Senin, Juli 20, 2015

Zakat fitrah harus kurma atau gandum tidak boleh beras. Seri ke 2






Syaikh Musthofa bin Ismail al sulaimani
ـ إلا أن دعوى الإجماع لا تصح مع وجود المخالف , وفاقًا للحافظ في "الفتح" (3/368) وخلافًا للإمام النووي في "المجموع" (6/104) .
Hanya  sj dakwa Ijma` itu tidak sah sebab adanya  orang yg beda pendapat- cocok  dengan  al Hafidh Ibn Hajar  dlm kitab al fath  3/368 dan beda  dengan Imam Nawawi  dlm kitab majmu` 6/104.

Komentarku ( Mahrus ali ):
فتح الباري لابن حجر (3/ 368)
وَفِي نَقْلِ الْإِجْمَاعِ مَعَ ذَلِكَ نَظَرٌ لِأَنَّ إِبْرَاهِيمَ بْنَ عُلَيَّةَ وَأَبَا بَكْرِ بْنَ كَيْسَانَ الْأَصَمَّ قَالَا إِنَّ وُجُوبَهَا نُسِخَ وَاسْتُدِلَّ لَهُمَا بِمَا رَوَى النَّسَائِيُّ وَغَيْرُهُ
Ibnu Hajar berkata: Dalam mengutip ijma dalam masalah itu masih perlu dipertimbangkan. Sebab Ibrahim bin Ulayyah dan Abu bakar bin Kisan al asham  berkata : Kewajiban zakat fitrah itu di mansukh, lalu berdalil dengan  hadis riwayat Nasai dll.
Komentarku ( Mahrus ali ):
Itu sekedar pendapat dua orang itu yang mungkin salah mungkin benar. Imam Nawawi malah menyatakan pendapat yg berbeda dari  dua orang tsb tdk di anggap dlm kitab majmu` 6/104.

. Dan Ibnu Hajar sendiri di Fathul bari 3/368 juga tidak cocok dengan pendapat dua orang itu.
Bila pendapat dua orang itu di ikuti, maka  kita akan membuang hadis  yg mewajibkan zakat fitrah yg muttafaq alaih itu. Jadi kita mengikuti pendapat dan membuang hadis. Kita mengikuti pendapat tsb untuk menentang hadis – sama  dengan menentang Allah.  Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam sendiri juga tidak menyatakan memansukh kewajiban zakat fitrah. Dan tiada sahabat yg menyatakan sedemikan.

Ada hadis lagi sbb:


573- حَدِيْثُ  أَبِي سَعِيدٍ الْخُدْرِيِّ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ ، قَالَ: كُنَّا نُعْطِيَهَا، فِي زَمَانِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ ، صَاعًا مِنْ طَعَامٍ، أَوْ صَاعًا مِنْ تَمْرٍ، أَوْ صَاعًا مِنْ شَعِيرٍ، أَوْ صَاعًا مِنْ زَبِيبٍ فَلَمَّا جَاءَ مُعَاوِيَةُ وَجَاءَتِ السَّمْرَاءُ، قَالَ: أَرَى مُدًّا مِنْ هَذَا  يَعْدِلُ مُدَّيْنِ
أَخْرَجَهُ الْبُخَارِيْ فِى : 24 كِتَابُ الزَّكَاةِ : 75 بَابُ صَاعٍ مِنْ زَبِيْبٍ


573.Abu Said Al Khudri menuturkan: “Di zaman Nabi saw, kami mengeluarkan zakat fitrah sebanyak satu sha’ makanan, atau satu sha’ buah kurma, atau  satu sha’ gandum, atau satu sha’ kismis. Setelah Mu’awiyah datang , maka ia berkata: “Menurutku, satu mud dari gandum jenis yang ini sama  dengan dua mud dari gandum jenis lainnya.” (Bukhari, 24, Kitab zakat, 75, bab satu sha’ kismis).
Allu`lu` wal marjan 272/1 Al albani berkata :  Muttafaq alaih
Lihat di kitab karyanya : irwa`ul ghilil fii takhriji ahaditsi manaris sabil 337/3

Untuk hadis  tsb sekalipun muttafaq alaih  tapi hakikatnya  adalah lemah karena dari segi redaksi hadis kacau sekali antara satu riwayat yg sahih dengan riwayat yang  sahih lagi. Jadi saling menyalahkan dan tidak saling mendukung. Di situ dikatakan empat macam makanan yg bisa di buat zakat fitrah, ada yg menyatakan lima macam, bahkan ada yg  tiga macam. Pada  hal hadis itu dari satu orang yaitu Abu  Said al Khudri. Bila  kita  mensahihkan hadis itu, maka akan bertentangan dengan hadis muttafaq alaih lagi dari Ibnu Umar yg menyatakan  Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam mewajibkan zakat fitrah satu sha` kurma atau satu sha` gandum. ( bukan yg lain ) . lainnya tidak disebut oleh Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam untuk zakat fitrah yg wajib ini.
Dalam hadis Abu Said  malah diperbolehkan keju, kismis atau makanan  qamhun ( sebangsa  gandum ). Tambahan ini jelas beda sengat. Kekacauan redaksi inilah yg membikin faktor utama kelemahan hadis itu.
Dari segi sanad, terdapat tafarrud fis sanad pada seorang perawi bernama Iyadh pertengahan tabiin tingkat 3 wafat pd tahun 100 H. Jadi dimasa beliau hadis itu tdk dikenal, bahkan beliau sendiri yg tahu. Ribuan tabiin sampai mati tidak tahu hadis itu, lalu bagaiamana  para sahabat dan tabiin mengamalkannya. Seorang yg tahu hadis bisa mengamalkan. Namun orang yg tidak tahu bagaimana bisa mengamalkannya.  Begitu juga  dimasa sahabat, tidk popuper hadis itu, nyeleneh dan hanya Abu said  sendiri yg tahu. Dan ini termasuk sisi kelemahnya.
- كراهية المتقدمين لرواية الغريب:
كان المتقدمون من علماء الحديث يكرهون رواية الغرائب وما تفرد به الرواة، ويعدونه من شَرِّ الحديث، كما قال الإمام مالك رحمه الله: "شَرُّ العلم الغريبُ، وخيرُ العلم الظاهرُ الذي قد رواه الناس" 1،
Hukum hanya seorang perawi yang meriwayatkan  hadis.( tafarrud )
1.    Ulama hadis  dahulu tidak suka atau benci terhadap riwayat  gharib ( nyeleneh )
Ulama hadis dahulu benci  terhadap  terhadap riwayat – riwayat yang gharib ( nyeleneh )  dan  hadis yang  di riwayatkan   oleh seorang  perawi , lalu di anggap   sebagai  hadis yang  terjelek  sebagaimana  di katakan   oleh Imam Malik rahimahullah: Ilmu  terjelek  adalah  yang gharib  dan  ilmu yang  terbaik adalah  yang tampak yang di riwayatkan oleh manusia. ( banyak ). 1

Jadi kita kembali kpd hadis Ibnu Umar yg muttafaq alaih untuk membayar zakat fitrah  dengan kurma atau gandum
Zakat fitrah dengan beras menentang hadis itu, dan taat pd hawa nafsu orang banyak. Ingatlah ayat ini:
ثُمَّ جَعَلْنَاكَ عَلَى شَرِيعَةٍ مِنَ الْأَمْرِ فَاتَّبِعْهَا وَلَا تَتَّبِعْ أَهْوَاءَ الَّذِينَ لَا يَعْلَمُونَ
Kemudian Kami jadikan kamu berada di atas suatu syariat (peraturan) dari urusan (agama) itu, maka ikutilah syariat itu dan janganlah kamu ikuti hawa nafsu orang-orang yang tidak mengetahui.. Jatsiyah 18


Artikel Terkait

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pesan yang baik, jangan emosional.Bila ingin mengkeritisi, pakailah dalil yang sahih.Dan identitasnya jelas. Komentar emosional, tidak ditayangkan