Kamis, Juni 11, 2015

Sejak sepuluh tahun yang lalu saya menjalankan salat jamaah tanpa lampu seri ke 2




·       وروى صاحب الاستيعاب عن سراج غلام تميم الداري قال: (قدمنا على النبي صلى الله

·       عليه وسلم ونحن خمسة غلمان لتميم الداري- فأمرـ ني- يعني تميم- فأسرجت المسجد بقنديل فيه زيت، وكانوا لا يسرجون إلا بسعف النخل، فقال رسول الله صلى الله عليه وسلم: من أوقد مسجدنا؟ فقال تميم: غلامي هذا، فقال: ما اسمه؟ فقال: فتح، فقال رسول الله صلى الله عليه وسلم- بل اسمه سراج- فسماني رسول الده صلى الله عليه وسلم سراجا)
Pengarang  kitab al isti`ab meriwayatkan tentang lampu   dari pemuda Tamim al dari berkata: Kami datang kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam , Kami terdiri  lima lima budak  Tamim ad dari . Lantas Tamim memerintah aku ( Siraj ) , lalu aku memberikan lampu ke masjid dengan minyaknya.
Mereka  tidak memakai lampu kecuali  dengan pelepah kurma.
Lantas Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda : Siapakah yang memberikan lampu masjid kami ?
Tamim berkata: Budakku ini .
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bertanya: Siapakah namanya ?
Dia menjawab: Fath “
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: Namanya adalah Siraj
Jadi, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam memberi nama padaku  siraj.
فقد رواه القرطبي في المجلد السادس صفحة
274
Qurthubi meriwayatkan dalam  jilid ke 6 hal 274. 
روى سعيد بن زبان، حدثني أبي عن أبيه عن جده عن أبي هند قال : حمل تميم الداري معه من الشام إلى المدينة قناديل وزيتا ومقطا ، فلما انتهى إلى المدينة وافق ذلك يوم الجمعة فأمر غلاما له يقال له أبو البراد فقام فشد المقط وهو بضم الميم وسكون القاف وهو الحبل وعلق القناديل وصب فيها الماء والزيت وجعل فيها الفتل ، فلما غربت الشمس أسرجها ، فخرج رسول الله صلى الله عليه وآله وسلم إلى المسجد فإذا هو يزهر ، فقال : من فعل هذا ؟ قالوا تميم يا رسول الله ، قال : نورت الإسلام نور الله عليك في الدنيا والآخرة ، أما إنه لو كانت لي ابنة لزوجتكها ، فقال نوفل بن الحرث بن عبد المطلب : لي ابنة يا رسول الله تسمى أم المغيرة بنت نوفل ، فافعل فيها ما أردت ، فأنكحه إياها على المكان...اهـــ
Said bin Zaban bercerita , ayahku  bercerita kepadaku  dari ayahnya  dari kakeknya dari Abu Hindin  berkata:  Tamim al dari dari Syam ke Medinah  dengan membawa lampu, minyak dan sumbu. Ketika sampai di Medinah yang bertepatan pada hari Jumat . beliau memerintah budak yang bernama  Abu al Barrad. Dia berdiri lalu mengikat tali dengan kuat. Dia menggantungkan lampu ,lalu di diberi air dan minyak dan dikasih sumbu. Ketika  matahari terbenam , maka lampu itu dihidupkan
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pergi ke masjid  tahu – tahu lampu itu bersinar.
Beliau bertanya : Siapakah  yang melakukan ini ?
Mereka menjawab: Tamim wahai Rasulullah
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: Engkau telah memberikan cahaya pada Islam, maka semoga Allah memberikan  cahaya  padamu di dunia dan akhirat .
Ingat ! seandainya aku punya putri, maka aku akan kawinkan denganmu .
Naufal bin Al harts bin Abd Mutthalib berkata:  Aku punya anak perempuan  wahai Rasulullah ! namanya  Ummul mughirah bint Naufal. Aku akan melakukan sebagaimana apa yang engkau kehendaki, lalu dikawinkan dengannya  di tempat itu.


وهو ضعيف كما أشار ابن حجر في الإصابة 4/18
وعلته سعيد بن زبان
Hadis  tsb lemah sebagaimana  di isaratkan oleh Ibn Hajar  dlm kitab al Ishobah  18/4. Sebabnya karena   ada perawi bernama   Said bin Zaban


Komentarku ( Mahrus ali ):
Saya sendiri tidak mengetahui  ulama yang menyatakan tsiqah padanya . Jadi dalam hal  ini  dia ( Said bin Zaban ) layak di golongkan  dengan perawi majhul – kabur, tidak populer di kalangan ulama  ahli hadis, tapi samar sekali, tidak diketahui  identitasnya - pendusta atau dipercaya menurut mereka bukan menurut ahli sejarah.  Jadi hadis  tsb juga boleh dikatakan hadis palsu.

وفقه الله


رد: سؤال عن حديث الشاب الذي أضاء المسجد بمصباح الزيت

السلام عليكم و رحمة الله و بركاتـه

لم أجد مـُعقباً ؟
و لكني بحثت ، و أكثر ما وجدت أن الشيخ الألباني و الإمام ابن حجر قد ضعفا الأثر ،
و لا علم لي من غيرهما أيضاً قد ضعفه ،
جزاكم الله خيراً
Abu Yahya  al muslim  menulis :
Jawaban atas pertanyaan  tentang hadis  pemuda  yang memberi lampu  pada masjid  Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dengan lampu minyak .
Saya sendiri  tidak menjumpai  ulama yang memberikan komen padanya.
Tapi aku mencari . Dan kebanyakan  apa yang saya temukan adalah  Syaikh al Bani  dan Imam Ibn Hajar melemahkan atsar itu ( kisah itu ).  Dan aku tidak tahu selain keduanya yang melemahkan atsar itu.
 Semoga Allah membalas anda  kalian dengan baik.



Komentarku ( Mahrus ali ):
Saya  juga tidak menjumpai ulama ahli hadis  dulu maupun sekarang di lingkungan  arab atau  di kalangan ajam yang menyatakan  hasan atau  sahih pada atsar tersebut.
Hadis tsb juga bertentangan dengan hadis sahih dimana para sahabat setelah salat subuh masih gelap dan tidak mengetahui  siapakah teman di sampingnya karena keadaan  gelap sebagaimana akan diterangkan nanti.




. ويبدو لي أن عمر بن الخطاب رضي الله عنه زاد من عدد المصابيح في المسجد حيث الحاجة تتطلب ذلك ولا سيما المصلون يتأخرون في المسجد ليلا، فقد ذكر بعض المؤرخين، أن أول من جعل في المسجد المصابيح عمر بن الخطاب رضي الله عنه، عندما جمع الناس في صلاة التراويح على إمام واحد ثم استمر المسجد يضاء بالقناديل والزيت بعد ذلك، وتم تخصيص مبلغ من المال لقاء قيامه بإيقاد القناديل.

Tampak padaku bahwa  Umar bin al Khatthab  ra menambah jumlah  lampu di masjid karena sangat dibutuhkan. Apalagi ketika orang – orang yang menjalankan shalat datang ke masjid terahir di waktu malam .
Sebagian  ahli sejarah permulaan orang yang menjadikan beberapa  lampu untuk masjid adalah Umar bin Al Khatthab  ra  ketika beliau mengumpulkan orang – orang yang menjalankan shalat tarawih dipimpin satu imam. Setelah  itu, masjid  terus di beri lampu minyak . Dan telah dihususkan biaya untuk untuk  Umar karena  menghidupkan lampu di masjid ini
Komentarku ( Mahrus ali ):
Bila saya percaya bahwa permulaan orang yang memberi lampu masjid nabawi adalah umar bin Khatthab, maka  saya tidak punya landasan yang kokoh.  Kisah tersebut di atas hanya kisah tanpa sanad dari perawi pendusta atau terpercaya. Karena itu kisah spt itu adalah kisah yang tidak boleh dibuat pegangan, tapi harus dilepaskan saja.
Validitas kisah itu masih di ragukan, dan sama sekali tidak meyakinkan. Mungkin kisah itu  tidak ada, lalu di ada – adakan oleh seseorag pendusta  atau bisa di percaya. Belum  jelas, sebab ia dikisahkan tanpa menghurmati ilmu riwayat yaitu menggunakan sanad. Ia dikisahkan dengan kebodohan tanpa ilmu riwayat.
Bagaimana bila kisah itu salah, dan Umar  ra  tidak memberi lampu untuk masjid sama sekali.
Atsar yang lemah  itu juga tercantum dalam  kitab Washfu al masjid al nabawi  al syarif  karya  Doktor Khalid Muhammad Hamid.
https://www.facebook.com/taibanet.page/posts/345160845599093

Komentarku ( Mahrus ali ):
Tapi sayang kisah itu dibiarkan tanpa komentar lemah, hasan atau sahih hingga  mengkaburkan pembaca , tidak mencerahkan, malah menggelapkan, tidak mengarahkan kepada kebenaran, malah menuju kepada sesuatu yang tidak valid. 
Mau nanya hubungi kami:
088803080803( Smartfren). 081935056529 (XL )  https://www.facebook.com/mahrusali.ali.50
 


Artikel Terkait

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pesan yang baik, jangan emosional.Bila ingin mengkeritisi, pakailah dalil yang sahih.Dan identitasnya jelas. Komentar emosional, tidak ditayangkan