Kamis, Juni 13, 2013

Din Syamsuddin Tidak Pernah Memimpin Tahlilan Almarhum Taufiq Kiemas

Terkait dengan banyaknya pertanyaan apakah benar Ketua Umum PP Muhammadiyah Prof. Dr. Din Syamsuddin memimpin tahlilan pada malam Ketiga meninggalnya Ketua MPR RI  almarhum  H. Taufiq Kiemas, Mustofa B. Nahrawardaya dari Media Centre PP Muhammadiyah menyampaikan klarifikasi sebagai berikut:
PertamaTIDAK BENAR Ketua Umum PP Muhammadiyah memimpin tahlilan tersebut. Selain memang tahlilan bukan tradisi Muhammadiyah, Din Syamsuddin juga tidak bisa memimpin tahlilan.
Kedua, Ketua Umum PP Muhammadiyah diundang Keluarga Besar Hj. Megawati Soekarno Putri pada malam itu, adalah dalam rangka untuk memberikan ceramah takziyah. Bahkan, beliau hadir malam itu, sesudah tahlilan selesai dipimpin oleh Ketua PBNU H. Said Agil Siraj.
Ketiga, di kediaman almarhum memang banyak jamaah yang hadir dari berbagai kalangan. Diantara mereka, ada yang tahlilan, dan juga ada yang hanya mendengarkan taushiyah, bahkan ada yang sekedar duduk-duduk saja karena memang bukan Muslim. Oleh karenanya, ceramah takziyah tersebut dilakukan bukan bagian dari tahlil.
Keempat, ada informasi dari beberapa wartawan yang meliput di rumah almarhum. Beberapa jam sebelumnya, para wartawan mengaku menerima informasi broadcast melalui BBM (BlackBerryMessenger), bahwa malam itu tahlilan dan ceramah takziyah akan dipimpin oleh Ketua Umum PP Muhammadiyah. Padahal yang dimaksud dalam informasi itu, tahlilan akan dipimpin oleh  Ketua PBNU Said Agil Siraj, dan ceramah takziyah oleh Ketua Umum PP Muhammadiyah.
Sebelumnya diberitakan Kompas, Ketua Umum PP Muhammadiyah Din Syamsudin menghadiri acara tahlilan yang dilangsungkan di kediaman almarhum Ketua Umum MPR RI Taufiq Kiemas, Senin (10/6/2013). Pada kesempatan ini, Din akan memberikan tausiah seputar kematian kepada setiap tamu yang hadir pada acara ini.
“Ini bukan tahlilan dalam Muhamadiyah, ini sekadar takziah. Saya hadir untuk memberikan ceramah mengenai makna kematian,” kata Din saat ditemui sebelum memberikan ceramah, Senin (10/6/2013).



Komentarku ( Mahrus ali): 
Kehadiran seperti Din Syamsuddin ini insya Allah diperkenankan bukan dilarang karena ada alasan menyampaikan dakwah, bukan ikut ritual kebid`ahan, tapi ingin menyampaikan ajaran Islam dikalangan mereka . Bila sekedar hadir saja tanpa ada pesan dakwah, malah ikut ritual itu, lalu di dakwahi. Ini yang tidak diperkenankan bukan diperintahkan atau disunnahkan.Ikutilah ayat ini:
ادْعُ إِلَى سَبِيلِ رَبِّكَ بِالْحِكْمَةِ وَالْمَوْعِظَةِ الْحَسَنَةِ وَجَادِلْهُمْ بِالَّتِي هِيَ أَحْسَنُ إِنَّ رَبَّكَ هُوَ أَعْلَمُ بِمَنْ ضَلَّ عَنْ سَبِيلِهِ وَهُوَ أَعْلَمُ بِالْمُهْتَدِينَ(125)
Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk. Nahel 125

Mau nanya hubungi kami: 088803080803.( Smart freand) 081935056529 ( XL )
Alamat rumah: Tambak sumur 36 RT 1 RW1
                           Waru Sidoarjo. Jatim.


Artikel Terkait

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pesan yang baik, jangan emosional.Bila ingin mengkeritisi, pakailah dalil yang sahih.Dan identitasnya jelas. Komentar emosional, tidak ditayangkan