Senin, Agustus 05, 2013

Rakyat Mesir Ramai-ramai Tarik Tabungannya dari Bank, Jenderal Al Sisi Mulai Frustasi



By. Masykur A. Baddal

Nampaknya perjalanan para aktor kudeta Mesir yang digawangi oleh Jenderal Al Sisi, tidak lama lagi akan berakhir. Bantuan finansial yang berjumlah milyaran dollar untuk memuluskan program kudeta yang dikucurkan oleh Saudi Arabia, Emirates dan Kuwait semakin tidak berarti lagi.


Apalagi setelah Hamdeen Sabahy calon presiden dari kelompok sekularis liberal Mesir, semakin anti pati kepada Jenderal Al Sisi, setelah mengetahui jenderal tersebut akan ikut mencalonkan diri juga dalam Pilpres Mesir mendatang. Hal ini sedikit banyak telah mulai menggoyahkan aliansi pelaku kudeta, yang dari awal sudah terlihat jelas, jika masing-masing mereka hanya membawa kepentingan kelompok dan golongannya saja.


Di sisi lain, respon rakyat Mesir atas ajakan dari beberapa aktivis politik Mesir untuk menarik semua tabungan mereka dari bank-bank dalam negeri, serta menyetop pengiriman valuta asing dari luar negeri, juga telah menjelma menjadi mimpi yang menakutkan di siang bolong. Bagaimana tidak, situasi ekonomi Mesir yang saat ini lagi sekarat, ditambah lagi dengan aksi rush di bank-bank dalam negeri, tentu saja akan semakin memperparah kondisi ekonomi negeri piramida tersebut karena sedang menuju ke arah kebangkrutan total. Sebab, selama ini devisa Mesir banyak terbantukan dari hasil transfer dana segar berupa valas dari para pekerjanya di luar negeri.


Situasi keamanan Mesir yang serba carut marut, ditambah lagi dengan terus berdatangannya dukungan rakyat Mesir kepada kelompok pro legitimasi, semakin membuat tokoh tunggal dibalik kudeta Mesir yaitu Jenderal Al Sisi semakin frustasi. Apalagi pihak keamanan Mesir pun belum mampu berbuat banyak untuk membubarkan massa yang jumlahnya puluhan juta manusia, tersebar di berbagai pelosok negeri Mesir.


Sikap frustasi serta kegamangan yang sedang dialami oleh Jenderal Al Sisi. Terungkap dalam pernyataannya sebagai mana yang dirilis oleh gate.ahram.org.eg dan masrawy.com (03/8), mengutip dari hasil wawancaranya dengan SK Washington Post (03/8). Dimana, Jenderal Al Sisi mengeritik keras Amerika yang mulai bermain tidak fair, Amerika mulai membelakangi keinginan mayoritas rakyat Mesir. Serta tidak memberikan bantuan serta dukungan maksimal demi menghindari pecahnya perang saudara di Mesir. Selanjutnya ia juga mempertanyakan, sampai kapan Amerika akan berbuat demikian, ingat rakyat Mesir tidak akan melupakan perlakuan Amerika terhadapnya, demikian ungkap Jenderal Al Sisi.


Selanjutnya, Al Sisi juga menyesalkan bahwa selama proses kudeta terjadi, Presiden Obama sekalipun belum pernah meneleponnya. Justeru Menteri Pertahanan Amerika Chuck Hagel yang terus meneleponnya saban hari, menanyakan perkembangan situasi mutakhir darinya. Al Sisi menambahkan, sebenarnya jika Amerika mau, Presiden Obama gampang saja untuk menekan kelompok Ikhwanul Muslimin. Tapi mengapa Amerika tidak mau melakukannya?

Artikel Terkait

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pesan yang baik, jangan emosional.Bila ingin mengkeritisi, pakailah dalil yang sahih.Dan identitasnya jelas. Komentar emosional, tidak ditayangkan