Rabu, Juni 18, 2014

Kivlan Zen Beberkan Kasus Talang Sari, Timses Jokowi Terdiam


By Asqi Resnawan on 6:12 PM 

Tim Sukses Prabowo – Hatta, Kivlan Zen memaparkan tentang kasus Talangsari, Lampung saat pertanyaan tentang HAM dalam debat capres di Fakultas Hukum UI yang digelar BEM UI, Rabu (18/6).

Kivlan pun menunjukkan foto -foto pelanggaran HAM Talangsari, Pamswakarsa, dan Tanjung Priok yang diduga melibatkan purnawirawan TNI yang ada di dalam tim sukses Jokowi – JK. Foto-foto yang ditunjukkan Kivlan itu membuat Tim Sukses Jokowi – JK terdiam.

“Mari kita selesaikan nanti bersama – sama, kasus Trisakti, Semanggi I dan II. Ini coba kalian lihat banyak korban berjatuhan, Talang Sari,Pam Swakarsa. Jangan ada dusta diantara kita. Jangan ada curigation, kalau capres kami jadi presiden, mari kita bentuk panel nasional. Itu rancangan kalau calon kami jadi presiden,” tandasnya.

Kivlan juga menyatakan bahwa pihaknya juga akan membentuk Komisi Rekonsiliasi Nasional yang sebelumnya dibubarkan Mahkamah Konstitusi tahun 2006.

“Hormati agama lain, jangan ada curiga, jangan ada dendam diantara kita, Komisi Rekonsiliasi Nasional saat itu kok dibubarkan MK. Padahaal kami setuju itu karena selesaikan masalah bangsa,” paparnya.

Sementara itu menjawab tentang HAM, Tim Sukses Jokowi – JK Wijayanto Samirin menyampaikan bahwa pihaknya sudah mencatat dalam buku visi misi untuk menuntaskan kasus HAM. “Implementasi dan komitmen tentu kita jalankan,lalu masukan kurikulum HAM kepada mahasiswa, polisi, militer semuakita ajarkan soal HAM,” katanya.

Seperti diberitakan peristiwa Talang Sari adalah insiden yang terjadi antarawarga dengan aparat keamanan di Dusun Talang Sari, Desa Rajabasa Lama,Kecamatan Way Jepara, Lampung pada tahun 1989. Ketika itu Komandan Korem (Danrem) 043 Garuda Hitam Lampung dijabat oleh Kolonel AM Hendropriyono. Hendropriyono diduga sebagai orang yang bertanggungjawab atas tewasnya 287 orang dewasa dan anak-anak di Talang Sari saat itu.

(Akbar/depoknews)
Suka
Artikel Terkait

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pesan yang baik, jangan emosional.Bila ingin mengkeritisi, pakailah dalil yang sahih.Dan identitasnya jelas. Komentar emosional, tidak ditayangkan