Minggu, Juli 26, 2015

Kesalahan ulama ke 27

Iskandar Neuheun menulis :
ZAKAT FITRAH DARI MAKANAN POKOK.
Fathul Mu‘in dicetak bersama Hasyiyah I‘anatuth-Thalibin (penerbit Al-Haramain) juz 2 halaman 172-173.
وهى أى زكاة الفطر صاع وهو أربعة أمداد ، والمد رطل وثلث وقدره جماعة بحفنة بكفين معتدلين عن كل واحد من غالب قوت بلده أى بلد المؤدى عنه فلا تجزئ من غير غالب قوته أو قوت مؤد أو بلده لتشوف النفوس لذلك ومن ثم وجب صرفها لفقراء بلد مؤدى عنه فإن لم يعرف كآبق ففيه آراء : منها إخراجها حالا ، ومنها أنها لا تجب إلا إذا عاد ، وفى قول لا شيء
[ Terjemahan bebas dari saya ]
Besar zakat fitrah untuk satu orang adalah satu sha’ MAKANAN POKOK yang lumrah pada daerah orang yang dizakat fitrahi (penerima zakat fitrah).
Satu sha’ yaitu 4 mud; satu mud adalah 1⅓ liter, dan menurut perkiraan segolongan Ulama adalah sepenuh cakupan dua telapak tangan yang sedang.
Maka belum cukuplah JIKA BUKAN MAKANAN POKOK di daerah orang yang difitrahi, dan juga makanan pokok pembayar fitrah (bila lain daerah dengan yang difitrahi) atau makanan pokok daerah pembayar fitrah, karena keseleraan nafsu mustahiqqin (orang-orang yang berhak menerima zakat fitrah) kepadanya.
Dari sini, maka fitrah wajib dibagikan kepada orang-orang fakir di daerah orang yang difitrahi; Kalau daerahnya tidak dikenal, misalnya karena orang minggat, maka ada beberapa pendapat:
Antara lain, berpendapat fitrah wajib dikeluarkan seketika, pendapat lain mengatakan tidak wajib fitrah kecuali jika telah pulang kembali, dan lain lagi berpendapat tidak wajib zakat fitrah.

*********
Kalau kita perhatikan isi Kitab Fathul Mu‘in ini, menunjukkan bahwa boleh mengeluarkan zakat fitrah dengan menggunakan BERAS.
Karena BERAS adalah makanan pokok mayoritas penduduk Indonesia.

Bagaimana penilaian Anda?
<> Apakah bertentangan dengan Hadits:
روى الشيخان عن ابن عمر قال : فرض رسول الله صلى الله عليه وسلم زكاة الفطر من رمضان على الناس صاعا من تمر أو صاعا من شعير على كل حر أو عبد ذكر أو أنثى من المسلمين
Diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim dari Ibnu ‘Umar berkata:
“Diwajibkan oleh Rasulullah SAW zakat fitrah dari Ramadhan atas manusia akan satu sha’ dari KURMA atau satu sha’ dari biji GANDUM atas setiap orang merdeka atau hamba sahaya, laki-laki atau perempuan daripada Muslim”.
<> Atau bertentangan dengan ini:
المجموع شرح المهذب ( ٦ / ١٤٤ ) : وقال أبو حنيفة هو مخير ، وعن أحمد رواية أنه لا يجزئ إلا الأجناس الخمسة المنصوص عليها : التمر والزبيب والبر والشعير والأقط ، والله أعلم
Abu Hanifah berkata:
Boleh pilih baginya antara mengeluarkan zakat fitrah dengan uang atau dengan bahan makanan.
Salah satu riwayat Imam Ahmad menyatakan bahwa tidak diperkenankan untuk zakat fitrah kecuali 5 jenis yang sudah di-nash didalam hadits yaitu KURMA, KISMIS, BUR, GANDUM (SYA‘IR) dan KEJU.
Wallahu A’lam.

Komentarku ( Mahrus ali ):
Benar apa yg anda katakan wahai Iskandar Neuheun‎,
Zakat fitrah dg bahan makanan pokok tiada dalilnya. Ia pendapat ulama tanpa dalil, bahkan bertentangan dengan  dalil Ibnu Umar :
روى الشيخان عن ابن عمر قال : فرض رسول الله صلى الله عليه وسلم زكاة الفطر من رمضان على الناس صاعا من تمر أو صاعا من شعير على كل حر أو عبد ذكر أو أنثى من المسلمين
Diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim dari Ibnu ‘Umar berkata:
“Diwajibkan oleh Rasulullah SAW zakat fitrah dari Ramadhan atas manusia akan satu sha’ dari KURMA atau satu sha’ dari biji GANDUM atas setiap orang merdeka atau hamba sahaya, laki-laki atau perempuan daripada Muslim”.
Juga  bertentangan dengan salah satu riwayat pendapat Imam Ahmad.yang menyatakan  tidak boleh zakat fitrah  dengan makanan pokok.
Kita kembali kpd  hadis muttafaq alaih  dari Ibnu Umar tadi – yaitu zakat fitrah  harus kurma atau gandum bukan beras.
Bila mengeluarkan beras, kita akan  menyelisihi dalil. Tiada dalil sahih yg memperbolehkan  zakat fitrah dg beras. Ingatlah ayat ini:
وَلاَ تَقْفُ مَا لَيْسَ لَكَ بِهِ عِلْمٌ إِنَّ السَّمْعَ وَالْبَصَرَ وَالْفُؤَادَ كُلُّ أُولَئِكَ كَانَ عَنْهُ مَسْئُولاً
Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mengetahui dalilnya . Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggungan jawabnya. Isra` 36.

Artikel Terkait

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pesan yang baik, jangan emosional.Bila ingin mengkeritisi, pakailah dalil yang sahih.Dan identitasnya jelas. Komentar emosional, tidak ditayangkan