Jumat, Maret 22, 2013

DR M. Sa`id Ramadhan mati di jalan Allah atau setan

PBNU Sesalkan Serangan Terhadap Said Ramadhan Al-Buthi


Jakarta, NU Online
Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) menyampaikan rasa duka yang mendalam atas wafatnya ulama besar Suriah Syaikh Muhammad Said Ramadhan al-Buthi (84) akibat serangan bom bunuh diri, Kamis (21/3).

”Kami sangat menyesalkan kekerasan di Suriah yang mengakibatkan tewasnya ulama besar yang luar biasa pengaruhnya di dunia Islam,” kata Rais Suriyah PBNU KH Ahmad Ishomuddin saat dihubungi NU Online, Jumat malam.

Menurut dia, al-Buthi merupakan ulama Sunni yang memiliki tingkat kecakapan sangat tinggi pada disiplin keislaman. Karya-karyanya cukup monumental dan sering dirujuk kalangan cendekiawan muslim dunia.

”Semua ulama tahu bahwa beliau aktif di dunia pemikiran, seperti ushul fiqih dan lain sebagainya. Saya kira untuk sementara belum ada bandingannya di dunia ini yang sealim dan setingkat Said Ramadhan al-Buthi,” imbuhnya.

Di antara kitab karangan al-Buthi yang populer adalah Dlawabit al-Mashlahah fi al-Syari’at al-Islamiyyah, Fiqh Sirah, Muhadharat Fil Fiqhil Muqharin Ma'a Muqaddimati Fi Bayani Asbabi Ikhtilafi al-Fuqaha' Wa Ahammiyyati Dirasatil Fiqhil Muqarin, Al-Islam Maladz Kulli Mujtama'at Insaniyyah Limadza wa Kaifa, dan lain-lain.

Kiai Ishom menjelaskan, buah pikiran al-Buthi sering sejalan dengan pendapat para kiai NU. Hal ini terutama karena al-Buthi merupakan tokoh penganut mazhab Imam Syafi’i di bidang fiqih dan pengikut mazhab Imam Abu Hasan Asy’ari dalam hal akidah.

Seperti diberitakan media, ulama kelahiran Turki pada 1929 ini menjadi korban keganasan bom bunuh diri yang diduga dari penentang rezim Presiden Suriah Bashar al-Assad saat memberikan ceramah di Masjid al-Iman yang terletak di Damaskus, ibu kota Suriah. Akibat serangan ini, 20 orang tewas, dan 40 orang lainnya terluka.

”Kita merasa kehilangan sekali ulama yang moderat seperti Said Ramadhan al-Buthi,” ujar Kiai Ishom.

Penulis: Mahbib Khoiron


Ada artikel lagi sbb:

Ulama Terkemuka Said Ramadhan Al-Buthi Dukung Rezim Bashar Al-Assad?

JAKARTA (voa-islam.com) - Siapa yang tak mengenal Dr. Said Ramadhan Al-Buthi, ulama menyelesaikan gelar doktoralnya di Universitas Al-Azhar Kairo ini telah menulis puluhan kitab karya ilmiah. Diantaranya yang paling dikenal adalah Fiqhus Sirah yang diterjemahkan di Indonesia menjadi Sirah Nabawiyah.

Namun, amat disayangkan beberapa waktu lalu kita mendengar kabar bahwa Dr. Said Ramadhan Al-Buthi secara terang-terangan mendukung diktator tiran Bashar Al-Assad. Benarkah demikian?

Ternyata kabar tersebut benar adanya, hal itu disampaikan Syaikh Khatib As-Suri, saat menjadi salah satu pembicara dalam penggalangan dana yang digelar #ITJ Chapter Jakarta, di Masjid Al-Furqon, DDII Jakarta Pusat.

“Terkait dengan Syaikh Dr. Said Ramadhan Al-Buthi, beliau seorang yang alim dalam bidang ilmu fiqih, Ushul Fiqih dan Tafsir. Dr. Said Ramadhan Al-Buthi hingga kini pada kenyataannya jelas masih mendukung rezim Bashar Al-Assad,” kata Syaikh Khatib As-Suri di hadapan kaum muslimin yang hadir, pada Ahad (27/1/2013).
...Dr. Said Ramadhan Al-Buthi hingga kini pada kenyataannya jelas masih mendukung rezim Bashar Al-Assad

Namun demikian, Syaikh Khatib menerangkan bahwa teladan umat Islam adalah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bukan Dr. Said Ramadhan Al-Buthi.

“Pertanyaannya, lalu kenapa jika Al-Buthi mendukung Bashar Al-Assad? Qudwah (teladan) kita adalah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, bukan Al-Buthi, Syafi’i, Hanafi, Hambali. Allah berfirman:

لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِي رَسُولِ اللَّهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ

Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu… (Q.S. Al-Ahzab: 33).

Seorang ‘alim, tidak dikatakan ‘alim kecuali ia berjalan sesuai yang dituliskan dalam As-Sunnah. Meskipun Dr. Said Ramadhan Al-Buthi seorang ‘alim, akan tetapi hanya Allah yang memberikan petunjuk dan kesesatan kepada siapa yang dikehendakiNya,” jelasnya.
...lalu kenapa jika Al-Buthi mendukung Bashar Al-Assad? Qudwah (teladan) kita adalah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, bukan Al-Buthi

Meskipun seorang Dr. Said Ramadhan Al-Buthi mendukung Bashar Al-Assad, namun masih banyak ulama kelas dunia lainnya yang menentang Bashar Al-Assad.

“Mungkin hanya Buthi seorang, atau ada mufti Suriah yang mendukung Assad, tetapi ribuan ulama Syam, seperti Dr. Wahbah Zuhaili, Dr. Musthafa Dieb Al Bugha, para qari dan hafizhul Qur’an saat ini Sembilan puluh sembilan persen semuanya tak ada yang mendukung Bashar Al-Assad bahkan menentangnya,” paparnya.

Ia juga tidak menafikan, jika dukungan Dr. Said Ramadhan Al-Buthi disebabkan oleh tekanan rezim Bashar Al-Assad.

“Barangkali, Dr. Al-Buthi takut, atau bisa saja rezim Bashar Al-Assad menyandera keluarganya, anaknya atau mengancamnya sehingga jika ia menentang maka akan dibunuh. Hal ini sebagaimana terjadi terhadap mufti suriah yang dibunuh anaknya. Oleh karena itu inilah hal yang sangat menyakitkan,” ungkapnya.
...Saat ini kakafiran Bashar Al-Assad amat jelas sejelas matahari di siang hari, ia telah membunuh ribuan kaum muslimin

Namun, sekali lagi ia menegaskan bahwa teladan kaum Muslimin adalah Rasulullah, bukan Dr. Said Ramadhan Al-Buthi. Dan faktanya jelas, bahwa rezim Bashar Al-Assad tak pantas didukung karena kekafirannya dan telah membunuh ribuan kaum muslimin.

“Saat ini kakafiran Bashar Al-Assad amat jelas sejelas matahari di siang hari, ia telah membunuh ribuan kaum muslimin. Sebab darah seorang muslim lebih berharga di sisi Allah meskipun ka’bah itu hancur,” tandasnya. [Ahmed Widad]



 

Bagai Firaun, Rezim Syiah Suriah Paksa Tahanan Sujud Pada Foto Presiden

BEKASI (voa-islam.com) – Kekejaman rezim Asad penganut Syi’ah Nusairiyah sungguh kelewat batas. Sang anak, Bashar Al Asad yang awalnya diharapkan bisa memimpin lebih baik dari ayahnya Hafizh Al Asad ternyata justru lebih kejam.
Hal itu diungkapkan oleh Syaikh Ghayyats saat menyampaikan kuliah tentang kondisi umat Islam Ahlus Sunnah di Suriah, Sabtu (25/2/2012) di Islamic Center Al Islam, Bekasi.
Ratusan hadirin datang dari berbagai tempat memenuhi masjid, tak ketinggalan para tokoh seperti ustadz Hartono Ahmad Jaiz, Ustadz Abu Jibril dan Ustadz Farid Ahmad Okbah turut mendengarkan paparan Syaikh Ghayyats.
Syaikh Ghayyats  yang saat itu didampingi ustadz Anung Al Hamat sebagai penerjemah menjelaskan bahwa sudah 40 tahun berlalu kekuasaan negara Suriah berada dalam genggaman Syi’ah Nushairiyah, baik militer, pendidikan dan lain sebagainya.
Rakyat Suriah sudah habis kesabaran mereka atas penindasan dan kekejaman rezim Asad. Bulan Maret tahun lalu terjadilah  gelombang revolusi. Rezim Asad menghadapi gelombang revolusi itu dengan pembantaian.
Bahkan rezim Bashar Al Asad sang penganut Syi’ah Nusairiyah selain kejam juga mengaku dirinya sebagai tuhan layaknya Fir’aun.
“Puluhan kota diserang tentara rezim Asad, ribuan nyawa melayang, masjid-masjid dihancurkan, mushaf Al Qur’an dibakar, orang-orang muslim Ahlus Sunnah yang sedang shalat dibunuh bahkan di dinding-dinding masjid ditulis laa ilaaha illa bashar al asad (tiada tuhan selain Bashar Al Asad),” ungkap ulama asal Suriah ini.
Tentara Suriah juga memaksa para tahanan untuk mengkui Bashar Al Asad sebagai tuhan dan jika mereka menolak maka akan disiksa.
“Kemudian yang sering dilakukan tentara Asad terhadap orang-orang yang ada di dalam penjara, mereka dipaksa mengakui bahwa tiada tuhan selain Bashar Al Asad. Kemudian ketika ditanya; siapa Tuhanmu? Maka jawabannya harus mengatakan Tuhan saya adalah Bashar, tidak boleh mengatakan Tuhan saya adalah Allah, kalau ada yang mengatakan bahwa tuhan saya adalah Allah maka akan disiksa dengan setrum listrik atau dipukul dengan besi. Di antara mereka juga ada yang disuruh bersujud kepada foto atau gambar Bashar Al Asad,” jelasnya.
Syaikh Ghayyats menegaskan bahwa apa yang ia katakan bukanlah karangan atau khayalan beliau, tetapi ini resmi, dimuat di internet dan ada dokumen-dokumen tersebut. Beliau menambahkan bahwa apa yang ia beritakan  itu di lapangan ternyata jauh lebih dahsyat.
Semoga Allah menolong kaum muslimin di Suriah dan membinasakan rezim Syi’ah Nusairiyah Bashar Al Asad. [Ahmed Widad]



Komentarku ( Mahrus ali): 
Setahu saya, Syaikh DR Muhammad Said Ramadhan al-Buthi pernah ditanya : Bagaimana hukum orang yang bersujud ke gambar Basyar? Beliau menjawab: Boleh saja untuk menambah kesetiaan atau loyalitas.
Menurut saya, hal itu tiada dalilnya dan tidak usah dilakukan, tinggalkan saja. Bersujudlah kepada Allah. Ia barang baru ,tiada contohnya dari Rasulullah SAW. Rezim Bassyar adalah rezim komunis bukan Islami – ia sebagai lanjutan rezim ayahnya bukan memulai tapi hanya melanjutkan. Ia didukung oleh Syi`ah bukan ahlus sunnah. Sudah tentu, rezim komunis bisa dikatakan sebagai Thaghut yang menginjak ajaran al Quran dan menjunjung ajaran Karl marx.
Posisi Sang DR M. Said Ramadhan adalah membela rezim ini, sangat vokal dan berani. Dia dijalan Thaghut, bukan dijalan Allah. Dia menjalankan salat, puasa, alim tidak membela pada Allah  tapi membela Thaghut. Dia terancam dengan ayat ini:
أَلَمْ تَرَ إِلَى الَّذِينَ يَزْعُمُونَ أَنَّهُمْ ءَامَنُوا بِمَا أُنْزِلَ إِلَيْكَ وَمَا أُنْزِلَ مِنْ قَبْلِكَ يُرِيدُونَ أَنْ يَتَحَاكَمُوا إِلَى الطَّاغُوتِ وَقَدْ أُمِرُوا أَنْ يَكْفُرُوا بِهِ وَيُرِيدُ الشَّيْطَانُ أَنْ يُضِلَّهُمْ ضَلَالًا بَعِيدًا(60)
Apakah kamu tidak memperhatikan orang-orang yang mengaku dirinya telah beriman kepada apa yang diturunkan kepadamu dan kepada apa yang diturunkan sebelum kamu? Mereka hendak berhakim kepada thaghut, padahal mereka telah diperintah mengingkari thaghut itu. Dan syaitan bermaksud menyesatkan mereka (dengan) penyesatan yang sejauh-jauhnya. Nisa`.
Dia termasuk figur yang terjaring dengan jaringan setan, sesat dengan kesesatan yang nyata bukan dijalan yang lurus.

Di ayat lain, Allah berfirman:
الَّذِينَ ءَامَنُوا يُقَاتِلُونَ فِي سَبِيلِ اللَّهِ وَالَّذِينَ كَفَرُوا يُقَاتِلُونَ فِي سَبِيلِ الطَّاغُوتِ فَقَاتِلُوا أَوْلِيَاءَ الشَّيْطَانِ إِنَّ كَيْدَ الشَّيْطَانِ كَانَ ضَعِيفًا(76)
Orang-orang yang beriman berperang di jalan Allah, dan orang-orang yang kafir berperang di jalan thaghut, sebab itu perangilah kawan-kawan syaitan itu, karena sesungguhnya tipu daya syaitan itu adalah lemah. Nisa`.

Kalau sang doktor itu beriman, mesti berjuang dijalan Allah, namun dia membela Thaghut sudah tentu berjuang di jalan Thaghut. Lalu mati dalam keadaan yang tidak inginkan, sudah putuslah harapan kebaikan baginya dan bersambunglah dengan kejelekan yang tidak diharapkan.
Ini pelajaran yang sangat berharga bagi ulama maupun juhala` bagi sarjana atau orang awam agar membela agama Allah bukan membela ajaran Thaghut

blog ke tiga
Peringatan: Mesin pencari diblog tidak berfungsi, pergilah ke google lalu tulislah:  mantan kiyai nu    lalu teks yang kamu cari
Mau nanya hubungi kami:
088803080803. 081935056529
Alamat rumah: Tambak sumur 36 RT 1 RW1
                           Waru Sidoarjo




Artikel Terkait

9 komentar:

  1. ustad, dr albuthi dalam taraf ijtihad untuk melindungi muslim sunni dari penguasa syiah, bisa dibaca disini.

    http://www.facebook.com/nandang.burhanudin?ref=ts&fref=ts

    BalasHapus
  2. ustad, dr albuthi dalam taraf ijtihad untuk melindungi muslim sunni dari penguasa syiah, bisa dibaca disini.

    http://www.facebook.com/nandang.burhanudin?ref=ts&fref=ts

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ijtihad untuk menentang ayat 36 Nahel yang melarang mendekati Thaghut adalah ijtihad yang tertolak, tiada ulama sejak dulu sampai sekarang yang memperbolehkan ijtihad semacam ini

      Hapus
  3. ustad mahrus,
    maaf saya tidak bisa bahasa arab, apakah benar syaikh shobuni (ulamanya NU) bilang munafik dan sesat kepada syaikh al buthi
    mohon bantuannya untuk penjelasan singkat tentang video ini
    makasih ustad, jazakalloh. karena di media islam banyak menyebut syaikh albuthi sebagai syahid.

    http://www.youtube.com/watch?feature=player_embedded&v=AbIjOW-ysZ0

    BalasHapus
  4. berita hoak doang... gak sesuai kenyataan...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kalau itu hoak, mana yang di anggap hoax dan tunjukkan berita yang benar, jangan disimpan saja di dada, ikut sharing disini

      Hapus
  5. yang punya blog masih dalam tahap belajar...harap maklum

    BalasHapus
    Balasan
    1. Oh ya masih belajar dan kamu gurunya, tunjukkan mana yang salah lalu bagaimana benarnya/

      Hapus

Pesan yang baik, jangan emosional.Bila ingin mengkeritisi, pakailah dalil yang sahih.Dan identitasnya jelas. Komentar emosional, tidak ditayangkan