Jumat, Mei 30, 2014

Timses Jokowi Benarkan Ingin "Inteli" Masjid se-Indonesia

By on 4:15 AM


PDI Perjuangan menjalankan aksi intelijen terhadap masjid-masjid. Mengawasi setiap khotbah yang ada.

Anggota Tim Sukses Jokowi-JK Eva Kusuma Sundari tidak menampik itu. Dia mengatakan, memang kader partai yang muslim diminta untuk melakukan aksi intelijen terhadap masjid-masjid.

Pihaknya melakukan pengawasan terhadap masjid-masjid, karena dikhawatirkan menjadi tempat terjadinya kampanye hitam.

Eva mengatakan, salah satu yang sudah menginstruksikan itu adalah DPC PDIP Jakarta Timur.

"Karena memang serangan kepada Jokowi-JK di masjid-masjid sangat intensif," kata Eva kepada situs RMOL, Jumat (30/5/2014).

Eva menyebutkan, kampanye hitam di masjid-masjid banyak terjadi. Bahkan, lanjutnya, kini makin marak dan masif.

Partai awalnya tidak menghiraukan. Namun, pihaknya menilai aksi ini makin marak. Mereka heran kenapa masjid menjadi tempat kampanye hitam.

Bahkan, pihaknya juga akan merekam aktivitas khutbah di masjid-masjid. "Jadi diperlukan pemantauan. Kalau bisa direkam agar supaya masjid tidak dikotori fitnah," katanya.

Cara ini, kata Eva, memang belum semua daerah atau masjid-masjid di Indonesia belum semua dipantau. Namun, ke depannya akan diberikan instruksi agar seluruh masjid di Indonesia dipantau.

"Bukan tidak mungkin diikuti seluruh (Indonesia). Karena di Jabar sangat meluas," kata anggota Komisi III DPR ini.

Cara-cara PDIP ini mengingatkan cara Orba di periode 1970-1980-an. Saat itu setiap masjid diminta memberikan daftar khatib yang akan berbicara di khutbah Jum'at.

Bahkan di masjid-masjid tertentu rezim Orba sampai meminta bahan yang akan dikhotbahkan. Saat itu para pengurus masjid (DKM) harus melaporkan hal itu kepada Dinas Sospol setempat. [inilah/islamedia/YL]

Komentarku ( Mahrus ali ):
Kalau di Mesir malah memecat khatib yang mengeritik kebijakan pemerintah militer yang didukung barat dan Yahud. Ini termasuk penyesatan umat yang sangat membahayakan, bukan pencerahan umat yang menguntungkan.

Artikel Terkait

1 komentar:

  1. ASTAGHAFIRULLAH, BELUMLAH JADI PARTAI PENGUASA?


    di negeri yang rakyatnya mayoritas Muslim ini, kebebasan berdakwah apa lagi terkait dengan prinsip perpolitikan selalu jadi obyek pesakitan yang dicurigai oleh para penguasa termasuk partai penguasanya.

    ya virus kecurigaan terhadap para politisi Muslim ini berkembang pesat sejak era Soeharto plus didukung dengan yel-yelnya Nurcholish Madjid yang membuming itu: Islam Yes, Partai Islam, No.

    jangan-jangan ada peran calon tokoh nomor 2, pendampingnya Jokowi untuk mensukseskan program semacam ini, beliaukan penguasa masjid-masjid seluruh Indonesia alias Ketua Umum Dewan MasjId Indonesia atau DMI???? wow

    http://www.antaranews.com/berita/436576/pemuda-muhammadiyah-menentang-rencana-pengawasan-khotbah-jumat

    BalasHapus

Pesan yang baik, jangan emosional.Bila ingin mengkeritisi, pakailah dalil yang sahih.Dan identitasnya jelas. Komentar emosional, tidak ditayangkan