Senin, Mei 04, 2015

Kesalahan pendapat ulama ke 12



Lanjutan sebelumnya
Hadis “ keberkahan bersama orang orang tua tuamu” itu  perkataan Nabi shallallahu 'alaihi wasallam   atau bukan.
Para pakar hadis dalam hal ini ada yang menyatakan marfu` - ya`ni ia  hadis dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam  dan ada yang menyatakan  ia dari Ibnu Abbas, lihat contoh sbb:
الغرائب الملتقطة من مسند الفردوس لابن حجر - مخطوط (ن) (ص: 1507)
-          قال : أخبرنا محمد بن طاهر الحافظ ، أخبرنا علي بن أبي سعد الهروي ، أخبرنا أبو عمر محمد بن الحسين البسطامي ، حدثنا الحسن بن سعيد المقريء ، حدثنا زكريا بن يحيى الساجي ، حدثنا النضر بن طاهر ، حدثنا ابن المبارك ، عن خالد الحذاء ، عن عكرمة ، عن ابن عباس قال : قال رسول الله صلى الله عليه وسلم : " الخير مع أكابركم " . وقد تقدم " البركة "
-          ……………., intinya dalam kitab al Ghoroib, hadis tsb dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam
-           
-           .
-          البدر المنير (5/ 254)
، وَلَيْسَ هَذَا الحَدِيث فِي كتب ابْن الْمُبَارك مَرْفُوعا.
Dalam kitab Badrul munir, Ibnu Hibban menyatakan hadis  tsb dikitab Ibnu mubarak bukan marfu tapi dari Ibnu Abbas saja.
Komentarku ( Mahrus ali ):
Hadis tsb dikatakan oleh Nabi shallallahu 'alaihi wasallam  atau  Ibnu Abbas  tetap lemah karena sanadnya  tafarrud pada Ibn Mubarak dan di riwayat  al hakim sendiri terdapat  perawi yang tidak diketahui identitasnya. Redaksinya kacau. Ibnu Ady menyatakan hadis  itu mursal ( lemah ) .
Arti akaabirikum .
Untuk arti akabirikum  dalam hadis itu , ulama punya pandangan sbb:
-          معاني الأخبار للكلاباذي 384 (ص: 100)
-          وقد قال النبي صلى الله عليه وسلم : البركة مع اكابركم وقد أمر بتوقيرهم بقوله صلى الله عليه وسلم : من لم يوقر كبيرنا فليس منا.
Dalam kitab ma`anil akhbar , hal 100.
Nabi shallallahu 'alaihi wasallam  bersabda : Berkah itu bersama dengan orang – orang tuamu .
Sungguh Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam memerintah agar menghurmati mereka dengan sabdanya: Barang siapa yang tidak menghurmati orang tua ( orang yang usianya  tua ) kita, maka  tidak termasuk golongan kami.
Komentarku ( Mahrus ali ):
Akabir di artikan orang tua tua, bukan ulama kibar. 
-          جامع الأحاديث للسيوطي (1/ 82)
-          - ابدأوا بالأكابر فإن البركة مع أكابركم (الحكيم عن ابن عباس)
-          ابدأوا بالكبراء أو بالأكابر (أبو يعلى ، والطبرانى فى الأوسط عن ابن عباس قال : كان النبى  - صلى الله عليه وسلم -  إذا سقى ذكره)[المناوى]
-          Dalam kitab Jamiul ahadis 82/1 :
-          Dahulukan orang – orang tua, sesungguhnya keberkahan bersama orang – orang yang sudah tua usianya  ( Al hakim dari Ibnu Abbas )
-          …………………., intinya : ketika memberi minuman dahulukan orang  - orang tua usianya ( bukan ulama kibar )
-           
فيض القدير للمناوي (12/ 58)
(البركة مع أكابركم) المجربين لأمور المحافظين على تكثير الأجور فجالسوهم لتقتدوا برأيهم
وتهتدوا بهديهم أو المراد من له منصب العلم وإن صغر سنه فيجب
إجلالهم حفظا لحرمة ما منحهم الحق سبحانه وتعالى
Dalam kitab Faidul qadir al Munawi 58/12
Keberkahan bersama  dengan  orang tua – tuamu  yang sudah pengalaman dalam beberapa  urusan, selalu  menjaga ( atuan agama ) untuk memperbanyak pahala , duduklah bersama mereka agar kamu bisa mengikuti pendapat mereka dan bisa mendapat petunjuk dengan prilaku mereka.  Atau mungkin maksudnya  orang yang  pangkat ilmu sekalipun  usia mereka  masih muda. Mereka harus di muliakan untuk menjaga kehurmatan kebenaran  yang diberikan oleh Allah subhanhu wataala.

-          التنوير شرح الجامع الصغير (6/ 60)
-           
-          4135 - "الخير مع أكابركم". البزار عن ابن عباس (ح).
-          (الخير) أي البركة كما في رواية أخرى. (مع أكابركم) أي في السنن أو في العلم والعمل وإن كانوا أصغر سناً. البزار (3) عن ابن عباس) ورواه أيضاً
-          Dalam  kitab tanwir juga di terangkan :
-          Intinya:   maksud akabir  adalah tua usianya, atau ilmu dan amaliahnya sekalipun masih muda ( atau msih kecil ).
Komentarku ( Mahrus ali ):
Bila hadis itu sahih, maka  artinya  juga masih punya banyak kemungkinan bukan husus ulama kibar, mungkin orang sepuh, orang yang berilmu dan memiliki pendapat yang benar sekalipun masih muda.  Apalagi ia ternyata hadis lemah. Maka kembalilah  kepada ayat:

يَاأَيُّهَا النَّاسُ إِنَّا خَلَقْنَاكُمْ مِنْ ذَكَرٍ وَأُنْثَى وَجَعَلْنَاكُمْ شُعُوبًا وَقَبَائِلَ لِتَعَارَفُوا إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللَّهِ أَتْقَاكُمْ إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌ
Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal. 

Dan bila masih ada hilap, maka kita diperintahkan untuk kembali kepada dalil bukan kepada ulama kibar Indonesia, Saudia, daulah Islamiyah atau Mesir. Tapi kepada dalil . Bacalah ayat ini:
فَإِنْ تَنَازَعْتُمْ فِي شَيْءٍ فَرُدُّوهُ إِلَى اللهِ  وَالرَّسُولِ إِنْ كُنْتُمْ تُؤْمِنُونَ بِاللهِ  وَالْيَوْمِ ا‏ ْلآ‏خِرِ ذَلِكَ خَيْرٌ وَأَحْسَنُ تَأْوِيلاً
Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al Qur'an) dan  Rasul  (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya. Nisa` 59


Anda menyatakan:
Berkata Abdullah Ibnu Mas'ud radhiyallahu'anhu, "Selalu saja manusia dalam kebaikan selama mereka mengambil ilmu dari para ulama besar dan para pemegang amanah mereka. Jika mereka mengambil ilmu dari para pemuda dan para perusak mereka, mereka akan binasa."
Komentarku ( Mahrus ali ):
Sayang sekali anda  tidak mencantumkan arabnya agar tampak valid, bukan tampak copasan dari orang lain yang tidak menulis  arabya. Bila  meng copi silahkan, tapi pilihlah yang ada refrensi arab dan kalimat arabnya hingga mudah di rujuk dan tampak terjemahan yang benar atau salah.
Ternyata terjemahannya kurang pas . Lihat terjemahanku sbb:

وعن ابن مسعود- رضي الله عنه-:
(( لا يزال الناس بخير ما أخذوا العلم عن أكابرهم , وعن أمنائهم وعلمائهم , فإذا أخذوا من صغارهم وشرارهم هلكوا
Dari  Abdullah Ibnu Mas'ud radhiyallahu'anhu, "Selalu saja manusia dalam kebaikan selama mereka mengambil ilmu dari orang tua – tua  mereka , orang – orang yang bisa dipercaya dan para ulama . Jika mereka mengambil ilmu dari para pemuda dan orang – orang jelek  mereka, mereka akan binasa."

Kekeliruan dalam terjemah.
Jadi kalimat akabirihim tidak diterjemahkan. Kalimat umana ihim di terjemahkan para pemegang amanah. Mestinya  cukup di artikan para orang – orang yang bisa di percaya. Sebab belum tentu pemegang amanah itu bisa dipercaya, kadang serong , menyimpang dan korupsi. Lalu ulama ihim di artikan para ulama  besar . Mestinya cukup di artikan para ulama saja  tanpa di tambahi ulama besar.

Sanad  atsar tersebut sbb: 

Ternyata  atsar Ibnu Mas`ud itu hanya diriwayatkan oleh satu orang yaitu Umar bin Muhammad al Jumahi. Lihat sanadnya  sbb:
5 - أَخْبَرَنَا أَبُو مُحَمَّدٍ الْحَسَنُ بْنُ أَحْمَدَ بْنِ إِبْرَاهِيمَ بْنِ فِرَاسٍ، بِمَكَّةَ , أبنا أَبُو حَفْصٍ عُمَرُ بْنُ مُحَمَّدٍ الْجُمَحِيُّ , ثنا عَلِيُّ بْنُ عَبْدِ الْعَزِيزِ، ثنا مُسْلِمُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ، ثنا شُعْبَةُ، عَنْ أَبِي إِسْحَاقَ، عَنْ سَعِيدِ بْنِ وَهْبٍ، عَنْ عَبْدِ اللَّهِ قَالَ:
7 - حَدَّثَنِي عَبْدُ الرَّحْمَنِ بْنُ يَحْيَى، قِرَاءَةً مِنِّي عَلَيْهِ أَنَّ عُمَرَ بْنَ مُحَمَّدٍ، حَدَّثَهُ بِمَكَّةَ نا عَلِيُّ بْنُ عَبْدِ الْعَزِيزِ، نا مُسْلِمُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ، نا شُعْبَةُ، عَنْ أَبِي إِسْحَاقَ، عَنْ سَعِيدِ بْنِ وَهْبٍ، عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ مَسْعُودٍ
Setahu saya seorang perawi bernama Umar bin Muhammad al Jumahi ini salah satu orang yang meriwayatkan atsar Ibnu Mas`ud tsb. Tiada perawi lain yang meriwayatkannya. Dia  sendirian , saya  tidak mengerti siapakah  dia , pendusta  atau perawi yang suka berkata  jujur , terpercaya. Saya  tidak mengetahui ulama yang memberikan komentar tentang identitasnya pendusta, pemalsu hadis atau terpercaya. Jadi bagi saya  dia adalah perawi majhul – samar, tidak jelas identitasnya. Bagaimanakah  saya bisa percaya atsar  tersebut benar.
Untuk gurunya bernama Ali bin Abd Aziz al baghawi maka ada komentar ulama sbb:
، قال الدارقطني: ثقة مأمون. وقال ابن أبي حاتم: كان صدوقًا. مات سنة ست وثمانين ومائتين
مطالع الأنوار على صحاح الآثار (1/ 244)
Daroquthni berkata: Dia perawi tsiqah makmun . Ibn Hatim berkata: Dia adalah perawi yang suka berkata benar. Beliau meninggal dunia pada tahun 286 H .
Boleh dikatakan pada priode 250 – 300 H  atsar tersebut masih tidak dikenal orang kecuali seorang perawi saja bernama Umar bin Muhammad al Jumahi belaka. Dan atsar sedemikian boleh dikatakan munkar, syadz. Tidak bisa di buat pegangan, lepaskan saja agar tidak mengaburkan ajaran yang benar. Lalu kebenaran yang jelas menjadi kabur dan meragukan.
Kebenaran atsar tsb dari Ibnu Mas`ud masih meragukan , ada yang mengatakan  bukan dari Ibnu Mas`ud , tapi dari Ibn Umar  sbb:

التيسير بشرح الجامع الصغير (2/ 380)
وَلِهَذَا قَالَ ابْن عمر لَا يزَال النَّاس بِخَير مَا أخذُوا الْعلم عَن أكابرهم وامنائهم فاذا أَخَذُوهُ عَن صغارهم وشرارهم هَلَكُوا (طب عَن التيسير بشرح الجامع الصغير (2/ 381)
عبد الرَّحْمَن بن عَمْرو الانصاري) وَفِي اسناده وَضاع
………….intinya: Atsar itu  dari Ibnu Umar , tapi palsu karena perawi bernama Abd Rahman bin Amar al anshari yang suka memalsukan hadis.
Komentarku ( Mahrus ali ):
Belum tentu mengambil ilmu  dari orang tua – tua  mereka , orang – orang yang bisa dipercaya dan para ulama menjadi benar. Sebab mereka sendiri manusia biasa mungkin keliru. Bagaimana  bila mereka keliru. Kadang generasi muda yang konsis kepada dalil lebih baik  dari pada ulama tua yang selalu berpikir states hilang atau tidak bila akan berfatwa, berpikir mai`yah hanyut apa tidak ,  dan ketundukan kepada rezim thaghut . Kita boleh mengambil ibarat  dan pelajaran dari  ashabul kahfi yang dijabarkan dalam al quran sbb:
نَّحْنُ نَقُصُّ عَلَيْكَ نَبَأَهُم بِالْحَقِّ ۚ إِنَّهُمْ فِتْيَةٌ آمَنُوا بِرَبِّهِمْ وَزِدْنَاهُمْ هُدًى
Kami kisahkan kepadamu (Muhammad) cerita ini dengan benar. Sesungguhnya mereka adalah pemuda-pemuda yang beriman kepada Tuhan mereka, dan Kami tambah pula untuk mereka petunjuk. 13 al kahfi
Tenyata  ashabul kahfi itu dari generasi muda yang berpegangan kepada ajaran yang benar dan generasi tuanya hanyut dengan tradisi  rezim saat itu yang sesat.

Persoalan yang penting disini bukan muda atau tuanya, ulama kibar atau sigharnya tapi ketakwaan didada atau ketakutan kepada raja dan rezim thaghut dan keberaniannya pada Allah. Kita ikuti firmanNya:
يَاأَيُّهَا النَّاسُ إِنَّا خَلَقْنَاكُمْ مِنْ ذَكَرٍ وَأُنْثَى وَجَعَلْنَاكُمْ شُعُوبًا وَقَبَائِلَ لِتَعَارَفُوا إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللَّهِ أَتْقَاكُمْ إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌ
Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal. [1]
Ulama  kibar itu diposisikan seperti manusia yang mungkin salah, jangan seperti pendeta paus paulus manusia  suci yang bersih dari dosa dan noda menurut kristiani. Kita muslimin  bukan kriten. Dasar kita al quran dan hadis bukan Injil. Lihat saja ajaran kristen sekarang ini adalah ajaran pendetanya  bukan ajaran Nabi Isa. Saya hawatir ajaran Islam  saat ini  akan menjadi ajaran ulama bukan ajaran Nabi shallallahu 'alaihi wasallam .
 Imam madzhab saja masih mengakui kadang  dirinya salah , kadang benar sebagaimana pernyataan mereka sbb:
Lihat  perkataan Imam Syaffii  sbb:
إذَا صَحَّ الْحَدِيثُ فَاضْرِبُوا بِقَوْلِي الْحَائِطَ وَإِذَا رَأَيْت الْحُجَّةَ مَوْضُوعَةً عَلَى الطَّرِيقِ فَهِيَ قَوْلِي.
Bila ada hadis sahih, maka  lemparkan perkataanku ke tembok. Bila kamu lihat hujjah telah berada di jalan, maka  itulah perkataan ku [2]
Beliau  berkata:
لَا تُقَلِّدْ دِينَك الرِّجَالَ فَإِنَّهُمْ لَنْ يَسْلَمُوا مِنْ أَنْ يَغْلَطُوا.
Dalam masalah agama,jangan ikut orang, sebab  mereka mungkin juga salah. [3]
 Imam Malik berkata:
إنَّمَا أَنَا بَشَرٌ أُصِيبُ وَأُخْطِئُ فَاعْرِضُوا قَوْلِي عَلَى الْكِتَابِ وَالسُّنَّةِ
        Aku hanyalah manusia, terkadang pendapatku benar, di lain waktu kadang salah. Karena itu, cocokkan perkataanku ini dengan kitabullah dan hadis Rasulullah.

Mau nanya hubungi kami:
088803080803( Smartfren). 081935056529 (XL )  https://www.facebook.com/mahrusali.ali.50
 



[1] Al hujurat 13
[2]  Majmuk  juz 20 / 211

[3] Majmuk fatawa karya Ibnu Taimiyah  juz 20.
Artikel Terkait

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pesan yang baik, jangan emosional.Bila ingin mengkeritisi, pakailah dalil yang sahih.Dan identitasnya jelas. Komentar emosional, tidak ditayangkan