Rabu, Oktober 22, 2025

Qunu shubuh ke 2

 

Qunu shubuh ke 2

Said bin Zubair adalah  tokoh tabiin yang terkenal dan menjadi panutan, beliau tidak melakukan qunut subuh. Para tabiin juga mengikuti beliau yang berada di Irak atau di Kufah. Beliau ini bertemu dengan para sahabat, otomatis bila para sahabat melakukan qunut maka said bin Jubair akan mengikuti mereka. Berhubung para sahabat tidak ber qunut maka beliau tidak melakukannya. Beliau ini wafat tahun 87H dan lahir 38 Hijriyah. Ini sebagai pegangan bahwa Rasulullah tidak melakukan qunut Bila Rasulullah melakukan qunut maka para sahabat dan tabiin akan mengikutinya, dan inilah tata cara salat para nabi, karena Rasul sendiri diperintahkan untuk mengikuti salatnya para nabi Ibrahim sesuai dalil dari AlQuran sebagai berikut:

ثُمَّ أَوۡحَیۡنَاۤ إِلَیۡكَ أَنِ ٱتَّبِعۡ مِلَّةَ إِبۡرَ ٰهِیمَ حَنِیفࣰاۖ وَمَا كَانَ مِنَ ٱلۡمُشۡرِكِینَ

123 Nahel

Kemudian Kami wahyukan kepadamu (Muhammad), "Ikutilah agama Ibrahim, seorang yang lurus, dan dia bukanlah termasuk orang-orang musyrik."

Nabi Ibrahim panutan Rasulullah dan panutan para nabi, sebab kebanyakan nabi itu dari keturunan nabi Ibrahim atau sebawahnya otomatis mengikuti ajaran nabi Ibrahim. Di antara ajaran Rasulullah adalah masalah salat jadi salat yang dilakukan oleh Rasulullah

Tidak beda dengan ajaran nabi Ibrahim tidak beda dengan salat nabi Ibrahim dan para nabi di bawahnya. Kalau nabi-nabi mengikuti salatnya nabi Ibrahim begitu juga Rasulullah mengikuti salatnya nabi Ibrahim dan Rasulullah tidak bergunut, para sahabat juga tidak berqunut. Para nabi juga tidak berqunut dan mengikuti kepada nabi Ibrahim yang menjalankan salat tanpa qunut. Begitu juga ulama-ulama Saudi sekarang juga tidak melakukan qunut baik di Mekah maupun di Madinah, orang-orang Pakistan dan Afghanistan dan Turki yang mengikuti mazhab Hanafi tidak melakukan qunut subuh sama sekali. Begitu juga mereka yang mengikuti mazhab Hambali yang berada di Irak maupun di Mesir.sebagaimana orang-orang Muhammadiyah dan salafi di Indonesia  juga tidak melakukan. Mereka mencontoh kepada shalatnya Rasulullah shallallahu alaihi wasallam yang tidak menjalankan qunut dalam salat. Jadi asli salat itu tanpa qunut sebagaimana imam Hanafi

.

 

 

 

 ٣ - ما زالَ يَقنتُ في الفَجرِ حتّى فارقَ الدُّنيا

الراوي: أنس بن مالك • الألباني، السلسلة الضعيفة (٥٥٧٤) • منكر • أخرجه أحمد (١٢٦٥٧)، والطحاوي في ((شرح معاني الآثار)) (١٤٥٨)، والدارقطني (٢/٣٩) باختلاف يسير.

Beliau terus melakukan salat dengan Qunut di waktu Subuh hingga wafat.

 

Rawi : Anas bin Malik • Al-Albani, As-Silsilah Ad-Daifah (5574) • Munkar • Diriwayatkan oleh Ahmad (12657), At-Tahawi dalam (Syarh Ma'ani Al-Athar) (1458), dan Ad-Daraqutni (2/39) dengan sedikit perbedaan. ( hadis lemah )

 ٤ - أنَّه ما زال يَقنُتُ في الفَجرِ حتى فارق الدُّنيا.

الراوي: [أنس بن مالك] • ابن باز، فتاوى نور على الدرب لابن باز (١٠/٢٦٥) • ضعيف • أخرجه أحمد (١٢٦٥٧)، وعبد الرزاق (٤٩٦٤)، والدارقطني (١٦٩٢) جميعهم بلفظه.

Beliau terus membaca Qunut dalam salat Subuh hingga beliau meninggal dunia ini.

Perawi : [Anas bin Malik] • Ibnu Baz, Fatawa Nur Ala Ad-Darb karya Ibnu Baz (10/265) • Lemah • Diriwayatkan oleh Ahmad (12657), Abd Al-Razzaq (4964), dan Al-Daraqutni (1692), semuanya dengan lafal ini.

 ٥ - صلَّينا خلفَ عمرَ رضيَ اللَّهُ عنهُ فلم يقنُتْ في الفَجرِ

الراوي: الأسود وعمرو بن ميمون • العيني، نخب الافكار (٤/٣٧٠) • إسناده صحيح • شرح حديث مشابه

Kami salat di belakang Umar radhiyallahu 'anhu, namun beliau tidak melakukan qunut pada salat Subuh.

 

Perawi : Al-Aswad dan Amr bin Maimun • Al-Ayni, Syarah hadis serupa (  Penjelasan hadis serupa)

عن ابنِ عمرَ قال: صلَّيتُ خلف أبي بكرٍ وعمرَ وعثمانَ فلم يجهروا ولم يقنتُوا

الراوي: عبدالله بن عمر • ابن كثير، الأحكام الكبير (٣/٥٠) • غريب • أخرجه الحازمي في ((الاعتبار)) معلقا (ص: ٩٣)، وأبو أحمد العسال كما في ((فتح الباري)) لابن رجب (٦/ ٤١٧) كلاهما بلفظه.

Dari Ibnu Umar, ia berkata: Aku shalat di belakang Abu Bakar, Umar, dan Utsman, tetapi mereka tidak membaca keras dan tidak pula melakukan qunut.

 

Perawi : Abdullah bin Umar • Ibnu Katsir, Al-Ahkam Al-Kabir (3/50) • Gharib • Dimasukkan oleh Al-Hazimi dalam (Al-I’tibar) dengan sanad  yang ditangguhkan (hlm. 93),  maksudnya tanpa sanad .  dan oleh Abu Ahmad Al-Assal sebagaimana dalam (Fath Al-Bari) karya Ibnu Rajab (6/417), keduanya dengan lafal yang sama.

 Hadis tersebut lemah .

Dari Ibnu Umar menyatakan : Aku melakukan salat di belakang abu bakar, Umar , dan Usman. Mereka tidak mengeraskan suara dan tidak ber qunut, tidak membaca  qunut .

Hadis ini nyeleneh kata Ibnu Katsir dalam kitab Al ahkam Al khabir.  al-hazimi meriwayatkan hadits ini dalam keadaan mualaq yakni tanpa sanad.  Bukhari, Muslim, imam Malik, abu Daud dan kebanyakan kitab hadis tidak mencantumkan hadis tsb.

Kalau hadis ini diikuti maka kita menjalankan salat tidak boleh membaca bacaan Alquran dengan suara keras dan tidak boleh qunut. Kalau begitu maka akan bertentangan dengan ayat Janganlah kamu mengeraskan suaramu dalam bacaan salat dan jangan berbisik-bisik tapi bacalah dengan sederhana, yakni tidak pakai keras dan tidak berbisik-bisik.  Dari situ Allah melarang melakukan salat dengan suara keras seperti kebanyakan masjid atau langgar langgar sekarang memakai speaker.Ini larangan ayat al-isra 110' 

 

walaupun di Masjidil haram, atau di masjid Madinah itu dilarang oleh Allah.

Membaca Alquran waktu salat dengan pakai sepeaker yang banyak itu kemungkaran di Masjidil haram dan kemungkaran di masjid Madinah, masjid rasulullah yang di situ ada kuburannya. Letak turunnya wahyu saja sudah diisi kemungkaran kemungkaran dalam salat yaitu memakai pengeras suara waktu membaca Alquran. Kadang orang bilang orangnya begitu banyak, kalau baca Alquran waktu sholat tidak pakai speaker maka tidak didengar. Itu sebetulnya argumentasi orang-orang awam, orang-orang dungu keliru, bodoh ngaku pinter. Mengapa Rasulullah sendiri waktu haji itu ribuan manusia yang menjalankan salat di belakang Rasulullah dan Rasulullah tidak menggunakan speaker.

 

Qunut subuh ke 3

 

Jumat, Oktober 17, 2025

Qunut shubuh ke 2

 

Qunut shubuh ke 2

Said bin Zubair adalah  tokoh tabiin yang terkenal dan menjadi panutan, beliau tidak melakukan qunut subuh. Para tabiin juga mengikuti beliau yang berada di Irak atau di Kufah. Beliau ini bertemu dengan para sahabat, otomatis bila para sahabat melakukan qunut maka said bin Jubair akan mengikuti mereka. Berhubung para sahabat tidak ber qunut maka beliau tidak melakukannya. Beliau ini wafat tahun 87H dan lahir 38 Hijriyah. Ini sebagai pegangan bahwa Rasulullah tidak melakukan qunut Bila Rasulullah melakukan qunut maka para sahabat dan tabiin akan mengikutinya, dan inilah tata cara salat para nabi, karena Rasul sendiri diperintahkan untuk mengikuti salatnya para nabi Ibrahim sesuai dalil dari AlQuran sebagai berikut:

ثُمَّ أَوۡحَیۡنَاۤ إِلَیۡكَ أَنِ ٱتَّبِعۡ مِلَّةَ إِبۡرَ ٰهِیمَ حَنِیفࣰاۖ وَمَا كَانَ مِنَ ٱلۡمُشۡرِكِینَ

123 Nahel

Kemudian Kami wahyukan kepadamu (Muhammad), "Ikutilah agama Ibrahim, seorang yang lurus, dan dia bukanlah termasuk orang-orang musyrik."

Nabi Ibrahim panutan Rasulullah dan panutan para nabi, sebab kebanyakan nabi itu dari keturunan nabi Ibrahim atau sebawahnya otomatis mengikuti ajaran nabi Ibrahim. Di antara ajaran Rasulullah adalah masalah salat jadi salat yang dilakukan oleh Rasulullah

Tidak beda dengan ajaran nabi Ibrahim tidak beda dengan salat nabi Ibrahim dan para nabi di bawahnya. Kalau nabi-nabi mengikuti salatnya nabi Ibrahim begitu juga Rasulullah mengikuti salatnya nabi Ibrahim dan Rasulullah tidak bergunut, para sahabat juga tidak berqunut. Para nabi juga tidak berqunut dan mengikuti kepada nabi Ibrahim yang menjalankan salat tanpa qunut. Begitu juga ulama-ulama Saudi sekarang juga tidak melakukan qunut baik di Mekah maupun di Madinah, orang-orang Pakistan dan Afghanistan dan Turki yang mengikuti mazhab Hanafi tidak melakukan qunut subuh sama sekali. Begitu juga mereka yang mengikuti mazhab Hambali yang berada di Irak maupun di Mesir.sebagaimana orang-orang Muhammadiyah dan salafi di Indonesia  juga tidak melakukan. Mereka mencontoh kepada shalatnya Rasulullah shallallahu alaihi wasallam yang tidak menjalankan qunut dalam salat. Jadi asli salat itu tanpa qunut sebagaimana imam Hanafi

.

 

 

 

 ٣ - ما زالَ يَقنتُ في الفَجرِ حتّى فارقَ الدُّنيا

الراوي: أنس بن مالك • الألباني، السلسلة الضعيفة (٥٥٧٤) • منكر • أخرجه أحمد (١٢٦٥٧)، والطحاوي في ((شرح معاني الآثار)) (١٤٥٨)، والدارقطني (٢/٣٩) باختلاف يسير.

Beliau terus melakukan salat dengan Qunut di waktu Subuh hingga wafat.

 

Rawi : Anas bin Malik • Al-Albani, As-Silsilah Ad-Daifah (5574) • Munkar • Diriwayatkan oleh Ahmad (12657), At-Tahawi dalam (Syarh Ma'ani Al-Athar) (1458), dan Ad-Daraqutni (2/39) dengan sedikit perbedaan. ( hadis lemah )

 ٤ - أنَّه ما زال يَقنُتُ في الفَجرِ حتى فارق الدُّنيا.

الراوي: [أنس بن مالك] • ابن باز، فتاوى نور على الدرب لابن باز (١٠/٢٦٥) • ضعيف • أخرجه أحمد (١٢٦٥٧)، وعبد الرزاق (٤٩٦٤)، والدارقطني (١٦٩٢) جميعهم بلفظه.

Beliau terus membaca Qunut dalam salat Subuh hingga beliau meninggal dunia ini.

Perawi : [Anas bin Malik] • Ibnu Baz, Fatawa Nur Ala Ad-Darb karya Ibnu Baz (10/265) • Lemah • Diriwayatkan oleh Ahmad (12657), Abd Al-Razzaq (4964), dan Al-Daraqutni (1692), semuanya dengan lafal ini.

 ٥ - صلَّينا خلفَ عمرَ رضيَ اللَّهُ عنهُ فلم يقنُتْ في الفَجرِ

الراوي: الأسود وعمرو بن ميمون • العيني، نخب الافكار (٤/٣٧٠) • إسناده صحيح • شرح حديث مشابه

Kami salat di belakang Umar radhiyallahu 'anhu, namun beliau tidak melakukan qunut pada salat Subuh.

 

Perawi : Al-Aswad dan Amr bin Maimun • Al-Ayni, Syarah hadis serupa (  Penjelasan hadis serupa)

عن ابنِ عمرَ قال: صلَّيتُ خلف أبي بكرٍ وعمرَ وعثمانَ فلم يجهروا ولم يقنتُوا

الراوي: عبدالله بن عمر • ابن كثير، الأحكام الكبير (٣/٥٠) • غريب • أخرجه الحازمي في ((الاعتبار)) معلقا (ص: ٩٣)، وأبو أحمد العسال كما في ((فتح الباري)) لابن رجب (٦/ ٤١٧) كلاهما بلفظه.

Dari Ibnu Umar, ia berkata: Aku shalat di belakang Abu Bakar, Umar, dan Utsman, tetapi mereka tidak membaca keras dan tidak pula melakukan qunut.

 

Perawi : Abdullah bin Umar • Ibnu Katsir, Al-Ahkam Al-Kabir (3/50) • Gharib • Dimasukkan oleh Al-Hazimi dalam (Al-I’tibar) dengan sanad  yang ditangguhkan (hlm. 93),  maksudnya tanpa sanad .  dan oleh Abu Ahmad Al-Assal sebagaimana dalam (Fath Al-Bari) karya Ibnu Rajab (6/417), keduanya dengan lafal yang sama.

 Hadis tersebut lemah .

Dari Ibnu Umar menyatakan : Aku melakukan salat di belakang abu bakar, Umar , dan Usman. Mereka tidak mengeraskan suara dan tidak ber qunut, tidak membaca  qunut .

Hadis ini nyeleneh kata Ibnu Katsir dalam kitab Al ahkam Al khabir.  al-hazimi meriwayatkan hadits ini dalam keadaan mualaq yakni tanpa sanad.  Bukhari, Muslim, imam Malik, abu Daud dan kebanyakan kitab hadis tidak mencantumkan hadis tsb.

Kalau hadis ini diikuti maka kita menjalankan salat tidak boleh membaca bacaan Alquran dengan suara keras dan tidak boleh qunut. Kalau begitu maka akan bertentangan dengan ayat Janganlah kamu mengeraskan suaramu dalam bacaan salat dan jangan berbisik-bisik tapi bacalah dengan sederhana, yakni tidak pakai keras dan tidak berbisik-bisik.  Dari situ Allah melarang melakukan salat dengan suara keras seperti kebanyakan masjid atau langgar langgar sekarang memakai speaker.Ini larangan ayat al-isra 110' 

 

walaupun di Masjidil haram, atau di masjid Madinah itu dilarang oleh Allah.

Membaca Alquran waktu salat dengan pakai sepeaker yang banyak itu kemungkaran di Masjidil haram dan kemungkaran di masjid Madinah, masjid rasulullah yang di situ ada kuburannya. Letak turunnya wahyu saja sudah diisi kemungkaran kemungkaran dalam salat yaitu memakai pengeras suara waktu membaca Alquran. Kadang orang bilang orangnya begitu banyak, kalau baca Alquran waktu sholat tidak pakai speaker maka tidak didengar. Itu sebetulnya argumentasi orang-orang awam, orang-orang dungu keliru, bodoh ngaku pinter. Mengapa Rasulullah sendiri waktu haji itu ribuan manusia yang menjalankan salat di belakang Rasulullah dan Rasulullah tidak menggunakan speaker.

 

Qunut subuh ke 3

 

Waktu itu memang tidak ada. Dan kita tetap ikut ayat 110 al isra`.

Selasa, Oktober 14, 2025

Qunut shubuh ke 1

 

 

Qunut shubuh ke

Akan kita kaji masalah qunut subuh sbb :

ٍ

 

 

أنَّ عمرَ كانَ لا يقنُتُ في الفَجرِ

الراوي: - • ابن التركماني، الجوهر النقي (٢/٣٥٠) • سنده صحيح

Sesungguhnya Umar tidak melakukan qunut saat salat Subuh. Perawi : Ibnu Al-Turkmani, Al-Jawhar Al-Naqi (2/350) Sanadnya : shahih.

- أنَّ عمرَ كانَ لا يَقنُتُ في الفَجرِ

الراوي: سعيد بن جبير • ابن التركماني، الجوهر النقي (٢/٢٠٣) • إسناده صحيح

- Bahwa Umar tidak melakukan Qunut pada waktu Subuh. Perawi: Saeed bin Jubair • Ibn Al-Turkmani, Al-Jawhar Al-Naqi (2/203) • Sanadnya  shahih

Siapakah Said bin Jubair itu :

الشهرة : سعيد بن جبير الأسدي , الكنيه: أبو محمد, أبو عبد الله

النسب : الوالبي, الأسدي, الكوفي

الرتبة : ثقة ثبت

عاش في : الكوفة, مكة

مات في : واسط

الوظيفة : الإمام

مولي : مولى والبة

Terkenal : Sa'id ibn Jubair al-Asadi, Nama Panggilan : Abu Muhammad, Abu Abdullah

 Nasab : al-Walibi, al-Asadi, al-Kufi

Peringkat: Dapat Dipercaya dan kokoh hafalannya

Tinggal di: Kufah, Mekah

Meninggal di: Wasit

Posisi: Imam

Mawla: Mawla Walibi

Sa'id bin Jubair adalah seorang tabi'in, ulama ahli tafsir meriwayatkan hadis dari sahabat Ibnu Abbas. Sa'id lahir pada tahun 665 M.

Kelahiran: 665 M, ( 38 H ) Kufah, Irak

Meninggal: 714 M,  ( 87 H ). Kufah, Irak

Orang tua: Jubair bin Hisyam, Umm Al-Dahmaa

Penyebab kematian: Pemancungan

Diketahui dari warna kulitnya bahwa ia berasal dari negeri Afrika. Ia berkulit hitam, karena orang tuanya berasal dari negeri Habasyah. Orang tuanya sudah lama bermukim di Kufah, maka Sa’īd bin Jubair terlahir di Kufah. Ibunya bernama Ummi al-Dahmā’,  ayahnya bernama Jubair bin Hisyam al-Asadī.   

 

Banyak para ulama yang tahun kelahirannya tidak diketahui secara pasti oleh para sejarawan. Sa’īd bin Jubair termasuk di antaranya. Namun demikian, Imām Al-Zahabi (w. 748 H) memprediksi bahwa Said bin Jubair lahir di masa pemerintahan Ali bin Abi Thalib radhiyallahu ‘anhu, karena sebelum wafatnya, Sa’īd bin Jubair pernah berkata kepada anaknya: kehidupan ayahmu hanyalah 57 tahun. Informasi ini menunjukan bahwa tahun kelahirannya sekitar 38 H.[2]

Pemuda yang berasal dari Habsyi asli dan menjadi warga Arab ini sadar betul bahwa ilmu adalah jalan yang bisa mengantarkan kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Dan takwa adalah jalan yang menuntunnya ke surga. Oleh sebab itu, dijadikannya takwa di sisi kanannya dan ilmu di sisi kirinya. Keduanya dipadukan dengan ikatan yang erat.

 

 

Pemuda Sa’id ini berguru kepada banyak sahabat senior, seperti Abu Sa’id al-Khudri, Adi bin Hatim ath-Thayy, Abu Musa al-Asy’ari, Abu Hurairah ad-Dausi, Abdullah bin Umar maupun Ummul Mukminin Aisyah. Tapi guru utamanya adalah Abdullah bin Abbas radhiyallahu ‘anhu, guru besar umat Islam dan lautan ilmu yang luas.

 

Sa’id bin Jubair mengikuti Abdullah bin Abbas layaknya bayangan yang selalu mengikuti orangnya. Dari sahabat inilah beliau menggali tafsir Alquran, hadis-hadis, dan seluk-beluknya. Darinya pula beliau mendalami persoalan agama maupun tafsirnya. Juga mempelajari bahasa hingga mahir dengannya. Dan pada gilirannya, tidak ada seorang pun di muka bumi ini kecuali memerlukan ilmunya

Bersambung ……………………….

Kajian qunut ke 2

 

Qunut ke 2

 

وأخرج أبو داود قال: «قنت رسول الله - صلى الله عليه وسلم- في صلاة العَتَمة شهراً،

جامع الأصول (5/ 390)

كلاهما - شعبة، وسفيان الثوري - عن عمرو بن مرة، عن عبد الرحمن بن أبي ليلى، فذكره. ومنهم من لم يذكر المغرب.

جامع الأصول (5/ 390)

3536 - (م ت د س) البراء بن عازب - رضي الله عنه - «أن النبيَّ - صلى الله عليه وسلم- كان يقنت في الصبح والمغرب» أخرجه مسلم والترمذي وأبو داود والنسائي (1) وفي أخرى لأبي داود: «في صلاة الصبح» . ولم يذكر «المغرب» .

____

Abu Daud meriwayatkan dari perawi-perawi yang di sini tidak disebutkan, lalu berkata: Rasulullah shallallahu alaihi wasallam selama sebulan melakukan qunut dalam salat isya` sebulan .

 lihat di kitab jami'ul Ushul halaman 390 /5

Keterangan tsb berarti berbeda dengan hadis yang dilihat di atas di mana  diterangkan Rasulullah waktu qunut salat zuhur isya dan Subuh

Dari al-baro` juga meriwayatkan bahwa Rasulullah melakukan qunut pada salat subuh dan maghrib.  Beda dengan riwayat abu Daud yang menyatakan Rasulullah selama sebulan melakukan qunut. Ini namanya kacau matan. Hadits yang sedemikian ini dikatakan kacau matanya atau kacau redaksinya. dan tidak bisa dipakai. Dalam mustholah hadits

وِذوا اختلاف سند أو متن مضطرب عند اهيل الفنِ

Hadis yang kacau sanad dan matannya dikatakan mudhthorib ( lemah ) menurut ahli mustholah

 

 Abdurrahman bin Abi Laila juga menyebut maghrib   dalam jamiul ushul  390 meriwayatkan : Sesungguhnya nabi shallallahu alaihi wasallam melakukan qunut dalam salat Subuh dan maghrib. Hadis diriwayatkan oleh Muslim abu Daud dan nasa'i.

ومنهم من لم يذكر المغرب

جامع الأصول (5/ 390)

Sebagian dari ulama` tidak menyebut maghrib.

Jami` al-Ushul (5/390)

Hadis tsb hanya diriwayatkan oleh tabii kufah namanya sbb:

 

عمرو بن مرة الجملي (المتوفي سنة 116 هـ أو 118 هـ) تابعي كوفي، وأحد رواة الحديث النبوي.

Amr bin Murrah al-Jamali (meninggal tahun 116 atau 118 H) adalah seorang tabi`i dari Kufah dan salah satu perawi hadits Nabi.

Hadis itu dari Al baro` yang menyatakan Rasulullah melakukan qunut waktu subuh dan magrib tapi kalimatnya berbeda, satu riwayat menyatakan Rasulullah melakukan qunut Subuh saja tanpa menggunakan kalimat maghrib ,berarti kalimatnya tidak sinkron dan tidak bisa dibuat pedoman. Bila dibuat pedoman mana yang harus dipegang antara dua riwayat yang berbeda itu. Apakah Rasulullah melakukan qunut subuh dan maghrib lalu kita menjalankan seperti itu atau Rasulullah menjalankan qunut waktu subuh saja, tidak waktu maghrib. Hadis tersebut namanya hadis yang kacau matanya kacau lafalnya dan tidak boleh dibuat pegangan . Dari segi sanad hadis tersebut hanya diriwayatkan oleh Amr bin murrahmah.  Dia orang tabiin dari Irak atau kufah. Para tabiin di Madinah atau di Mekah atau di Mesir tidak kenal dengan hadis itu. Beliau ini wafat pada tahun 116 Hijriyah . Di tahun itulah atau sebelumnya hadis tersebut tumbuh atau hadis tersebut ada dan sebelumnya tidak ada. Secara praktek abu bakar Umar Usman dan Ali tidak pernah melakukan qunut baik subuh maupun maghrib berarti Rasulullah tidak menjalankan kalau Rasulullah menjalankan mesti abu bakar Umar akan melakukannya. Kalau orang-orang NU menjalankan qunut Subuh saja itu hakikatnya tidak memiliki dasar yang kuat, dasarnya hadits lemah, makanya orang-orang Saudi baik di Mekah maupun di madinah tidak menjalankan qunut dan orang-orang Muhammadiyah di Indonesia tidak baca qunut.

Para ulama-ulama Saudi tidak memakai hadis yang ada di shahih Bukhari tentang qunut waktu Zuhur isya dan Subuh, berarti mereka menganggap hal itu kurang pas. Bila hadis tersebut sahih mesti ulama Saudi akan memakainya lalu melakukan qunut waktu Zuhur isya dan Subuh, begitu juga hadis  yang menyatakan Rasulullah melakukan qunut subuh dan magrib. Bila hadis tersebut dianggap sahih mengapa mereka tidak menjalankan. Banyak juga hadis-hadis di sohih buhari dan Muslim yang tidak dipakai oleh ulama Saudi.

Imam abu Hanifah dan imam Ahmad bin hambal tidak melakukan qunut, mengapa mereka tidak memakai  hadits shahih Bukhari dan Muslim itu, apakah dianggap kurang valid mungkin juga begitu. Kalau dianggap baik mesti imam abu Hanifah dan Ibnu hambal menjalankan qunut. Imam Syafi'i hanya menganjurkan qunut waktu subuh, dalilnya sendiri juga tidak ada yang valid, bahkan imam Syafi'i kalau tidak qunut ya sujud sahwi. Perkataan imam Syafi'i ini   tidak didukung oleh dalil yang menyuruh sujud sahwi. Kalau tidak melakukan qunut apakah Rasulullah melakukakan sujud sahwi. Enggak ada sahabat yang mengatakan seperti fatwa imam syafii. Apakah imam Malik melakukan seperti itu tidak, ini hanya pendapat imam Syafi'i yang tidak berdalil. Dan kita ini diperintahkan menjalankan sesuatu berdalil yang sahih, walaupun tidak dijalankan orang banyak, walaupun apa yang dijalankan oleh orang banyak itu tidak benar, karena nggak ada dalilnya. Yang penting itu bukan banyaknya pengikut lalu dianggap benar tapi dalil walaupun sedikit pendukungnya. imam Malik sendiri menyatakan juga melakukan salat subuh tapi doanya hanya dua kalimat atau 4 kalimat itu

Jadi

 

 

 

Qunut shubuh ke

Akan kita kaji masalah qunut subuh sbb :

ٍ

 

 

أنَّ عمرَ كانَ لا يقنُتُ في الفَجرِ

Minggu, Oktober 05, 2025

Qunut

 

Qunut.

 

صحيح البخاري ٧٥٥: باب حدثنا معاذ بن فضالة قال حدثنا هشام عن يحيى عَنْ أَبِي سَلَمَةَ، قَالَ: كَانَ أَبُو هُرَيْرَةَ يَقُولُ:

(لأُقَرِّبَنَّ بِكُمْ صَلاَةَ رَسُولِ اللهِ صلى الله عليه وسلم، فَكَانَ أَبُو هُرَيْرَةَ يَقْنُتُ فِي الرَكْعَةِ الآخِرَةِ مِنْ صَلاَةِ الظُهْرِ، وَصَلاَةِ الْعِشَاءِ الآخِرَةِ، وَصَلاَةِ الصُّبْحِ، بَعْدَ مَا يَقُولُ سَمِعَ اللَّهُ لِمَنْ حَمِدَهُ، فَيَدْعُو لِلْمُؤْمِنِينَ، وَيَلْعَنُ الْكَافِرِينَ

Shahih Bukhari 755: Bab. Telah menceritakan kepada kami Mu'adz bin Fadlalah berkata: telah menceritakan kepada kami Hisyam dari Yahya dari Abu Salamah dari Abu Hurairah berkata:

 

"Aku akan contohkan shalatnya Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam." Abu Hurairah radliyallahu 'anhu membaca do'a qunut pada rakaat terakhir dalam shalat Dhuhur, shalat 'Isya dan shalat Shubuh setelah mengucapkan 'SAMI'ALLAHU LIMAN HAMIDAH' (semoga Allah mendengar pujian orang yang memuji-Nya). Maka dia mendo'akan Kaum Mu'minin dan melaknat orang-orang kafir.

عَنِ الْبَرَاءِ " أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ يَقْنُتُ فِي الصُّبْحِ وَالْمَغْرِبِ " أَخْرَجَهُ مُسْلِمٌ فِي الصَّحِيحِ

Dari Al-Bara’: “Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa membaca Qunut pada salat subuh dan salat magrib.” (HR. Muslim dalam Shahih).

وَيَجُوزُ أَنْ يَكُونَ يَحْيَى بْنُ أَبِي كَثِيرٍ، مِنْ هَذَا الْحَدِيثِ غَلَطَ إِلَى ذِكْرِ الْعِشَاءِ فِي الْحَدِيثِ الْأَوَّلِ،

معرفة السنن والآثار (3/ 115)

 

Kemungkinan Yahya bin Abi Katsir keliru sampai menyebut salat isya` pada hadis pertama.

Ma`rifatus Sunnah wal atsar (3/115)

karya al baihaqi wafat pada tahun 458 H

Komentarku ( Mahrus ali ) :

Penuturan perawi bernama Yahya bin Abi Katsir tentang Rasulullah melakukan qunut dalam salat zuhur dan isya adalah tidak benar dan Yahya bin kasir Salah dalam hal ini .  Dan yang benar adalah qunut pada salat subuh saja menurut hadis shahih Bukhari ini. Itu sebetulnya adalah komentar daripada imam Al Baihaqi dalam kitab ma`rifatus sunan.

Siapakah rawi Yahya bin Abi Katsir yang meriwayatkan hadis di shahih Bukhari itu ?. Dia  adalah imam hafidz abu nashar,  ahli hadis terkenal dengan ilmunya. Sebagian ulama mendahulukannya daripada az Zuhri dalam Al hadits, dia dikenal rawi terpercaya tapi dikenal juga sebagai mudallis yang kadang menyimpan perawi lemah agar dianggap hadisnya sahih. Dia juga disebut oleh ulama meriwayatkan hadis-hadis yang mursal,  wafat pada tahun 129 Hijriyah atau 130 Hijriyah. Para iman juga meriwayatkan hadits darinya dan dicantumkan dalam shahih Bukhari Muslim dan lainnya. Hadits tersebut yang diriwayatkan oleh Bukhari tentang qunut pada salat dzuhur isya dan Subuh itu dialah salah satu perawinya dan hadis itu dikenal pada masa dia, karena hanya dia yang meriwayatkan dan beliau ini wafat pada tahun 129 jadi pada tahun 129 atau sebelumnya hadis itu baru dikenal. Sebelumnya para sahabat tidak mengenalnya, begitu juga  ribuan tabiin yang berada di Madinah tidak mengenal hadis tersebut juga mereka yang ada di  Mesir. Hanya dia  yang meriwayatkan secara sendirian. Bila diikuti  .Kita ini mengikuti hadis yang mungkar, hadis ghorib yang diriwayatkan oleh perawi sendirian. Menurut ahli hadis yang dulu dianggap mungkar, tidak boleh dikerjakan. lebih baik  tidak usah qunut nazilah. Kebiasaan orang-orang NU di Indonesia itu banyak melakukan qunut subuh dan saya sudah menjelaskan hal itu bahwa hadis-hadisnya semuanya palsu atau lemah, tidak boleh dijalankan. Rasulullah tidak pernah qunut begitu juga para sahabat.. Buktinya saja siapa sahabat dari kalangan penduduk Madinah yang melakukan qunut ternyata tidak ada

Maaf bahasanya belum diperbaiki , karena tenaga tua . Jadi seadanya saja se,oga bermanfaat .