturan kebahasaan. Yang benar secara bahasa adalah dengan menggunakan kata al-‘Alimina, al-‘Amilina dan Mukhlishin. Al-Maudlu’at, 200; Asy-Syaukani menyebutkan di dalam al-Fawa’id al-Majmu’ah, 771; al-Futni menyebutkan dalam Tadzkirat al-Maudlu’at, 200.
Artikel Terkait

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pesan yang baik, jangan emosional.Bila ingin mengkeritisi, pakailah dalil yang sahih.Dan identitasnya jelas. Komentar emosional, tidak ditayangkan