Senin, Mei 04, 2015

Kesalahan pendapat ulama ke 11





Dalam jawaban saya kali ini , tidak seluruhnya saya jawab, tapi cukup yang penting saja dan bisa menjadi pengetahuan penting bagi pembaca.

Abdur Rasyid Al-Atsari menulis :    pak, saya jwb lagi selain kitabullah dan sunnah Rasulullah shalallahu 'alaihi wasalam tddk boleh ditakwil,

Komentarku ( Mahrus ali ):
Pada pokoknya, kalimat al quran dan hadis itu harus di terjemahkan apa adanya, jangan di ada – adakan , di takwil . Kecuali pengertiannya  melenceng bila tidak ditakwil. Dalam keadaan  ini, boleh ditakwil yang tepat, bukan mengikuti ajaran golongan, nafsu yang bejat atau kepentingan thaghut.
Saya ingat perkataan DR Ibtisam bint Badar Iwadh al Jabiri dosen di Univ Ummul qura kuliah Dakwah dan Usuluddin

وبهذا يتبين أن إعمال النصوص على ظواهرها هو الأصل، ولا يجوز صرف اللفظ عن ظاهره إلا لدليل صحيح من كتاب أو سنة، لأن تأويل الظواهر بلا دليل إلغاء لإرادة الشارع من اللفظ، واستبدالها بإرادة المؤول، وهو لايجوز إطلاقاً.

Nas ( hadis atau quran ) harus diperlakukan  sesuai dengan makna harfiahnya  - dan ini yang perinsip atau yang asal. Tidak boleh ditakwil kecuali ada dalil  sahih  dari kitabullah atau sunnah Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam.  Sebab, takwil tanpa dalil akan mengabaikan / atau memakai  kehendak syari`( Allah dan rasulNya ) dari lafad tsb. Lalu di ganti dengan kehendak pentakwil itu. Dan ini  secaa mutlak  tidak boleh.

Komentarku ( Mahrus ali ):
Bila kalimat al quran itu bisa di takwil  dengan seenaknya , maka  ajaran yang bersumber  dari al quran akan punah lalu berganti  dengan ajaran hawa nafsu, golongan, tradisi leluhur yang hina bukan tradisi leluhur yang mulia – para sahabat.
Abdur Rasyid Al-Atsari  menulis lagi  : Berlindung kepada ulama kibar dan menjadikan mereka sebagai rujukan dalam mengaplikasikan Al Quran dan Sunnah terkait fitnah yang mewabah. Mereka telah menghabiskan umur yang panjang dalam mempelajari keduanya dan ilmu-ilmu pendukung lainnya. Pengalaman bergelut dalam medan dakwah selama bertahun-tahun telah menoreh pelajaran berharga di hati-hati mereka. Merekalah yang paling paham bagaimana hendaknya insan berbuat dalam semua gejolak fitnah yang semakin memanas. Rasulullah bersabda البركة مع أكابركم
"Keberkahan itu bersama orang-orang besar kalian" (HR Al Hakim di Al Mustadrak 1/62 dan dishahihkan Syaikh Al Albani dalam Silsilah Shahihah No. 1778)

Komentarku ( Mahrus ali ):
Setahu saya , Bukhari , Muslim , Ibnu Majah, Tirmizi , Abu Dawud, Nasai , Imam Ahmad, Imam Malik  tidak berani menyatakan sahih hadis tsb.
Hadis tsb diriwayatkan oleh muhaddis sbb:
-          جامع الأحاديث للسيوطي (11/ 175)
خرجه ابن حبان (2/319 ، رقم 559) ، والطبرانى فى الأوسط (9/16 ، رقم 8991) ، والحاكم (1/131 ، رقم 210) قال : صحيح على شرط البخارى . وأبو نعيم فى الحلية (8/171) ، والبيهقى فى شعب الإيمان (7/463 رقم 11004) ، والخطيب (11/165) ، والقضاعى (1/57 ، رقم 36) . قال الهيثمى (8/15) : رواه البزار ، والطبرانى فى الأوسط ، وفى إسناد البزار نعيم بن حماد ، وثقه جماعة ، وفيه ضعف ، وبقية رجاله رجال الصحيح  

العلل المتناهية في الأحاديث الواهية (1/ 44)
قال ابن عدي:وهذا لا يروى مرفوعا إلا ابن المبارك والأصل فيه مرسل وبقية كان يدلس ويروي عن الضعفاء

Hadis tsb tiada yang meriwayatkan secara marfu` kecuali Ibn Mubarak. Asalnya  adalah mursal ( lemah ) . Perawi  bernama Baqiyah  adalah suka menyelinapkan perawi  lemah dan meriwayatkan dari perawi – perawi lemah.  Al Ilal al mutanahiyah 44/1

Jadi menurut Ibnu Ady, hadis  keberkahan di orang tua  - tua mu adalah lemah.

-          صحيح ابن حبان (3/ 113، بترقيم الشاملة آليا)
-           
-          قال أبو حاتم رضي الله عنه : لم يحدث ابن المبارك هذا الحديث بخراسان إنما حدث به بدرب الروم ، فسمع منه أهل الشام ، وليس هذا الحديث في كتب ابن المبارك مرفوعا
Abu Hatim ra  berkata: Ibn Al Mubarak tidak meriwayatkan hadis ini di Khurasan  tapi di Darbur rum , lalu didengar oleh penduduk Syam. Dalam kitab – kitab  Ibn Mubarak sendiri hadis tsb tidak marfu ( bukan Nabi shallallahu 'alaihi wasallam  yang bersabda ).
Sahih Ibn Hibban  113/3 .
Komentarku ( Mahrus ali ):
Menurut beliau hadis tsb bukan perkataan Nabi shallallahu 'alaihi wasallam .
Sanad hadis tsb sbb:
المستدرك لمحمد النيسابوري (1/ 108)
حدثنا) أبو احمد حمزة بن العباس العقبى ببغداد ثنا عبد الكريم بن
هشيم ثنا نعيم بن حماد (واخبرنا) أبو العباس محمد بن احمد المحبوبى
بمرو ثنا احمد بن سيار ثنا وارث بن عبيد الله (قالا) ثنا عبد المبارك انبأ خالد بن مهران الحذاء عن عكرمة عن ابن عباس قال قال
رسول الله صلى الله عليه وآله البركة مع اكابركم * هذا حديث صحيح
على شرط البخاري ولم يخرجاه *
……………..  Al Hakim berkata: Ini hadis  sahih menurut sarat periwayatan Bukhari
Komentarku ( Mahrus ali ):
Tidak benar apa yang dikatakan oleh al Hakim sebab perawi bernama Warits bin Ubaidillah, Ahmad bin Sayyar  dan Muhammad bin Ahmad al Mahbubi  bukan perawi sahih Bukhari . Imam Al Hakim dalam hal ini  salah, tidak benar. Bila  dikatakan benar, buktinya  juga salah.
Ada pertanyaan diajukan kepada Syaikh Muqbil bin Hadi al wadi`I – murid al Bani.
السؤال 212@ إذا قال الحاكم: صحيح على شرط الشيخين، هل يكون الرجال هم الذين في البخاري ومسلم؟ أم ليسوا في البخاري ومسلم؟
الجواب: هذا هو الذي ينبغي أن يفهم منه، أن قوله: على شرط الشيخين، معناه: أن رجاله رجال الشيخين. وقد يهم الحاكم، ويكون في السند من ليس من رجال الشيخين، أو هو من رجال أحدهما، وقد يهم ويكون في السند من هو كذاب أو وضاع.
Pertanyaan 212 @ . Bila  Al hakim berkata: Sahih menurut persaratan perawi Bukari  dan Muslim, apakah  perawi – perawi tsb memang dalam  kitab Bukhari dan Muslim  atau  tidak.
Jawab : Ini yang layak di pahami bahwa perkataan Al Hakim ……… sesuai dengan sarat perawi Bukhari dan Muslim , maksudnya  adalah perawi – perawinya  perawi Bukhari dan Muslim . Tapi kadang al Hakim keliru lalu dalam  sanad tersebut  ada  orang yang tidak tergolong dalam persaratan perawi Bukhari dan Muslim , atau kadang termasuk perawi  salah satunya. Kadang  al Hakim keliru juga, sebab ternyata dalam sanad itu terdapat perawi pemalsu hadis atau pendusta.
Maksud dalam  sanad abd Mubarak adalah Abdullah bin Mubarak dalam sanad – sanad yang lain bukan Abd Mubarak – Ia  salah tulis.
-          مختصر زوائد مسند البزار (2/ 371)
-          [قال البزار: لا نعلم أحداً رواه غير ابن عباس]
Dalam kitab Mukhtashar zawa ifdal musnad 371/2   ada keterangan:
Al Bazzar berkata: Saya tidak mengerti hadis tsb di riwayatkan oleh seseorang kecuali Ibn Abbas.
Komentarku ( Mahrus ali ):
Bahkan saya mencari di seluruh kitab – kitab hadis yang saya miliki bukan sebagiannya tapi seluruhnya ternyata ada kejanggalan yaitu hadis tsb hanya di riwayatkan oleh Abdullah bin Mubarak yang lahir di tahun  118 H – termasuk tingkat ke delapan  dari atbaut tabiin , wafat pada tahun 181 H .
Hadis  tsb tidak dikenal dikalangan sahabat kecuali Ibnu Abbas, bahkan  di masa pengikut  tabiin kecuali satu orang  yaitu Abdullah bin Mubarak. Tiada perawi lain yang meriwayatkan. Di masa beliau tiada yang ngerti hadis itu. Pada hal   saat itu adalah tahun sekitar 118 H – 181 H. Mayoritas sahabat , tabiin dan atbaut tabiin sampai mati tidak kenal hadis tsb kecuali satu orang perawi .
Hadis  sedemikian ini menurut pakar hadis dulu termasuk hadis munkar, syadz dan nyeleneh. Juga  masih ada dua perawi bernama Warits bin Ubaidillah dan Muhammad bin Ahmad al Mahbubi yang saya sendiri belum tahu ulama yang menyatakan beliau berdua termasuk perawi terpercaya .
Abdul hay al luknowi berkata:
فكثيراً ما يطلقون النكارة على مجرَّد التَّفرُّد،
Sering kali mereka menyatakan  hadis munkar disebabkan tafarrud saja . ( satu perawi yang meriwayatkan bukan dua atau tiga ).
DR Abu Lubabah At thahir Shalih Husain kepala bagian dirosah Islamiyah  di Emirat menyatakan :

وَإِطْلاَقُ الْحُكْمِ عَلَى التَّفَرُّدِ بِالرَّدِّ وَالنَّكَارَةِ أَوِ الشُّذُوْذِ مَوْجُوْدٌ فِي كَلاَمِ كَثِيْرٍ مِنْ أَهْلِ الْحَدِيْثِ
 Mengghukumi perawi yang secara sendirian meriwayatkan agar riwayatnya  tertolak , dikatakan mungkar , syadz memang ada dlm perkataan kebanyakan ahli hadis . Ulumul hadis 12/1
Redaksi hadis juga beda sbb:

الغرائب الملتقطة من مسند الفردوس لابن حجر - مخطوط (ن) (ص: 1507)
-          : " الخير مع أكابركم "
Kebaikan bersama orang –orang tuamu ( atau tokoh – tokohmu atau ulama`mu sekalipin masih muda.)
صحيح ابن حبان (2/ 319)
 ( البركة مع أكابركم )
Keberkahan  bersama orang tua – tuamu .
-          جمع الجوامع أو الجامع الكبير للسيوطي (ص: 389)
) ابدأوا بالأكابر فإن البركة مع أكابركم (الحكيم عن ابن عباس)
Dahulukan orang tua – tuamu , sesungguhnya keberkahan bersama  orang  tua tuamu .
( Al Hakim dari Ibn Abbas ).
-          جمع الجوامع أو الجامع الكبير للسيوطي (ص: 10632)
-          ) البركة مع أكابركم أهل العلم (الرافعى عن ابن عباس)
-          Keberkahan bersama  orang tua – tuamu – ulama / ahlul ilmi  ( Rafii  dari Ibnu Abbas ).
Komentarku ( Mahrus ali ):
Redaksi hadis yang banyak tambahan , pengurangan, beda sekali dan tidak sama ini termasuk  idhtirab atau kacau redaksinya, tidak singkron.   Sulit di pahami, mudah salah tafsir, mana di antara  redaksi  tersebut yang benar – benar sabda Nabi shallallahu 'alaihi wasallam  dan mana yang palsu atau mana kalimat yang benar – benar tambahan perawi. Dan ini juga salah satu kedustaan bukan kejujuran. Saya ingat kaidah dalam mustholah  sbb:
وَذُو اخْتِلاَفِ سَنَدٍ أَوْ مَتْنٍ    مُضْطَرِبٌ عِنْدَ أُهَيْلِ اْلفَنِ
      Kekacauan sanad atau redaksi termasuk mudhtharib menurut ahli mustholah hadis.
Artikel Terkait

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pesan yang baik, jangan emosional.Bila ingin mengkeritisi, pakailah dalil yang sahih.Dan identitasnya jelas. Komentar emosional, tidak ditayangkan