Sabtu, November 08, 2014

Jawabanku ke 10 untuk para komentator di fbku





Kita  berusaha  saling merendah dengan sesama muslim dan bersifat tegas  terhadap orang  - orang kafir. Jangan sampai  sesama  muslim bersifat tegas lalu dengan non muslim  sangat melunak. Tuntunan kita  adalah  ayat:
مُحَمَّدٌ رَسُوْلُ اللهِ  وَالَّذِينَ مَعَهُ أَشِدَّاءُ عَلَى  الْكُفَّارِ رُحَمَاءُ بَيْنَهُمْ تَرَاهُمْ رُكَّعًا سُجَّدًا يَبْتَغُوْنَ فَضْلاً مِنَ اللهِ  وَرِضْوَانًا سِيمَاهُمْ فِي وُجُوْهِهِمْ مِنْ أَثَرِ السُّجُوْدِ

“Muhammad itu adalah utusan Allah  dan orang-orang yang bersama dengan dia adalah keras terhadap orang-orang kafir, tetapi berkasih sayang sesama mereka; kamu lihat mereka ruku’ dan sujud mencari karunia Allah dan keridhaan-Nya.”  (Qs. Al Fat-h: 29).

Usahakan diri kita ini merendah  dalam bergaul  dengan sesama muslim yang mukmin , singkirkan sifat sombong . Sesungguhnya rendah diri  itu  akan mengangkat derajat  seseorang dan kesombongan akan menurunkannya. Ingatlah ayat ini:
واخفِضْ جَنَاحَك لِمَن اتبعَكَ من المؤمنين
Bertawadhu`lah kepada  kaum mukminin yang ikut kepadamu . Al hijr 88
Dalam hadis  di terangkan sbb :
وَإِنَّ اللَّهَ أَوْحَى إِلَيَّ أَنْ تَوَاضَعُوا حَتَّى لَا يَفْخَرَ أَحَدٌ عَلَى أَحَدٍ وَلَا يَبْغِ أَحَدٌ عَلَى أَحَدٍ
Sesungguhnya Allah memberikan wahyu kepadaku agar  kamu bertawadhu`  hingga  seseorang di antaramu tidak  congkak kepada yang lain  dan tidak menganiayanya , Muslim  2865
Inilah jawabanku ke 10 terhadap  para komentator  di fbku    




Kiyai Ahmad Rifai Alif Jurusan Magister Pendidikan Agama Islam di Islamic University of Jakarta  menulis
2. Sebut satu saja hadits bahwa Nabi menggunakan kata Mikhlab utk Dajaajah…atau Mikhlabud dajaajah….
Saya jawab:
Saya  tidak menjumpai  hadis yang Rasulullah SAW menggunakan kalimat mikhlabud dajajah. Dan kiyai  juga tidak menjumpai Rasulullah SAW menggunakan kalimat  dhufrud dajajah  sehingga  Ayam   bisa  di halalkan.
Rasulullah SAW sudah meninggal dunia dan tidak bisa di hidupkan ke dunia  lagi. Kita  nanti akan ketemu beliau ketika di bangkitkan di akhirat. Sekarang hadisnya sudah ada, qurannya  juga masih exis dan realitnya  beliau  dan sahabatnya  tidak makan Ayam, lalu kita  tiru saja.  Bila  beliau memakannya  mesti banyak sahabat yang memotong Ayam . Kita ikuti saja hadis:
«خَيْرُ النَّاسِ قَرْنِي، ثُمَّ الَّذِينَ يَلُونَهُمْ، ثُمَّ الَّذِينَ يَلُونَهُمْ»

Artinya,“Sebaik-baik manusia adalah yang hidup pada masaku, kemudian manusia yang hidup pada masa berikutnya, kemudian manusia yang hidup pada masa berikutnya.” (HR. Bukhari (2652), Muslim (2533))

Kiyai Ahmad Rifai Alif menulis lagi:
njenengan jgn berasumsi bahwa jika Wikipedia atau google menggunakan kata Mikhlabuddajaajah utk arti cakar ayam pada hari ini, lalu lantas bahwa nabi juga menggunakannya juga pada waktu itu…
bahkan Ibnu Qutaibah salah satu ulama’ salaf yang hidup lebih dekat kepada Nabi, menggunakan kata Dhufur untuk dajaajah..bukan Mikhlab..ndak percaya? Cek disini ..renungkan dan pahami…
 وأمَّا ذوات المَخالِب من الطَّيْر فهي سباع الطير شُبّهَت بسباع الوَحْش لأنَّها تصطاد وتعقر وتجرح وتأكل اللحم كالعُقَاب والبازي والصّقْر وربَّما كان من سباع الطير ما ليس له مِخْلب كالنّسْر لا مِخْلب له إِنَّما ظُفْر كظفر الدَّجاجة وكالغُراب والرَّخَمة
Saya jawab:
Itu kan pendapat, bukan  dalil yang harus  dipegangi. Ia boleh dilepaskan. Ia mungkin benar dan mungkin  salah. Buktinya Ibnu Abdil bar tidak cocok  dengannya. Lihat beliau menulis dalam kitab tamhid sbb:
التمهيد لما في الموطأ من المعاني والأسانيد - (ج 10 / ص 36)
فإذا هم بطائر أعظم من النسر أسود الظهر أبيض البطن والرجلين فغرز مخالبه في قفا الحية
Tiba – tiba mereka berjumpa dengan Burung  nasar yang lebih besar  dari Burung nasar – punggungnya hitam, perut dan kedua kakinya putih , lalu menancapkan cengkeramnya di tengkuk ( bagian belakang kepala ) ular.
Tamhid  36/10.
Dalam  kitab Fathul bari juga ada keterangan sbb:
فتح الباري لابن حجر - (ج 5 / ص 233)
فَبَعَثَ اللَّه طَيْرًا أَعْظَمَ مِنْ النَّسْر فَغَرَزَ مَخَالِبه فِيهَا فَأَلْقَاهَا نَحْو أَجْيَاد
Lantas Allah mengutus  Burung yang lebih besar  dari Nasar , lalu menancapkan  cengkeramnya  pada ular , lalu di buang ke Ajyad.  Fath al bari  233/5 .
Jadi pengarang dua kitab itu ternyata menyatakan burung nasar  masih di katakan punya mikhlab -  cakar atau  cengkeram, bukan  zhufr – kuku  sebagaimana  yang anda katakan.
Pada  hal  Burung nasar termasuk  Burung yang memiliki cakar  untuk memangsa, masih di katakan tidak punya mikhlab  berarti  boleh dimakan  menurut asumsi kiyai.
 
Kiyai Ahmad Rifai Alif menulis lagi:
YAI MAHRUS BERKATA LAGI…
DR Abu Lubabah At thahir Shalih Husain kepala bagian dirosah Islamiyah di Emirat menyatakan :

وَإِطْلاَقُ الْحُكْمِ عَلَى التَّفَرُّدِ بِالرَّدِّ وَالنَّكَارَةِ أَوِ الشُّذُوْذِ مَوْجُوْدٌ فِي كَلاَمِ كَثِيْرٍ مِنْ أَهْلِ الْحَدِيْثِ

Mengghukumi perawi yang secara sendirian meriwayatkan tertolak , dikatakan mungkar , syadz memang ada dlm perkataan kebanyakan ahli hadis . Ulumul hadis 12/1
Apa yang kiyai yakini sahih itu dilemahkan oleh kebanyakan ahli hadis yang dahulu karena tafarrud itu. Dan sudah dijelaskan kemarin yai.
KOMENTAR SAYA, ARRIFA’I
Jika njenengan sampai bilang, kebanyakan ahli hadits melemahkannya….siapa saja mereka yai…?
Saya jawab:
Oh ya. Saya akan tunjukkan  ahli hadis  dulu yang melemahkan hadis tafarrud , syadz bukan secara  husus dengan menyebut hadis Zahdam sbb:  seperti  Imam Malik  lahir 93 H – wafat 179. Sulaiman al a`masy , lahir 61 H  wafat 147 H.  Ahmad bin Hambal  164 – 241 H Abu bakar al bardiji  lahir 230 H. Abu Dawud 202 – 275 H  . Al Hakim  lahir 321 H .

- كراهية المتقدمين لرواية الغريب:
كان المتقدمون من علماء الحديث يكرهون رواية الغرائب وما تفرد به الرواة، ويعدونه من شَرِّ الحديث، كما قال الإمام مالك رحمه الله: "شَرُّ العلم الغريبُ، وخيرُ العلم الظاهرُ الذي قد رواه الناس" 1،
Hukum hanya seorang perawi yang meriwayatkan  hadis.( tafarrud )
1.    Ulama hadis  dahulu tidak suka atau benci terhadap riwayat  gharib ( nyeleneh )
Ulama hadis dahulu benci  terhadap  terhadap riwayat – riwayat yang gharib ( nyeleneh )  dan  hadis yang  di riwayatkan   oleh seorang  perawi , lalu di anggap   sebagai  hadis yang  terjelek  sebagaimana  di katakan   oleh Imam Malik rahimahullah: Ilmu  terjelek  adalah  yang gharib  dan  ilmu yang  terbaik adalah  yang tampak yang di riwayatkan oleh manusia. ( banyak ). 1
 وقال سليمان الأعمش: »كانوا يكرهون غريبَ الحديث«2،
Sulaiman  al a`masy berkata : Mereka  tidak suka  dengan  hadis yang gharib 2.
 بل إن الإمام أحمد بن حنبل جعل مصطلح الغريب دليلا على الوهم، فقد نقل عنه محمد بن سهل بن عسكر أنه قال: « إذا سمعت أصحاب الحديث يقولون: «هذا الحديث غريب» أو« فائدة» فاعلم أنه خطأ، أو دخل حديث في حديث، أو خطأ من المحدث، أو ليس له إسناد، وإن كان قد رواه شعبة وسفيان»3.
Bahkan imam Ahmad bin Hambal  menjadikan istilah gharib sebagai tanda kekeliruan.  Sungguh  Muhammad bin Sahal bin Askar mengutip dari Imam Ahmad  bahwa beliau menyatakan: Bila  kamu  mendengar ahli hadis  berkata: Ini hadis gharib , atau faidah , ketahuilah ia adalah kekeliruan, atau hadis  masuk  dalam  hadis lain, atau kekeliruan dari  ahli hadis  atau orang yang menceritakannya  atau ia tidak punya sanad sekalipun diriwayatkan oleh Sufyan atau Syu`bah. 3
Abu bakar al bardiji  berkata:
المنكرهو الذي يحدث به الرجل عن الصحابة ، أو عن التابعين ، عن الصحابة ، لايعرف ذلك الحديث ـ متن الحديث ـ إلا من طريق الذي رواه ، فيكون منكرا
Hadis  munkar adalah hadis yang  di sampaikan oleh  seorang lelaki  dari  sahabat atau  dari tabi`in dari sahabat. Hadis  itu atau redaksinya   tidak dikenal kecuali   dari orang tsb , maka  hadis itu adalah munkar.
(3) شرح علل الترمذي (2/ 653ـ654) وانظر التعديل والتجريح للباجي (1/302)

Al Hakim berkata:
فأما الشاذ فإنه الحديث يتفرد به ثقة من الثقات وليس للحديث أصل متابع لذلك الثقة
Adapun hadis  Syadz ( ganjil ) adalah hadis yang diriwayatkan seorang perawi terpercaya  dari  beberapa perawi terpercaya. Dan hadis itu tidak memiliki asal yang mendukung kepada  perawi  terpercaya itu.
معرفة علوم الحديث ص 119
Ma`rifat  ulumil hadis.
Syaikh DR Ibrahim bin Abdullah allahim dosen yang mengajar  di Universitas Imam Muhammad bin Su`ud al islamiyah  - fak hadis menulis :
فهذه النصوص أقل ما يستفاد منها أن كبار النقاد يتوقفون في بعض ما يتفرد به الثقة ، وربما صرحوا برده ونكارته ، وعملهم بذلك يدل على ذلك أيضا ، فلا يحصى ما استنكره النقاد مما يتفرد به الثقات ،
Kalimat – kalimat ( nas ) itu bisa di ambil manfaatnya , paling tidak , sesungghnya tokoh –tokoh  kritikus hadis tawaqquf ( bimbang ) terhadap  hadis yang seorang  perawi  terpercaya meriwayatkan secara  sendirian. Terkadang  mereka  menjelaskan hadis itu tertolak dan munkar. Perbuatan mereka menunjukkan hal itu . Tidak bisa di hitung apa yang di ingkari oleh kritikus – kritikus hadis  terhadap  hadis yang  tafarrud itu .  Lihat  di majalah  al Hikmah  edisi  24
Komentarku ( Mahrus ali ):
Jadi  hadis Rasulullah SAW  makan Ayam  adalah tertolak dan munkar, perlu di ragukan. Tidak  boleh diterima, apalagi dibuat pedoman.
وقال أبو داود في وصف أحاديث السنن ( والأحاديث التي وضعتها في كتاب السنن أكثرها مشاهير وهي عند كل من كتب شيئا من الحديث إلا أن تمييزها لا يقدر عليه كل الناس والفخر بها أنها مشاهير فإنه لا يحتج بحديث غريب ولو كان من رواية مالك ويحيى بن سعيد والثقات من أهل العلم .
ولو احتج رجل بحديث غريب وحديث من يطعن فيه ولا يحتج بالحديث الذي قد احتج به إذا كان الحديث غريباً شاذاً . فأما الحديث المشهور المتصل الصحيح فليس يقدر أن يرده عليك أحد )(2
2) رسالة ابي داود إلى أهل مكة في وصف سننه ، ص 29
Abu Dawud berkata  dalam menggambarkan  tentang hadis – hadis yang tercantum  dalam  kitab  sunannya. Dan hadis  - hadis yang  telah saya cantumkan dalam kitab  sunan kebanyakan mashur. Ia ada  pada setiap orang yang menulis  sesuatu  dari hadis, hanya saja tidak semua orang mampu memilahnya. Dan yang membanggakan adalah sesungguhnya hadis – hadisnya   mashur . Sesungguhnya hadis gharib ( nyeleneh ) tidak boleh di buat pegangan sekalipun  dari  riwayat Malik, Yahya bin Sa`id , dan perawi – perawi terpercaya  dari ahlul ilmi
Bila ada orang yang berhujjah dengan hadis yang  gharib ( nyeleneh ) , dan hadis  perawi yang cacat . Dan tidak boleh  berpegangan kepada  hadis  yang di buat hujjah bila hadis itu gharib yang  syadz.   Adapun hadis yang  mashur bersambung sanadnya  dan sahih, maka tiada  orang yang mampu  untuk menolak padamu.
Surat Abu Dawud  kepada penduduk Mekkah dalam mensifati  sunannya, hal  29.
Dalam Syarah  Abu Dawud  karya  al  aini  41/1 dijelaskan:
 
شرح أبي داود للعيني - (ج 1 / ص 41)
جاء بعد هذه الكلمة في " توجيه النظر " : " وأما الحديث الغريب فإنه لا يحتج به ولوكان من رواية الثقات من أئمة العلم "
Dalam  " Taujihun nadhar " ada kalimat setelah kalimat itu  :
Adapun hadis gharib ( nyeleneh)  tidak boleh dibuat pegangan  sekalipun  dari riwayat perawi – perawi terpercaya dari kalangan imam – imam ilmu ( tokoh – tokoh  ulama ).
Dalam  Syarah Abu Dawud karya  al aini  42/1
شرح أبي داود للعيني - (ج 1 / ص 42)
قال إبراهيم النخعي (1) : كانوا يكرهون الغريب من الحديث.
Ibrahim Al nakha`I berkata: Mereka  tidak suka  hadis gharib.
Imam Tirmidzi menyatakan:
وَلَا نَعْرِفُهُ إِلَّا مِنْ حَدِيثِ زَهْدَمٍ
Dan kami tidak mengetahui  hadis tersebut ( tentang   Rasulullah  saw,  makan Ayam) kecuali dari Zahdam . Hadisnya nyeleneh.  Abu Burdah berkata dari Abu Musa al asy ari berkata : ………………………..   tanpa menyebut “Dia melihat   Rasulullah  saw,  makan Ayam “.  HR Muslim  1649 .  Lihat pula di Sahih Bukhori 4415,6623,6678,6718
Abu bakar al bardiji berkata:
وقال أيضا ( إذا روى الثقة من طريق صحيح عن رجل من أصحاب النبي صلى الله عليه وسلم حديثا لا يصاب إلا عند الرجل الواحد ـ لم يضره أن لا يرويه غيره ، إذا كان متن الحديث معروفا ، ولا يكون منكرا ، ولا معلولا )(3)
Bila seorang perawi terpercaya meriwayatkan  dari jalur sahih dari seorang lelaki  dari sahabat – sahabat Nabi SAW suatu hadis yang hanya diriwayatkan oleh seorang lelaki , maka boleh dia sendirian meriwayatkannya  asal  redaksi hadis terkenal dan tidak munkar atau cacat.
شرح علل الترمذي (2/ 653ـ654) ، وانظر التعديل والتجريح للباجي (1/302)
DR Ibrahim bin Abdillah allahim dosen di Universitasn Islam Muhammad bin Sa`ud fakultas  hadis:  
وهذا المعنى المتقدم ـ وهو أن الثقة ومن في حكمه قد يستنكر عليه بعض ما يتفرد به ـ وهو المراد بقولهم في تعريف الحديث الصحيح ، والحسن : ( ألا يكون شاذا ) فالشذوذ هنا هو التفرد مع مع ترجيح خطأ الراوي
Makna  yang dulu ini adalah  seorang perawi terpercaya dan orang yang dalam hukumnya terdakadng  sebagian yang di riwayatkan  dengan sendirian bisa di ingkari . Dan ituah maksud perkataan  mereka dalam  mendivinisikan hadis  sahihdan hasan  tidak boleh  Syadz.
Syadz disini  adalah tafarrud ( perawi yang meriwayatkan secara sendirian )  dengan asumsi  kekeliruan prawi yang lebih dominan ( Maksudnya banyak kemungkinan perawi  itu keliru ).
Kiyai Ahmad Rifai Alif menulis :
Dari awal saya sudah sodorkan kitab sebagai bahan muthola’ah bareng yg berjudul attafarrud firriwaayah wa manhajul muhadditsiin fi qobuulih auw roddih..tapi njenengan tdk mau membacanya yai…..njenengan lebih suka membaca ta’shil wa tathbiiq..tafarruduts tsiqoh wa atsaruhu fishihah.
Saya jawab:
Seandainya saya membaca kitab yang anda sodorkan itu yai, maka  saya akan makan Telor, Ayam dan Burung dara  sampai mati sebagaimana njenengan yai. Saya  dalam  hal tafarrud  ini suka memilih pendapat pakar hadis yang  dulu  bukan pakar hadis belakangan.
 Kiyai Ahmad Rifai Alif menulis :

وَقَالَ الحافظ ابن حجر : (( وكم من ثقة تفرد بما لَمْ يشاركه فِيْهِ ثقة آخر ، وإذا كَانَ الثقة حافظاً لَمْ يضره الانفراد ))( فتح الباري 5/11) .

وَقَالَ الزيلعي ( : (( وانفراد الثقة بالحديث لا يضره )) نصب الراية في تخريج أحاديث الهداية

Ibnu Hajjar berkata: banyak rawi tsiqoh yang menyendiri dalam meriwayatkan hadits tidak bersama-sama dengan rawi tsiqoh lainnya, jika rawi tersebut tsiqoh lagi hafidz maka tafarrudnya tdk berbahaya (fathul bari juz 5/11)
Saya jawab:
Saya katakan itulah pendapat Ibnu Hajar 773 H – 852 . Dan Imam Zaila`I  762 H. Pendapat  keduanya beda sekali  dengan pendapat  ulama ahli hadis  yang  dulu , tiada mirip  di dalam nya . Bila  kita mengambil pendapat kedua ulama  tsb, maka  kita  harus meninggalkan pendapat  ahli hadis  yang dulu. Saya  senang mengambil pendapat  ahli hadis yang dulu yang menolak hadis yang tafarrud  seperti  hadis  Rasulullah SAW makan Ayam itu.
 Dan  hadis  Rasulullah SAW makan Ayam itu, cacatnya banyak bukan sekedar tafarrud , tapi syadz. Dan realitanya  di kalangan tabiin tiada yang tahu  hadis  itu kecuali Zahdam.  Apalagi  Zahdam sendiri  bukan penduduk Medinah tapi Basrah
ولهذا نقول إنه ينبغي لطالب العلم أن ينظر أن من قرائن الإعلال والرد للأحاديث، في تفردات الكوفيين والعراقيين على وجه العموم،
مجلة البحوث الإسلامية

Karena ini, kami katakan: Layak sekali bagi thalib ilm untuk melihat bahwa sebagian tanda cacat dan tertolaknya beberapa hadis adalah tafarrudnya perawi Kufah dan Irak secara umum ( seperti Zahdam – orang Basrah ).
Majalah buhus Islamiyah.
Kiyai Ahmad Rifai Alif menulis :
Okelah..bahwa kalangan Mutaqoddimin memang membenci untuk meriwayatkan hadits secara ghorib, bahkan menganggapnya itu sebagai cacat, namun yang mereka tolak bukan pada tataran rowi pada thobaqoh awwal seperti sahabat dan tabiin..

الأول : تفرد في الطبقات المتقدمة
كطبقة الصَّحَابَة ، وطبقة كبار التَّابِعِيْنَ ، وهذا التفرد مقبول إذا كَانَ راويه ثقة

Tafarrud pada thobaqoh muqoddimah, seperti thobaqoh shahabat dan thobaqoh kibaarut taabiin, maka tafarrud ini di terima tetkala rawinya tsiqqoh.
Saya jawab:
Itu  pendapat  boleh benar , boleh tidak. Beda dengan pendapat  sbb:
Abu bakar al bardiji  berkata:
المنكرهو الذي يحدث به الرجل عن الصحابة ، أو عن التابعين ، عن الصحابة ، لايعرف ذلك الحديث ـ متن الحديث ـ إلا من طريق الذي رواه ، فيكون منكرا
Hadis  munkar adalah hadis yang  di sampaikan oleh  seorang lelaki  dari  sahabat atau  dari tabi`in dari sahabat. Hadis  itu atau redaksinya   tidak dikenal kecuali   dari orang tsb , maka  hadis itu adalah munkar.
(3) شرح علل الترمذي (2/ 653ـ654) وانظر التعديل والتجريح للباجي (1/302)

Dalam Syarah  Abu Dawud  karya  al  aini  41/1 dijelaskan:
 
شرح أبي داود للعيني - (ج 1 / ص 41)
جاء بعد هذه الكلمة في " توجيه النظر " : " وأما الحديث الغريب فإنه لا يحتج به ولوكان من رواية الثقات من أئمة العلم "
Dalam  " Taujihun nadhar " ada kalimat setelah kalimat itu  :
Adapun hadis gharib ( nyeleneh)  tidak boleh dibuat pegangan  sekalipun  dari riwayat perawi – perawi terpercaya dari kalangan imam – imam ilmu ( tokoh – tokoh  ulama ).
Sebetulnya masalahnya sangat sederhana. Kalau para  sahabat dan istri – istri  Rasulullah SAW tidak pernah memotong Ayam atau  Burung , maka  kita ikut mereka lebih selamat dari pada kita memakannya  dengan dalil  Zahdam yang masih dipertentangkan atau  kalimat mikhlab dipelintir artinya. Masih  banyak daging yang  di halalkan  seperti daging Sapi, kambing  Unta dan ikan. Saya hawatir  termasuk ayat ini:
وَتَرَى كَثِيرًا مِنْهُمْ يُسَارِعُونَ فِي اْلإِثْمِ وَالْعُدْوَانِ وَأَكْلِهِمُ السُّحْتَ لَبِئْسَ مَا كَانُوا يَعْمَلُونَ

Dan kamu akan melihat kebanyakan dari mereka (orang-orang Yahudi) bersegera membuat dosa, permusuhan dan memakan yang haram. Sesungguhnya amat buruk apa yang mereka telah kerjakan itu. Al Maidah  62
Mayoritas Yahudi melakukan  hal itu dan amat jeleklah perbuatan mereka, sekarang mayoritas  umat Islam juga terjangkit penyakit seperti itu kecuali orang yang dijaga oleh Allah dengan mengikuti sariatnya dan sedikitlah mereka. Saya  ingat ayat:
قَالَ أَرَأَيْتَكَ هَذَا الَّذِي كَرَّمْتَ عَلَيَّ لَئِنْ أَخَّرْتَنِ إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ لَأَحْتَنِكَنَّ ذُرِّيَّتَهُ إِلَّا قَلِيلًا
Dia (iblis) berkata: "Terangkanlah kepadaku inikah orangnya yang Engkau muliakan atas diriku? Sesungguhnya jika Engkau memberi tangguh kepadaku sampai hari kiamat, niscaya benar-benar akan aku sesatkan keturunannya, kecuali sebahagian kecil". Al Isra` 62
Sekian dahulu, jawaban saya. Untuk yang lain masih menyusul dan akan  saya jawab  dengan urut  insya Allah wallahul mustaan. 


Mau nanya hubungi kami:
088803080803( Smartfren). 081935056529 (XL )  https://www.facebook.com/mahrusali.ali.50



Artikel Terkait

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pesan yang baik, jangan emosional.Bila ingin mengkeritisi, pakailah dalil yang sahih.Dan identitasnya jelas. Komentar emosional, tidak ditayangkan