Rabu, Januari 15, 2014

The Godfather (22): 15 Dosa Anas Urbaningrum Menjadi Korban Ulil Amri'




JAKARTA (voa-islam.com) - Eng ing eeng.. mari kita bahas tentang dosa-dosa dan kesalahan Anas Urbaningrum (AU) yang menyebabkam bekas anak emas Partai Demokrat ini dikorbankan 'Sang Ulil Amrinya' kubu demokrasi liberal Ulil Abshar Dhalalah dan haluan ulil amri aliran murjiah Salapi-Saudi?
Berikut daftar 'dosa kepalang besar' Anas, sebagian bagi Big Daddy dan sebagian bagi rakyat Indonesia demi keadilan hukum dan korupsi yang kepalang besar dilakukan kerabat Cikeas. Silakan disimak...
1) Dosa / kesalahan @anasurbaningrum yang pertama adalah dia nekat maju sbg calon ketum PD pada Kongres PD dibandung 2010 meski dilarang.
2) SBY dan Ani SBY sudah jelas ingin Andi malarangeng jadi Ketum Partai Demokrat, eh Anas ngotot maju dan menang. Mulailah Anas Urbaningrum (AU) di incar untuk dihancurkan. Dosa dan kesalahan Anas kedua adalah tetap ngotot bertemu dan silaturahim dengan senior-senior dan teman-temannya meski mereka lain partai. SBY marah atas sikap AU ini
3) AU menolak undangan Dubes AS untuk bertemu, meski sudah di undang empat kali AU tetap tidak mau bertemu dubes AS
4) AU tetap menjalin silaturahim dengan senior-senior di TNI dan Polri meski sudah di wanti-wanti agar tidak lagi berhubungan
5) AU mau untuk menyetujui Nazarudin yang direkomendasikan mantan ketum Partai Demokrat Hadi Utomo untuk jadi Bendahara Umum Partai Demokrat.
6) AU tidak percaya dengan nasihat dan informasi teman-temannya bahwa setelah Rosa dan Wafid Muharam ditangkap, Klan Andi, Choel dan Rizal Malarangeng akan melakukan fitnah pada AU
7) AU meski tidak di inginkan jadi Ketum PD oleh SBY, Anas malah giat melakukan konsolidasi blusukan ke seluruh Indonesia bertemu kader-kader PD
8) AU selalu bawa Edhie Baskoro Yudhoyono (Ibas) kemana-mana, akibatnya Ibas ngadu ke bapaknya Presiden SBY bahwa kader-kader PD di daerah sangat kuat mendukung AU
9) Tidak melawan dan tidak menyerang balik ketika dirinya di fitnah Keluarga Cikeas, media bayaran, Nazar cs, tim elang hitam dst
10) AU terlalu santun jadi politisi. Ia dinilai tidak mau membongkar kebejatan dan korupsi-korupsi yang dilakukan kader partai PD, Cikeas, SBY, Istana & kroni-kroninya.
Kini ia bernasib bak Lutfi Hasan Ishaq (LHI), Anas sebaiknya belajar sama Hilmi Aminuddin yang mengancam buka semua korupsi istana ketika diperiksa KPK. Dua jam Hilmi bertahan tdk mau tanda tangan BAP di KPK jika KPK tidak cantumkan keterlibatan SBY dan kroninya dalam korupsi pangan.

 



Dua jam Hilmi bertahan tidak mau tanda tangan BAP di KPK jika KPK tidak cantumkan keterlibatan SBY dan kroninya dalam korupsi pangan
11) AU tidak melakukan tindakan hukum 'pra preadilankan' atas penetapan tersangka dirinya oleh KPK yang melanggar KUHAP karena ada kata "dan lain-lain"
12) AU tidak bersegera membongkar korupsi Bunda Putri Sylvia Soleha, Widodo WS, Agus Gunawan, Ibas, Ani SBY dst.
13) AU tidak bongkar aliran dana skandal Century, para mafia pajak, Petral, migas dan lainnya yang masuk ke PD & timses SBY
14) AU tidak buka kecurangan pemilu 2009 yang merekayasa IT KPU dan perhitungan suara hingga suara PD bisa naik 300%. Selengkapnya >> baca










15) AU tidak buka korupsi Choel Malarangeng, Ani Yudhoyono, Ani pane, Ani ratnawati, Wiwiek, Gatot, Edhie Hartanto, Hartati Murdaya Poo, dst - See more at: http://www.voa-islam.com/read/intelligent/2014/01/10/28585/the-godfather-22-15-dosa-anas-urbaningrum-menjadi-korban-ulil-amri/#sthash.tDWV0iXS.crtMDPZy.dpuf









             







15) AU tidak buka korupsi Choel Malarangeng, Ani Yudhoyono, Ani pane, Ani ratnawati, Wiwiek, Gatot, Edhie Hartanto, Hartati Murdaya Poo, dst - See more at: http://www.voa-islam.com/read/intelligent/2014/01/10/28585/the-godfather-22-15-dosa-anas-urbaningrum-menjadi-korban-ulil-amri/#sthash.tDWV0iXS.crtMDPZy.dpuf
15) AU tidak buka korupsi Choel Malarangeng, Ani Yudhoyono, Ani pane, Ani ratnawati, Wiwiek, Gatot, Edhie Hartanto, Hartati Murdaya Poo, dst - See more at: http://www.voa-islam.com/read/intelligent/2014/01/10/28585/the-godfather-22-15-dosa-anas-urbaningrum-menjadi-korban-ulil-amri/#sthash.tDWV0iXS.crtMDPZy.dpuf
Artikel Terkait

1 komentar:

  1. HMI: MEREFLEKSI DIRI?

    ha..ha.. semakin seru, tp setiap kita mendirikan organisasi baik itu semacam HMI atau pun KPK pastilah dimaksudkan utk kebaikan orang banyak. namun keberhasilannya ya tergantung juga pd sang khalifahnya atau ketuanya dng jajaran elitnya. contoh, HMI semasa Orde Baru salah satu ormas yg ngetop dan dekat dng sang penguasa, lalu apakah misi organisasinya ikut peduli dng orang banyak ya terbukti selama dekade itu sy tak dengar ada istilah Gerakan HMI Anti Korupsi baik sejak era kepemimpinan tokoh fenomenalnya Nurcholish Madjid sampai era kepemimpinan HMI menjelang runtuhnya penguasa Orde Baru.

    begitu juga organisasi KPK juga tergantung sepak terjang sang khalifah dan elit pimpiunan lainnya contoh sejak terbentuk era pertama misalnya, juga tak ada yg berani sebut-sebut areal 'daerah jawara'-nya soal korupsi, dan kini ternyata sekarang terbongkar beberapa kasusnya. lalu berlanjut dng era BM juga tokoh ormas besar HMI dan KAHMI walaupun sdh cuap2 Bung Nazar soal Hambalang apa lagi Century tak ada gagasan keberanian BM sbg khalifahnya untuk mengangkat kasus ini.

    sebaliknya Alhamdulillah baru di era AS sy tdk tau apakah sosok ini juga almamater HMI atau KAHMI baru ada keberanian ya a.l. bisa mengenal areal Daerah Jawaranya, Centuirynya, Hambalangnya. Khusus Hambalang entahlah kasus lainnya ya tersebut nama tokoh mantan ketua umum partai penguasa dan juga sangat dekat dengan elit astana timbul polemiknya. Sampai-sampai kasusnya Bung Anas ikut pula bercuap-cuap Bung Buyung yg katanya tokoh penegak HAM.

    jadi biarkanlah kita lihat bagaimana ngalirnya air KPK ini sampai ke mana, apakah akan mengalir sampai ke areal 'astana' atau tidak ya kita kawal dng sebaik-baiknya. dan tak usah masalah person pribadi lalu dibawa-bawa ormas walau pun dia dulu tokoh hebat. ya dia kan manusia biasa yg bisa bisa khilaf maklum deh untuk mempertahankan kekuasa bisa segala cara dihalalkan dsb.

    BalasHapus

Pesan yang baik, jangan emosional.Bila ingin mengkeritisi, pakailah dalil yang sahih.Dan identitasnya jelas. Komentar emosional, tidak ditayangkan