Minggu, Oktober 12, 2014

Ribuan Pejuang ISIS Bersiap Menyerang Ibukota Bagdad


  Ribuan Pejuang ISIS Bersiap Menyerang Ibukota Bagdad


BAGDAD (voa-islam.com) - Menjelang kejatuhan kota strategis Kobane yang terkepung para pejuang ISIS, terbetik kabar ribuan para pejuang ISIS menuju ibukota Bagdad. Mereka bersiap mengambil alih ibukota Irak, Bagdad.
Situasi di Kobane sangat serius. Turki menolak melakukan perang darat, dan membiarkan Kobane jatuh ke tangan ISIS. Pusat militer di kota Kobane sudah jatuh ke tangan pejuang ISIS. Selanjutnya, kota Kobane yang menjadi daerah otonomi Kurdi, di Syria, menghadapi krisis kemanusiaan.
Sementara itu, menurut seorang pejabat senior pemerintah Irak menyatakan bahwa hingga hari Sabtu, sudah lebih dari 10.000 para pejuang Daulah Islam Irak dan Suriah (ISIS) berada di pinggiran kota Baghdad.
Para pejuang ISIS itu, mereka bersiap melakukan perang total (semesta), dan bertujuan mengambil alih pusat kota Bagdad, yang sekarang menjadi pusat komando AS dan Aliansi Barat dalam menghadapi ISIS, ungkap surat kabar Telegraph melaporkan pada hari Sabtu, 9/10/2014.
Para pejabat Irak mendesak AS segera mengerahkan pasukan daratnya ke negara yang dilanda krisis hebat, akibat perang. Sementara itu, para pejuang ISIS dengan menggunakan bom mobil menewaskan kepala polisi provinsi Anbar, ujar para pejabat keamanan Irak seperti dikutip oleh AFP, Minggu, 10/10/2014.
"Mayor Jenderal Ahmed Saddag tewas oleh IED (alat peledak), di mana ledakan itu sengaja menargetkan konvoi tadi pagi," kata Faleh al-Issawi, wakil kepala dewan provinsi Anbar, kepada AFP.
"Kepala polisi dan pasukannya terlibat dalam operasi merebut kembali kota Twei terkemuka", kata Kolonel Abdulrahman al-Janabi. Al-Janabi mengatakan bentrokan antara pasukan pemerintah dan militan meletus di daerah pada Sabtu malam.
80 Persen Provinsi Anbar Dikuasai ISIS
Menurut laporan Presiden Dewan Sementara Provinsi Anbar, Sabah al-Karhout, mengatakan sebagian besar provinsinya, berdekatan dengan Baghdad, sekarang di bawah kendali ISIS. Secara jelas Sabah al-Karhout, menegaskan 80 wilayah Anbar sudah jatuh ke tangan ISIS.
Dua kota terbesar Provinsi Anbar, yaitu Ramadi dan Fallujah, dan dikenal sebagai "kuburan orang Amerika", seluruhnya telah berada di tangan ISIS. Sehingga tidak mungkin bahwa Pentagon akan mengizinkan pemindahan pasukan darat, ungkap harian Inggris.
Jika keseluruhan Provinsi Anbar jatuh di bawah kendali ISIS, maka akan memfasilitasi dan menjadi modal besar bagi ISIS terus melakukan gerak maju ke Baghdad. Ini sebuah mimpi buruk bagi pemerintahan baru Irak, di bawah Perdana Menteri al-Abadi.
Dibagian lain, di Irak masih ada 1.500 tentara AS yang berada di Bagdad, dan pasti akan menghadapi bencana. Pasukan AS di Bagdad, sejak awal sudah tidak lagi tertarik terus bertempur di Bagad, dan banyak diantara mereka yang stres dan bunuh diri.
ISIS bergerak dengan cepat menghancurkan kota Kobane yang menjadi pusat milisi Kurdi, dan memiliki koridor terbuka melalui Turki, dan menjamin suplai militer dari AS. Dengan dipotognya Kobane ini, maka suplai militer dari AS, terputus.
Sekarang ISIS hampir menguasai seluruh kota Kobane yang terletak diperbatasan Turki. Dengan jatuhnya Kobane itu, menurut pejabat Irak mengklaim provinsi Anbar berada di ambang kehancuran.
Pasukan pemerintah di ibukota provinsi Ramadi melawan serangan ISIS pada hari Sabtu, tapi para pejabat AS memperingatkan bahwa kota itu berada dalam kondisi yang sangat "lemah" posisinya menghadapi gempuran para pejuang ISIS. Tidak ada yang dapat menolong pasukan pemerintah Irak yang masih bertahan di Ramadi.
"Saya pikir kekuatan pasukan Irak di sana sangat rapuh sekarang," kata seorang pejabat senior pertahanan AS kepada AFP. "Mereka sedang berusaha mendapatkan suplai persenjataan, tapi posisi mereka sulit menghadapi gempuran para pejuang ISIS", jelas pejabat itu.
Gerakan para pejuang ISIS ini menimbulkan spekulasi bahwa serangan kelompok yang ingin mengontrol Kobane hanya langkah taktis oleh pemimpin tertinggi ISIS, Abu Bakr al-Baghdadi, di mana tujuan utamanya adalah merebut ibukota Irak.
Analisi militer dan intelijen di Pentagon, kepada Telegraph, mengatakan bahwa bagi ISIS kota Kobane tidak menguntungkan secara strategis militer, tapi pengambil-alihan kota Ramadi dan kota-kota lainnya di Provinsi Anbar, akan menjadi bencana besar bagi pemerintah Irak dan koalisi pimpinan AS.
Sebuah perang yang sangat menakutkan bagi para penguasa di pusat-pusat kekuasaan di Barat dan Eropa, serta negara Arab, yang sekarang sedang berjudi dengan mendukung rezim Syiah di Irak dan kelompok Kurdi, yang dijadikan tameng menghadapi ISIS.
Sebentar lagi, sebuah perang dahsyat akan berlangsung di seluruh kawasan Suriah dan Irak. Inilah seperti yang dikawatirkan oleh Paus, di mana akan meletus Perang Dunia III.
ISIS menjadi pemantik perang yang sekarang ini, memposisikan diri sebagai kekuatan 'muwahid' menghadapi kafir musyrik (Yahudi dan Nasrani), yang sudah mendekati ajal mereka. Digantikan sistem baru yaitu Daulah Islamiyah. Wallahu'alam.
mashadi1211@gmail.com
Artikel Terkait

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pesan yang baik, jangan emosional.Bila ingin mengkeritisi, pakailah dalil yang sahih.Dan identitasnya jelas. Komentar emosional, tidak ditayangkan