Selasa, Juli 09, 2013

Pengajian diberhentikan, kemaksiatan dibiarkan

Kerinci (Kemenag) — (19/06) Majelis Tafsir Alquran didirikan pada tahun 1972 oleh Abdullah Thufail Saputra dan berpusat di Solo. Namun, dalam perkembangannya, organisasi ini mendapat reaksi dari masyarakat, seperti yang terjadi di Kayu Aro Kabupaten Kerinci belakangan ini dikarenakan ajarannya dinilai menyimpang.
Pemerintah Kabupaten Kerinci bekerjasama dengan Jajaran Kementerian Agama dan Majlis Ulama sejak mengetahui adanya kegiatan MTA yang meresahkan masyarakat. Telah melakukan beberapa langkah tepat untuk menyelesaikan permasalahan dan menghentikan kegiatan ini.
Setelah melalui proses pengkajian panjang dan menempuh sidang PAKEM (Pemantauan Aliran Kepercayaan Masayarakat), akhirnya Surat Keputusan Bupati Kerinci Nomor 730/Kep.332/2013 tentang penghentian kegiatan Majelis Tafsir Al-Qur’an di Kabupaten Kerinci resmi dikeluarkan.
Sekarang ini tidak dibenarkan lagi bagi penganut, anggota ataupun pengurus MTA melaksanakan segala bentuk kegiatan dan aktifitas MTA di Kabupaten Kerinci karena telah terbukti menyimpang dari ajaran islam serta menimbulkan keresahan ditengah-tengah masayarakat.
Kepala kantor Kementerian Agama Kabupaten Kerinci Drs. Suardin saat dikonfirmasi mengatakan “Marilah kita awasi bersama, sebagai penganut agama Islam tentunya kita dituntut menjaga kemurnian ajaran Islam. Dengan dikeluarkannya Surat Keputusan Bupati Kerinci tentang penghentian kegiatan MTA di kabupaten Kerinci, maka bagi siapa saja yang mengetahui dan masih menemukan adanya praktek MTA ditengah-tengah masyarakat janganlah takut untuk melapor kepada aparat kepolisian untuk ditindaklanjuti dan diproses sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku,” jelasnya. (Awr)
http://kerinci.kemenag.go.id/2013/06/19/penghentian-kegiatan-majlis-tafsir-al-quran-di-kabupaten-kerinci/



Komentarku ( Mahrus ali): 
Di situ tidak dijelaskan kesesatannya, hingga saya sendiri tidak memahami dimana letak kesesatannya.
 


 
Kerinci (Kemenag) — (19/06) Majelis Tafsir Alquran didirikan pada tahun 1972 oleh Abdullah Thufail Saputra dan berpusat di Solo. Namun, dalam perkembangannya, organisasi ini mendapat reaksi dari masyarakat, seperti yang terjadi di Kayu Aro Kabupaten Kerinci belakangan ini dikarenakan ajarannya dinilai menyimpang.
Pemerintah Kabupaten Kerinci bekerjasama dengan Jajaran Kementerian Agama dan Majlis Ulama sejak mengetahui adanya kegiatan MTA yang meresahkan masyarakat. Telah melakukan beberapa langkah tepat untuk menyelesaikan permasalahan dan menghentikan kegiatan ini.
Setelah melalui proses pengkajian panjang dan menempuh sidang PAKEM (Pemantauan Aliran Kepercayaan Masayarakat), akhirnya Surat Keputusan Bupati Kerinci Nomor 730/Kep.332/2013 tentang penghentian kegiatan Majelis Tafsir Al-Qur’an di Kabupaten Kerinci resmi dikeluarkan.
Sekarang ini tidak dibenarkan lagi bagi penganut, anggota ataupun pengurus MTA melaksanakan segala bentuk kegiatan dan aktifitas MTA di Kabupaten Kerinci karena telah terbukti menyimpang dari ajaran islam serta menimbulkan keresahan ditengah-tengah masayarakat.
Kepala kantor Kementerian Agama Kabupaten Kerinci Drs. Suardin saat dikonfirmasi mengatakan “Marilah kita awasi bersama, sebagai penganut agama Islam tentunya kita dituntut menjaga kemurnian ajaran Islam. Dengan dikeluarkannya Surat Keputusan Bupati Kerinci tentang penghentian kegiatan MTA di kabupaten Kerinci, maka bagi siapa saja yang mengetahui dan masih menemukan adanya praktek MTA ditengah-tengah masyarakat janganlah takut untuk melapor kepada aparat kepolisian untuk ditindaklanjuti dan diproses sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku,” jelasnya. (Awr)
- See more at: http://kerinci.kemenag.go.id/2013/06/19/penghentian-kegiatan-majlis-tafsir-al-quran-di-kabupaten-kerinci/#sthash.IV3RI05k.dpuf
Artikel Terkait

1 komentar:

  1. klo PELACURAN,PERJUDIAN,MABUK,Nggak dilarang giliran orang mengaji kok dilarang pemimpin macam apa ini.tolong sesat bagian mana pak jelaskan,atau bapak bisa tabayun ke pusatnya yg berada di Solo,jangan asal memberikan pernyataan.MUI PUSAT SAJA tau MTA itu sesat apa nggak coba tanyakan,sama2 MUI kok beda......?

    BalasHapus

Pesan yang baik, jangan emosional.Bila ingin mengkeritisi, pakailah dalil yang sahih.Dan identitasnya jelas. Komentar emosional, tidak ditayangkan