Jumat, Juni 17, 2016

Didemo FPI, Gedung Kompas Dijaga Ketat Polisi



JAKARTA – Massa Front Pembela Islam berencana melakukan aksi dan mengepung kantor Kompas Gramedia, Jalan Palmerah Selatan, Jakarta, Kamis (16/6/2016). Alasannya karena Kompas dianggap telah melakukan kampanye anti-syari’at Islam.

Menyikapi rencana aksi tersebut, aparat kepolisian mengerahkan anggota untuk menjaga ketat lokasi.



FPI berencana melakukan aksi ke Kompas Gramedia karena melihat pemberitaan media tersebut tendensius. FPI menilai media grup Kompas menyebarkan berita negatif terkait razia dan penyitaan makanan dagangan warung Tegal milik Saeni di Kota Serang, Banten.

Aparat kepolisian menjaga ketat lokasi dengan menurunkan 60 personil polisi dari Dit Sabhara Polda Metro Jaya.

Ada 30 personil dari Polres Metro Jakarta Pusat,” kata Kepala Hubungan Masyarakat Polda Metro Jaya Komisaris Besar Awi Setiyono, di Jakarta, Kamis (16/6/2016).

Dalam aksi ini, perwakilan FPI juga ingin bertemu perwakilan redaksi Kompas untuk memberikan penjelasan secara langsung mengenai latar belakang pemberitaan razia warung makan di Kota Serang.

Polisi berencana menambah jumlah personel pengamanan jika kondisi semakin panas.

“Untuk itu kami akan antisipasi kericuhan pada saat audiensi berlangsung,” jelasnya.

Diketahui, FPI geram terhadap Kompas Group. Alasannya karena media itu disebut telah melakukan kampanye anti-syariat Islam dengan melakukan framing kasus warteg di Kota Serang, Banten.

“Sehubungan dengan kampanye anti-syariat Islam dengan framing kasus warteg di Kota Serang Banten yang dilakukan dengan bombardir informasi negatif terhadap bulan suci Ramadhan oleh Kompas Group maka kami Dewan Pimpinan Pusat Front Pembela Islam akan meminta penjelasan langsung maksud dan tujuan dari framing pemberitaan grup Kompas,” demikian dalam surat tersebut.

Dalam surat itu disebutkan bahwa aksi protes itu akan dilakukan pada hari ini, Kamis (16/6/2016) pukul 13.00 WIB. (iy)


SUMBER: TEROPONG SENAYAN
Artikel Terkait

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pesan yang baik, jangan emosional.Bila ingin mengkeritisi, pakailah dalil yang sahih.Dan identitasnya jelas. Komentar emosional, tidak ditayangkan