Kamis, Januari 16, 2014

SMS dari Wandi Samarinda tentang niat dalam salat



SMS  dari  Wandi Dr Samarinda

bagaimana dengan baca niat (Ushali, nawaitu dll)?

Saya jawab:

itu  bid'ah dholalah

Komentarku ( Mahrus ali):

Tentang hadis amal perbuatan terserah niatnya  itu adalah lemah sekali . Lihat uraian sbb:

حَدَّثَنَا الْحُمَيْدِيُّ عَبْدُ اللَّهِ بْنُ الزُّبَيْرِ قَالَ حَدَّثَنَا سُفْيَانُ قَالَ حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ سَعِيدٍ الْأَنْصَارِيُّ قَالَ أَخْبَرَنِي مُحَمَّدُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ التَّيْمِيُّ أَنَّهُ سَمِعَ عَلْقَمَةَ بْنَ وَقَّاصٍ اللَّيْثِيَّ يَقُولُ سَمِعْتُ عُمَرَ بْنَ الْخَطَّابِ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ عَلَى الْمِنْبَرِ قَالَ سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ إِنَّمَا الْأَعْمَالُ بِالنِّيَّاتِ وَإِنَّمَا لِكُلِّ امْرِئٍ مَا نَوَى فَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ إِلَى دُنْيَا يُصِيبُهَا أَوْ إِلَى امْرَأَةٍ يَنْكِحُهَا فَهِجْرَتُهُ إِلَى مَا هَاجَرَ إِلَيْهِ

1.1/1. Telah menceritakan kepada kami Al Humaidi Abdullah bin Az Zubair dia berkata, Telah menceritakan kepada kami Sufyan yang berkata, bahwa Telah menceritakan kepada kami Yahya bin Sa'id Al Anshari berkata, telah mengabarkan kepada kami Muhammad bin Ibrahim At Taimi, bahwa dia pernah mendengar Alqamah bin Waqash Al Laitsi berkata; saya pernah mendengar Umar bin Al Khaththab diatas mimbar berkata; saya mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Semua perbuatan tergantung niatnya, dan (balasan) bagi tiap-tiap orang (tergantung) apa yang diniatkan; Barangsiapa niat hijrahnya karena dunia yang ingin digapainya atau karena seorang perempuan yang ingin dinikahinya, maka hijrahnya adalah kepada apa dia diniatkan"  HR Bukhari Muttafaq alaih

Iman (2) : 46

حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ مَسْلَمَةَ قَالَ أَخْبَرَنَا مَالِكٌ عَنْ يَحْيَى بْنِ سَعِيدٍ عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ إِبْرَاهِيمَ عَنْ عَلْقَمَةَ بْنِ وَقَّاصٍ عَنْ عُمَرَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ الْأَعْمَالُ بِالنِّيَّةِ وَلِكُلِّ امْرِئٍ مَا نَوَى فَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ إِلَى اللَّهِ وَرَسُولِهِ فَهِجْرَتُهُ إِلَى اللَّهِ وَرَسُولِهِ وَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ لدُنْيَا يُصِيبُهَا أَوْ امْرَأَةٍ يَتَزَوَّجُهَا فَهِجْرَتُهُ إِلَى مَا هَاجَرَ إِلَيْهِ

2.46/52. Telah menceritakan kepada kami Abdullah bin Maslamah berkata, telah mengabarkan kepada kami Malik dari Yahya bin Sa'id dari Muhammad bin Ibrahim dari Alqamah bin Waqash dari Umar, bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: Semua perbuatan tergantung niatnya, dan (balasan) bagi tiap-tiap orang (tergantung) apa yang diniatkan; barangsiapa niat hijrahnya karena Allah dan Rasul-Nya, maka hijrahnya adalah kepada Allah dan Rasul-Nya. Barangsiapa niat hijrahnya karena dunia yang ingin digapainya atau karena seorang perempuan yang ingin dinikahinya, maka hijrahnya adalah kepada apa dia diniatkan.. HR Bukhari Muttafaq alaih

الْمُسْنَدُ الْجَامِعُ - (جَ 14 / صَ 52)
أَخْرَجَهُ الْحُمَيْدِيُّ (28) قَالَ : حَدَّثَنَا سُفْيَانُ . وَ"أَحْمَدُ"1/25(168) قَالَ : حَدَّثَنَا سُفْيَانُ . وَفِي  1/43(300) قَالَ : حَدَّثَنَا يَزِيْدُ .

Dalam Al musnadul jami` - (Juz 14 / hal 52) ada keterangan sbb :

Hadis tsb diriwayatkan oleh Al-Humaidi (28) lalu mengatakan: Bercerita kepada  kami Sufian. Dan "Ahmad" 1 / 25 (168) berkata: Bercerita kepada  kami Sufian. Dalam 1 / 43 (300) beliau berkata: Bercerita kepada  kami Yazid .

وَ"الْبُخَارِيُّ"1/2(1) قَالَ : حَدَّثَنَا الْحُمَيْدِيُّ ، عَبْدِ الْلَّهِ بْنِ الْزُّبَيْرِ ، قَالَ : حَدَّثَنَا سُفْيَانُ . وَفِي  1/21(54) قَالَ : حَدَّثَنَا عَبْدُ الْلَّهِ بْنُ مَسْلَمَةَ ، قَالَ : أَخْبَرَنَا مَالِكٌ . وَفِي  3/190(2529) قَالَ : حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ كَثِيْرٍ ، عَنْ سُفْيَانَ . وَفِي  5/72(3898) قَالَ : حَدَّثَنَا مُسَدَّدٌ ، حَدَّثَنَا حَمَّادُ ، هُوَ ابْنُ زَيْدٍ

Dan "Bukhari" 1 / 2 (1) berkata: Bercerita kepada  kami Humaidi, Abdallah ibn al-Zubayr, mengatakan: Bercerita kepada  kami Sufian. Dalam 1 / 21 (54) Bukhari mengatakan: Bercerita kepada  kami Abdullah bin Maslamah lalu berkata: Bercerita kepada  kami Malik. Dalam 3 / 190 (2529) Bukhari  berkata:  Bercerita kepada kami Muhammad bin Katsir, dari Sufyan. Dalam 5 / 72 (3898) beliau mengatakan: Bercerita pada kami Musaddad, lalu berkata : Bercerita  kepada kami Hammad - anak  Zaid.

. وَفِي  7/4(5070) قَالَ : حَدَّثَنَا يَحْيَى  بْنُ قَزَعَةَ ، حَدَّثَنَا مَالِكُ . وَفِي  8/175(6689) قَالَ : حَدَّثَنَا قُتَيْبَةُ بْنُ سَعِيْدٍ ، حَدَّثَنَا عَبْدُ الْوَهَّابِ . وَفِي  9/29(6953) قَالَ : حَدَّثَنَا أَبُوْ الْنُّعْمَانِ ، حَدَّثَنَا حَمَّادُ بْنُ زَيْدٍ

 Dan dalam 7/4/5070 , Bukhari berkata : Bercerita kepada kami  Yahya bin Qaza`ah , lalu berkata : Bercerita  kepada kami  Malik . Dan dalam 8/170 ( 6689 )beliau mengatakan: Bercerita kepada kami Qutaybah bin Said, lalu berkata : Bercerita  kepada kami  Abdul Wahab. Dalam 9 / 29 (6953) beliau mengatakan: Bercerita kepada kami Abu al-Nu'man, lalu berkata : Bercerita  kepada kami Hammad bin Zaid

. وَ"مُسْلِمٍ"6/48(4962) قَالَ : حَدَّثَنَا عَبْدُ الْلَّهِ بْنُ مَسْلَمَةَ بْنِ قَعْنَبٍ ، حَدَّثَنَا مَالِكُ . وَفِي  (4963) قَالَ : حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ رُمْحٍ ابْنُ الْمُهَاجِرِ ، أَخْبَرَنَا الْلَّيْثُ (حَ) وَحَدَّثَنَا أَبُوْ الرَّبِيْعِ الْعَتَكِيُّ ، حَدَّثَنَا حَمَّادُ بْنُ زَيْدٍ (حَ) وَحَدَّثَنَا مُحَمَّدُ ابْنُ الْمُثَنَّىْ ، حَدَّثَنَا عَبْدُ الْوَهَّابِ ، يَعْنِيْ الْثَّقَفِيُّ

. Dan "Muslim" 6 / 48 (4962): berkata : Bercerita kepada kami Abdullah bin Maslamah  bin Qo`nab, lalu berkata : Bercerita  kepada kami Malik  . Pada (4963) Muslim mengatakan: Bercerita kepada kami  Muhammad bin Rumhin bin Al Muhajir , lalu Bercerita kepada kami Laits (Pindah sanad )  dan mengatakan kepada kami Abu Rabi` Al ataki, lalu mengatakan kepada kami Hammad bin Zaid (PIndah sanad )

Bercerita kepada kami Muhammad Ibnu Mutsanna, lalu mengatakan kepada kami Abdul -Wahab, berarti Tsaqafi (Pindah sanad )

(حَ) وَحَدَّثَنَا إِسْحَاقُ بْنُ إِبْرَاهِيْمَ ، أَخْبَرَنَا أَبُوْ خَالِدٍ الْأَحْمَرُ ، سُلَيْمَانُ بْنُ حَيَّانَ (حَ) وَحَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ عَبْدِ الْلَّهِ بْنِ نُمَيْرٍ ، حَدَّثَنَا حَفْصُ ، يَعْنِيْ ابْنَ غِيَاثٍ ، وَيَزِيْدُ بْنُ هَارُوْنَ

dan mengatakan kepada kami Ishaq bin Ibrahim, lalu memberitahukan kepada kami Abu Khalid Al ahmar , Sulaiman bin Hayyan (Pindah sanad )  dan menceritakan kepada kami Muhammad bin Abdullah bin Numair, lalu berkata : Bercerita  kepada kami  Hafsh, maksudku, Ibnu Ghias, dan Yazid bin Harun

(حَ) وَحَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ الْعَلاَءِ الْهَمْدَانِيُّ ، حَدَّثَنَا ابْنُ الْمُبَارَكِ (حَ) وَحَدَّثَنَا ابْنُ أَبِيْ عُمَرَ ، حَدَّثَنَا سُفْيَانُ . وَ"أَبُوْ دَاوُدَ"2201 قَالَ : حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ كَثِيْرٍ ، أَخْبَرَنَا سُفْيَانُ .

(Pindah sanad ) Bercerita kepada kami  Muhammad Al ala`  al-Hamdani, lalu berkata : Bercerita  kepada kami Ibnul Mubarak  (Pindah sanad )  Bercerita kepada kami Ibnu Abu Umar,  lalu berkata : Bercerita  kepada kami  Sufian . Dan "Abu Dawud" 2201 berkata: Bercerita  kepada kami Muhammad bin Katsir , lalu berkata : Bercerita  kepada kami Sufyan .

وَ"ابْنُ مَاجَةَ"4227 قَالَ : حَدَّثَنَا أَبُوْ بَكْرِ بْنُ أَبِيْ شَيْبَةَ ، حَدَّثَنَا يَزِيْدُ بْنُ هَارُوْنَ (حَ) وَحَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ رُمْحٍ ، أَنْبَأَنَا الْلَّيْثُ بْنُ سَعْدٍ . وَ"الْتِّرْمِذِيُّ"1647 قَالَ : حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ الْمُثَنَّىْ ، حَدَّثَنَا عَبْدُ الْوَهَّابِ الْثَّقَفِيُّ .

Dan "Ibnu Majah," berkata 4227: Bercerita kepada kami Abu Bakar bin Abi Shaybah, lalu mengatakan kepada kami Yazod anak Harun (Pindah sanad )  Bercerita kepada kami  Muhammad bin Rumhin, memberitahu kepada kami Al-Laits bin Saad. Dan "al-Tirmidzi," berkata 1647: Bercerita kepada kami Mutsanna , lalu berkata : Bercerita  kepada kami  Abd Wahhab ats tsaqafi

وَ"الْنَّسَائِيُّ"1/58 ، وَفِي  "الكُبْرَى "78 قَالَ : أَخْبَرَنَا يَحْيَى  بْنُ حَبِيْبِ بْنِ عَرَبِيٍّ ، عَنْ حَمَّادِ (حَ) وَأَخْبَرَنَا سُلَيْمَانُ بْنُ مَنْصُوْرٍ ، قَالَ : أَنْبَأَنَا عَبْدُ الْلَّهِ بْنُ الْمُبَارَكِ . وَفِي  1/58 وَ6/158 ،

Dan "Nasa`I " 1 / 58, dan dalam " Sunan al kubro " 78 beliau  berkata : Bercerita kepada kami Yahya bin Habib bin Arabi, dari Hammad (Pindah sanad )  dan  Sulaiman bin Mansour mengatakan kepada kami, katanya, mengatakan kepada kami Abdullah bin Al-Mubarak. Dalam 1 / 58 dan 6 / 158,

 وَفِي  "الكُبْرَى "5601 قَالَ : الْحَارِثُ بْنُ مِسْكِيْنٍ ، قِرَاءَةً عَلَيْهِ وَأَنَا أَسْمَعُ ، عَنْ ابْنِ الْقَاسِمِ ، قَالَ : أَخْبَرَنِيْ مَالِكٌ . وَفِي  6/158 ، وَفِي  "الكُبْرَى "5601 قَالَ : أَخْبَرَنَا عَمْرُوْ بْنُ مَنْصُوْرٍ ،

dan dalam “ Sunan kubro “  5601Nasai berkata : Al-Harits bin Miskin, membacanya dan  saya mendengar, dari anak Qasim yang  mengatakan: Bercerita kepada kami Malik . Dalam 6 / 158, dan dalam “ Sunan kubro “ 5601 Nasai berkata: Bercerita kepada kami Amr bin al-Mansour,

قَالَ : حَدَّثَنَا عَبْدُ الْلَّهِ بْنُ مَسْلَمَةَ ، قَالَ : حَدَّثَنَا مَالِكُ . وَفِي  7/13 ، وَفِي  "الكُبْرَى "4717 قَالَ : أَخْبَرَنَا إِسْحَاقُ بْنُ إِبْرَاهِيْمَ ، قَالَ : أَنْبَأَنَا سُلَيْمَانُ بْنُ حَيَّانَ .

Lalu mengatakan: Bercerita kepada kami Abdullah bin Maslamah yang  berkata: Bercerita kepada kami Malik . Dalam 7 / 13, dan dalam “ Sunan kubro “ 4717 Nasai berkata: Ishaq bin Ibrahim memberitahu kepada kami, katanya, Memberitahu  kepada kami Sulaiman  bin Hayyan.

 وَفِي  "الكُبْرَى " )تُحْفَةِ الْأَشْرَافِ) (10612) عَنْ سُوَيْدِ بْنِ نَصْرٍ ، عَنْ ابْنٍ الْمُبَارَكِ . وَ"ابْنُ خُزَيْمَةَ"142 وَ455 قَالَ : حَدَّثَنَا يَحْيَى  بْنُ حَبِيْبِ بْنِ عَرَبِيٍّ الْحَارِثِيِّ ، وَأَحْمَدُ بْنُ عَبْدَةَ الْضَّبِّيُّ ، قَالاَ : حَدَّثَنَا حَمَّادُ بْنُ زَيْدٍ .

Dalam “Sunan kubro “ ( Tuhfatul asyraf )  (10 612) dari Swaidi Bin Nasr, dari Ibnu Al-Mubarak. Dan " Ibnu Khuzaymah" 142 dan 455, berkata: Habib Bin  Yahya Ibnu Arabi Al Hartsi, Ahmad Bin  Abdah ad dhobi , mereka berkata: Bercerita  kepada kami Hammad bin Zaid.

 وَفِي  (143) قَالَ : حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ الْوَلِيْدِ ، حَدَّثَنَا عَبْدُ الْوَهَّابِ ، يَعْنِيْ ابْنَ عَبْدِ الْمَجِيْدِ الْثَّقَفِيِّ.

Dalam (143) Ibnu Khuzaimah  berkata: Bercerita  kepada kami Muhammad bin al-Walid, lalu mengatakan , bercerita kepada kami Abdul –Wahhab ya`ni Ibn Abd Al-Majid Ats Tsaqafi.

عَشْرَتُهُمْ (سُفْيَانُ بْنُ عُيَيْنَةَ ، وَيَزِيْدُ بْنُ هَارُوْنَ ، وَمَالِكُ ، وَسُفْيَانُ الْثَّوْرِيُّ ، وَحَمَّادُ بْنُ زَيْدٍ ، وَعَبْدُ الْوَهَّابِ ، وَاللَّيْثُ بْنُ سَعْدٍ ، وَأَبُوْ خَالِدٍ الْأَحْمَرُ ، وَحَفْصُ بْنُ غِيَاثٍ ، وَعَبْدُ الْلَّهِ بْنُ الْمُبَارَكِ) عَنْ يَحْيَى  بْنِ سَعِيْدٍ الْأَنْصَارِيِّ ، أَخْبَرَنِيْ مُحَمَّدُ بْنُ إِبْرَاهِيْمَ بْنِ الْحَارِثِ الْتَّيْمِيِّ ، أَنَّهُ سَمِعَ عَلْقَمَةَ بْنَ وَقَّاصٍ الْلَّيْثِيَّ يَقُوْلُ ، فَذَكَرَهُ.

 Sepuluh perawi tsb (Sufyan bin Uyainah,  Yazid bin Harun, Malik,  Sufyan Ats tsaury ,  Hammad bin Zaid , 'Abd al-Wahhab, al-Laits bin Sa'ad, Abu Khaled Al ahmar, Hafsh bin Ghias, dan Abdullah bin Mubarak) dari Yahya ibn Said al-Anshari yang memberitahu  kepada saya Muhammad bin Ibrahim bin Taymi Harits, bahwa ia mendengar Alqamah bin Waqas Laitsi mengatakan, ia menyebutkan hadis tsb .

Komentarku ( Mahrus ali ):

   Di riwayatkan oleh siapapun , hadis Innamal a`malu binniyat adalah dari satu orang yaitu Yahya bin Sa`id al anshari tidak ada perawi lain yang meriwayatkannya . Jadi banyak sahabat yang tidak tahu atau tidak kenal hadis tsb. Lalu siapakah Yahya bin Said al anshari ini .

tp://www.islamweb.net/newlibrary/showalam.php?ids=16900

مُحَمَّدُ بْنُ إِبْرَاهِيْمَ بْنِ الْحَارِثِ بْنِ خَالِدٍ الْقُرَشِىِّ الْتَّيْمِىِّ ، أَبُوْ عَبْدِ الْلَّهِ الْمَدَنِىُّ
الْطَّبْقَةُ : 4 : طَبْقَةُ تَلِى الْوُسْطَى مِنْ الْتَّابِعِيْنَ
الْوَفَاةُ : 120 هِـ عَلَى  الْصَّحِيْحِ
رَوَىَ لَهُ : خَ مْ دِ تَ سْ ق
مَرْتَبَتُهُ عِنْدَ ابْنِ حَجَرْ : ثِقَةٌ لَهُ أَفْرَادٌ

Muhammad bin Ibrahim bin Al-Harits bin Khalid Al Qurasyi At taymi, Abu Abdullah al madani

Peringkat : 4: Setelah tingkat tengah dari Tabiin

Kematian: 120 H menurut pendapat yang  benar
Beliau perawi  Bukhari, Muslim , Abu Dawud , Tirmidzi , Nasa`I , Ibn Majah
Peringkatnya menurut Ibnu Hajar, dia  terpercaya , juga punya hadis yang ganjil


مَرْتَبَتُهُ عِنْدَ الْذَّهَبِـيُ : وَثَّقُوهُ ، وَ قَالَ أَحْمَدُ : رَوَىَ مَنَاكِيْرَ

Peringkat menurut Dzahabi : Mereka menyatakan dia  perawi terpercaya, dan Ahmad berkata:  Dia juga meriwayatkan  hadis – hadis mungkar[1]


قُلْتُ : مِنْ غَرَائِبِهِ الْمُنْفَرِدُ بِهَا حَدِيْثُ "الْأَعْمَالِ" عَنْ عَلْقَمَةَ ، عَنْ عُمَرَ وَقَدْ جَازَ الْقَنْطَرَةَ ، وَاحْتَجَّ بِهِ أَهْلُ الْصِّحَاحِ بِلاَ مَثْنَوِيَّةٍ


Aku berkata: Dari  kenyelenehan Muhammad bin Ibrahim adalah  hadis yang ganjil ( yang  di riwayatkan  secara  sendirian )  " hadis al a`malu binniyat "  dari Al qomah  dari Umar , Namun  dia telah melewati jembatan ( Sudah menjadi perawi Bukhari sehingga di cela bagaimanapun tetap  di pakai )  Dan para ulama yang memiliki kitab hadis  yang sahih  juga telah berpegangan kepadanya tanpa dualitas .

Komentarku ( Mahrus ali )

  Hadis innamal a`malu binniyat adalah hadis tiada yang meriwayatkan kecuali  melalui jalur Muhammad bin Ibrahim  . Dia sendiri yang meriwayatkannya . Karena itu , hadis tsb di masa sahabat , tabiin tidak populer . Sebab bila populer akan banyak yang meriwayatkannya .

Syaikh Kholid bin Abdillah al Muslih berkata :

وَمِثَالُهُ الْحَاضِرِ فِي  الْذِّهْنِ حَدِيْثُ عُمَرَ رَضِيَ الْلَّهُ عَنْهُ فِي  الْنِّيَّةِ: ((إِنَّمَا الْأَعْمَالُ بِالْنِّيَّاتِ)). فَقَدْ انْفَرَدَ بِهِ عَنْ سَائِرِ الْصَّحَابَةِ فِي  الْنَّقْلِ، وَانْفَرَدَ عَنْهُ عَلْقَمَةُ بِنَ وَقَّاصٍ فِي  رِوَايَتِهِ، وَكَذَلِكَ انْفَرَدَ مُحَمَّدٌ بْنُ إِبْرَاهِيْمَ الْتَّيْمِيُّ، كَذَلِكَ انْفَرَدَ عَنْهُ يَحْيَى بْنُ سَعِيْدٍ الْأَنْصَارِيِّ، فَهُنَا الِانْفِرَادُ فِي  عِدَّةِ طَبَقَاتٍ.

Dan contoh yang hadir  di hati adalah hadis Umar ra  di dalam masalah niat : (( amal perbuatan tergantung  dengan niat)). Dia ) Umar ) telah menyendiri dan tiada  sahabat lainnya yang meriwayatkannya , dan dari  dia sendiri di riwayatkan oleh  Alqamah bin Waqas secara  sendirian lagi , serta dari Alqamah sendiri  di riwayatkan  oleh Muhammad bin Ibrahim Taymi secara  sendirian , serta dari Muhammad sendiri  , hadis itu di riwayatkan  oleh  Yahya bin Said al-Anshari, di sini monopoli dalam beberapa peringkat . [2]

Komentarku ( Mahrus ali )

 Yang bikin janggal bagi saya adalah hadis itu di katakan oleh Umar di Mimbar – mestinya tidak hanya al Qomah yang ngerti  atau mendengarnya . Tapi ternyata  tiada sahabat yang mengerti hadis itu dan di Medinah saat itu , tiada  sahabat yang tahu . Bila banyak yang tahu , sudah tentu  hadis ini tidak di katakan Umar sendiri yang meriwayatkannya . Tiga perawi berturut – turut meriwayatkan hadis itu dengan sendirian mulai Umar bin Khatthob  lalu di sampaikan pada Al qomah bin Waqqash di mimbar orang banyak , lalu dari Al qomah di sampaikan ke Muhammad bin Ibrahim  secara sendirian , lalu di riwayatkan oleh Yahya secara sendirian . Jadi tiga tingkat lebih secara sendirian hadis itu di riwayatkan . Bila bukan Bukhari Muslim yang punya perawi sedemikian ini baik Imam Ahmad , Malik , Nasa`I , Tirmidzi , Ibn Majah dan banyak ahli hadis lain sejagat ini , maka  hadis itu akan di katakan lemah dan tidak boleh di buat hujjah . Inilah yang membikin keganjilan dalam pemikiran saya mengapa  kita ini kurang fair dalam mengkaji suatu hadis , kurang obyektif , masih subyektif, masih ada fanatisme figur yang membikin sesat orang lalu dan sekarang  . Sebagaimana kalangan ahli bid`ah  fanatik kepada Imam Syafii  dan menolak segala pendapat yang lain .

      DR Abu Lubabah At thahir Shalih Husain kepala bagian dirosah Islamiyah  di Emirat menyatakan :

وَإِطْلاَقُ الْحُكْمِ عَلَى التَّفَرُّدِ بِالرَّدِّ وَالنَّكَارَةِ أَوِ الشُّذُوْذِ مَوْجُوْدٌ فِي كَلاَمِ كَثِيْرٍ مِنْ أَهْلِ الْحَدِيْثِ

 Mengghukumi perawi yang secara sendirian meriwayatkan agar riwayatnya  tertolak , dikatakan mungkar , syadz memang ada dlm perkataan kebanyakan ahli hadis . Ulumul hadis 12/1


وَقَالَ الْعُقَيْلِيُّ : حَدَّثَنَا عَبْدُ الْلَّهِ بْنُ أَحْمَدَ ، قَالَ : سَمِعْتُ أَبِيْ ذُكِرَ مُحَمَّدٌ بْنُ إِبْرَاهِيْمَ الْتَّيْمِيُّ ، فَقَالَ : فِي  حَدِيْثِهِ شَيْءٌ ، يَرْوِيْ أَحَادِيْثَ مَنَاكِيْرَ أَوْ مُّنْكَرَةً .

'Al uqaeli berkata : Bercerita kepada kami  Abdullah bin Ahmad, lalu berkata: Aku mendengar Abu Muhammad bin Ibrahim  Taymi  di sebut di muka ayahku , lalu beliau  mengatakan : Ada sesuatu dalam hadisnya , ia meriwayatkan hadis – hadis yang mungkar .

Komentarku ( Mahrus ali )

Barang kali  , hadis amal perbuatan terserah niatnya  salah satu kemungkarannya , apalagi Imam Ahmad sudah menyatakan seperti itu .


Dalam http://www.taimiah.org/ terdapat keterangan  sbb :

Syaikh Sa`d bin Abdullah  al Humaid berkata  dalam kitab Syarah Nukhbatul fikar .


/ شَرْحِ نُخْبَةِ الْفِكَرِ لِفَضِيْلَةِ الْشَّيْخِ سَعْدِ بْنِ عَبْدِ الْلَّهِ الْحَمِيْدِ
لَكِنْ هُنَاكَ مَنْ جَعَلَ الْشَّاذُّ مُجَرَّدَ الْتَّفَرُّدِ، فَقَالَ: الْشَّاذُّ هُوَ: مَا يَرْوِيْهِ.. مَا يَتَفَرَّدُ بِرِوَايَتِهِ الثِّقَةُ، أَوْ مَا يَنْفَرِدُ بِرِوَايَتِهِ الثِّقَةُ، فَبِهَذَا الْاعْتِبَارِ يَكُوْنَ حَدِيْثُ: « إِنَّمَا الْأَعْمَالُ بِالْنِّيَّاتِ »(1) عَلَى  هَذَا الْقَوْلِ حَدِيْثًا شَاذًّا؛ لِأَنَّهُ يَنْفَرِدُ بِرِوَايَتِهِ ثِقَةٌ، وَهُوَ عَلْقَمَةَ بْنِ وَقَّاصٍ، بَلْ وَيَنْفَرِدُ بِهِ أَيْضًا عَنْ عَلْقَمَةَ مُحَمَّدٌ بْنُ إِبْرَاهِيْمَ الْتَّيْمِيُّ، بَلْ وَيَنْفَرِدُ بِهِ عَنْ مُحَمَّدٍ إِبْرَاهِيْمَ الْتَّيْمِيِّ يَحْيَى  بْنُ سَعِيْدٍ الْأَنْصَارِيُّ، فَإِذَنْ هَذَا لاَ خِلاَفَ بِأَنَّهُ بِنَاءٌ عَلَى  هَذَا الْرَّأْيِ يُعْتَبَرُ شَاذَّا.

Tapi di sana  ada ulama yang menjadikan hadis Syadz ( ganjil / anomali) karena perawinya sendirian ( tiada perawi lain yang meriwayatkannya ) . Dia berkata “ Hadis Syadz ( anomali ) adalah  hadis yang di riwayatkan oleh perawi terpercaya  secara sendirian . Dengan  demikian , hadis Innamal a`malu binniyati )  termasuk hadis yang syadz .   Sebab hanya seorang perawi yang meriwayatkannya   yaitu Al Qomah bin Waqqash , lalu  secara  sendirian juga  Muhammad bin Ibrahim attaimi  dari Al Qomah . Bahkan  Yahya bin Sa`id  Al anshari  juga  secara  sendirian meriwayatkan dari  Muhammad bin Ibrahim Attaimi .  Dengan  pandangan  ini , jelas sekali bahwa  hadis Amal perbuatan terserah niatnya  tergolong hadis Syadz ( anomali ) .

Komentarku ( Mahrus ali )

 Bila  hadis amal perbuatan terserah niatnya  itu di kategorikan hadis syadz , maka  tidak bisa  di buat pegangan dan keliru orang yang membuat pegangan padanya atau menyuruh orang lain untuk berpegangan kepadanya  . Dan benarlah  orang yang menyatakan hadis tsb syadz. Jangan berpegangan kepadanya dan menyuruh orang lain tidak berlandaskan kepadanya. Namun  hadis itu sudah terlanjur populer , meski lemah . Apakah kita pilih yang tidak kaprah meski benar , sudah tentu kebenaran di perlukan dan kesalahan di lemparkan.

Dalam kitab al baiquniyah di katakan :

أَوَّلُهَا( الْصَّحِيْحُ) وَهُوَ مَااتَّصَل 0000000إِسْنَادُهُ وَلَمْ يُشَذَّ أَوْيُعَلْ

Permulaan pembagian hadis adalah sahih – yaitu hadis yang sanadnya bersambung , tidak syadz , juga tidak ada illatnya . [3]

Tentang niat kita cukup berpegangan kepada ayat ini:

مَنْ كَانَ يُرِيدُ حَرْثَ الْآخِرَةِ نَزِدْ لَهُ فِي حَرْثِهِ وَمَنْ كَانَ يُرِيدُ حَرْثَ الدُّنْيَا نُؤْتِهِ مِنْهَا وَمَا لَهُ فِي الْآخِرَةِ مِنْ نَصِيبٍ

Barangsiapa yang menghendaki keuntungan di akhirat akan Kami tambah keuntungan itu baginya dan barangsiapa yang menghendaki keuntungan di dunia Kami berikan kepadanya sebagian dari keuntungan dunia dan tidak ada baginya suatu bahagianpun di akhirat.[4]

مَنْ كَانَ يُرِيدُ الْحَيَاةَ الدُّنْيَا وَزِينَتَهَا نُوَفِّ إِلَيْهِمْ أَعْمَالَهُمْ فِيهَا وَهُمْ فِيهَا لَا يُبْخَسُونَ

Barangsiapa yang menghendaki kehidupan dunia dan perhiasannya, niscaya Kami berikan kepada mereka balasan pekerjaan mereka di dunia dengan sempurna dan mereka di dunia itu tidak akan dirugikan.[5]

Mau nanya hubungi kami:

088803080803.( Smartfren) 081935056529 ( XL )
Dengarkan pengajian - pengajianku

Alamat rumah: Tambak sumur 36 RT 1 RW1 Waru Sidoarjo. Jatim.

[1] 5691 Mausuah ruwatil hadis

[2] Syarah Baiquniyah

[3] Al Baiquniyah karya Ibn Utsaimin .

[4] As syura 20

[5] Hud 15
Artikel Terkait

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pesan yang baik, jangan emosional.Bila ingin mengkeritisi, pakailah dalil yang sahih.Dan identitasnya jelas. Komentar emosional, tidak ditayangkan