Minggu, Januari 24, 2016

Kesyirikan dlm Istighosah




Jawabanku untuk Mahesa .

Saya jawab yang  penting saja. Bila ingin  detil tulisan Mahesa , lihat disini:

Mahesa Gilang Cempaka menulis:
Kang Mahrus Mknu
1. Ayat Yauma la yanfa'udz dzalimiina (surat Al Mukmin 52) itu ditujukan kepada orang2 dzalim yang telah membunuh nabi nabi, mengapa anda pakai untuk orang yang membaca istighotsah

Komentarku ( Mahrus ali ):
Bgmn anda bisa menyatakan bahwa ayat 52 Ghafir hanya  untuk pembunuh nabi – nabi.
Itu sangat  sempit pemahamanmu, berpikirlah yang  luas dan sesuai  dengan pengertian kalimatnya. Dhalimin  disitu  untuk  pembunuh nabi dan lainnya   termasuk musyrikin. Lihat di tafsir Ibnu Katsir sbb:
تفسير ابن كثير ت سلامة (7/ 151)
وَيَوْمَ يَقُومُ الأشْهَادُ يَوْمَ لَا يَنْفَعُ الظَّالِمِين} ، وَهُمُ الْمُشْرِكُونَ {مَعْذِرَتُهُم}
Komentarku ( Mahrus ali ):
Ibn Katsir menyatakan  bahwa  dhalimin dsitu  orang – orang syirik.
Di ayat lain juga di jelaskan:

إِنَّ الشِّرْكَ لَظُلْمٌ عَظِيمٌ

sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar"[1]

Jadi orang yang  beristighosah termasuk menjalankan kesyirikan dan termasuk melakukan kezhaiman yang  agung. Jadi bukan orang yang bertauhid menurut al quran , sekalipun menurut ahli bid`ah, mereka adalah bertauhid. Ingat ayat ini:
ذَلِكُمْ بِأَنَّهُ إِذَا دُعِيَ اللَّهُ وَحْدَهُ كَفَرْتُمْ وَإِنْ يُشْرَكْ بِهِ تُؤْمِنُوا فَالْحُكْمُ لِلَّهِ الْعَلِيِّ الْكَبِيرِ
Yang demikian itu adalah karena kamu kafir apabila Allah saja yang dimintai . Dan kamu percaya apabila Allah dipersekutukan, maka putusan (sekarang ini) adalah pada Allah Yang Maha Tinggi lagi Maha Besar. ( 12 Ghofir ) .


Lalu anda bilang :
mengapa anda pakai untuk orang yang membaca istighotsah”

Saya jawab :
Dlm istighosah terdapat kesyirikan sebagaimana keterangan saya yang lalu. Baca lagi disana.
Sholawat tersebut di katakan syirik karena minta – minta kepada Rasulullah SAW waktu kesulitan  sebagaimana  di kisahkan dalam ayat :
ذَلِكُمُ اللَّهُ رَبُّكُمْ لَهُ الْمُلْكُ وَالَّذِينَ تَدْعُونَ مِنْ دُونِهِ مَا يَمْلِكُونَ مِنْ قِطْمِيرٍ
Yang (berbuat) demikian Allah Tuhanmu, kepunyaan-Nyalah kerajaan. Dan orang-orang yang kamu seru (sembah) selain Allah tiada mempunyai apa-apa walaupun selobang biji kurma. [1]
إِنْ تَدْعُوهُمْ لَا يَسْمَعُوا دُعَاءَكُمْ وَلَوْ سَمِعُوا مَا اسْتَجَابُوا لَكُمْ وَيَوْمَ الْقِيَامَةِ يَكْفُرُونَ بِشِرْكِكُمْ وَلَا يُنَبِّئُكَ مِثْلُ خَبِيرٍ

Jika kamu menyeru mereka, mereka tiada mendengar seruanmu; dan kalau mereka mendengar, mereka tidak dapat memperkenankan permintaanmu. Dan di hari kiamat mereka akan mengingkari kemusyrikanmu dan tidak ada yang dapat memberikan keterangan kepadamu sebagai yang diberikan oleh Yang Maha Mengetahui [2]

Keterangan lebih detil lihat disini:

Bila dlm  istighosah terdapat  wiridan syirik itu , mengapa tidak boleh di katakan bahwa ia syirik. Apakah kita katakan minta – minta pada Rasul  itu di anjurkan? Bukan syirik ?
Orang yang membaca kalimat syirik hrs di katakan musrik, tidak boleh dikatakan orang  yang bertauhid lagi.




Mahesa Gilang Cempaka menulis:
Anda memperingatkan bahwa saudara Baim As-syieff agar jangan ngawur, apakah anda tidak merasa ngawur ketika mengambil potongan ayat tersebut untuk dituduhkan kepada sesama muslim yang bersyahadat hanya karena dia melakukan istighotsah ?
Komentarku ( Mahrus ali ):
Mana yang ngawur ? Saya katakan orang yang melakukan istighosah syirik , karena di dalamnya ada bacaan syirik itu . Apakah minta – minta pada mayat itu tidak syirik ? Mana dalilnya ?
Saya tidak mengambil  dengan motong ayat, tapi satu ayat lengkap. Jangan dusta. Boleh dilihat di surat Ghofir 52.
Ayat itu  digunakan  untuk semuanya, baik muslim yang ber istighosah  atau  melakukan ritual ahli bid`ah yang   syirik atau kafir , sekalipun  muslimnya bersahadat. Hal  itu  spt muslim bersahadat tp menyembah berhala, tetap dikatakan musrik. 





.Anda menyatakan:
Apakah anda melupakan surat Az Zumar 53 yang kita imani bersama ini ?


قُلْ يَا عِبَادِيَ الَّذِينَ أَسْرَفُوا عَلَى أَنفُسِهِمْ لَا تَقْنَطُوا مِن رَّحْمَةِ اللَّهِ إِنَّ اللَّهَ يَغْفِرُ الذُّنُوبَ جَمِيعًا إِنَّهُ هُوَ الْغَفُورُ الرَّحِيمُ


Katakanlah: "Hai hamba-hamba-Ku yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dialah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.

Komentarku ( Mahrus ali ):
Saya hrs ingat ayat itu. Tp dengan ayat itu , saya anjurkan kepada pengikut istighosah  untuk bertobat dari kesyirikan yang saya sebutkan itu.


Mahesa Gilang Cempaka .
Lagipula, sangat berbeda orang yang tidak paham terhadap bacaan suatu teks istighotsah DENGAN orang yang berpura pura tidak paham bahwa mencuri itu salah didepan polisi. Itu sih namanya dalih belaka kalau tidak tahu mencuri itu pidana.

Komentarku ( Mahrus ali ):
Paham atau   tidak paham terhadap arti sholawat syirik dlm istighosah itu, maka  di akhirat pelakunya  tidak bisa ber alasan karena mulut mereka  sudah di kunci lihat ayat  sbb:
الْيَوْمَ نَخْتِمُ عَلَى أَفْوَاهِهِمْ وَتُكَلِّمُنَا أَيْدِيهِمْ وَتَشْهَدُ أَرْجُلُهُمْ بِمَا كَانُوا يَكْسِبُونَ
Pada hari ini Kami tutup mulut mereka; dan berkatalah kepada Kami tangan mereka dan memberi kesaksianlah kaki mereka terhadap apa yang dahulu mereka usahakan.[2]
Bila mulut sudah di kunci bagaimana  bisa ber alasan. Kalau ber alasan, maka alasannya di tolak sebagaimana ayat:

يَوْمَ لَا يَنْفَعُ الظَّالِمِينَ مَعْذِرَتُهُمْ وَلَهُمُ اللَّعْنَةُ وَلَهُمْ سُوءُ الدَّارِ
(yaitu) hari yang tiada berguna bagi orang-orang zalim permintaan maafnya dan bagi merekalah la`nat dan bagi merekalah tempat tinggal yang buruk.[3]
فَيَوْمَئِذٍ لَا يَنْفَعُ الَّذِينَ ظَلَمُوا مَعْذِرَتُهُمْ وَلَا هُمْ يُسْتَعْتَبُونَ
Maka pada hari itu tidak bermanfaat (lagi) bagi orang-orang yang zalim permintaan uzur mereka, dan tidak pula mereka diberi kesempatan bertaubat lagi.[4]

Mengapa  didunia mereka tidak belajar atau bertanya kepada orang yang  paham tentang  tauhid , sunnah  dan dalil yang  sahih.

Anda menyatakan :

 Bandingkan kalimat ini,
1. "Saya tidak paham bahasa Arab, pak. Bahwa menurut Kang Mahrus Mknu bacaan itu Syirik. Menurut yang lain tidak kok. Yang paling benar siapa ya, pak ?
2. "Saya tidak tau, pak, kalau mencuri itu perbuatan salah". Mana ada di dunia ini orang tidak paham bahwa mencuri itu salah sedangkan itu sudah menjadi aksiomatika (kebenaran umum yang sudah diketahui oleh hati).

Komentarku ( Mahrus ali ):
Ya, memang beda, tp  sama dlm hal alasan  di tolak.
Anda menyatakan :

"Saya tidak paham bahasa Arab, pak. Bahwa menurut Kang Mahrus Mknu bacaan itu Syirik. Menurut yang lain tidak kok. Yang paling benar siapa ya, pak ?

Komentarku ( Mahrus ali ):
Trus bgmn ? orang yang baca syirik yang tidak tahu itu akan berlasan di akhirat ? lalu di masukkan ke surga ?  Jls  di tolak. Bila di terima mana ayatnya ?
Sebetulnya persoalannya  mudah sekali, jangan ikuti ritual kebid`ahan spt istighosah   maka akan  selamat dari kesyirikan  dan mengikuti hadis  yang populer :
مَنْ أَحْدَثَ فِي أَمْرِنَا هَذَا مَا لَيْسَ مِنْهُ فَهُوَ رَدٌّ
Barang siapa mengada-ngadakan sesuatu dalam urusan agama yang tidak terdapat dalam agama maka dengan sendirinya tertolak  [5]  ( Bila  ingin amal perbuatan di terima lakukan amalan yang berdalil .   



[1] luqman 13 )
[2] Yasin 65
[3]  Ghofir 52
[4] Arrum 57
[5] HR Bukhori / Salat / 2499. Muslim / Aqdliah / 3242. Abu dawud/Sunnah / 3990. Ibnu Majah / Muqaddimah /14. Ahmad / 73,146,180,240,206,270/6
Artikel Terkait

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pesan yang baik, jangan emosional.Bila ingin mengkeritisi, pakailah dalil yang sahih.Dan identitasnya jelas. Komentar emosional, tidak ditayangkan