Selasa, Juli 15, 2014

Kesesatan Idrus Ramli ke 22



Siapakah ahlul bait..............?



Admin di burdah25.multiply.com menulis sbb:

  Banyak diantara kita sudah mengira bahwa Dzurriyatur Rasul (keturunan dari pada nabi Muhammad SAW) itu sudah tidak ada. Bahkan dengan mengatasnamakan perkembangan teknologi, banyak diantara kaum muslimin dan muslimat yang tertipu dengan tipu daya yang tidak beralasan. Terlebih lagi, semakin maraknya faham-faham yang tidak mempercayai dzurriyatur rasul itu ada, membuat deretan pemahaman tentang ahlul bait semakin rendah. Hanya dengan mengandalkan ‘bukti yang otentik’, banyak dari kalangan umat islam meragukan atas keturunan Rasulullan SAW.

     Apakah seperti ini wajah umat islam sekarang? Wajah yang tidak mencintai Rasul-nya, dan dengan rela membiarkan manusia yang agung terputus sanad-nya. Apakah mungkin Allah SWT membiarkan keturunan sang ‘kekasih-nya’ terputus begitu saja ? Muslimin dan muslimat yang dimuliakan Allah SWT, marilah kita kaji sejenak pembahasan sejarah dibawah ini. Sesungguhnya Sayyidina Siti Fatimah r.a mempunya tiga orang putra, Al Hasan r.a, Al Husain r.a serta Muhsin r.a. Dan dua orang putri Ummu Kulsum r.a dan Zainab r.a. Adapun Sayyidina Hasan r.a dan husain r.a dalam buku-buku sejarah dikenal sebagai tokoh-tokoh Ahlul Bait, yang meneruskan keturunan Rasulullah SAW. Salah satu keistimewaan atau Fadhal Ikhtisos yang didapat oleh Sayyidah Siti Fatimah r.a adalah bahwa keturunannya atau Dzurriayturnya disebut sebagai Dzurriyah Rasulullah SAW. Sebagaimana sesuai dengan keterangan Rasulullah SAW, bahwa anak-anak Fatimah r.a itu bernasab kepada Rasulullah SAW. Sehingga berbeda dengan orang-orang lain yang bernasab kepada ayahnya. Rasulullah SAW bersabda: Artinya:

“Semua bani Untsa (Manusia) mempunyai ikatan keturunan ke ayahnya, kecuali anak-anak Fatimah, maka kepada akulah(Rasulullah SAW) bersambung ikatan keturunan mereka dan akulah ayah-ayah mereka.” (H.R. Tobroni).


Imam Suyuti dalam kitab “Aljamik As Shohir” Juz 2 halaman 92. Menerangkan, bahwa Rasulullah pernah bersabda: Artinya: “Semua Bani Adam (Manusia) mempunyai ikatan keturunan dari ayah kecuali anak-anak Fatimah, maka akulah ayah mereka dan akulah Asobah mereka (Ikatan keturunan mereka).” (H.R. At-Tobroni dan Abu Ya’la).

    Dalam tafsir Al-Manar Syekh Muhammad Abduh mengutip sabda Rasulullah SAW: Artinya: “Semua anak adam (Manusia) bernasab (ikatan keturunan) keayahnya kecuali anak-anak Fatimah, maka akulah(Rasulullah SAW) ayah mereka dan akulah yang menurunkan mereka”.
    Itulah sebabnya, keturunan Sayyidah Siti Fatimah r.a (dalam hal ini para habib) disebut Dzurriyyaturrosul atau keturunan Nabi Muhammad SAW. Dibawah ini nukilan Fatwa dari seorang ulama besar dan mufti resmi kerajaan Saudi Arabia yang bermazhab WAHABI, yaitu AL-Alamah Syeikh Abdul Aziz bin Abdullah Bin Baz yang dimuat dalam majalah “AL-MAIDAH” hal 9 no 5692 tanggal 24 oktober 1982. Seorang dari Irak menanyakan kepada beliau mengenai kebenaran golongan yang mengaku sebagai Sayyid atau sebagai anak cucu keturunan Rasulullah SAW. Jawab Syeikh Abdul Aziz Bin Baz: “Orang-orang seperti merka itu terdapat diberbagai tempat dan Negara. Mereka juga dikenal dengan gelar “Syarif”.

    Sebagaimana yang dikatakan oleh orang-orang yang mengetahui, bahwa mereka itu berasal dari Ahlul Baiti Rasulullah SAW. Diantara mereka ada yang sisilahnya berasal dari Sayyidina Al-Hasan r.a dan ada yang berasal dari Sayyidina Al-Husain r.a. ada yang dikenal dengan gelar Syarif dan juga dengan gelar Sayyid. Hal itu merupakan kenyataan yang diketahui umum di negeri yaman dan negeri-negeri lainnya. Adapun mengenai menghormati mereka, mengakui keutamaan mereka dan memberikan kepada mereka apa yang telah menjadi hak mereka, maka semua itu  merupakan perbuatan  baik. Dalam sebuah hadits Rasulullah SAW berulang-ulang mewanti-wanti
“Kalian kuingatkan kepada Allah akan Ahlulbaitku,… Kalian kuingatkan kepada Allah akan Ahlulbaitku,… Kalian kuingatkan kepada Allah akan Ahlulbaitku,…”

    Demikain sebagian dari Fatwa Syeikh Abdul Aziz bin Baz mengenai masih adanya keturunan Rasulullah SAW. Begitupun dengan Al-Allamah Dr. Muhamad Abduh Yamani, seorang ahli sejarah Ahlul Bait. Beliau adalah mantan menteri penerangan kerajaan Saudi Arabia. Dalam bukunya yang berjudul “Allimu Awladakum Mahabbatan Ahli Baitinnabi” halaman 30 cetakan ke-2, ketika beliau membahas Sayyid dan Syarif, beliau menulis: Sayyid dan syarif adalah keturunan Sayyidah Fatimah r.a dan Sayidina Ali Karomawlloohi wajhah. Tidak ada beda antara kedua gelar dari segi nasab dan kemuliaan hubungan dengan sayyidina Muhammad SAW. Mereka semua berasal dari keturunan Rasulallah SAW dan dapat dihargai, dihormati dan dicintai serta dimuliakan. Demikain sedikit keterangan Dr. Muhammad Abduh Yamani mengenai keberadaan keturunan Siti Fatimah binti Rasulullah SAW yang tersebar diberbagai Negara. Khususnya di Indonesia banyak yang menyebutnya dengan sebutan HABIB.

    Delapan dari sembilan wali Songo yang dikenal sebagai penyebar agama Islam di Jawa adalah keturunan Rasulullah SAW. Karena jasa merekalah 90% dari rakyat Indonesia sekarang ( ±200 Juta) beragama Islam. Keberadaan mereka diIndonesia bagaikan penyelamat bangsa. Hal ini sesuai dengan keterangan Rasulullah SAW, dimana beliau pernah bersabda: Artinya: “Ketahuilah, sesungguhnya perumpamaan Ahlul Baiti ku diantara kalian adalah seperti kapal Nuh diantara kaumnya. Barang siapa menaikinya ia pun selamat dan siapa pun tertinggal olehnya ia pun tenggelam” (H.R. Muslim)

    Jelas sudah bahwa para Habib adalah keturunan dari Rasulullah SAW berdasarkan keterangan diatas. Semoga bagi mereka yang masih belum bisa mengakui bahwa Sayyid, Syarif dan juga para Habaib adalah Dzurriyatur Rasul(Keturunan Nabi Muhammad SAW) Allah berikan Taufiq serta Hidayah kepada mereka semua agar mereka selamat serta mendapatkan keberkahan dalam hidup nya. Amin…..[1][1]





Komentarku ( Mahrus ali ):

Admin menulis hadis sbb:

“Semua bani Untsa (Manusia) mempunyai ikatan keturunan ke ayahnya, kecuali anak-anak Fatimah, maka kepada akulah(Rasulullah SAW) bersambung ikatan keturunan mereka dan akulah ayah-ayah mereka.” (H.R. Tobroni).

Arabnya  sbb:
كُلُّ بني أُنْثَى فَإِنَّ عَصَبَتَهُمْ لأَبِيهِمْ ، مَا خَلا وَلَدَ فَاطِمَةَ فَإِنِّي أَنَا عَصَبَتَهُمْ ، وَأَنَا أَبُوهُمْ ".
Sanadnya sbb:

حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بن زَكَرِيَّا الْغَلابِيُّ ، حَدَّثَنَا بِشْرُ بن مِهْرَانَ ، حَدَّثَنَا شَرِيكُ بن عَبْدِ اللَّهِ ، عَنْ شَبِيبِ بن غَرْقَدَةَ ، عَنِ الْمُسْتَظِلِّ بن حُصَيْنٍ ، عَنْ عُمَرَ رَضِيَ اللَّهُ تَعَالَى عَنْهُ ، قَالَ: سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ، يَقُولُ:
Bercerita kepada kami  Muhammad bin Zakariya Al gholabi, bercerita kepada kami Bisyir bin Mahran, Bercerita kepada kami  Syarik bin Abdillah dari Syabib bin Ghorqodah dari Al mustadhil bin Hushain dari Umar ra rberkata: Aku mendengar Rasulullah   bersabda: …………….
Jalaluddin Assuyuthi berkata:

أَخْرَجَهُ الطَّبْرَانِى (3/44 ، رقم 2631).  قَالَ الْهَيْثَمِى (4/224): فِيْهِ بِشْرٌ بْنُ مَهْرَانَ وَهُوَ مَتْرُوْكٌ.
  Hadis tsb di ririwayatkann oleh Thabrani  44/3 – 2631.  Al Haitsami  berkata: 224/4:  Sanadnya terdapat perawi bernama Bisyir bin Mahran  yang  di tinggalkan oleh ulama. Jadi hadis tsb lemah. 

Ada hadis sbb:
كُلُّ بَنِى آدَمَ يَنْتَمُوْنَ إِلَى عَصَبَةٍ إِلاَّ وَلَدَ فَاطِمَةَ فَأَنَا وَلِيُّهُمْ وَأَنَا عَصَبَتُهُمْ (الطَّبْرَانِى ، وَالْخَطِيْبُ عَنْ فَاطِمَةَ بِنْتِ حُسَيْنٍ عَنْ فَاطِمَةَ اْلكُبْرَى)
Seluruh banu Adam bersambung kepada ashobah atau keturunan lelaki  kecuali anak  Fathimah, akulah walinya  dan aku ashobahnya.  HR Thabrani  dari Fathimah binti Husain  dari Fathimah al kubro.  [2][2]  HR Abu Ya`la  6741, Al Khathib 285/11. 

Al haitsami berkata: Sanadnya  terdapat perawi bernama  Syaibah bin Nu`amah,  tidak boleh berhujjah kepadanya [3][3]

Komentarku:  Hadis tsb  lemah dan tidak bisa di buat pegangan. 

Apa yang di nyatakan oleh Imam Suyuthi dalam kitab “Aljamik As Shohir” Juz 2 halaman 92 dan Syaikh Muhammad Abduh dalam tafsir Al-Manar tidak ada landasannya yang sahih, jadi tidak usah di perhatikan lagi, dan tidak berdalil. 
Sebab keturunan tidak harus dari ayah tapi juga mungkin dari ibu  karena ayat:

وَإِنِّي أُعِيذُهَا بِكَ وَذُرِّيَّتَهَا مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ(36)فَتَقَبَّلَهَا رَبُّهَا بِقَبُولٍ حَسَنٍ وَأَنْبَتَهَا نَبَاتًا حَسَنًا وَكَفَّلَهَا زَكَرِيَّا كُلَّمَا دَخَلَ عَلَيْهَا زَكَرِيَّا الْمِحْرَابَ وَجَدَ عِنْدَهَا رِزْقًا قَالَ يَامَرْيَمُ أَنَّى لَكِ هَذَا قَالَتْ هُوَ مِنْ عِنْدِ اللَّهِ إِنَّ اللَّهَ يَرْزُقُ مَنْ يَشَاءُ بِغَيْرِ حِسَابٍ
dan aku ( ibu Maryam )  mohon perlindungan untuknya ( Maryam )  serta anak-anak keturunannya kepada (pemeliharaan) Engkau daripada syaitan yang terkutuk.”Maka Tuhannya menerimanya (sebagai nazar) dengan penerimaan yang baik, dan mendidiknya dengan pendidikan yang baik dan Allah menjadikan Zakariya pemeliharanya. Setiap Zakariya masuk untuk menemui Maryam di mihrab, ia dapati makanan di sisinya. Zakariya berkata: “Hai Maryam dari mana kamu memperoleh (makanan) ini?” Maryam menjawab: “Makanan itu dari sisi Allah”. Sesungguhnya Allah memberi rezki kepada siapa yang dikehendaki-Nya tanpa hisab.[4][4]
Nabi Isa juga termasuk keturunan Maryam – dari ibunya dari seorang perempuan sekalipun tidak dari ayahnya  dan  memang beliau di lahirkan  tanpa ayah, cukup ibu belaka  rdan semua keturunan Rasulullah   di manapun berada  juga dari perempuan dan memang anak Rasulullah r  yang lelaki meninggal seluruhnya. 
Lihat firman Nya lagi:
قَالَ إِنِّي عَبْدُ اللَّهِ ءَاتَانِيَ الْكِتَابَ وَجَعَلَنِي نَبِيًّا(30)وَجَعَلَنِي مُبَارَكًا أَيْنَ مَا كُنْتُ وَأَوْصَانِي بِالصَّلَاةِ وَالزَّكَاةِ مَا دُمْتُ حَيًّا(31)وَبَرًّا بِوَالِدَتِي وَلَمْ يَجْعَلْنِي جَبَّارًا شَقِيًّا(32)وَالسَّلَامُ عَلَيَّ يَوْمَ وُلِدْتُ وَيَوْمَ أَمُوتُ وَيَوْمَ أُبْعَثُ حَيًّا(33)ذَلِكَ عِيسَى ابْنُ مَرْيَمَ قَوْلَ الْحَقِّ الَّذِي فِيهِ يَمْتَرُونَ(34)
Berkata Isa: “Sesungguhnya aku ini hamba Allah, Dia memberiku Al Kitab (Injil) dan Dia menjadikan aku seorang nabi. Dan Dia menjadikan aku seorang yang diberkati di mana saja aku berada, dan Dia memerintahkan kepadaku (mendirikan) shalat dan (menunaikan) zakat selama aku hidup; dan berbakti kepada ibuku, dan Dia tidak menjadikan aku seorang yang sombong lagi celaka. Dan kesejahteraan semoga dilimpahkan kepadaku, pada hari aku dilahirkan, pada hari aku meninggal dan pada hari aku dibangkitkan hidup kembali”. Itulah Isa putera Maryam, yang mengatakan perkataan yang benar, yang mereka berbantah-bantahan tentang kebenarannya.[5][5]
Jadi untuk anak khalifah Usman bin Affan yang dari Ruqayyah atau Zainab, dan anak Fathimah bernama Ummu Kultsum, Zainab dan Muhsin juga termasuk keturunan Rasulullah   dan ini yang di tinggalkan banyak orang dan di lupakannya.  Sebab Khalifah Usman bin Affan  juga punya anak  seperti Aban bin Usman bin Affan Al qurasyi al umawi [6][1] Amar bin Usman bin Affan [7][2] Id bin Usman bin Affan [8][3]
Al walid bin Usman bin Affan [9][4]

Al albani menyatakan:
Ahlul bait di sini menurut pengertian aslinya  adalah  istri – istri  Rasulullah , termasuk Aisyah  dan seluruh istrinya sebagaimana  di jelaskan dalam ayat al ahzab sbb:

وَقَرْنَ فِي بُيُوتِكُنَّ وَلَا تَبَرَّجْنَ تَبَرُّجَ الْجَاهِلِيَّةِ الْأُولَى وَأَقِمْنَ الصَّلَاةَ وَءَاتِينَ الزَّكَاةَ وَأَطِعْنَ اللَّهَ وَرَسُولَهُ إِنَّمَا يُرِيدُ اللَّهُ لِيُذْهِبَ عَنْكُمُ الرِّجْسَ أَهْلَ الْبَيْتِ وَيُطَهِّرَكُمْ تَطْهِيرًا

dan hendaklah kamu tetap di rumahmu dan janganlah kamu berhias dan bertingkah laku seperti orang-orang Jahiliyah yang dahulu dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan ta`atilah Allah dan Rasul-Nya. Sesungguhnya Allah bermaksud hendak menghilangkan dosa dari kamu, hai ahlul bait dan membersihkan kamu sebersih-bersihnya.

يَانِسَاءَ النَّبِيِّ لَسْتُنَّ كَأَحَدٍ مِنَ النِّسَاءِإِنِ اتَّقَيْتُنَّ فَلَا تَخْضَعْنَ بِالْقَوْلِ فَيَطْمَعَ الَّذِي فِي قَلْبِهِ مَرَضٌ وَقُلْنَ قَوْلًا مَعْرُوفًا(32)

Hai isteri-isteri Nabi, kamu sekalian tidaklah seperti wanita yang lain, jika kamu bertakwa. Maka janganlah kamu tunduk dalam berbicara sehingga berkeinginanlah orang yang ada penyakit dalam hatinya, dan ucapkanlah perkataan yang baik,

وَاذْكُرْنَ مَا يُتْلَى فِي بُيُوتِكُنَّ مِنْ ءَايَاتِ اللَّهِ وَالْحِكْمَةِ إِنَّ اللَّهَ كَانَ لَطِيفًا خَبِيرًا

Dan ingatlah apa yang dibacakan di rumahmu dari ayat-ayat Allah dan hikmah (sunnah Nabimu). Sesungguhnya Allah adalah Maha Lembut lagi Maha Mengetahui.
Sedang kaum syiah menyatakan  ahlul bait husus Ali, Fathimah, Hasan  dan Husain bukan istri – istri Rasulullah   termasuk perobahan yang mereka lakukan  terhadap pengertian ayat – ayat Allah  untuk membela hawa nafsu belaka. Sedang hadis kemul yang di balutkan  kepada Ali, Hasan, Husain dan Fatimah  adalah mencantumkan  Ali  ke dalamnya  sebagai perluasan pemahanan ahlul bait di mana menantu juga di masukkan. Itulah keterangan Ibnu katsir dan lainnya  sebagaimana  akan di terangkan dalam tempatnya.



[1][1] Tahdzib al kamal  16/2
[2][2] Tahdzib al kamal  339/2
[3][3] Tahdzib al kamal  439/2
[4][4] Tahdzib al kamal  409/18
[5][5] Maryam 30-34
[6][1] Tahdzib al kamal  16/2
[7][2] Tahdzib al kamal  339/2
[8][3] Tahdzib al kamal  439/2
[9][4] Tahdzib al kamal  409/18
Artikel Terkait

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pesan yang baik, jangan emosional.Bila ingin mengkeritisi, pakailah dalil yang sahih.Dan identitasnya jelas. Komentar emosional, tidak ditayangkan