Rabu, Maret 06, 2013

Ya sayyidar rusli




يٰـا سَيِّدَ الرُّسْلِ
Ya sayidar rusli
Wahai pimpinan para Rasul



يٰا سَيِّدَ الرُّسُلْ يَا طَاهِرْ          يَاغَايَةَ الْقَصَدْ وَالثََّانِى

Wahai pimpinan para Rasul[1] wahai orang yang suci
Wahai puncak maksud dan yang kedua.


Keterangan:  Saya belum menjumpai hadits yang menyatakan para sahabat pernah memanggil nabi  wahai orang yang suci. Padahal, tiada orang yang suci dalam Islam
Ada hadits :
كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّه عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُكْثِرُ أَنْ يَقُولَ فِي رُكُوعِهِ وَسُجُودِهِ سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ رَبَّنَا وَبِحَمْدِكَ اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِي يَتَأَوَّلُ الْقُرْآنَ
“Nabi ,   sering membaca waktu ruku` dan sujudnya:
  سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ رَبَّنَا وَبِحَمْدِكَ اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِي  
Subhanakallahumma  rabbana  wabihamdika  Allahummaghfirli karena  menakwil al-Quran  yakni  surat al-Nashr.”[2]   
Hadits tersebut menunjukkan bahwa Nabi  juga minta ampun kepada Allah SWT.

إِنَّا فَتَحْنَا لَكَ فَتْحًا مُبِينًا(1)لِيَغْفِرَ لَكَ اللَّهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِكَ وَمَا تَأَخَّرَ وَيُتِمَّ نِعْمَتَهُ عَلَيْكَ وَيَهْدِيَكَ صِرَاطًا مُسْتَقِيمًا(2)
“Sesungguhnya Kami telah memberikan kepadamu kemenangan yang nyata, supaya Allah memberi ampunan kepadamu terhadap dosamu yang telah lalu dan yang akan datang serta menyempurnakan nikmat-Nya atasmu dan memimpin kamu kepada jalan yang lurus.”[3]


صَلَّى عَلَيْكَ الْعَلِى الْقَادِرْ        فىِ كُلِّ وَقْتٍ وَأَحْيَانِ
صَوْتُ الْغِنَا يَشْرَحِ الْخَاطِرْ      تَذْهَبْ بِهِ كُلُّ أَحْزَانِى

Allah yang Maha Tinggi dan Maha Kuasa memberikan rahmat kepadamu setiap waktu.
Suara lagu membikin hati bergembira dan kesedihan juga lenyap karenanya

يَافَاتِحَ الْبَابْ يَا فَاطِرْ            أَصْلِحْ قُصُودِىْ مَعَ الدَّنىِ

Wahai pembuka pintu, wahai pencipta
Perbaikilah maksudku dan yang lain


Keterangan: Wahai pembuka pintu, siapakah maksudnya. Bila Allah SWT, maka tak layak Allah SWT. dipanggil dengan kalimat seperti itu. Dan tiada dalilnya yang menyatakan bahwa Allah SWT. memiliki sifat fatihul bab. Sifat Allah SWT. adalah al-Fattah.

قُلْ يَجْمَعُ بَيْنَنَا رَبُّنَا ثُمَّ يَفْتَحُ بَيْنَنَا بِالْحَقِّ وَهُوَ الْفَتَّاحُ الْعَلِيمُ
“Katakanlah: "Tuhan kita akan mengumpulkan kita semua, kemudian Dia memberi keputusan antara kita dengan benar. Dan Dia-lah Maha Pemberi keputusan lagi Maha Mengetahui". Katakanlah: "Tuhan kita akan mengumpulkan kita semua, kemudian Dia memberi keputusan antara kita dengan benar. Dan Dialah Maha Pemberi keputusan lagi Maha Mengetahui."[4]
Bila pembuka pintu dimaksudkan Rasulullah , maka julukan itu tidak pernah dikatakan para sahabat untuk beliau semasa hidupnya. Syair ini mirip dengan shalawat fatih sebagai berikut:
اللهُمَّ صَلِّ عَلىَ سَيِّدِنَا محمَّدٍ الفَاتِحِ لِمَا أُغْلِقَ وَالْخَاتِمِ لِمَا سَبَقَ وَالْمُعْلِنِ الْحَقَّ بِالْحَقِّ
Allahumma shalli ‘ala sayidina Muhammadinil fatihi lima ughliq wal khatimi lima sabaq wal mu`linil haqqa bilhaq
Ya Allah berilah rahmat kepada sayidina Muhammad pembuka hal yang tertutup, pamungkas hal yang terdahulu, menyatakan kebenaran dengan jalan benar
لَكَ جُوْد يَا رَبَّنَا وَافِرْ           قّدْ عَمَّ قَاصِى مَعَ الدَّنىِ
اللَّيْلِهِ الْقَلْبَ وَ الْخَاطِرْ          زَالَتْ بِه كُلَّ اْلاَشْجَانىِ


Engkau memiliki kemurahan yang sempurna wahai Tuhanku
Yang telah menyelimuti kepada yang jauh atau dekat.
………………. Hati nurani
Seluruh kesedihanku telah lenyap karenanya.


صَوْتُ الْمَغَانىِ كَمَا الْمَاطِرْ           لَهُ حَالْ يَا اصْحَابَنَا ثَانىِ
وَاسْرَارْ بَاطِنْ وَشِىْ ظَاهِرْ       وَامْرِلْبِنَايَهْ إِلىَ الْبَانىِ

Suara lagu seperti hujan. Ia punya keadaan lain wahai teman  - teman kami
Rahasia batin dan lahir dan urusan bangunan untuk yang membangun

سَقَّافْ حَرِّكْ عَلَى الْهَاجِرْ       وَحَكِّمُوْا شَلَّةَ الدَّانىِ
وَلاَ يَرُوسْ سِوَى الْمَاهِرْ         لىِ يَحْكُمَ الضَّرْبَ فىِ الآنِ

Wahai Segaf[5], bangkitkan orang desa
Dan perkokohlah arah hidup orang yang dekat
Dan tidak akan berjalan kecuali orang yang mahir
Untuk bisa pergi sekarang.

Keterangan: Syair tersebut jelas memanggil kepada Segaf agar membangkitkan orang yang menetap di desa. Biasanya  untuk Segaf yang sudah meninggal dunia, yakni datuknya dulu. Bila benar begitu, maka  tidak perlu dibaca karena akan terperosok dalam kesyirikan. Dan ia termasuk memanggil kepada orang mati. Syair tersebut mirip dengan syair syirik sebagai berikut:
ثُمَّ الْوَجِيْه لِدِيْنِ الله      سَقَّافَنَاخَارِقَ اْلعَاداَت ِ
Lantas panggillah pemuka agama Allah  Saqqaf kami yang punya beberapa keanehan

شُوْاعِنْدَنَا الْمُصْطَفَى حَاضِرْ          حَبِيْبِنَا خَيْرَ إِنْسَـانِ
قَدْ فَاحْ رِيْحُهْ لَنَا الْعَاطِرْ        حَدْرَاهُ يَارَمَدَ اْلاَعْيَانِ

Kita punya Rasulullah  yang terpilih datang
Dia kekasih kita- manusia terbaik.
Bau harumnya semerbak kepada kita
…………………… wahai orang yang matanya sakit.


Keterangan: Titik – titik tersebut kalimat arab pasaran dan saya tidak mengerti maksudnya yang pas. Kehadiran Rasulullah  dalam suatu majelis ini juga tiada dalil yang sahih Ia sekadar khurofat, omongan yang tiada bukti. lantas kapan para sahabat atau majelis istri – istri Rasulullah  yang pernah didatangi oleh Rasulullah . Bila mereka yang paling akrab dengan Rasulullah  dan yang paling di cintai tidak didatangi, apalagi orang sekarang yang belum tentu dicintai oleh Rasulullah .
Realita di masyarakat, orang – orang sama berdiri ketika baca maqom waktu diba`an karena Rasulullah  akan datang. Hal ini tidak pernah dilakukan oleh para sahabat. Anggapan Rasulullah  datang juga tidak ada bukti atau dalilnya.[6]

هُوْ نَجْمُنَا فىِ الدُّجىِ الزَّاهِرْ          هُوْ ذُخْرُنَا عَيْن اْلاَعْيَانِ
Beliau bintang terang kami di malam yang gelap
Beliau simpanan kami wahai  ainal a`yan – kekasih kami.

عَسٰى بِجَاهِهْ مَدَدْ وَافِرْ          مِنْ فَيْضْ جُوْدٍ وَإِحْسَانِ
Barang kali dengan kedudukannya, kita mendapat bantuan yang sempurna
Dari kemurahan dan kebaikan Allah

Keterangan: Berdoa dengan kedudukan Rasulullah  tidak ada dalilnya. saya  dengar juga orang kristen yang memimpin doa dengan perantara yesus kristus. Jadi budaya  di kalangan kristen ini rupanya menjalar kepada kaum muslimin lalu mereka berdoa dengan perantara nabinya. Tepatlah apa yang dikatakan oleh Nabi  :
لَتَتَّبِعُنَّ سَنَنَ مَنْ قَبْلَكُمْ شِبْرًا بِشِبْرٍ وَذِرَاعًا بِذِرَاعٍ حَتَّى لَوْ سَلَكُوا جُحْرَ ضَبٍّ لَسَلَكْتُمُوهُ قُلْنَا يَا رَسُولَ اللَّهِ الْيَهُودَ وَالنَّصَارَى قَالَ فَمَنْ
Sungguh kamu sekalian akan mengikuti  prilaku bangsa sebelummu  sejengkal demi sejengkal, selengan demi selengan  hingga mereka masuk ke lobang biawak, kamu akan mengikutinya. Kami berkata : “  Wahai Rasulullah!  Yahudi dan Nasrani? Rasul menjawab : “ Siapa lagi “. [7]
يٰا سَيِّدَ الرُّسُلْ يَا طَاهِرْ          عَبْدَكْ عَلىٰ بَابِكُمْ حَانىِ

Wahai pimpinan para rasul, wahai orang yang suci
Kasihanilah hambamu di muka pintu yang minta kasihan.

Keterangan:  Panggilan wahai pemimpin  para rasul[8], dan wahai orang suci tidak pernah dikatakan oleh para sahabat kepada  Rasulullah . Tentang wahai orang suci, komentar kami  lihat di bab Wahai pimpinan para rasul.
Minta belaskasih kepada Rasulullah   bid`ah yang tidak perlu dibaca, sesat, bahkan syirik. Allah SWT. Berfirman :
قُلْ أَرَأَيْتُمْ شُرَكَاءَكُمُ الَّذِينَ تَدْعُونَ مِنْ دُونِ اللَّهِ أَرُونِي مَاذَا خَلَقُوا مِنَ الْأَرْضِ أَمْ لَهُمْ شِرْكٌ فِي السَّمَوَاتِ أَمْ ءَاتَيْنَاهُمْ كِتَابًا فَهُمْ عَلَى بَيِّنَةٍ مِنْهُ بَلْ إِنْ يَعِدُ الظَّالِمُونَ بَعْضُهُمْ بَعْضًا إِلَّا غُرُورًا(40)
“Katakanlah: "Terangkanlah kepada-Ku tentang sekutu-sekutumu yang kamu seru selain Allah. Perlihatkanlah kepada-Ku (bagian) manakah dari bumi ini yang telah mereka ciptakan ataukah mereka mempunyai saham dalam (penciptaan) langit atau adakah Kami memberi kepada mereka sebuah Kitab sehingga mereka mendapat keterangan-keterangan yang jelas daripadanya? Sebenarnya orang-orang yang zhalim itu sebagian dari mereka tidak menjanjikan kepada sebagian yang lain, melainkan tipuan belaka."[9]

صَلَّى عَلَيْكَ الْعَلِى الْقَادِرْ        يَاغَايَةَ الْقَصْدِ وَالثَّانىِ

Semoga Allah yang Maha Tinggi Maha Kuasa memberikan rahmat kepadamu Wahai puncak tujuan dan yang  kedua.
بَرْكَتَكْ فىِ حَضْرَتَكْ حَاضِرْ          أَنَا وَصَحْبِى وَخِلاَّنِى

Keberkahan di mukamu, saya dan sahabatku, kekasih – kekasihku juga datang.


Keterangan: Maksud kalimat tersebut minta berkah kepada Rasulullah  dan ini jelas tidak diperkenankan dan tiada sahabat yang melakukannya.  Ada hadits sebagai berikut:

أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ بَيْنَمَا أَيُّوبُ يَغْتَسِلُ عُرْيَانًا خَرَّ عَلَيْهِ رِجْلُ جَرَادٍ مِنْ ذَهَبٍ فَجَعَلَ يَحْثِي فِي ثَوْبِهِ فَنَادَاهُ رَبُّهُ يَا أَيُّوبُ أَلَمْ أَكُنْ أَغْنَيْتُكَ عَمَّا تَرَى قَالَ بَلَى يَا رَبِّ وَلَكِنْ لَا غِنَى لِي عَنْ بَرَكَتِكَ
“Dari Abu Hurairah ra, dari Nabi   bersabda: Ketika nabi Ayyub  mandi telanjang, lalu ada kaki belalang emas jatuh, lalu Nabi Ayyub mengambilnya dengan pakaian, lalu Tuhannya memanggil :  Wahai Ayyub! Bukankah aku telah membuatmu tidak butuh terhadap apa yang kamu lihat.
Ayyub berkata : Ya, wahai Tuhanku! Tapi aku masih butuh berkah-Mu.”[10]

Dalam suatu peperangan bersama Rasulullah , onta sahabat jabir berjalan dengan lambat lalu didoakan oleh Nabi , lantas ontanya berjalan cepat. Rasulullah  bertanya kepada Jabir
كَيْفَ تَرَى بَعِيرَكَ قَالَ قُلْتُ بِخَيْرٍ قَدْ أَصَابَتْهُ بَرَكَتُكَ
‘Bagaimanakah ontamu?’
Jabir menjawab : telah mendapat berkah darimu.[11]
Menurut riwayat Bukhari (443) tidak ada kalimat : telah mendapat berkah darimu.

وَالْمَكَرْ قَد حَاقْ بِالْمَاكِرْ       لاَبَارَكَ الله فىِ الشَّانِى
Makar akan menimpa kepada pembuatnya.
Semoga Allah tidak memberikan berkah kepada yang kedua.


blog ke tiga
Peringatan: Bila mesin pencari diblog tidak berfungsi, pergilah ke google lalu tulislah:  mantan kiyai nu    lalu teks yang kamu cari




[1] Lihat dalam bab: fii hubbi sayyidinaa Muhammad
[2] Shahih al-Bukhari dari Aisyah
[3] Surat al-Fath:1-2.
[4] Surat Saba`:26.
[5] Al-Segaf merupakan istilah lisan Indonesia untuk nama al-Saqqaf, sebuah nama yang menunjukkan klan, keluarga besar keturunan al-Saqqaf. Editor.
[6] Kehadiran Rasulullah r dalam acara diba’an diyakini sebagian masyarakat. Saat kehadiran itulah maka diserukan kalimat “marhaban ya nura ‘aini” selamat datang wahai penyejuk mataku atau “marhaban ya khaira da’in” selamat datang wahai sebaik-baik penyeru. Sejak Rasulullah r masih hidup hingga beliau meninggal tidak pernah diadakan acara semacam ini, para sahabat juga tidak ada. Kalau memang Rasulullah r hadir dalam acara semacam itu, bagaimana beliau akan menghadiri acara serupa yang bisa jadi dilakukan di berbagai tempat dalam waktu yang sama? Semoga saja Allah SWT. memasukkan kita dalam golongan orang yang bisa berpikir. Editor.
[7] Muttafaq ‘alih.
[8] Lihat dalam bab: Dalam cinta kepada Muhammad.
[9] Surat Fathir:40.
[10] Shahih al-Bukhari (3291), lemah karena ada perawi Abdur Razzaq yang syiah dan berubah hapalannya, kata Ibnu Hajar. Mausu’ah Ruwatil Hadits (4064).
Editor.
[11] Shahih Muslim (715), lemah karena ada perawi bernama Mughirah yang suka mengada – ada hadits, dan Utsman perawi terpercaya tapi sering ngelantur.
Artikel Terkait

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pesan yang baik, jangan emosional.Bila ingin mengkeritisi, pakailah dalil yang sahih.Dan identitasnya jelas. Komentar emosional, tidak ditayangkan