Senin, Juni 30, 2014

Salam Dua Jari - Jangan Mau Pilih Jokowi .. Salam Dua Jari .. Ojo Pilih Jokowi

Salam Dua Jari - Jangan Mau Pilih Jokowi .. Salam Dua Jari .. Ojo Pilih Jokowi

JAKARTA (voa-islam.com) - Di kampung-kampung dikalangan anak-anak dan para remaja, sekarang populer, lagu Jokowi 'Salam dua jari'. Tetapi, lagu 'kebangsaan' Jokowi itu, liriknya diplesetkan.

Anak-anak dan para remaja memplesetkan,  'Salam dua jari.. Jangan lupa pilih Jokowi', sekarang diplesetkan dengan, 'Salam Dua Jari .. Jangan mau pilih Jokowi. Salam dua jari .. Jangan mau pilih Jokowi .. Ojoo kuwi .. (jangan itu)

Memang, rakyat semakin jenuh dan muak melihat cara-cara kampanye para pendukung Jokowi-JK yang membabi-buta, tanpa sedikitpun memiliki rasa malu alias 'rai gedek' (muka tembok). Membodohi rakyat dengan cara memutar-balikan fakta. Mencari-cari segala kekurangan dan kelemahan Prabowo, sebaliknya menjunjung tinggi-tinggi Jokowi, seperti Metro TV.

Tetapi, sesudah tiga kali debat capers, dan terakhir debat cawapres antara Hatta Rajasa-JK, sangat nampak dan faktual kemampuan Jokowi, tidak memiliki kemampuan memimpin dan menjadi presiden. Kemampuan Jokowi sesudah diuji tiga debat dalam capres, kelasnya Jokowi itu, hanyalah sebagai kelas 'lurah', bukan walikota, gubernur, apalagi menjadi presiden. Itu bukan kapasitas Jokowi.

Sementara itu, JK sudah terlalu tua, dan nampak letih, dan sudah pernah menjadi wakil presiden. JK sudah 'sepuh', dan bau tanah, seharusnya lebih banyak bertaubat, taubatan nasuha menghadapi kematian, bukan ikut berlaga menjadi calon wakil presiden.

Karena, jabatan wakil presiden sudah pernah dia nikmati. JK sudah harus meninggalkan nafsu ambisinya terhadap kehidupan dunia. Dalam debat cawapres Minggu malam lalu, justru JK nampak didekte oleh Hatta Rajasa, dan JK sudah banyak lupa, dan mengulang masa lalu.

Sekarang sangat logis, jika tingkat keterpilihan calon presiden Jokowi terus melorot. Mendekati hari H pelaksanaan Pemilu Presiden 9 Juli mendatang, pamor Joko malah kian redup. Siapa kambing hitamnya?

Jika mundur ke belakang, pengusungan Joko Widodo sebagai calon presiden dari PDI Perjuangan karena tingkat keterpilihannya yang melesat tinggi, melebihi tokoh politik lainnya. Tetapi, mata rakyat ditipu dengan hasil-hasil polling dan survei palsu yang dibuat media-media bayaran, dan para begundal 'Asing dan A Seng', yang sengaja menggelembungkan Jokowi.

Seperti riset Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) pada 26-29 Maret 2014 lalu, elektabilitas Jokowi berada di angka 51,8 persen. Angka ini melampaui Prabowo Subianto yang masih berada di angka 22,5 persen.

Gelembung balon 'Jokowi' ini banyak yang ngiler, berlomba-lomba mendukung Jokowi, dan bahkan mengeluarkan puluhan triliun mendukung Jokowi. Bahkan, menurut pendiri PDIP Sabam Sirait, mengatakan bahwa JK menggelontorkan dana Rp 10 triliun, guna membayar 'ongkos' sebagai cawapres' Jokowi.

Namun tiga bulan berselang, pamor Jokowi yang telah berpasangan dengan Jusuf Kalla, secara konsisten justru jeblok. Namun sebaliknya, Prabowo Subianto yang telah berpasangan dengan Hatta Rajasa secara konsisten meningkat.

Setidaknya survei Indo Barometer yang dilakukan pada 16-22 Juni 2014 mengungkapkan elektabilitas Prabowo-Hatta 42,6 persen dan Jokowi-JK 46,0 persen. Margin antar keduanya kian tipis, di kisaran 3,5 persen.

Kondisi ini tidak dapat diterima sepenuhnya oleh Tim Kampanye Nasional Joko-Kalla yang juga politisi PDI Perjuangan Achmad Basarah. Ia mengaku tidak percaya dengan hasil riset sejumlah survei tersebut. Melalui media MetroTV, terus digebuki Prabowo dengan berbagai isu miring, dan menampilkan tokoh-tokoh 'palsu', seperti Adian Napitupul menghajar Prabowo dengan penuh penghinaan. Dari soal  HAM sampai soal istri Prabowo.

Selanjutnya, mereka membuat alasan, hasil riset tidak berbanding lurus dengan antusiasme masyarakat kepada Jokowi saat kampanye. "Rasanya aneh kalau elektabilitas Jokowi disebut tidak pernah mengalami peningkatan," sesal Basarah dalam siaran pers yang diterima, akhir pekan kemarin.

Lebih lanjut Basarah menuding ada upaya skenario kecurangan Pemilu Presiden mulai rekayasa pembentukan opini dengan memanfaatkan lembaga-lembaga survei. Tujuannya, menurut mantan aktivis GMNI ini, untuk menaikkan elektabilitas Prabowo-Hatta dan menurunkan elektabilitas Jokowi-JK.

Basarah menuding, proses pemilu legislatif 9  April 2014 lalu terdapat praktik kecurangan dalam pelaksanaannya seperti pencoblosan, penghitungan hingga rekapitulasi yang melibatkan oknum penyelenggara pemilu. "Sebagian besar masih bertugas kembali dalam Pemilu Presiden ini," ungkap Wakil Sekjen DPP PDI Perjuangan.

Pernyataan politisi PDI Perjuangan ini tentu patut diperdebatkan. Menuding lembaga riset politik sebagai upaya perekayasaan opini yang berujung pada rekayasa pemilu presiden tentu sebagai upaya kambing hitam atas kondisi terkini terhadap elektabilitas Jokowi-Kalla. Padahal, turunnya elektabilitas kandidat presiden tentu banyak faktor.

Salah satu hal yang paling banyak mendapat kritik ihwal tidak berjalannya mesin politik partai pendukung di koalisi Jokowi-Kalla. Koalisi Jokowi-JK dalam kenyataannya lebih memaksimalkan peran para relawan ketimbang mesin partai politik yang memiliki jaringan hingga struktur bawah.

Berbeda dengan koalisi Prabowo-Hatta, di koalisi ini mesin partai telah hidup. Hal itu pula ditegaskan dalam riset Indo Barometer yang mengungkapkan partai politik pendukung pasangan ini telah berjalan. "Mesin koalisi Prabowo-Hatta mulai bangkit," tegas Direktur Eksekutif Indo Barometer M Qodari.

Hasil manipulasi dan pembodohan yang sengaja mengangkat tinggi Jokowi itu, sekarang sudah mendapatkan hasilnya. Di mana ketika Jokowi-JK diuji oleh publik, termasuk debat capres dan cawapres, menjadi jelas dan faktual, Jokowi-JK, tidak layak memimpin negeri ini.

Maka, lagukan bersama-sama setiap hari menjelang 9 Juli, 'Salam dua jari .. Jangan mau pilih Jokowi'. Cukup pembodohan Metro TV, Kompas, Tempo, mereka tidak berguna lagi, mereka sudah tidak lagi dapat membodohi dan memanipulasi rakyat dengan kebohongan. (jj/dbs/voa-islam.com)
- See more at: http://www.voa-islam.com/read/indonesiana/2014/07/01/31287/salam-dua-jari-jangan-mau-pilih-jokowi-ojo/#sthash.VZxuPvVG.dpuf

PENGHINAAN FANS JOKOWI KEPADA ULAMA SUDAH KETERLALUAN!




By on 6:39 PM

 

KALIAN BOLEH MENGHINA PRABOWO SESUKAMU, TAPI JANGAN HINA ULAMA! DERAJAT MEREKA LEBIH TINGGI DARI CAPRES MANAPUN!

ULAMA ADALAH PEWARIS NABI. MENGHINA ULAMA ADALAH HAL FATAL! KALIAN YG PAKAI TAGAR #SALAM2JARI HARUS HATI2 CUK!

PARA PENGHINA ULAMA BOLEH BERURUSAN DENGAN SAYA DAN BANSER NU! BAIK FANBOY JOKOWI ATAU PRABOWO! CAMKAN BAIK2!

NU dan Banser selalu menjadi penjaga perbedaan keyakinan dan agama lain. Kalau ulama NU kalian lecehkan, lalu kalian maunya apa?

Tiap Natal Banser jaga gereja, jaga perbedaan ttp utuh dlm Bhineka Tunggal Ika. Ya ulama2 NU yg kalian hina itu yg perintahkan kami.

Kalau Kyai NU yg sangat toleran dan pluralis thd perbedaan keyakinan kalian hina, lalu kalian ini golongan apa? Komunis? #salam2jari taik!

Sesuai dhawuh Ulama dan Kyai NU, kami diminta menahan diri dan memaafkan khilaf kalian para #Salam2Jari tp ini adl catatan bg Banser NU

Banser NU adl benteng ulama. Dan Ramadhan tak menghalangi peperangan. Bahkan Perang Badar ada di bulan Ramadhan. Berhati2lah dlm kampanye!

Banser NU lahir di Malang. Di Satkorcab Banser Malang kami membawahi  5.000 personil. Kalau sy lembek, anggota sy gmn? Caper? #akusabaro

*by @zvlham
(https://twitter.com/zvlham/)

Lagi, Timses Jokowi Nyaris Baku Hantam Dengan Mahasiswa UGM


By Asqi Resnawan on 2:06 PM
(Yogyakarta) Penganiayaan terhadap sejumlah mahasiswa UII (Universitas Islam Indonesia) Yogyakarta, yang dilakukan relawan timses Jokowi-Kalla beberapa waktu lalu berbuntut aksi penolakan mahasiwa UGM (Universitas Gajah Mada) terhadap kampanye Jokowi bertajuk ‘Bedah Visi Misi Pendidikan Nasional Jokowi’ yang berlangsung di Wisma Kagama, UGM, Yogyakarta, Senin (30/6).

Kader PDI-P, Esti Wijayanti, yang berada di lokasi bahkan langsung menuduh mahasiswa UGM sengaja ingin menganggu kampanye Jokowi, hingga terlibat adu mulut dan nyaris terjadi keributan antar mahasiswa UGM dengan timses Jokowi-Kalla.

Padahal para mahasiswa tersebut hanya membagikan selebaran kepada mahasiswa lain di area kampus. Lalu dituding sedemikian rupa oleh timses Jokowi membuat para mahasiwa yang memang sudah kesal dengan aksi penganiayaan timses Jokowi terhadap mahasiswa UII semakin bertambah tersinggung. Namun para mahasiswa tersebut tidak terpancing dengan sikap arogan Esti dan sejumlah rekannya sesama timses.

Esti berteriak-teriak arogan, sementara mahasiswa UGM meski kesal tapi berusaha menanggapi secara intelektual. Sejumlah pria yang mendampingi Esti juga nampak bersikap petantang petenteng. Esti berkoar-koar bahwa hari ini merupakan jadwal kampanye terbuka milik PDIP, bukan kampanye Prabowo.

"Ini waktunya jadwal kampanye terbuka Jokowi, bukan Prabowo. Kalau kalian membuat acara seperti ini, padahal kami ada acara disitu, didalam ruangan," teriak Esti pada koordinator aksi mahasiswa.

Aksi arogan yang terus dipertunjukkan timses Jokowi di dalam lokasi kampus UGM itu nampaknya membuat para mahasiswa lain terpancing. Kondisi yang semakin panas itu membuat kedua belah pihak hampir saja terlibat baku hantam namun polisi yang berada di lokasi langsung melerai pertengkaran tersebut.
(spektanews)

Resmi, Demokrat Dukung Prabowo-Hatta


Senin, 30 Juni 2014, 17:31 WIB

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Partai Demokrat secara resmi menyatakan dukungannya terhadap Prabowo Subianto-Hatta Rajasa dalam Pilpres 2014 karena pasangan tersebut memiliki visi-misi segaris dengan partai yang dipimpin Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) itu.

Dalam konferensi pers itu turut hadir petinggi Partai Demokrat, seperti Edi Baskhoro Yudhoyono (Ibas), Amir Syamsuddin, Jero Wacik, E.E. Mangindaan, dan Roy Suryo.

"Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Demokrat memutuskan dan mengintruksikan kepada seluruh pimpinan DPD, DPC PAC Demokrat, kader, simpatisan, organisasi sayap, dan seluruh pendukung Partai Demokrat agar memberikan dukungan penuh kepada Prabowo-Hatta dalam Pilpres 9 Juli 2014," kata Ketua Harian DPP Partai Demokrat Syarief Hasan di Kantor DPP Demokrat, Senin (30/6).

Syarief mengatakan bahwa terdapat sejumlah pertimbangan yang melandasi keputusan DPP Partai Demokrat ini. Dalam Rapimnas 18 Mei 2014, kata dia, dinyatakan dalam pilpres Partai Demokrat netral, tetapi tidak golput.

Oleh sebab itu, Demokrat menentukan sikap akan mendukung capres-cawapres dengan visi-misi segaris. Berdasarkan statement politik Partai Demokrat pada tanggal 20 Mei 2014, Partai Demokrat akan menentukan sikap setelah mengamati dan mempelajari visi-misi capres-cawapres.

"Pada tanggal 1 Juni 2014, ada pemaparan capres-cawapres Prabowo-Hatta dan segaris dengan visi-misi Partai Demokrat. Kemudian, Partai Demokrat mengikuti dan mengamati orasi Prabowo-Hatta selama kampanye, yang menurut kami akan melanjutkan program ekonomi pemerintahan SBY, dan program kesejahteraan rakyat pemerintahan SBY," ujarnya.

Lebih jauh Syarief juga mengutarakan bahwa masukan yang diterima dari kader-kader Demokrat di daerah mengusulkan agar Partai Demokrat mendukung capres-cawapres Prabowo-Hatta.

"Statement politik ini dari DPP Partai Demokrat. Ketua Harian dan Sekjen punya otoritas untuk ini. Kami yakin dukungan ini akan lebih meningkatkan dukungan bagi Prabowo-Hatta, kami yakin insya Allah Prabowo-Hatta akan menang dalam Pilpres," ujar menteri koperasi dan UKM itu.

Syarief mengatakan bahwa pihaknya belum memikirkan sanksi yang akan diberikan kepada kader yang tidak sejalan dengan keputusan ini. Baginya membantu memenangi Pilpres 9 Juli, lebih penting daripada memikirkan sanksi.

Ketika ditanya apakah keputusan ini juga mencerminkan sikap Ketua Umum DPP Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono, dia tidak membantah dan tidak mengiyakan. "Intinya semua petinggi partai kan komplit hadir di sini. Di Partai Demokrat terstruktur, mekanisme jelas, semua dalam satu kontrol Ketua Umum,"

Minggu, Juni 29, 2014

Jika Ingin Menang, Jokowi harus Bantah Dua Isu Ini


Senin, 30 Juni 2014, 07:04 WIB
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pakar psikologi politik Universitas Indonesia (UI), Hamdi Muluk, menyatakan capres nomor urut dua, Joko Widodo (Jokowi), harus membentah dua isu utama jika ingin menang pilpres.

"Kalau Jokowi mau menang, dia harus cepat membantah isu masalah SARA dan capres boneka," ujar Hamdi. Kepada para wartawan, Ahad (29/6) petang, di Jakarta.

Hamdi Muluk menjadi pembicara di acara "Benarkah Mesin Partai Tak Bergerak di Pilpres 2014?" pada Ahad (29/6) sore di Jakarta. Acara ini diselenggarakan oleh Lingkar Kajian Wartawan Pemilu.

Agama itu penting, karena masyarakat Indonesia melihat agama sebagai sesuatu yang afektif. "Orang itu bisa bacok-bacokan kalau tersinggung soal agama," tutur Hamdi.

Jadi, orang itu bisa nggak 'respect' kalau melihat orang itu tidak beragama. "Walaupun orang itu sendiri belum tentu sholeh," ungkap Hamdi.

Kalau isu agama itu cepat sekali masuknya, umumnya begitu. "Jadi, Kubu Prabowo-Hatta mendiskreditkan Jokowi soal agama itu efektif," jelas Hamdi.

Terutama untuk basis pemilih di wilayah Sumatera Barat, Jambi dan orang-orang religius itu kena semua.

Isu kedua ialah soal capres boneka, tentang Jokowi yang dikendalikan oleh orang-orang di belakangnya. "Itu merugikan betul, jadi harus cepat di 'counter' oleh kubu Jokowi dalam waktu singkat ini," papar Hamdi.

Kedua isu ini telah menggerus elektabilitas Jokowi. Sementara sekarang Prabowo dapat angin, ketika isu pelanggaran HAM menjadi tidak terlalu penting di masyarakat. "Jadi, orang bilang nggak apa-apa," lanjut Hamdi.

Cara lain yang harus ditempuh ialah sikap tegas Jokowi. "Seharusnya, Jokowi bisa mencitrakan dirinya tegas," ujar Hamdi.

Tegas itu dalam pengertian mengambil keputusan, bukan dalam tampilan fisik. "Tapi, berikan contoh kepada masyarakat secara konkrit. Bagaimana tegas yang benar itu," tutur Hamdi.

Menurut Hamdi, sisa waktu sembilan hari jelang pilpres ini sudah perang karakter antar kedua capres. "Jadi, siapa yang bisa tampil di masyarakat, saya orang baik dan situ orang buruk," papar Hamdi.

Program dan visi-misi capres nggak penting. Masyarakat juga tidak tahu apa program dan visi-misi kedua capres

Hendropriyono ke Ambon, Mau Bikin Skenario Rusuh SARA?


By Asqi Resnawan on 7:42 PM

Mantan Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) yang juga anggota tim pemenangan pasangan Jokowi-Jusuf Kalla (JK), AM Hendropriyono pergi ke Ambon dengan alasan konsolidasi kemenangan Jokowi-JK.

Kali ini Hendropriyono melakukan penggalangan dukungan ke wilayah Ambon yang diprediksi akan menjadi lumbung suara Jokowi-JK.

"Terkumpul 10 orang saja bisa menggemparkan dunia. Di Ambon ini, Kawan Jokowi lebih dari 100 orang akan menggemparkan Republik Indonesia pada tanggal 9 Juli," ujar Hendropriyono, Minggu (29/6/2014).

Menurutnya, meyakini masyarakat Maluku khususnya Kota Ambon akan mendukung Jokowi-JK di Pilpres. Hal ini didasari karena masyarakat Ambon mengidolakan Jokowi yang memiliki visi dan misi yang kuat membangun Indonesia Timur.

"Dia punya cita-cita besar untuk Indonesia Timur. Masyarakat Maluku sangat antusias dengan kepemimpinan Jokowi. Mereka pun mengidolakan seorang pemimpin yang lahir dari kalangan bawah, orang kecil yang punya cita-cita besar. Dan hasilnya pun sudah terbukti ketika menjadi wali kota dan gubernur. Jokowi bukan orang yang `akan, akan, dan akan`. Dia telah membuktikan sebelumnya, sudah melakukan yang terbaik, dan masyarakat Maluku sadar dan tahu soal itu," ujarnya.

Keyakinan Hendropriyono jika suara Jokowi akan tinggi diamini oleh mantan gubernur Maluku Karel Albert Ralahalu yang turut mendampingi Hendropriyono dan Sutiyoso di Ambon.

Dalam artikel George J. Aditjondro, "Orang-orang Jakarta di Balik Tragedi Maluku" disebutkan Hendropriyono memunculkan kerusuhan Ambon karena kasus pelanggaran HAM seperti Talang Sari mulai dibongkar. (petikan)

Prijanto: Jangan Beri Peluang Komunis Berkuasa


By Asqi Resnawan on 12:49 PM

Dalam masa kampanye Pilpres ini ada beberapa peristiwa yang dapat dinilai sebagai indikasi bangkitnya komunis PKI di Indonesia. Peristiwa tersebut dapat ditelusuri sejak Oktober 2002.

Saat itu, kader PDIP Ribka Tjiptaning menulis buku dengan judul yang sangat provokatif 'Aku Bangga Jadi Anak PKI'.

Menyusul kemudian Juni 2010, pertemuan anak PKI dari berbagai kota yang turut dihadiri oleh anggota DPR RI dari Fraksi PDI-Perjuangan, Rieke Dyah Pitaloka di Banyuwangi, Jawa Timur. Terakhir dikabarkan anak eks-PKI terbang ke China guna belajar politik dari partai komunis di sana.

"Sepertinya komunisme sedang lakukan rekonsolidasi secara serius dan terencana di Indonesia," ujar mantan Aster Kasad Mayjen TNI Purn Prijanto di Jakarta, Minggu (29/6/2014).

Menurutnya, istilah petugas partai yang disampaikan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri kepada Jokowi juga dinilai modus komunisme. Sebab, istilah petugas partai mirip dengan pekerja partai yang pernah digunakan tokoh PKI DN Aidit.

"Dalam otak orang PKI, Babinsa adalah salah satu dari '7 Setan Desa' yang harus dimusnahkan. Adu domba, saling fitnah, lempar isu sembunyi tangan, mengobok-obak institusi TNI AD mirip dengan suasana kebatinan saat PKI akan lakukan kudeta tahun 1965," kata mantan Wakil Gubernur DKI Jakarta tahun 2007-2012 tersebut.

Menurut Prijanto, pelan-pelan rakyat dijauhkan dari TNI di saat yang sama alutsista TNI dilemahkan.

"Tank Leopard yang dibutuhkan TNI AD ditolak. Dalam sejarah, TNI-AD memang adalah musuh bebuyutan komunis-PKI. Sepertinya ada aktor tertentu yang secara terbuka ataupun tersembunyi memanfaatkan kebebasan dalam Pilpres untuk memfitnah dan adu domba. Ada apa? Siapa yang bermain?," jelas dia.

Dia menjelaskan, rangkaian petistiwa tersebut patut dinilai komunis PKI menggeliat. Ancaman laten komunis sangat nyata, perlu kita waspadai. "Bagi saya hanya satu kalimat yang paling tepat, jangan pernah beri peluang untuk komunis berkuasa di Indonesia," tandasnya.[ris/inilah]

Kivlan Zen sebut ada bau-bau komunis di belakang Jokowi


By Asqi Resnawan on 6:01 AM
Tim sukses Prabowo-Hatta, Kivlan Zen menuding ada ideologi komunis di belakang Capres Joko Widodo (Jokowi). Hal itu disampaikan oleh Kivlan di Hotel Crowne, Jl. Gatot Subroto Jakarta, Kamis (26/6).

"Di bidang ideologi, paham-paham komunis emang sudah tidak eksis. Namun masih ada sampai sekarang segelintir dari nomor dua," kata Kivlan Zen.

Menurutnya, indikasi penganut komunis itu terlihat dari sebutan kawan pada pendukung Jokowi. Sebutan itu adalah panggilan kamerad untuk para aktivis komunis.

"Ada foto-foto Jokowi yang bertuliskan kawan Jokowi. Sebutan kawan itu sama-sama sebutan kamerad, itu bau-bau PKI, bau-bau komunis," terangnya.

Selain itu, dia juga mengungkapkan adanya informasi dukungan China untuk membangunkan kembali ideologi komunis. Hal itu terlihat dari banyaknya propaganda yang menyerang wacana nasionalisme yang didengungkan Prabowo.

"Saya mendetek China akan memberikan Rp 15 triliun jika dapat membangun komunis di Indonesia. Sekarang ada indikatornya propaganda dan agitator menjelek-jelekkan Prabowo," ujarnya.(Yahoo)

Kenapa Elektabilitas Prabowo-Hatta Ungguli Jokowi-JK?


Minggu, 29 Juni 2014, 09:54 WIB
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dalam beberapa survei, elektabilitas Prabowo Subianto-Hatta Rajasa mengungguli capres-cawapres Joko Widodo-Jusuf Kalla (Jokowi-JK).

Pengamat politik Universitas Indonesia (UI), Agung Suprio menyatakan, fenomena ini terjadi karena Jokowi-JK seperti kehabisan tema kampanye.

"Pemilih Jokowi-JK cenderung stagnan, sementara sebagian besar 'undecided voters' memilih Prabowo-Hatta. Ini terjadi karena persepsi terhadap pasangan ini lebih baik," ujar Agung saat dihubungi Republika, Ahad (29/6).

Apalagi, tambahnya, mesin partai Prabowo-Hatta berjalan dengan baik. Termasuk tim medianya yang bekerja optimal.

Menurut Agung, Prabowo juga berhasil mencitrakan diri sebagai sosok yang Sukarnois. Misalnya, berani terhadap asing namun mampu menampilkan pribadi yang humanis. Sehingga kesan angkernya hilang.

Sementara Hatta dianggap mampu menyedot suara dari luar Jawa, terutama Sumatra. "Di sisi lain, Hatta berhasil dicitrakan sebagai sosok Mohammad Hatta, wakil dari Prabowo yang mencitrakan sosok Sukarno," ungkap Agung

Siapakah Capres Peduli Pendidikan Itu?

By on 4:15 AM

Berpulun tahun lalu John F kennedy Presiden Amerika Serikat diminta agar pemerintahannya memberikan bantuan bagi pelajar kulit hitam untuk menimba ilmu disana, tapi hal itu tidak didukung oleh parlemen hingga akhirnya dia keluarkan uang pribadinya utk disumbangkan bagi para pelajar berprestasi, termasuk didalamnya Obama yang ketika itu juga mendapatkan bantuan beasiswa, hingga hari ini Obama bs menjadi presiden.

Hal yang sama terjadi, ketika dimana ada seorang Indonesia, yang tak pernah diliput media, ataupun tak pernah minta diliput media telah mengucurkan dana pribadinya utk membiayai peneliti-peneliti Indonesia, membiayai studi anak bangsa berprestasi hingga layak dapat beasiswa keluar negri.

Sedikit juga yang tahu, karena memang tak pernah ada publikasi guna menarik simpati, bukan dilakukan hanya ketika menjelang kampanye saja. Bahwasanya seseorang dermawan itu ternyata juga mempunyai lebih dari 8000 anak asuh di papua. Begitu cintanya beliau pada papua, hingga ingin daerah itu maju krn memilki SDM asli papua yg handal utk mengelola daerah mereka sendiri. Bkan seperti skrg justru kekayaan mereka didominasi para pendatang bahkan bangsa asing, hingga masyarakat asli terpinggirkan.

    

Ini adalah capture (cuplikan) status facebook dari salah seorang Profesor kenamaan dari UI yang belakangan ramai dibicarakan. Namun beliau tak menyebutkan secara gamblang tentang siapa yg ia bicarakan dlm isi statusnya tersebut. Namun silahkan dinilai sendiri kira-kira capres mana yang beliau maksud. Saya juga tak akan menyebutkan nama biar anda analisa sendiri. Karena disini saya hanya ingin mengajak kita menjadi cerdas dengan memilih dgn menganalisa, bukan memilih berdasarkan pencitraan semata.

Pilih presiden yg ikhlas untuk rakyat, yang ingin memajukan pendidikan Indonesia. Semua kepala daerah dan kepala negara memang menurut amanat undang-undang harus memajukan pendidikan. Tapi sebagian besar menggunakan uang dari negara (APBN) untuk membiayai tetek bengek program pendidikan (gratis) mereka. Jangan terlampau bangga dengan slogan kerja, kerja, kerja, seolah menganggap yang lain belum berbuat apa-apa... karena semua diantara kita pada dasanya adalah manusia pekerja. Yuk kita buka mata, kalau ada seseorang yang tak diliput media, bahkan merogoh kantong pribadinya utk memajukan pendidikan demi kemajuan Indonesia.salam perubahan untuk Indonesia  lebih bermartabat,(dr. Wahyu Triasmara/kompasiana)


Sabtu, Juni 28, 2014

Semoga Allah memberi manfaat kepada kita dari berkahnya

Semoga Allah memberi manfaat kepada kita  dari berkahnya:

Kalimat ini, setahu  saya tidak pernah di katakan oleh para sahabat atau para Rasulullah SAW. Ia  biasa di katakan oleh kalangan ahli bid`ah. Bahkan hawariyun -  aktivis dakwah yang akrab dengan Nabi Isa   yang di beri keberkahan dalam ayat:
وجعلني مباركا أين ما كنت وأوصاني بالصلاة والزكاة ما دمت حيا
“Dan Dia menjadikan aku seorang yang diberkati di mana saja aku berada, dan Dia memerintahkan kepadaku (mendirikan) shalat dan (menunaikan) zakat selama aku hidup” (Maryam: 31)
mereka  tidak pernah menyatakan seperti itu.
Kalimat
وَنَفَعَنَا مِنْ بَركَاتِهِ
Semoga Allah memberi manfaat kepada kita  dari berkahnya ( wali yang masih hidup atau mati )
Kalimat itu sering kita dengarkan dari kalangan tokoh  ahli bid`ah dan syirik, Ternyata  ahli bid`ah yang ngefan dengan kalimat itu , malah  berbahaya bagi mereka. Dimana mereka  selalu berlumuran dengan lumpur kesyirikan dan kebid`ahan dan sulit di cerahi dengan  sinar tauhid dan sunnah.  

LSI : Tren Blusukan Jokowi Basi, Elektabilitas Menurun Drastis

Jakarta, HanTer - Melejitnya elektabilitas calon presiden nomor urut dua Joko Widodo biasa dipanggil Jokowi karena hobinya yang suka 'blusukan'. Kini kecenderungan itu sudah kurang, sebab masyarakat sudah bosan.

Menurut Peneliti Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Adjie Alfaraby mengatakan sampai saat ini kubu Jokowi-JK belum membuat gebrakan atau isu-isu baru selain 'blusukan' yang bisa membuat elektabilitasnya meroket. Padahal, saat ini masyarakat sudah melupakan isu 'blusukan' Jokowi.

"Pasca periode puncak elektabilitas Jokowi yang terjadi sebelum Pileg 2014, belum ada sesuatu yang fresh dan baru dari Jokowi setelah fenomena 'blusukan' yang melekat kuat pada diri Jokowi," kata Adjie, Minggu (15/6).

Menurut Adjie hal itu yang menjadikan elektabilitas Jokowi tidak mengalami perkembangan dan hampir disalip oleh lawannya yakni Prabowo Subianto.

"Laju elektabilitas Jokowi mengalamai stagnan, puncak elektabilltas Jokowi ada di Pileg," bebernya.

Sementara capres Prabowo Subianto semakin tampil dengan strong leadership-nya dan membuat gebrakan baru untuk meraih dukungan masyarakat. Sebab dari hasil survei yang dilakukan, masyarakat memerlukan pemimpin yang tegas dan hal ini ada pada Prabowo.

"Prabowo semakin tampil dengan strong leadership-nya yang memang dirindukan masyarakat," tegas Adjie.

Bahkan Prabowo berhasil melakukan komunikasi dan meraih dukungan dari mesin politik dan tokoh penarik suara yang kecewa dan mengalami kemuntuan dalam membangun komunikasi dengan kubu Jokowi pasca Pileg berlangsung. Hal tersebut seperti bisa dilihat dari partai dan tokoh yang mendukung Prabowo-Hatta.

"Mesin politik dan tokoh tersebut seperti Partai Golkar, Partai Demokrat, Hari Tanoe yang memiliki stasiun TV, Rhoma Irama yang punya banyak masa," tutup Adjie.

(Luki)

Survei Vox Populi : Prabowo-Hatta 52,8 Persen, Jokowi-JK 37,7 Persen -



Survei Vox Populi : Prabowo-Hatta 52,8 Persen, Jokowi-JK 37,7 Persen
    “Faktor keamanan adalah salah satu kebutuhan masyarakat,” kata Direktur Puskaptis Husin Yazid seperti dikutip Inilah.com, Jumat (20/6)

    Dia menjelaskan ekonomi global sudah berlangsung, masyarakat butuh perlindungan. Dalam hal ini masyarakat mempercayai Prabowo bisa melakukan perlindungan tersebut.

    Selain itu, faktor yang juga banyak berpengaruh terhadap penurunan elektabilitas Jokowi adalah serangan brutal dari kubu Jokowi. Masyarakat bisa melihat hal itu dan memberikan rasa simpati kepada Prabowo.

Jakarta (SI Online) - Jika pemilihan presiden dan wakil presiden dilakukan hari ini, maka pasangan nomor urut satu, Prabowo-Hatta akan jadi pemenang.

“Prabowo-Hatta memperoleh suara 52,8%, sedangkan Jokowi-Kalla hanya 37,7%,” kata Direktur Eksekutif Vox Populi, Basyinursyah, dalam konfrensi persnya di Cikini, Jakarta Pusat, Jumat (20/6/2014), seperti dikutip Inilah.com.

Dia menambahkan, survei ini dilakukan terhadap berbagai kelompok masyarakat. Mulai dari latar belakang pendidikan, tempat tinggal, status pekerjaan serta kelompok umur.

“Dari berbagai kelompok masyarakat yang ada, terlihat bahwa Prabowo-Hatta selalu unggul elektabilitasnya dibanding Jokowi-Kalla,” ujarnya.

Survei ini dilakukan terhadap 4.998 sampel melalui wawancara tatap muka. Metode yang digunakan adalah musltistage random sampling, dan margin eror lebih kurang 1,8%. Survei dilakukan pada 3 hingga 15 Juni 2014.

Dalam kesempatan terpisah, Direktur Puskaptis Husin Yazid menjelaskan alasan perlindungan keamanan menjadi salah satu faktor yang membuat elektabilitas Prabowo-Hatta melambung.

“Faktor keamanan adalah salah satu kebutuhan masyarakat,” kata Direktur Puskaptis Husin Yazid seperti dikutip Inilah.com, Jumat (20/6)

Dia menjelaskan ekonomi global sudah berlangsung, masyarakat butuh perlindungan. Dalam hal ini masyarakat mempercayai Prabowo bisa melakukan perlindungan tersebut.

Selain itu, faktor yang juga banyak berpengaruh terhadap penurunan elektabilitas Jokowi adalah serangan brutal dari kubu Jokowi. Masyarakat bisa melihat hal itu dan memberikan rasa simpati kepada Prabowo.

Selama ini banyak sekali rumor yang dihembuskan untuk menjatuhkan Prabowo. Namun, masyarakat sudah jauh lebih cerdas karena derasnya arus informasi.

Penyebab lainnya adalah penguasaan daerah dari faktor ketokohan cawapres. Keberadaan JK sebagai pendamping Jokowi tidak mendongkrak suara secara siginifikan. Berbeda dengan Hatta Rajasa yang menjadi wakil Prabowo, figur Hatta dinilai menjadi penopang suara bagi Prabowo.

“Sekitar 21 persen pemilih ada di pulau Sumatera dan Hatta Rajasa mampu menguasai daerah ini dengan baik. JK, meskipun menguasai daerah Sulawesi namun pemilih disana hanya sekitar 7 persen,” jelas Husin.

Husin menambahkan, bergabungnya mayoritas kader Demokrat dalam koalisi Prabowo, juga berpengaruh. “Banyak masyarakat yang masih menyukai figur SBY,” terangnya.

Menurut Husin, pihaknya saat ini terus melakukan survei secara berkala. Berdasarkan data yang sudah masuk saat ini, Prabowo-Hatta terus mengalami fase positif, sedangkan Jokowi sebaliknya.

red: abu faza, Jumat, 20/06/2014 20:33:34

 (nahimunkar.com)

Melawan Lupa (10): The First Shock, Kepintaran Tersembunyi Jokowi


Sahabat Voa-islam,

Ada yang bilang, untuk menjadi orang besar terlebih dulu harus pintar serta harus punya otak yang bisa diputar, seperti aksi-aksi pintar yang dilakukan Gubernur DKI Jakarta non aktif, Joko Widodo saat semua orang tak sadar jika sebenarnya mantan Walikota Solo itu memiliki kepintaran yang luar biasa.

Bulan lalu, tepatnya tanggal 28 Mei 2014, Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo melakukan peletakan batu pertama di lokasi lahan taman dan Stadion BMW (Bersih, Mulia, Wibawa). Peletakan batu yang dilakukan Joko Widodo merupakan wujud simbolis dimulainya pembangunan stadion terbaik di DKI itu.

Saat itu, semua mata tertuju pada DKI 1, Ir. Joko Widodo. Puluhan awak media televisi, cetak, dan online juga nampak berbaris rapih untuk mengbadikan moment tersebut. Sementara di sekeliling lokasi berbaris sejumlah alat berat yang siap digunakan.

Beberapa menit kemudian batu pertama pun sukses diletakkan Joko Widodo. Riuh tepuk tangan dari mereka yang menyaksikan peristiwa tersebut. Sebentar lagi headline berita akan menulis ‘Jokowi Resmikan Stadion BMW’, atau ‘Gubernur DKI Jakarta Sukses Meresmikan Stadion Termegah Di Ibukota’. Tapi sesungguhnya tak ada yang pernah tahu, jika Joko Widodo sebenarnya lebih pintar untuk sesering mungkin membuat memori publik teringat pada aksi pertamanya, atau kesan pertamanya (the first shock).

Dan Joko Widodo selalu berhasil menggunakan cara tersebut untuk menunjukkan kepintarannya yang tak disadari orang banyak.

Ingat awal mula munculnya nama Joko Widodo ke ranah nasional? Pastinya Esemka yang menggegerkan itu! Joko Widodo saat itu menggunakan Esemka sebagai the first shock. Saat publik masih takjub dengan Esemka dan belum sempat meneliti rekam jejak Joko Widodo, tiba-tiba Walikota Solo itu kembali melakukan the first shock dengan pencalonannya sebagai Cagub DKI Jakarta.

Saat terpilih menjadi Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo kembali melakukan the first shock untuk program unggulan busway-nya, lalu the first shock untuk monorail, disusul KJS, sumur resapan, waduk Ria-Rio, topeng monyet, PKL Tanah Abang, pengemis, ERP, Stadion BMW, dan sederet program kinerja yang juga dijadikannya sebagai the first shock.

The first shock Joko Widodo sukses menggoreskan namanya sebagai sosok pencetus, pembuat, pelopor, atau semacamnya. Dan itu merupakan kepintaran Joko Widodo yang tidak diketahui orang banyak.

Kemarin, Jumat, 27 Juni 2014, Menpora (Menteri Pemuda dan Olahraga), Roy Suryo, datang ke lokasi lahan taman dan stadion BMW (Bersih, Mulia, Wibawa) di kawasan Sunter, Jakarta Utara, untuk mengecek lokasi yang pada bulan lalu (28/5), Gubernur DKI Jakarta non aktif, Joko Widodo, telah melakukan peletakan batu pertama sebagai wujud simbolis dimulainya pembangunan stadion terbaik di DKI itu.

"Saya ini orang yang tidak mau hanya mendengar laporan yang isinya 'katanya-katanya'. Sudah ada berita di media bahwa bulan lalu pembangunan stadion ini dicanangkan. Saya ingin pastikan di mana?" kata Roy sesaat setelah tiba di lokasi sambil menyalakan perangkat GPS portabel yang dibawanya.

Setelah diarahkan oleh salah seorang warga yang menyaksikan acara pencanangan bulan lalu, Roy memastikan lokasi koordinat persis di mana Jokowi berdiri pada hari itu.

"Lokasi saya sekarang ada di 106 derajat, 51" 31' 6 derajat Lintang Selatan. Di sini Jokowi berdiri menggunting pita sebulan yang lalu. Betul ya Pak?" tanyanya kepada warga tersebut.

Roy kemudian berbincang-bincang dengan warga yang lainnya. Dari perbincangan warga terbongkar bahwa acara tersebut hanya seremonial belaka dan Pemprov DKI menelantarkan proyek pembangunan stadion tersebut.

"Jadi pencanangan sebulan kemarin hanya seremonial. Alat berat balik lagi setelah Pak Jokowi selesai memberi sambutan. Yang bulan lalu pencanangan, nyatanya hari ini belum ada apa-apa," ceplos Roy sambil menunjuk ke lahan kosong di lokasi tersebut.

Di pintu gerbang lokasi lahan taman BMW tertera sebuah reklame yang menunjukkan bahwa tanah tersebut dikuasai Pemprov DKI. Namun di dalam area berdiri pula reklame yang menyebutkan bahwa sebagian dari tanah tersebut adalah milik PT. Buana.

Hal tersebut menunjukkan bahwa lahan yang sejatinya akan digunakan untuk membangun stadion pengganti Lebak Bulus ternyata masih terkendala oleh masalah sertifikat kepemilikan lahan.

Stadion Lebak Bulus menjadi the first shock Joko Widodo untuk kembali mengukuhkan namanya sebagai sosok pintar yang tak diketahui orang banyak.

Barangkali belum lupa dari ingatan warga Jakarta jika Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) berikrar janji pada kampanye Pilkadanya tahun 2012 lalu. Populer kampanyenya adalah, mereka sesumbar akan membereskan permasalahan Jakarta, terutama pada masalah krusial ibukota seperti macet dan banjir, hanya dalam waktu 100 hari.

Media berita online seperti detik.com, merdeka.com, tempo.co, dan kompas.com, saat itu tak henti-hentinya mempromosikan pasangan Jokowi-A hok. Segala berita tentang Cagub-Cawagub kader P-DIP dan Gerindra ini terus dimuat hampir setiap saat di laman-laman trending topic atau hot news. Alhasil, saat itu wajah media-media tersebut tidak dapat lagi menyembunyikan kiprahnya yang secara terang-terangan turut andil melakukan kampanye, bahkan tak lagi malu-malu ‘melumpuhkan’ siapapun lawan-lawan Jokowi-A hok di Pilkada 2012.
Pilkada Gubernur DKI Jakarta 2012 pada akhirnya dimenangkan oleh kubu Jokowi-A hok dengan perolehan suara 42,60 persen. Joko Widodo dan Basuki Tjahaja Purnama pun resmi menjadi Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta terhitung sejak hari pelantikan keduanya pada 15 Oktober 2012.

Namun tepat di hari ke-100, nyatanya kondisi Jakarta sama sekali tidak menunjukkan adanya perubahan. Justru memasuki hari ke-92, yaitu pada tanggal 17 Januari 2013, banjir bandang malah sudah lebih dulu merendam Jakarta. Banjir yang begitu sangat parah. Bahkan disebut-sebut paling parah sepanjang 50 tahun terakhir. Bundaran HI yang indah dan cantik, yang selama ini ‘aman’ dari banjir tak luput diterjang air bah berwarna coklat tersebut.

Hari demi hari berlalu seiring waktu, 100 hari perubahan untuk ‘Jakarta Baru’ ternyata tidak ditepati Jokowi-A hok. Janji pembenahan ibukota hanya dalam waktu 100 hari itu merupakan ucapan dari mulut Jokowi-A hok sendiri saat kampanye Pilkada, bukan dari tuntutan warga. Ajaibnya, pasangan petinggi ibukota tersebut tidak pernah mengakui kegagalannya, bahkan mereka dan tim suksesnya, termasuk media pro Jokowi-A hok tak pernah berhenti memberitakan keberhasilan kinerja Jokowi-A hok dalam membenahi ibukota.
Pada tanggal 28 Februari 2014 lalu, janji Jokowi-Ahok telah memasuki hari ke-501, yang berarti telah memasuki ulang tahunya yang ke-5. Dan rupanya kondisi ibukota bukan membaik tapi malah semakin mundur jauh ke belakang.

Dan inilah 8 kegagalan janji sekaligus skandal Jokowi-Ahok :

1.Banjir
Tak pantas rasanya jika sebuah ibukota negara masih mengenal istilah banjir, apalagi sampai terjadi banjir bandang. Ribuan rumah tenggelam bersama air coklat. Puluhan ribu warga terlantar, kedinginan, dan kelaparan karena harus mengungsi.
Banjir, jika pun harus terjadi, tidak perlu lima tahun sekali. Jika terjadi 4 tahun sekali? Itu masih lumrah! Jika terjadi 3 tahun sekali? Itu pasti ada yang salah! Lalu bagaimana jika 2 tahun sekali? Itu parah! Lalu bagaimana jika setahun sekali? Pemprov DKI bermasalah! Kemudian bagaimana jika setahun 2 kali? Memancing warga marah! Bisa dibayangkan jika banjir terjadi sebulan sekali atau bahkan seminggu sekali? Memakzulkan petinggi DKI, warga akan membuatnya menjadi lebih mudah.

Dalam tugasnya, Jokowi-A hok bukan saja tak bisa membendung banjir, tapi membuat banjir menjadi semakin tak terkendali. Banjir bandang itu kian meluas bahkan merendam jalan-jalan. Tiga perempat wilayah Jakarta menjadi lautan air coklat.

Sementara banjir yang semula setahun 2 kali, kini dibuatnya menjadi setahun 8-10 kali. Lalu banjir yang semula 2-3 hari, Jokowi-A hok sukses membuatnya menjadi 30 hari. Maukah secara jujur diakui, bahwa ini prestasi ataukah aib yang memalukan? Sebuah penanganan proyek banjir, dimana Pemprov DKI Jakarta telah mengalami kemunduran hingga 300 tahun ke belakang.

Dalam sejarah, pada era Gubernur Jenderal Hindia Belanda, Willem Daendels, 300 tahun lalu, sebagian wilayah Batavia memang kerap terendam air di setiap musim penghujan. Ketinggiannya mulai betis hingga lutut orang dewasa. Karena Batavia kala itu, hampir sebagian besar wilayahnya adalah rawa-rawa. Namun saat pemerintah Hindia Belanda gencar melakukan pembangunan struktrual dan infrastruktural di Batavia, Daendels pun muncul dengan program kanal-kanalnya yang brilyant. Rawa-rawa tidak lagi digenangi air, karena Daendels telah menyulap rawa-rawa yang menjadi resapan air itu menjadi bangunan-bangunan kokoh lalu ia mengganti nya dengan kanal-kanal yang meliuk-liuk di tengah-tengah kota.

300 tahun telah berlalu. Daendels sukses mem’permak’ Batavia menjadi lebih indah. Namun kini, permasalahan banjir kembali terulang. Jakarta kembali ke titik nol. Kembali ke masa Daendels. Jakarta kembali menjadi rawa-rawa dan empang dadakan di setiap musim penghujan. Di jaman Daendels, peralatan yang digunakan belum secanggih sekarang, sementara anggaran yang digunakan Daendels pun tidak sebesar anggaran yang diajukan Jokowi dan Ahok saat ini. Seharusnya Jokowi dan A hok dapat lebih sukses dibanding Daendels dalam menangani permasalahan banjir di ibukota. Sampai pada titik ini, Jokowi, A hok, serta tim sukses mereka telah membuktikan kinerjanya kepada publik yang telah mengalami kegagalan total.

2. Macet, Kegagalan dan Skandal Jokowi-A hok
Kemacetan menempati urutan kedua sebagai permasalahan paling krusial di Jakarta. Di kota besar manapun di dunia kemacetan merupakan rutinitas sehari-hari terutama pada jam sibuk. Namun bedanya, tingkat kemacetan di Jakarta tidak seperti kota-kota besar di belahan dunia lain yang lebih cocok jika disebut sebagai ‘padat tapi lancar’, biarpun padat tapi tetap berjalan lancar. Potret kemacetan di kota-kota di belahan dunia lain itu tak ubahnya seperti kondisi kemacetan Jakarta pada tahun 2000-2006.

Sementara Jakarta mulai tahun 2013 menempatkan kondisi kemacetannya melebihi kota-kota besar lain di dunia. Sebenarnya kondisi lalulintas di Jakarta tidak lagi dapat disebut dengan kemacetan, karena lebih cocok jika disebut ‘padat tak bergerak’. Warga Jakarta terlampau sering menemui kondisi ini, yaitu kondisi dengan lalu lintasnya yang diam mematung, artinya, kendaraan bisa bergerak maju per jam cuma 40-50 meter. Tidak heran, di kalangan pengendara beredar istilah populer tapi menakutkan, yaitu ‘terjebak kemacetan’. ‘terjebak bukan kata kiasan, tapi dalam arti yang sesungguhnya. Bisa masuk tapi tidak bisa keluar.

Di Jejaring sosial seperti Twitter, umpatan dan caci maki pengguna jalan menanggapi kemacetan ibukota bukan hal baru. Begitu hebatnya kemacetan di Jakarta hingga beberapa akun Twitter seperti @NTMCLantas Polri dan @RadioElshinta memberikan ruang berita khusus untuk kemacetan. Disana pula akun-akun tersebut sering meng-update foto-foto kemacetan lalu lintas di ibukota yang konon kini telah berjuluk ‘kota paling macet di dunia.
Kemacetan ini menjadi semacam shock therapy yang dirasakan warga DKI Jakarta setiap hari. Lelah, stress, pusing, dan ngantuk para pengguna jalan bercampur aduk menjadi satu. Sejauh ini Pemprov DKI Jakarta terkesan tak peduli terhadap kemacetan lalulintas, karena sejatinya, sekecil apapun, setiap upaya pembenahan yang serius tentunya hasil perubahan itu akan terlihat nyata. Dan tentunya warga pun akan merasakan perubahan tersebut.

Namun nyatanya, kemacetan lalulintas di Jakarta ternyata semakin menggila, dan itu adalah kenyataan yang tak bisa berdusta. Namun pihak pendukung Gubernur DKI Jakarta (Jokowi) dan Basuki Tjahaja Purnama (A hok) terlalu pandai beretorika, hingga mereka selalu memainkan politik pengalihan isu dengan tak henti melakukan upaya-upaya pencitraan tertentu untuk mengelabui warga Jakarta.

Secara jujur diakui, bahwa tim sukses Jokowi-A hok untuk beberapa saat memang sanggup melakukan upaya branwash (cuci otak) dengan melakukan serangkaian pencitraan. Tapi politik ‘hina’ ini tidak sukses dilakukan secara massal, karena tidak semua warga ibukota bodoh. Rakyat Indonesia pun tidak semua dapat tertipu. Di Jakarta dan seluruh Indonesia masih banyak menyisakan orang-orang cerdas dan pintar. Meski sebagian dari mereka telah ‘dibeli’ tapi ‘tangan’ tim sukses Jokowi-Ahok tidak dapat menjangkau sebagian lagi. Karena Tuhan akan selalu menyisakan tempat untuk kebenaran. Masih ada orang cerdas yang punya nurani, yaitu mereka yang lebih memilih terus menjadi opisisi ketimbang menjadi penguasa yang nuraninya telah mati karena dikuasai oleh ambisi.

Pada point ini, Jokowi-A hok lagi-lagi membuktikan pada warga Jakarta yang cerdas dan yang memiliki nurani bahwa kepemimpinan mereka bukan saja tak mampu mengatasi kemacetan di ibukota, melainkan malah membuat lalulintas kendaraan di Jakarta menjadi tidak bergerak.

3. Bus TransJakarta

Terkuak skandal bus TransJakarta yang sejumlah unitnya ditemukan dalam kondisi bekas, menggiring semua mata mengarah tepat ke Balai Kota, termasuk pula para pendukung Jokowi-Ahok. Diakui atau tidak, ketika skandal bus warisan Sutiyoso ini bocor ke publik, adrenalin negatif saat ini bisa saja tengah melanda para pendukung Jokowi-A hok. Dimana mereka kuatir skandal ini akan menjadi bom waktu yang akan menggagalkan seluruh rencana yang telah mereka susun selama ini.
Temuan sejumlah unit bus ‘baru’ TransJakarta yang ternyata berkondisi bekas pada akhirnya membuat publik mencium sejumlah daftar panjang kegagalan Pemprov DKI Jakarta cuma pada masalah-masalah sepele, yang sebenarnya bisa ditangani pejabat sekelas Camat, seperti pada masalah BusTransJakarta ini.

Ratusan bus TransJakarta dibeli Pemprov DKI dari Cina. Sebuah keputusan mengejutkan Pemprov DKI Jakarta yang ternyata lebih memilih kendaraan produk Cina ketimbang merek yang memang sudah terbukti kualitasnya, seperti Volvo, Mercedez Benz, Daewoo, atau Hyundai. Bahkan bus dengan kualitas dan mereknya yang terkenal itu harganya bisa jauh lebih murah dari bus-bus yang dibeli Jokowi dari Cina.

Penandatanganan proyek bus TransJakarta ini terjadi ditengah kritisnya publik terhadap kasus KKN (korupsi, kolusi, dan nepotisme). Tidak perlu ditanya siapa yang telah menyetujui sekaligus menandatangai proyek ini, karena sudah pasti mereka adalah tokoh-tokoh yang paling bertanggung jawab terhadap jalannya roda pemerintahan di ibukota.

Kasus proyek bus TransJakarta terlanjur menguap berikut sejumlah batu sandungan masalah di dalamnya. Dan benar saja, hanya dalam jangka waktu 2 pekan terakhir, 4 unit bus TransJakarta ditemukan mogok baru-baru ini. Ke 4 bus TransJakarta itu teronggok begitu saja di ruas koridor busway. Dan ternyata, semuanya adalah bus baru yang dibeli dari Cina.

Telinga publik pun terlanjur mendengar kejanggalan kasus ini. Jika sekarang kasus ini belum terungkap, publik dengan setia akan menyimpannya sebagai kenangan yang setiap saat bisa diungkit.

4. Monorail Kegagalan dan Skandal Jokowi-A hok Di hari Ke-100x5
Proyek monorail yang mangkrak selama 5 bulan menambah daftar panjang sejarah buruk Jokowi-A hok dalam menepati janji-janji kampanyenya. Apalagi setelah terbongkarnya skandal ‘kongkalikong’ Pemprov DKI Jakarta yang ‘gelap mata’ meloloskan tender proyek tersebut tanpa harus memenuhi syarat-syarat tertentu dari Pemprov DKI sendiri.

Sebelumnya, pada era Fauzi Bowo, proyek monorail yang sempat beroperasi seperempat jalan itu terhenti dan akhirnya mangkrak begitu saja dengan waktu cukup lama. Ketika Jokowi berkuasa, ia berjanji akan melanjutkan proyek tersebut dan bahkan menjamin proyek akan berjalan lancar sesuai rencana. Namun fakta yang terjadi adalah, kinerja Pemprov DKI Jakarta pada era Jokowi tidak lebih bagus dari era para Gubernur sebelumnya. Kondisi yang membuat era kepemimpinan Jokowi semakin telihat lebih buruk adalah sikap sembrono dalam menangani ‘super mega proyek’ macam monorail ini. Gubernur DKI Jakarta, Jokowi sesungguhnya telah menandatangani sebuah kontrak kerjasama tanpa dilengkapi sejumlah berkas penting.
Seorang petinggi negara sekelas Lurah tidaklah mungkin melakukan sebuah kecerobohan fatal. Layak disebut sebuah kebodohan yang tidak bisa ditolerir jika Lurah sampai menandatangani sebuah berkas tanpa dibaca, apalagi jika sampai tidak teliti. Maka jelas aneh jika ada petinggi negara sekelas Gubernur DKI Jakarta, sebagai kota pusat bisnis dan pemerintahan Indonesia sampai melakukan penandatanganan atas berkas proyek senilai 20 trilyun tanpa dibaca dan tanpa diteliti.

Sementara bersamaan dengan kasus-kasus yang melibatkan para petinggi di Balai Kota yang tengah menjadi trend topik, hujan pencitraan terhadap Jokowi-A hok terus gencar dilakukan untuk menutupi kegagalan demi kegagalan.

5. PKL Kegagalan dan Skandal Jokowi-A hok Di hari Ke-100x5
PKL (Pedagang Kaki Lima) yang bertebaran di sekitaran Pasar Grosir Blok A Tanah Abang memang dinilai sangat mengganggu pemandangan. Dengan lapak-lapaknya yang berada di sisi kanan kiri jalan para PKL cuek menggelar dagangannya yang notabene memang laris manis. Sementara bukan cuma PKL yang berjejer disana, kendaraaan roda empat dan roda dua pun nampak berbaris panjang dan menjadikan sisi jalan sebagai lahan parkir lengkap dengan tukang parkir berseragam yang memberikan karcis.

Meski berada di emperan jalan dan meski harus berpanas-panasan di siang hari yang teramat terik namun para konsumen pedagang kali lima itu ramai membludak, bukan sekedar konsumen kalangan biasa, konsumen dari kalangan menengah ke atas dengan mudah ditemui disana.

Di lapak-lapak kaki lima itu para konsumen dengan mudah menemukan barang-barang yang biasa dijual di Blok A. Kualitas barangnya sama, hanya saja harganya lebih murah. Bedanya berbelanja di kedua tempat tersebut adalah, jika berbelanja di Blok A suasana akan terasa sejuk karena dilengkapi pendingin udara, sementara berbelanja di emperan jalan harus rela berpanas-panasan dan berjibaku dengan debu jalanan serta asap kendaraan.

Disinyalir, aktivitas para PKL di Tanah Abang telah mengancam stabilitas ekonomi dan income Pasar Grosir Blok A yang di kancah internasional sudah terlanjur dikenal sebagai pasar grosir terbesar di Asia Tenggara. Para konsumen yang semula diharapkan dapat berbelanja di Blok A justru malah beralih berbelanja di pedagang kaki lima. Dengan demikian, otomatis stabilitas income Blok A dapat terancam dengan kehadiran para PKL tersebut.

Income Blok A juga dipastikan akan semakin berkurang jika ditambah dengan kendaraan yang tidak memarkir di parking zone pasar grosir tersebut karena pemilik kendaraan lebih memilih parkir di sisi-sisi jalan. Tak heran jika pada jam-jam sibuk ratusan kendaraan, baik roda empat maupun roda dua nampak berjejer di sepanjang jalan KH Mas Mansyur, Tanah Abang.
Kondisi demikian memicu munculnya banyak persaingan dan kepentingan berbagai pihak. Blok A yang memang telah diramaikan oleh sejumlah investor yang terdiri dari para konglomerat berharap akan muncul sosok pejabat dari Pemprov DKI yang berani membela kepentingan mereka dibandingkan membela kepentingan para penguasa wilayah Tanah Abang yang selama bertahun-tahun telah merongrong ekonomi Blok A.

Selama ini, para PKL Tanah Abang dan tukang parkir memang menyetor sedikit uang kepada pihak tertentu. Mereka adalah para penguasa Tanah Abang. Umumnya setoran tersebut dikenal dengan istilah upeti yang disetorkan secara harian. Nilainya variatif, mulai dari Rp2000 hingga Rp5000. Nilai yang bisa tergantung dari besar kecilnya lapak para PKL.

Dan penantian panjang para pengusaha itu pada akhirnya menjadi kenyataan saat Jokowi-A hok berkuasa. Di bawah naungan bendera Pemprov DKI Jakarta, kepentingan para konglomerat dan para pengusaha itu pun dibela, dan kini mereka dapat bernapas lega, karena Jokowi- A hok sukses menggusur para PKL! Puluhan PKL dialokasikan di Blok G, sementara ribuan PKL lain yang memang terdiri dari kalangan ekenomi lemah tak lagi diketahui dimana rimbanya.

Namun masalah tidak berhenti sampai disitu. Usai dipindahkan ke Blok G, entah kenapa, para pembeli yang setiap hari biasanya memadati emperan jalan itu kini tak lagi mau berbelanja di sana. Kondisi ini jelas saja sangat berdampak buruk bagi penghasilan para pedagang di Blok G. Terbukti, tak sampai 1 bulan pindah ke Blok G, penghasilan seluruh pedagang itu anjlok, hingga tak ada yang dilakukan pedagang di Blok G setiap hari kecuali hanya tidur karena tidak ada pembeli sama sekali.
Sebelumnya, banyak pedagang di Blog G mengeluh, mereka sudah beberapa bulan tidak mampu membayar iuran sekolah anak-anaknya karena penjualan di kios sepi pembeli. Ada juga beberapa pedagang yang mengaku terpaksa harus memberhentikan anaknya sekolah karena malu tidak lagi mampu membeli alat-alat sekolah.

7 bulan berada di Blok G sejak direlokasi Pemprov DKI Jakarta awal Agustus 2013 lalu, para pedagang menganggap Pemprov DKI sengaja ‘membunuh’ usaha mereka. Kala itu banyak pihak bahkan menjuluki Jokowi dan A hok sebagai The Killer Poor (pembunuh rakyat kecil) Terbukti, tidak sedikit para pedagang yang mengalami gulung tikar, sementara sisanya lagi nyaris bangkrut.

Tak mampu terus bertahan dalam himpitan ekonomi yang parah selama 7 bulan, para pedagang di Blok G akhirnya memutuskan untuk kembali turun ke jalan. Perut dan kondisi keluarga yang dijadikan alasan mereka untuk kembali menggelar lapaknya di emperan, dari pada mereka harus melihat anak, istri, atau keluarganya kelaparan. Namun Pemerintah tidak akan tinggal diam, melalui kebijakan Pemprov DKI Jakarta, dengan cara apapun, Jokowi dan A hok akan kembali memaksa merelokasi mereka ke Blok G.

6. Ruas Jalan Ibukota

Melihat kondisi ruas jalan ibukota saat ini memang miris. Jalan-jalan yang semula indah dan mulus kini dengan sekejap dapat berubah menjadi kubangan air raksasa hanya karena disebabkan hujan sesaat. Dan saat kubangan air itu surut, pemandangan yang tak kalah memprihatinkan pun terlihat. Aspal jalan-jalan nampak rusak. Lubang-lubang di jalan dengan diameter cukup besar mudah dijumpai di sana sini.

Kondisi ini tidak membuat Pemprov DKI Jakarta cepat merespon, meski telah banyak korban dari para warga berjatuhan dan menyebabkan korban menderita luka-luka bahkan tewas disebabkan lubang-lubang itu. Peristiwa kecelakaan yang memakan korban jiwa paling sering terjadi di wilayah Jakarta Utara. Cerita pemotor yang tewas terlindas truk karena berusaha menghindari lubang sudah menjadi peristiwa biasa sehari-hari disana.
Hingga saat ini sebagian besar ruas jalan di ibukota akan berubah menjadi empang dadakan tiap kali hujan lebat turun dan lubang-lubang akan bermunculan segera setelah air surut. Meskipun pihak Pemprov DKI Jakarta mengaku telah berupaya melakukan pencegahan dan perbaikan namun banyak pihak menilai bahwa sesungguhnya Pemprov DKI Jakarta tak mampu mengatasi masalah ini.

Jokowi hampir genap 2 tahun berkuasa, namun hanya sedikit ruas jalan di ibukota yang mengalami pembenahan. Sungguh kinerja buruk untuk sebuah bentuk pemerintahan yang kadung dipuja puji media. Dari sini dapat dilihat sukses atau tidaknya program Jokowi dalam membenahi ibukota, karena baik atau buruknya ruas jalan di sebuah daerah akan menjadi cermin kesigapan pemerintah setempat pada pembenahan infrastruktural di daerah tersebut.

7. Waduk Ria Rio

Desember 2013 lalu menjadi sebuah peristiwa penting di Waduk Ria Rio, Jakarta Timur. Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo (Jokowi) dan Wakilnya Basuki Tjahaja Purnama (A hok) pada akhirnya merelokasi warga Waduk Ria Rio ke Rusunawa (Rumah Susun Sederhana Sewa) Pinus Elok setelah sebelumnya pihak Pemprov DKI Jakarta harus melewati serangkaian negosiasi rumit dengan warga.

Perelokasian warga Waduk Ria Rio merupakan proyek Jokowi- A hok dalam komitmennya untuk menghijaukan area tersebut. Jokowi pun berkomitmen akan membangun sebuah hutan kota di Waduk yang memiliki luas area 25 hektar ini Serangkaian negosiasi alot pun dilakoni Pemprov DKI Jakarta dengan para warga yang menghuni Waduk Ria Rio. Proses negosiasi yang lambat dan berjalan alot membuat A hok emosi. Seperti sedang dikejar target A hok nampak ingin persoalan Waduk Ria Rio cepat selesai. Ia pun sempat mengancam akan memenjarakan warga Waduk Ria Rio jika membangkangnya. A hok bahkan menyebut warga yang menuntut ganti rugi lahan sebesar 5 juta sebagai pelaku ‘kriminal’.

Ketika prosesi relokasi warga usai dan area waduk telah disulap menjadi menjadi indah Waduk tiba-tiba sejumlah pihak tersadar ada keganjilan dalam proyek tersebut. Tak berbeda dengan proyek-proyek lainnya, proyek Waduk Ria Rio ini pun kembali menuai perspektif baru dalam langkah-langkah kebijakan Jokowi. Kini keganjilan tersebut dengan mudah dapat ditemukan di sekitar waduk.

Keganjilan ini ditemukan mulai dari rencana Jokowi yang akan menjadikan area waduk sebagai lokasi wisata hingga apartemen-apartemen yang secara tiba-tiba bermunculan tak jauh dari lokasi waduk. Keganjilan semakin bertambah manakala sejumlah hotel dan apartemen milik swasta itu dibangun bersamaan dengan proyek perehaban Waduk Ria Rio menjadi lokasi wisata kota.

Jauh sebelum proyek Waduk Ria Rio dicanangkan, kawasan tersebut memang sudah lebih dulu dikenal sebagai satu-satunya waduk di Jakarta yang dikurung oleh apartemen-apartemen mewah milik swasta. Apartemen-apartemen itu persis menghadap ke arah waduk. Hanya saja keberadaan waduk yang kumuh dan semrawut membuat view di sekitar apartemen jadi tak sedap dipandang. Ria Rio pun selama bertahun-tahun menjadi penghalang keindahan mata para penghuni apartement.

Keganjilan proyek Ria Rio inipun dipertanyakan berbagai pihak. Anggota Komisi III dari Fraksi PPP Achmad Farial mengatakan, bahwa ia melihat adanya perbedaan antara ucapan Gubernur DKI dengan kenyataan yang terjadi di lapangan. Menurutnya, terdapat kesalahan dalam konsep pembangunan di sekitar lokasi waduk Ria Rio
“Kalau saya tidak salah tangkap yaitu sekitar 5 persen pembangunan di sana (Ria Rio) untuk ruang terbuka hijau dan ruang terbuka umum. Kenapa kok sekarang jadi ada hotel dan apartemen?," kata Achmad Farial dalam pertemuan Komisi VII dengan Pemprov DKI di Balai Kota, Senin 28 September 2013 lalu.

Sebelumnya, Jokowi memang pernah mengutarakan niatnya untuk membangun kawasan rekreasi di Waduk Ria Rio mirip Marina Bay di Singapura, bahkan lebih baik dari Singapura. Lalu apakah ada kaitan antara rencana Jokowi dengan pembangunan hotel dan apartemen mewah di lokasi tersebut? Tentunya sudah dapat ditebak, pihak Jokowi tentunya akan menyangkal isu kaitan tersebut.

Keganjilan demi keganjilan yang ditemukan hampir pada semua proyek Jokowi semakin menambah daftar panjang isu miring korupsi yang melibatkan mantan Walikota Solo tersebut

8. Kartu Jakarta Sehat

KJS (Kartu Jakarta Sehat) merupakan proyek program kesehatan yang diluncurkan Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo (Jokowi) dan Wakil Gubernur Basuki Tjahaja Purnama (A hok). Peluncuran KJS ini semula bertujuan untuk meringankan beban warga DKI Jakarta khususnya mereka yang berlatar belakang ekonomi lemah. Dengan KJS warga Jakarta akan memperoleh fasilitas pemeriksaan gratis di seluruh Puskemas dan RSUD milik pemerintah.

Proyek yang sudah terlanjur digembar-gemborkan sebagai proyek unggulan Pemprov DKI Jakarta itu semula direncanakan dapat mendongkrak citra Jokowi-A hok. Namun nampaknya Dewi Fortuna lagi-lagi sedang tidak berpihak pada petinggi Pemprov DKI tersebut. Elemen bangsa yang teliti menemukan banyak kekeliruan pada program KJS yang dapat berakibat fatal di lapangan.

Program KJS milik Jokowi-A hok yang semula bertujuan untuk meringankan beban masyarakat Jakarta, namun ternyata justru memberatkan mereka dan menguntungkan perusahaan asuransi. Pasalnya, dengan diterbitkannya KJS ini sudah dipastikan setiap satu orang warga DKI Jakarta akan kehilangan tanggungan biaya berobat sebesar Rp 94.000.000,-(Sembilan Puluh Empat Juta Rupiah) dari Pemprov DKI Jakarta karena ternyata KJS hanya akan memberikan limit tanggungan biaya sebesar Rp 6 juta. Jelas program KJS ini bertolak belakang dengan Perda (peraturan daerah) sebelumnya No. 4 tahun 1999 yang memberikan limit biaya pengobatan sebesar Rp 100.000.000,-(Seratus Juta Rupiah) kepada setiap warga.

Tak ubahnya seperti proyek BLT (Bantuan Langsung Tunai), dimana mereka yang tidak berhak atas BLT tapi tetap ‘ngotot’ merampas jatah BLBT. Proyek KJS juga sempat ditolak mentah-mentah oleh para dokter dan Rumah Sakit karena telah menyebabkan kerugian sangat besar. KJS produk Jokowi-A hok tidak hanya diperuntukkan bagi warga Jakarta yang miskin saja, melainkan kepada seluruh masyarakat Jakarta tanpa terkecuali.

Kasus BLT versi 2 pun kembali terulang. Warga yang mampu pun akhirnya berbondong-bondong pergi ke Puskesmas dan RSUD untuk berobat gratis. Dampaknya, pasien membengkak tajam hingga berkali-kali lipat. Kualitas pelayanan kepada pasien pun menurun drastis. Semula untuk setiap 1 orang dokter dalam sehari tidak boleh melayani pasien lebih dari 30 orang. Mengingat kualitas pelayanan terhadap pasien yang harus selalu dijaga. Namun para dokter terpaksa harus menomorduakan kualitas pelayanan karena saat ini dalam sehari para dokter harus melayani sedikitnya 100 pasien, yang berarti untuk setiap 1 orang pasien hanya diberikan waktu periksa maksimal 10 menit.

Masalah demi masalah pun terungkap dan masih terus bergulir. KJS pun disinyalir telah sengaja menyimpang dan melakukan sejumlah pelanggaran Perda. Tuduhan ini dipicu oleh sejumlah temuan penyimpangan terhadap peraturan perundang - undangan yang berlaku seperti UU Nomor 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional, UU Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara, Perpres No. 70 Tahun 2012 tentang Perubahaan Kedua Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah, Perda DKI Jakarta Nomor 4 Tahun 2009 tentang Sistem Kesehatan Daerah.

Pada Februari 2013 lalu, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) DKI Jakarta mengkritik program Kartu Jakarta Sehat (KJS) yang diusung Gubernur Joko Widodo (Jokowi), karena dibuat terburu-buru tanpa mempertimbangkan fasilitas kesehatan yang ada, akibatnya jumlah pasien membludak dan pelayanan memburuk. Bahkan, akibat fasilitas perawatan Neonatal Intensive Care Unit (NICU) kurang bayi Dera Nur Anggraini yang lahir prematur melalui caesar meninggal.

"Di Perda itu yang berhak mendapatkan pelayanan kesehatan adalah orang miskin dan rentan. Lalu Pak Jokowi menggunakan Pergub, memberlakukan untuk semua masyarakat," kata Achmad Nawawi (19/2)

Menurut Nawawi, melalui KJS, semua warga miskin dan tidak miskin bisa menikmati layanan kesehatan gratis asalkan bersedia dirawat di ruang rawat inap kelas III. Mereka hanya bermodalkan KJS atau kartu tanda penduduk Jakarta. Akibatnya, pasien di puskesmas dan rumah sakit membludak, sementara ruang perawatan dan tenaga medis terbatas.

Nawawi juga mengungkapkan bahwa sejak pertama program KJS belum jelas. Jokowi tidak mengkaji terlebih dahulu berapa pasien yang akan datang, berapa puskesmas dan Rumah Sakit Umum Daerah yang akan menampung, bagaimana dengan obat-obatan hingga sumber daya manusia yang ada. Hasilnya, banyak pasien KJS yang terbengkalai.
"Ini jadi crowded di lapangan. Perawat tidak nambah, obat tidak namnbah. Itu semua diberikan dalam waktu tiga menit," kata Nawawi.

Bagi Nawawi program KJS tak jauh berbeda dengan program Gakin di era Gubernur Fauzi Bowo. Bedanya, Jokowi memotong birokrasi dan memperbolehkan semua golongan masyarakat untuk berobat.
"Makanya saya minta Perda 4 tahun 2009 direvisi karena Pergub Nomor 187 Tahun 2012 melawan Perda," ujar Nawawi.

Nawawi menjelaskan bahwa Fraksi Partai Demokrat, mendukung program KJS. Fraksi Demokrat melihat program tersebut berguna bagi rakyat. Hanya saja perlu ada revisi terhadap Perda sehingga tak bertabrakan dengan Pergub.

Namun kenyataannya permintaan dan saran dari DPRD DKI tersebut tidak indahkan oleh Pemda DKI. Bahkan Gubernur DKI Jakarta, Jokowi terus melanjutkan pelaksanaan KJS berdasarkan Pergub Nomor 187 Tahun 2012 yang sangat cacat hukum itu.

Rencana interpelasi (hak meminta penjelasan pemerintah) DPRD DKI Jakarta terhadap Gubernur Jokowi yang semula sempat mencuat namun kemudian malah dibatalkan karena serangan opini negatif sejumlah media 'bayaran' terhadap rencana interpelasi itu. Belakangan mulai ditemukan banyak penyimpangan dan dugaan kuat telah terjadinya korupsi ratusan miliar pada Program KJS tersebut.

Penyimpangan pada Program KJS tersebut mulai dari dasar hukum yang cacat, mekanisme penyaluran yang tidak jelas mekanisme dan pertanggungjawabannya, sampai pada pelanggaran dalam bentuk penunjukan langsung rekanan asuransi Pemda DKI yang menjamin pelaksanaan Program KJS ini yang diperkirakan telah menyebabkan kerugian pemerintah hingga ratusan milyar perbulan. [rodjali/dbs/spekta/voa-islam.com]
- See more at: http://www.voa-islam.com/read/liberalism/2014/06/28/31230/melawan-lupa-10-the-first-shock-kepintaran-tersembunyi-jokowi/#sthash.0FHGBtRs.dpuf

METRO TV, DARI TV BERITA MENJADI TV GOSIP MURAHAN


By Asqi Resnawan on 4:23 AM
Semula Metro TV merupakan salah satu TV berita kebanggan masyarakat Indonesia, kedua setelah TV One. Namun sangat disayangkan pamor stasiun TV itu kini ini telah tercoreng berat. Demi memenuhi ambisi politik, Surya Paloh, rela mengorbankan kredibilitas Metro TV miliknya.

Ironis, sebuah stasiun TV yg cukup senior bisa melakukan kesalahan fatal seperti ini, ia melupakan kaidah-kaidah jurnalistik, bahwa media massa harus memberikan informasi yg objektif dan berimbang. Faktanya, dlm proses pilpres 2014 Metro TV telah berubah menjadi alat politik pemenangan Jokowi. Hampir di keseluruhan jam siarnya metro TV tak pernah berhenti dari mendewa-dewakan jagoannya, Joko Widodo, secara berlebihan. Sebaliknya, dengan tendensius metroTV terus menerus menjejali pemirsa TV dg opini-opini negatif bahkan membunuh karakter rival Jokowi dlm pilpres ini, yakni Prabowo Subianto.

Ini merupakan kemunduran bagi dunia jurnalistik di negara kita. Kini, di mata masyarakat penggemar TV berita, metro TV telah turun "grade," ia sdh berubah menjadi TV gossip murahan. Pemirsa TV Indonesia telah kehilangan satu stasiun TV berita.

Sebagai seorang yg banyak pengalaman dalam bisnis media massa, kenapa dia bisa berbuat sekonyol itu? Apakah dia kalap karena gagal mencapreskan diri? Atau demi mengincar jabatan pada kabinet hayalan jokowi?

Abu Jawwas

Tulis Surat Terbuka ke Jokowi, Putri Amien Rais Dicaci Maki Pendukung Jokowi


By Asqi Resnawan on 8:52 PM

Putri mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah Amien Rais, Tasniem Fauzia, membuat surat terbuka yang ditujukan kepada Jokowi. Dia menuliskannya dalam sebuah catatan di akun Facebook pribadinya, Tasniem Fauzia, sebagaimana diberitakan Republika (27/6/2014).
Dalam artikel yang ditulisnya dari Kota Nijmegen, Belanda itu, Tasniem mempertanyakan mengapa Jokowi yang dihormatinya begitu dipuja-puja Amerika Serikat. Tiba-tiba saja, kata dia, Jokowi dimuat di majalah Fortune. Karena itu, ia mempertanyakan, bagaimana nantinya Jokowi bisa duduk berdiplomasi dengan petinggi negeri Paman Sam itu.
Nyatanya, tulisan putri keempat Amien itu mendapat banyak komen negatif dari para pendukung Jokowi. Hal itu terlihat dari foto profil pemberi komentar yang rata-rata bergambar angka 2 dengan warna merah di sebelahnya.
Bahkan, tidak sedikit yang mencaci-maki ayah Tasniem gara-gara ia menulis surat kepada capres yang diusung PDI Perjuangan itu. Hingga kini, sedikitnya lebih 500 komentar dan 900 akun pertemanan yang menyukai artikel tersebut.
Berikut isi surat terbuka Tasniem:
Jika anda, siapa saja yang membaca ini kenal dengan Bapak Jokowi, Mohon sampaikan surat ini kepada beliau.
Suratku untuk Yang Terhormat Bapak Jokowi,
Yang saya hormati Bapak Jokowi calon presiden Indonesia,
Dear Pak Jokowi, ini adalah surat dari salah satu anak bangsa Indonesia, yang ingin menyatakan beberapa hal kepada Bapak, semoga ketika Bapak membaca surat ini, Bapak sedang sendiri, dan bisa menggunakan surat ini untuk perenungan Bapak secara pribadi.
Yang terhormat bapak Jokowi, ketika anda mengucapkan sumpah di bawah Al-Quran untuk menjadi gubernur DKI Jakarta, apakah anda masih ingat itu Pak? Mengapa bapak seolah-olah lupa dengan janji bapak kepada masyarakat dan juga janji bapak kepada Tuhan YME untuk melaksanakan tugas bapak hingga Jakarta beres? Saya hanya berharap Bapak masih ingat janji dan sumpah itu. Sebuah sumpah dan janji bukankah harus ditepati Pak…
Yang terhormat bapak Jokowi, apakah menurut Bapak, menurut hati nurani Bapak yang paling terdalam, Bapak mampu memimpin 250juta manusia dan rakyat Indonesia? Sedangkan tanggung jawab di Jakarta saja belum terpenuhi, Bapak malah mau mencoba mengemban tanggung jawab yang lebih berat lagi? ِِِApakah anda yakin MAMPU mengemban amanat 250 juta rakyat Indonesia yang kebanyakan masih kelaparan ini Bapak?
Saya mohon Bapak bisa menggunakan hati nurani Bapak, pikiran jernih Bapak, bertanya kepada diri sendiri, “Apakah saya mampu? Apakah saya punya kapabilitas untuk menjadi pemimpin dari tugas dan amanah yang tidak main-main ini?”
Yang terhormat Bapak Jokowi, saya mohon anda mau menanyakan kepada batin bersih dan batin suci Bapak, untuk bertanya kepada diri sendiri, apakah jika nanti anda terpilih menjadi presiden, tidak akan ada lagi pengaruh dari Ibu Megawati di mana Bapak punya keterikatan yang sangat besar dengan beliau, bahkan kita semua tahu ketika beliau menyuruh anda menjadi capres, anda pun harus nurut kepada Ibu Megawati, dan melanggar sumpah Bapak ketika menjadi Gubernur Jakarta?
Bapak, mohon tanyakan kepada sanubari Bapak yang terdalam, dari mana anda dan team Anda akan mendapatkan dana yang begitu besar untuk melakukan program-program yang nanti akan Anda implementasikan jika menjadi presiden, semua program yang Bapak sebutkan ketika debat beberapa waktu silam, seperti pembelian drone, program kesehatan, pendidikan, dan lainnya itu semua, butuh dana, dan dari mana asalnya selain dari menaikkan pajak Pak?
Kalau dari Pak Prabowo sudah sangat jelas, akan diamankannya kekayaan alam bangsa Indonesia yang bocor yang nilainya ribuan triliun itu pertahunnya untuk dijadikan modal program-program kebaikan pendidikan dan kesehatan. Kalau dari Bapak, dari mana Pak dananya? Sedangkan sekarang APBN kita sudah dalam kondisi defisit?
Pak Jokowi, mohon Anda tanyakan ke lubuk hati Anda yang paling terdalam pertanyaan ini, “Apakah saya bisa berjanji kepada diri saya sendiri dan Tuhan YME untuk membela NKRI dari penjajahan asing dalam bentuk penguasaan kekayaan alam kita, sumber daya minyak, gas, tembaga, emas,semua tambang mineral kita, kekayaan darat, laut, udara Indonesia?” dan “Apakah saya sanggup dan punya keberanian untuk melakukan renegosiasi dengan pihak asing yang mengklaim pulau-pulau Indonesia sebagai daerah wilayah mereka?Apakah saya yakin saya punya kemampuan untuk memimpin dan mempertahankan keutuhan bangsa kita ini?”
Bapak Jokowi yang saya hormati, anda begitu disanjung-sanjung oleh Amerika, Anda dimasukkan di majalah Fortune misalnya, dan kita tahu kebanyakan penguasa kekayaan alam di Indonesia ini adalah negara Amerika yang selalu memuji-muji anda. Apakah jika nanti Anda harus duduk berdiplomasi dengan negara amerika atau negara adidaya mana pun yang telah menguasai hajat hidup kami orang banyak ini, anda bisa LEBIH mengutamakan kepentingan kami sebagai rakyat Indonesia?
Pak Jokowi, ada satu hal yang Amerika lupa, Founding Father kita pernah berpesan kepada kita semua bangsa Indonesia: “Ingatlah…ingatlah…ingat pesanku lagi: Jika engkau mencari pemimpin, carilah yang dibenci, ditakuti, atau dicacimaki asing, karena itu yang benar. Pemimpin tersebut akan membelamu di atas kepentingan asing. Dan janganlah kamu memilih pemimpin yang dipuja-puja asing, karna ia akan memperdayaimu”
Bapak Jokowi yang terhormat, ada satu pertanyaan yang sangat mengganjal batin kami, dalam karir Pak Jokowi beberapa tahun terakhir ini, Bapak sering blusukan ke tempat-tempat, dan sering diikuti dan diliput oleh wartawan. Pak Jokowi juga sempat masuk got dalam suatu acara, dan di situ banyak sekali wartawan meliput.
Yang ingin saya tanyakan Pak, dan ini mohon di jawab dengan hati nurani saja, apakah tidak terbersit sama sekali, Bapak kemana-mana, sering ada wartawan yang meliput termasuk ketika masuk got ini, apakah ini ikhlas seutuhnya, atau karna di situ ada media supaya bisa jadi bahan cerita Pak? Bukankah akan lebih terpuji Pak jika blusukan-blusukan itu tidak perlu diliput dan disiarkan di semua media massa?
Bapak Jokowi yang saya hormati, kemarin di debat terakhir tentang pertahanan bangsa, Bapak bilang, “Akan kita bikin rame kalo ada yang mau ngeklaim wilayah kita jadi wilayah mereka”, dengan bapak bilang seperti ini, mohon tanyakan kepada hati bapak : “Apakah saya sanggup untuk mengorbankan jiwa dan raga saya sendiri untuk tumpah darah Indonesia seperti yang telah Pak Prabowo lakukan berkali-kali dalam jejak hidupnya?”
Bapak Jokowi, semoga bapak mau merenungkan pertanyaan-pertanyaan, semoga Anda berkenan menjawab surat ini dengan hati nurani Bapak. Surat ini tidak perlu dibalas, surat ini hanya untuk perenungan pribadi Anda sebagai bangsa Indonesia yang tentunya ingin Indonesia ini menjadi negara yang bermartabat, berdaulat, adil, makmur, dan rakyatnya tidak terjajah lagi oleh bangsa asing. Sekali lagi, tanyakan kepada diri sendiri “Apakah saya mampu?”
Surat tulus dari anak bangsa Indonesia,

Jumat, Juni 27, 2014

Burhanuddin Muhtadi: Suara Jokowi di Jabar Ambrol


By Asqi Resnawan on 12:06 AM

Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia, Burhanuddin Muhtadi bercuit tentang Megawati Soekarnoputri dan Puan Maharani. Dia sepertinya mengkritik gerakan dua petinggi PDIP tersebut yang tidak juga turun ke lapangan membantu Jokowi.

"Apakah Mega dan Puan sudah turun gunung?" sentilnya melalui akun Twitter, @BurhanMuhtadi.

Menurut dia, kehadiran ketua umum PDIP dan ketua Badan Pemenangan Pemilu (Bappilu) PDIP tersebut sangat penting dinanti. Pasalnya, ia menengarai kedua trah Sukarno itu tampak setengah hati membantu pemenangan Jokowi.

Burhanuddin menyarankan agar keduanya lekas turun ke lapangan, khususnya ke Jawa Barat. Di provinsi yang mayoritas kepala daerahnya mendukung Prabowo Subianto itu, elektabilitas Jokowi menurun drastis.

Hal itu terungkap dari jawabannya ketika mendapat mention, "@nd_nir: Belon tuh RT @BurhanMuhtadi Apakah Mega dan Puan sudah turun gunung?"

Menurut dia, suara Jokowi di Jabar sangat mengkhawatirkan. "Minimal turun di Jabar kek. Ambrol tuh suara Jokowi di situ."
(republika)

Kamis, Juni 26, 2014

Media Australia: Prabowo Unggul, Lembaga Survei Bungkam

VIVAnews - Media Australia The Sydney Morning Herald mengulas soal keunggulan calon presiden Prabowo Subianto dalam survei belakangan ini. Namun, beberapa lembaga survei di Indonesia seperti enggan untuk segera merilis laporan tersebut.
Ditulis oleh koreponden SMH di Indonesia, Michael Bachelard, artikel berjudul "Silence of the polls as Prabowo pulls ahead in Jakarta race" mengulas soal Prabowo yang kian membalap popularitas Joko Widodo dalam survei. Padahal, dalam berbagai survei beberapa bulan lalu, Prabowo terpaut jauh dari Joko.

Beberapa sumber yang dikontak Fairfax Media, tulis SMH, mengonfirmasi bahwa tiga lembaga survei kredibel Indonesia menunjukkan bahwa kini selisih persentase kedua capres terpaut sedikit sekali, bahkan sebuah survei menunjukkan Prabowo memimpin.

"Ini hasil yang luar biasa. Sampai saat kampanye dimulai, Joko Widodo yang populer sebagai gubernur Jakarta, sempat memimpin dua-digit," tulis SMH.

Contohnya Juni ini, Lembaga Survei Indonesia menunjukkan bahwa Joko hanya unggul 6,3 persen, menukik dari 20 persen pada survei awal tahun ini. Senin lalu, Lingkaran Survei Indonesia menunjukkan bahwa Prabowo unggul dengan 51,2 persen dan Joko 48,8 persen.

Namun, menurut SMH, para lembaga survei seakan bungkam atau enggan segera merilis hasil survei yang mengunggulkan Prabowo. "Satu atau lebih survei itu ditahan untuk dipublikasikan, seperti khawatir akan mengecilkan hati para pendukung Joko Widodo dan beralih memihak Prabowo," tulis SMH.

CSIS misalnya. Menurut beberapa sumber SMH, lembaga pimpinan Rizal Sukma ini telah menyelesaikan survei pada 15 Juni, namun baru 10 hari kemudian merilisnya.

Aaron Connelly, peneliti Lowy Institute, Selasa lalu menuliskan bahwa tiga lembaga survei paling kredibel --CSIS, Saiful Mujani Research and Consulting, dan Indikator Politik Indonesia-- kini telah mengakui kedua capres sama kuat.

"Prabowo Subianto kini bisa dipertimbangkan untuk menjadi pemenang pemilu presiden 9 Juli, hasil yang tidak terbayangkan sebulan lalu," tulis Connelly.

Bungkamnya lembaga survei ini, menurut sumber SMH, karena ketiga lembaga survei tersebut mendukung Joko Widodo. Seperti Rizal Sukma yang pada Minggu lalu memberikan masukan pada Joko sebelum debat presiden.

"Mereka takut dengan mempublikasikan informasi itu akan membuat dukungan banyak ke Prabowo, di negara yang menurut para analis bermental "dukung pemenang" ini," tulis SMH.

Baik Rizal atau Burhanuddin Muhtadi dari Indikator belum membalas SMS atau telepon dari SMH. Sementara itu, Saiful Mujani dari Saiful Mujani Research and Consulting sedang sakit. (asp)

Islam Rahmatan Lil'Alamin Versi Yahudi


By Asqi Resnawan on 5:20 AM

Nandang B

Ada capres di negeri Dolly.
Aktif menjadi anggota freemasonry.
Didukung aliran sesat dan Islamphobi.
Berlimpah kucuran hasil korupsi dan judi.

Sejak jadi Gubernur, Islam yang dibenci.
3 Masjid dirobohkan seakan tak peduli.
Takbir distop, acara hura-hura difasilitasi.
Ia disayang Yahudi, makanya benci Presiden Mursi.

Saat Pilpres, semua yang anti disebut Wahabi.
Tiba-tiba jadi rajin shalat dan sowan ke kiai.
Katanya tak ada misi politik hanya silaturahmi.
Oleh pendukungnya disamakan dengan Nabi.

Sang capres mendadak menjadi Islami.
Islam Rahmatan Lil Alamin yang ia puji.
AaGym, Muhammadiyah, FPI dianggap Wahabi.
Semua yang kontra, diposisikan seperti babi.

Versi Islam Rahmatan Lil'alamin apa yang ia pahami?
Apakah Islam yang seperti diinginkan Yahudi?
Ataukah Islam yang sejalan dengan Nasrani?
Islam sebatas nama, namun tak nampak dalam arti.

Apakah Islam yang membiarkan prostitusi Dolly?
Atau yang mengizinkan wanita joget seksi?
Atau yang memberi ruang pada penistaan risalah Nabi?
Atau yang rela menjadi boneka dari wanita tirani?

Kawan, jangan tertipu dengan paham Illuminati.
Mereka akan biarkan, umat Islam mati suri.
Tak berdaya secara politik, hankam, militer, juga ekonomi.
Relakah dipimpin boneka yang menjalankan aksi Yahudi.

Marwan Batubara Tunjukkan Bukti Jokowi Benar-benar Boneka Mega


By Asqi Resnawan on 5:43 AM
 Penjualan saham Indosat ke Singapura sepenuhnya tanggung jawab presiden saat itu, Megawati Soekarnoputri, yang masih menjabat Ketua Umum PDI Perjuangan sampai saat ini.

Hal tersebut disampaikan peneliti dari Indonesian Resources Studies (IRESS), Marwan Batubara, dalam Dialog Publik dengan tema "Mengungkap Sisi Gelap Sejarah Penjualan Indosat" yang dilangsungkan di Senayan, Jakarta, Kamis (26/6).

"Ini penanggungjawabnya ya Megawati, karena ini adalah penjualan skala besar. Tidak mungkin yang bawah-bawah ikut urus," ujar Marwan yang adalah salah satu penasihat Serikat Pekerja Indosat pada saat penjualan terjadi.

Sedangkan mengenai jawaban capres, Joko Widodo, yang menyebut Indosat dijual karena krisis dan akan buyback Indosat jika menjabat presiden, Marwan menyayangkan pernyataan itu.

"Saya sangat menyayangkan, kenapa dia tidak nyatakan saja kebenarannya bahwa itu memang kesalahan bosnya. Jangan menyalahkan krisis. Kalau dia tidak paham, bilang saja," sambung Marwan.

Marwan menilai, sikap Jokowi itu menunjukkan bahwa dia adalah "boneka" Megawati.

"Ini menunjukkan dia tidak punya sikap dan dia juga dikendalikan sama bosnya. Karena sudah benar, menurut semua ahli, penjualan Indosat adalah kesalahan yang sangat fatal," ucapnya.

"Dengan Jokowi membela Mega, maka itu menunjukkan bagaimana Jokowi orangnya," tambah eks anggota DPD RI itu. [ald/rmol]

Keluar dari gedung KPK, Jokowi diteriaki pembohong!

By Asqi Resnawan on 4:40 AM 

Capres Jokowi mendapat perlakuan tak mengenakkan hati usai menjalani proses klarifikasi harta kekayaaan di gedung Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Kamis (26/06/2014).

breaking-newsCapres nomor urut 2 itu dihadang aksi demonstrasi dari Banteng Keadilan Rakyat yang menggelar aksi di depan gedung KPK dan menunggu Jokowi keluar.

Begitu Jokowi keluar, massa lamgsung meneriaki Jokowi sebagai pembohong dalam kasus dugaan korupsi bus TransJakarta dan tidak pernah melaporkan kasus itu ke KPK seperti yang ia gembar-gemborkan selama ini.

“Jokowi bohong, Jokowi bohong…. Jokowi belum pernah melapor ke KPK,” teriak massa bertepatan saat Jokowi tengah memberikan keterangan seputar klarifikasi harta kekayaannya.

Usai wawancara, Jokowi kali ini memilih bungkam saat ditanya media seputar kasus TransJakarta dan klarifikasi apakah dirinya berbohong saat mengatakan sudah melaporkan kasus TransJakarta ke KPK.(@arun/jurnal3)

Rabu, Juni 25, 2014

Hadis tentang ahlul bait



قال عَنْ عِكْرِمَةَ عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ إِنَّمَا يُرِيْدُ اللهُ لِيُذْهِبَ عَنْكُمُ الرِّجْسَ أَهْلَ اْلبَيْتِ قَالَ نَزَلَتْ فِي نِسَاءِ النَّبِي صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ثُمَّ قَالَ عِكْرِمَةُ مَنْ شَاءَ بَاهَلْتُهُ إِنَّهَا نَزَلَتْ فِي نِسَاءِ النَّبِي صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ خَاصَّةً.
     Dari ikrimah dari Ibnu Abbas tentang ayat:
إِنَّمَا يُرِيْدُ اللهُ لِيُذْهِبَ عَنْكُمُ الرِّجْسَ أَهْلَ اْلبَيْتِ
Ia diturunkan untuk  istri – istri  Nabi , lalu  Ikrimah berkata ; Barang siapa  yang mau, aku ajak mubahalah > ia  di turunkan untuk  istri – istri Nabi    secara  husus. 


و حَدَّثَنِي سُرَيْجُ بْنُ يُونُسَ حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ زَكَرِيَّاءَ بْنِ أَبِي زَائِدَةَ عَنْ أَبِيهِ ح و حَدَّثَنِي إِبْرَاهِيمُ بْنُ مُوسَى حَدَّثَنَا ابْنُ أَبِي زَائِدَةَ ح و حَدَّثَنَا أَحْمَدُ بْنُ حَنْبَلٍ حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ زَكَرِيَّاءَ أَخْبَرَنِي أَبِي عَنْ مُصْعَبِ بْنِ شَيْبَةَ عَنْ صَفِيَّةَ بِنْتِ شَيْبَةَ عَنْ عَائِشَةَ قَالَتْ خَرَجَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ذَاتَ غَدَاةٍ وَعَلَيْهِ مِرْطٌ مُرَحَّلٌ مِنْ شَعَرٍ أَسْوَدَ
…………….Dari Aisyah ra berkata: Nabi   keluar  pada suatu pagi dengan mengenakan  kain bergambar dari bulu hitam. ( Tanpa tambahan  kisah kemul kepada Ali, Hasan ……………………… 
حَدَّثَنَا أَبُو بَكْرِ بْنُ أَبِي شَيْبَةَ وَمُحَمَّدُ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ نُمَيْرٍ وَاللَّفْظُ لِأَبِي بَكْرٍ قَالَا حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ بِشْرٍ عَنْ زَكَرِيَّاءَ عَنْ مُصْعَبِ بْنِ شَيْبَةَ عَنْ صَفِيَّةَ بِنْتِ شَيْبَةَ قَالَتْ قَالَتْ عَائِشَةُ خَرَجَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ غَدَاةً وَعَلَيْهِ مِرْطٌ مُرَحَّلٌ مِنْ شَعْرٍ أَسْوَدَ فَجَاءَ الْحَسَنُ بْنُ عَلِيٍّ فَأَدْخَلَهُ ثُمَّ جَاءَ الْحُسَيْنُ فَدَخَلَ مَعَهُ ثُمَّ جَاءَتْ فَاطِمَةُ فَأَدْخَلَهَا ثُمَّ جَاءَ عَلِيٌّ فَأَدْخَلَهُ ثُمَّ قَالَ إِنَّمَا يُرِيدُ اللَّهُ لِيُذْهِبَ عَنْكُمْ الرِّجْسَ أَهْلَ الْبَيْتِ وَيُطَهِّرَكُمْ تَطْهِيرًا
………….Dari Aisyah ra berkata: Nabi   keluar pada suatu pagi dengan mengenskan kain bergaris hitam  dari bulu, lalu Hasan bin Ali datang  dan di masukkan ke dalam kain itu, lalu Husain datang dan di masukkan ke dalamnya, lalu Fatimah datang lalu  di masukkan ke dalamnya, lantas Ali, lalu di masukkan kepadanya  lalu beliau bersabda:
إِنَّمَا يُرِيدُ اللَّهُ لِيُذْهِبَ عَنْكُمْ الرِّجْسَ أَهْلَ الْبَيْتِ وَيُطَهِّرَكُمْ تَطْهِيرًا
Sesungguhnya Allah bermaksud hendak menghilangkan dosa dari kamu, hai ahlul bait dan membersihkan kamu sebersih-bersihnya.

Dalam riwayat pertama perawi Zakariya tidak menjelaskan bahwa dia mendengar hadis tapi dia meriwayatkan  dengan kalimat  dari ………….
Pada  riwayat pertama yang di riwayatkan oleh anak Zakariya  tidak di jelaskan hadis menyelimuti keluarga  Ali
Namun dalam riwayat kedua yang  di riwayatkan oleh Muhammad bin Basyir mengetengahkan kisah menyelimuti keluarga Ali
Sudah jelas bahwa  Yahya bin Zakariya lebih  tepat hapalannya dan lebih mantap  di samping  anaknya  sendiri.
Bila anda berkata  tambahan  perawi terpercaya  bisa di terima, maka  bisa di jawab, benar begitu bila tambahannya sedikit. Tapi bila tambahannya  satu kisah yang sempurna, sudah tentu seorang perawi tidak akan lupa padanya, kecuali bila dia  syi`ah dan  ini jelas jauh karena Yahya adalah orang Kufah.

Ada  hadis lagi sbb:

حَدَّثَنَا قُتَيْبَةُ حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ سُلَيْمَانَ بْنِ الْأَصْبَهَانِيِّ عَنْ يَحْيَى بْنِ عُبَيْدٍ عَنْ عَطَاءِ بْنِ أَبِي رَبَاحٍ عَنْ عُمَرَ بْنِ أَبِي سَلَمَةَ رَبِيبِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ لَمَّا نَزَلَتْ هَذِهِ الْآيَةُ عَلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنَّمَا يُرِيدُ اللَّهُ لِيُذْهِبَ عَنْكُمْ الرِّجْسَ أَهْلَ الْبَيْتِ وَيُطَهِّرَكُمْ تَطْهِيرًا فِي بَيْتِ أُمِّ سَلَمَةَ فَدَعَا فَاطِمَةَ وَحَسَنًا وَحُسَيْنًا فَجَلَّلَهُمْ بِكِسَاءٍ وَعَلِيٌّ خَلْفَ ظَهْرِهِ فَجَلَّلَهُ بِكِسَاءٍ ثُمَّ قَالَ اللَّهُمَّ هَؤُلَاءِ أَهْلُ بَيْتِي فَأَذْهِبْ عَنْهُمْ الرِّجْسَ وَطَهِّرْهُمْ تَطْهِيرًا قَالَتْ أُمُّ سَلَمَةَ وَأَنَا مَعَهُمْ يَا نَبِيَّ اللَّهِ قَالَ أَنْتِ عَلَى مَكَانِكِ وَأَنْتِ عَلَى خَيْرٍ قَالَ أَبُو عِيسَى هَذَا حَدِيثٌ غَرِيبٌ مِنْ هَذَا الْوَجْهِ مِنْ حَدِيثِ عَطَاءٍ عَنْ عُمَرَ بْنِ أَبِي سَلَمَةَ

Dari Umar bin Abu Salamah  - anak tiri Nabi   berkata: Ketika ayat ini  turun pada Nabi  di rumah Ummu Salamah 
إِنَّمَا يُرِيدُ اللَّهُ لِيُذْهِبَ عَنْكُمْ الرِّجْسَ أَهْلَ الْبَيْتِ وَيُطَهِّرَكُمْ تَطْهِيرًا
Sesungguhnya Allah bermaksud hendak menghilangkan dosa dari kamu, hai ahlul bait dan membersihkan kamu sebersih-bersihnya.

Beliau memanggil  Fathimah, Hasan, Husain, lalu menyelimuti mereka  dengan kain dan Ali di belakang punggung Nabi ., lalu beliau bersabda: Ya  Allah ! Mereka  adalah ahlu baitku, hilangkan kotoran mereka  dan bersihkan dengan sungguh.
Ummu salamah berkata:  Aku bersama  mereka  wahai Nabi!
Nabi    bersabda:  Engkau di tempatmu saja dan kamu  mendapat kebaikan.
Abu Isa ( Imam Tirmidzi)  berkata: Ini hadis nyeleneh  dari jalur ini  dari hadis Atho` dari Umar bin Abu Salamah.

Al albani menyatakan sahih, lihat sahih tirmidzi 91/3, Sahih Raudh an nadhir 976.

Komentarku: Perawi bernama Muhammad bin Sulaiman al asbahani suka berkata  benar tapi sering keliru. Hadis Umar bin Abu Salamah ini bertentangan dengan hadis Aisyah di atas  dan hadis terahir ini hanya di riwayatkan  oleh Imam Tirmidzi dari kalangan penyusun kutubut tis`ah. Bahkan Tirmidzi sendiri menyatakan nyeleneh. Bila  di sahihkan, maka mana  yang di buat pegangan  antara  dua hadis yang bertentangan tsb.

Ada hadis lagi yang bertentangan dengan hadis di atas sbb: 

مَالِكُ بْنُ إسْمَاعِيلَ حَدَّثَنَا جَعْفَرٌ الْأَحْمَرُ عَنْ الْأَجْلَحِ عَنْ شَهْرِ بْنِ حَوْشَبٍ عَنْ أُمِّ سَلَمَةَ وَعَبْدِ الْمَلِكِ عَنْ عَطَاءٍ عَنْ أُمِّ سَلَمَةَ قَالَتْ { جَاءَتْ فَاطِمَةُ بِطَعَامٍ لَهَا إلَى أَبِيهَا ، وَهُوَ عَلَى مَنَازِلِهِ فَقَالَ أَيْ بُنَيَّةُ ائْتِينِي بِأَوْلَادِي وَابْنِي وَابْنِ عَمِّك قَالَتْ ، ثُمَّ جَلَّلَهُمْ أَوْ قَالَتْ حَوَى عَلَيْهِمْ الْكِسَاءَ فَقَالَ هَؤُلَاءِ أَهْلُ بَيْتِي وَحَامَّتِي فَأَذْهِبْ عَنْهُمْ الرِّجْسَ وَطَهِّرْهُمْ تَطْهِيرًا قَالَتْ أُمُّ سَلَمَةَ يَا رَسُولَ اللَّهِ وَأَنَا مَعَهُمْ قَالَ أَنْتِ مِنْ أَزْوَاجِ النَّبِيِّ عَلَيْهِ السَّلَامُ وَأَنْتِ عَلَى خَيْرٍ أَوْ إلَى خَيْرٍ

………….. dari Ummu Salamah berkata: Fathimah  datang dengan membawa makanan untuk ayahnya  yang bertempat di rumahnya, lalu beliau bersabda: Wahai putriku !
Bawalah kemari anak – anakku, anakku, dan anak pamanmu ( Ali ).
Ummu salamah berkata: Kemudian Rasulullah   menyelimuti mereka dengan kain lalu bersabda: Mereka adalah ahlul baitku dan kerabatku, hilangkan kotoran  dari padanya   dan bersihkan mereka.
Ummu Salamah berkata: Wahai Rasulullah! Aku juga bersama mereka
Rasulullah    bersabda: Engkau  termasuk istri – istri Nabi    dan kamu di atas kebaikan atau kepada kebaikan. 

Komentar penulis buku:

Saya  tidak mengetahui siapakah  imam yang meriwayatkannya  karena  saya hanya menjumpainya  dalam kitab Musykilul atsar dan  saya  tidak menjumpai di kitab lain kecuali  dalam  syarahnya  yaitu bayan muskilil atsar dan begitulah kenyataannya, tiada  buku  atau kitab yang mencantumkannya.
Pengarangnya Abu Ja`far Ahmad bin  Muhammad bin Salamah bin Salmah  At thohawi Al azdi.yang wafat pada  tahun 321 H
Saya tidak menjumpai ulama yang memberikan komentar tentang derajat hadis tsb, lemah, sahih atau hasan. Yang jelas tiada hadis sahih yang menjelaskan hal itu.


Syahr bin Hausyab perawi yang sering memursalkan hadis, sering keliru. Imam Nasai menyatakan: Dia tidak kuat. Al ajlah  tidak di kenal  dan Syahr bin Hausyab tidak punya murid bernama  Al ajlah. Jadi antara keduanya harus ada perawi lagi yang benar menjadi murid nya.  Dan hadis tsb tidak di cantumkan dalam kitab hadis manapun kecuali dalam kitab musykilul atsar. Ia bertentangan dengan hadis riwayat anak tiri Rasulullah   yang menyatakan bahwa beliau memanggil Fathimah dan anak – anaknya tanpa ada keterangan mengirim makanan pada beliau

حَدَّثَنَا عَبْدُ بْنُ حُمَيْدٍ حَدَّثَنَا عَفَّانُ بْنُ مُسْلِمٍ حَدَّثَنَا حَمَّادُ بْنُ سَلَمَةَ أَخْبَرَنَا عَلِيُّ بْنُ زَيْدٍ عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ يَمُرُّ بِبَابِ فَاطِمَةَ سِتَّةَ أَشْهُرٍ إِذَا خَرَجَ إِلَى صَلَاةِ الْفَجْرِ يَقُولُ الصَّلَاةَ يَا أَهْلَ الْبَيْتِ إِنَّمَا يُرِيدُ اللَّهُ لِيُذْهِبَ عَنْكُمْ الرِّجْسَ أَهْلَ الْبَيْتِ وَيُطَهِّرَكُمْ تَطْهِيرًا
………………. Dari Anas bin Malik sesungguhnya Rasulullah   lewat di pintu Fathimah selama enam bulan bila keluar untuk melakukan salat fajar, lalu beliau berkata: Salat wahai ahlul bait. Sesungguhnya Allah mengehendaki  untuk membersihkan kotoranmu ahlul bait dan membersihkannya

قَالَ أَبُو عِيسَى هَذَا حَدِيثٌ حَسَنٌ غَرِيبٌ مِنْ هَذَا الْوَجْهِ إِنَّمَا نَعْرِفُهُ مِنْ حَدِيثِ حَمَّادِ بْنِ سَلَمَةَ
Abu Isa  berkata: Ini  hadis hasan ghorib dari jalur ini, kami hanya mengetahuinya  dari hadis Hammad bin Salamah.
Komentar penulis buku:
Kebanyakan ulama menyatakan bila Imam Tirmidzi menyatakan  hasan ghorib, maka indikator lemah.


HR Tirmidzi 3206, lemah karena ada perawi bernama Ali bin Zaid yang lemah.kata Ibnu Hajar  dan Daroquthni juga menyatakan: Dia menurut ku  lemah.   Dan dari seluruh jalur lewat perawi yang lemah ini.

Dalam kitab majmauz zawaid, Imam Thabrani juga meriwayatkan lalu di komentari, ia lemah karena ada perawi bernama Abu Dawud Al a`ma  yang lemah. 
Ia juga di cantumkan dalam tafsir thobari 5/22 Addurrul mantsur 198/5
Ibnu Sa`ad, Ibnu Ma`in dan Imam Nasa`I  juga menyatakan ; Dia tidak bisa di buat hujjah,
Ibrahim bin Ya`qub Al Juzjani menyatakan: Dia lemah, serong dan hadisnya tidak bisa di buat pegangan.
Ibnu Huzaimah menyatakan: Aku tidak berhujjah dengannya karena hapalannya jelek.