Jumat, Maret 26, 2021

kajian hadis Rasul beribadah di gua hira`

 

Kajian hadis Rasul beribadah di Gua hira`

بَاب حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ بُكَيْرٍ حَدَّثَنَا اللَّيْثُ عَنْ عُقَيْلٍ عَنْ ابْنِ شِهَابٍ ح و حَدَّثَنِي سَعِيدُ بْنُ مَرْوَانَ حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ عَبْدِ الْعَزِيزِ بْنِ أَبِي رِزْمَةَ أَخْبَرَنَا أَبُو صَالِحٍ سَلْمَوَيْهِ قَالَ حَدَّثَنِي عَبْدُ اللَّهِ عَنْ يُونُسَ بْنِ يَزِيدَ قَالَ أَخْبَرَنِي ابْنُ شِهَابٍ أَنَّ عُرْوَةَ بْنَ الزُّبَيْرِ أَخْبَرَهُ أَنَّ عَائِشَةَ زَوْجَ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَتْ كَانَ أَوَّلَ مَا بُدِئَ بِهِ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الرُّؤْيَا الصَّادِقَةُ فِي النَّوْمِ فَكَانَ لَا يَرَى رُؤْيَا إِلَّا جَاءَتْ مِثْلَ فَلَقِ الصُّبْحِ ثُمَّ حُبِّبَ إِلَيْهِ الْخَلَاءُ فَكَانَ يَلْحَقُ بِغَارِ حِرَاءٍ فَيَتَحَنَّثُ فِيهِ قَالَ وَالتَّحَنُّثُ التَّعَبُّدُ اللَّيَالِيَ ذَوَاتِ الْعَدَدِ قَبْلَ أَنْ يَرْجِعَ إِلَى أَهْلِهِ وَيَتَزَوَّدُ لِذَلِكَ ثُمَّ يَرْجِعُ إِلَى خَدِيجَةَ فَيَتَزَوَّدُ بِمِثْلِهَا حَتَّى فَجِئَهُ الْحَقُّ وَهُوَ فِي غَارِ حِرَاءٍ فَجَاءَهُ الْمَلَكُ فَقَالَ اقْرَأْ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَا أَنَا بِقَارِئٍ قَالَ فَأَخَذَنِي فَغَطَّنِي حَتَّى بَلَغَ مِنِّي الْجُهْدَ ثُمَّ أَرْسَلَنِي فَقَالَ اقْرَأْ قُلْتُ مَا أَنَا بِقَارِئٍ فَأَخَذَنِي فَغَطَّنِي الثَّانِيَةَ حَتَّى بَلَغَ مِنِّي الْجُهْدَ ثُمَّ أَرْسَلَنِي فَقَالَ اقْرَأْ قُلْتُ مَا أَنَا بِقَارِئٍ فَأَخَذَنِي فَغَطَّنِي الثَّالِثَةَ حَتَّى بَلَغَ مِنِّي الْجُهْدَ ثُمَّ أَرْسَلَنِي فَقَالَ { اقْرَأْ بِاسْمِ رَبِّكَ الَّذِي خَلَقَ خَلَقَ الْإِنْسَانَ مِنْ عَلَقٍ اقْرَأْ وَرَبُّكَ الْأَكْرَمُ الَّذِي عَلَّمَ بِالْقَلَمِ الْآيَاتِ إِلَى قَوْلِهِ عَلَّمَ الْإِنْسَانَ مَا لَمْ يَعْلَمْ } فَرَجَعَ بِهَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ تَرْجُفُ بَوَادِرُهُ حَتَّى دَخَلَ عَلَى خَدِيجَةَ فَقَالَ زَمِّلُونِي زَمِّلُونِي فَزَمَّلُوهُ حَتَّى ذَهَبَ عَنْهُ الرَّوْعُ قَالَ لِخَدِيجَةَ أَيْ خَدِيجَةُ مَا لِي لَقَدْ خَشِيتُ عَلَى نَفْسِي فَأَخْبَرَهَا الْخَبَرَ قَالَتْ خَدِيجَةُ كَلَّا أَبْشِرْ فَوَاللَّهِ لَا يُخْزِيكَ اللَّهُ أَبَدًا فَوَاللَّهِ إِنَّكَ لَتَصِلُ الرَّحِمَ وَتَصْدُقُ الْحَدِيثَ وَتَحْمِلُ الْكَلَّ وَتَكْسِبُ الْمَعْدُومَ وَتَقْرِي الضَّيْفَ وَتُعِينُ عَلَى نَوَائِبِ الْحَقِّ فَانْطَلَقَتْ بِهِ خَدِيجَةُ حَتَّى أَتَتْ بِهِ وَرَقَةَ بْنَ نَوْفَلٍ وَهُوَ ابْنُ عَمِّ خَدِيجَةَ أَخِي أَبِيهَا وَكَانَ امْرَأً تَنَصَّرَ فِي الْجَاهِلِيَّةِ وَكَانَ يَكْتُبُ الْكِتَابَ الْعَرَبِيَّ وَيَكْتُبُ مِنْ الْإِنْجِيلِ بِالْعَرَبِيَّةِ مَا شَاءَ اللَّهُ أَنْ يَكْتُبَ وَكَانَ شَيْخًا كَبِيرًا قَدْ عَمِيَ فَقَالَتْ خَدِيجَةُ يَا ابْنَ عَمِّ اسْمَعْ مِنْ ابْنِ أَخِيكَ قَالَ وَرَقَةُ يَا ابْنَ أَخِي مَاذَا تَرَى فَأَخْبَرَهُ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ خَبَرَ مَا رَأَى فَقَالَ وَرَقَةُ هَذَا النَّامُوسُ الَّذِي أُنْزِلَ عَلَى مُوسَى لَيْتَنِي فِيهَا جَذَعًا لَيْتَنِي أَكُونُ حَيًّا ذَكَرَ حَرْفًا قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَوَمُخْرِجِيَّ هُمْ قَالَ وَرَقَةُ نَعَمْ لَمْ يَأْتِ رَجُلٌ بِمَا جِئْتَ بِهِ إِلَّا أُوذِيَ وَإِنْ يُدْرِكْنِي يَوْمُكَ حَيًّا أَنْصُرْكَ نَصْرًا مُؤَزَّرًا ثُمَّ لَمْ يَنْشَبْ وَرَقَةُ أَنْ تُوُفِّيَ وَفَتَرَ الْوَحْيُ فَتْرَةً حَتَّى حَزِنَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ

Telah menceritakan kepada kami [Yahya bin Bukair] Telah menceritakan kepada kami [Al Laits] dari [Uqail] dari [Ibnu Syihab] -dalam riwayat lain- Dan Telah menceritakan kepadaku [Sa'id bin Marwan] Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Abdul Aziz bin Abu Rizmah] Telah mengabarkan kepada kami [Abu Shalih Salmawaih] ia berkata; Telah menceritakan kepadaku [Abdullah] dari [Yunus bin Yazid] ia berkata, Telah mengabarkan kepadaku [Ibnu Syihab] bahwa [Urwah bin Zubair] Telah mengabarkan kepadanya, bahwa [Aisyah] radliallahu 'anha isteri Nabi shallallahu 'alaihi wasallam berkata; Peristiwa awal turunnya wahyu kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam adalah diawali dengan Ar Ru`yah Ash Shadiqah (mimpi yang benar) di dalam tidur. Tidaklah beliau bermimpi, kecuali yang beliau lihat adalah sesuatu yang menyerupai belahan cahaya subuh. Dan di dalam dirinya dimasukkan perasaan untuk selalu ingin menyendiri. Maka beliau pun memutuskan untuk berdiam diri di dalam gua Hira`, beribadah di dalamnya pada malam hari selama beberapa hari dan untuk itu, beliau membawa bekal. Setelah perbekalannya habis, maka beliau kembali dan mengambil bekal. Begitulah seterusnya sehingga kebenaran pun datang pada beliau, yakni saat beliau berada di dalam gua Hira`. Malaikat mendatanginya seraya berkata, "Bacalah." Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menjawab, "Aku tidak bisa membaca." Beliau menjelaskan: "Lalu Malaikat itu pun menarik dan mendekapi aku , hingga aku pun merasa payah. Kemudian Malaikat itu kembali lagi padaku dan berkata, 'Bacalah.' Aku menjawab, 'Aku tidak bisa membaca.' Malaikat itu menarikku kembali dan mendekapku hingga aku merasa payah.  lalu memerintahkan kepadaku untuk kedua kalinya seraya berkata, 'Bacalah.' Aku menjawab, 'Aku tidak bisa membaca.' Ia menarik lagi dan mendekapku ketiga kalinya hingga aku merasa payah. Kemudian Malaikat itu menyuruhku kembali seraya membaca, 'IQRA` BISMIKAL LADZII KHALAQ, KHALAQAL INSAANA MIN 'ALAQ IQRA` WA RABBUKAL AKRAM ALLADZII 'ALLAMAL BIL QALAM.. -hingga- 'ALLAMAL INSAANA MAA LAM YA'LAM.'" Maka dengan hati tajut / berdebar debar ketakutan, akhirnya Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam kembali kepada Khadijah seraya berkata, "Selimutilah aku..selimutilah aku." Hingga perasaan takut beliau pun hilang. Setelah itu, beliau berkata kepada Khadijah, "Wahai Khadijah, apa yang terjadi denganku, sungguh aku merasa khawatir atas diriku sendiri." Akhirnya, beliau pun menuturkan kejadian yang beliau alami. Khadijah berkata, "Tidak. Bergembiralah engkau. Demi Allah, Allah tidak akan mencelakakanmu demi selama-lamanya. Sesungguhnya engkau benar-benar seorang yang senantiasa menyambung sanak,  seorang yang jujur kata-katanya, menolong yang lemah/ memenuh hajatnya, memberi kepada orang yang tak punya, engkau juga menjamu tamu dan membela kepada resiko pembawa kebenaran." Akhirnya Khadijah pergi dengan membawa beliau hingga bertemu dengan Waraqah bin Naufal, ia adalah anak pamannya Khadijah, yakni saudara bapaknya. An Naufal adalah seorang penganut agama Nashrani pada masa Jahiliyah. Ia seorang yang menulis kitab ibrani . Ia menulis dari kitab Injil dengan bahasa Arab. Saat itu, ia telah menjadi syeikh yang tua renta lagi buta. Khadijah berkata padanya, "Wahai anak pamanku. Dengarkanlah tuturan dari anak saudaramu." Waraqah berkata, "Wahai anak pamanku apa yang telah kamu lihat?" Maka Nabi shallallahu 'alaihi wasallam pun mengabarkan padanya tentang kejadian yang telah beliau alami. Kemudian Waraqah pun berkata, "Ini adalah Namus yang pernah diturunkan kepada Musa. Sekiranya aku masih muda, dan sekiranya aku masih hidup..."  aduhai sekiranya aku masih hidup ketika kaummu mengusirmu ? . Kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bertanya: "Apakah mereka akan mengusirku?" Waraqah menjawab, "Ya, tidak ada seorang pun yang datang dengan membawa seperti apa yang kamu bawa, kecuali ia akan disakiti. Dan sekiranya aku masih mendapati hari itu, niscaya aku akan menolongmu dengan pertolongan yang hebat." Tidak lama kemudian, Waraqah pun meninggal, sementara wahyu terputus hingga membuat Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam sedih.

HR  Bukhari, Muslim dan Imam Ahmad.

Perbedaan redaksi dalam kitab sahih bukhari sendiri :

وكانَ يَكْتُبُ الكِتابَ العَرَبِيَّ، ويَكْتُبُ مِنَ الإنْجِيلِ بالعَرَبِيَّةِ ما شاءَ اللَّهُ أنْ يَكْتُبَ

Ia ( Waraqah )  seorang yang menulis kitab arab . Ia menulis dari kitab Injil dengan bahasa Arab.

Riwayat Bukhari yg lain :

وكانَ يَكْتُبُ الكِتابَ العِبْرانِيَّ، فَيَكْتُبُ مِنَ الإنْجِيلِ بالعِبْرانِيَّةِ ما شاءَ اللَّهُ أنْ يَكْتُبَ

Ia seorang yang menulis kitab ibrani . Ia menulis dari kitab Injil dengan bahasa ibrani .

 

لَيْتَنِي أكُونُ حَيًّا إذْ يُخْرِجُكَ قَوْمُكَ

( Waraqah berkata ) : Aduhai bila aku masih hidup ketika kaummu mengusirmu .

Riwayat Bukhari yg lain :

 

لَيْتَنِي أكُونُ حَيًّا، ذَكَرَ حَرْفًا،

Aduhai bila aku masih hidup lalu menyebut kalimat ………

لمْ يَأْتِ رَجُلٌ قَطُّ بمِثْلِ ما جِئْتَ به إلّا عُودِيَ

tidak ada seorang pun yang datang dengan membawa seperti apa yang kamu bawa, kecuali ia akan dimusuhi

Riwayat Bukhari yg lain :

 

لَمْ يَأْتِ رَجُلٌ بِمَا جِئْتَ بِهِ إِلَّا أُوذِيَ

tidak ada seorang pun yang datang dengan membawa seperti apa yang kamu bawa, kecuali ia akan disakiti

 

وَفَتَرَ الْوَحْيُ فَتْرَةً حَتَّى حَزِنَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ

sementara wahyu terputus hingga membuat Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam sedih

Riwayat Bukhari yg lain :

 

وفَتَرَ الوَحْيُ فَتْرَةً،

sementara wahyu terputus

Perbedaan redaksi hadis di sahih Bukhari ini membikin hadis tsb tidak akurat, mana yang benar . dan ini oleh sebagian ulama dikatakan lemah. Dan tidak boleh dibuat hujjah.

 

 

 

 

 

Hadis rasulullah beribadah di gua Hira setelah kawin dengan Khodijah lalu menerima wahyu pertama kali dengan  surat al-alaq yaitu iqra. Maksudnya Rasulullah disuruh membaca surat tersebut tetapi Rasulullah menjawab: Aku tidak bisa membaca.  Ada kejanggalan dalam hadits ini  dimanapun anda jumpai di kitab-kitab hadis hanya diriwayatkan oleh Aisyah. Padahal Aisyah waktu itu belum menjadi istri nabi,  bila yang bicara tentang hal itu Khadijah istri nabi shallallahu alaihi wasallam maka layak diterima. Berhubung Khodijah tidak membicarakan hadis tersebut dan tidak ada hadis yang menerangkan bahwa Khodijah bercerita seperti itu, nabi sendiri juga tidak pernah bercerita bahwa beliau berada di gua Hira untuk beribadah pada Allah.  lantas mengapa Aisyah bercerita seperti itu. Dalam referensi kitab manapun Rasulullah tidak pernah bercerita tentang ibadah beliau di gua Hira atau menerima wahyu pertama kali di gua Hira  hanya Aisyah di mana istri-istri yang lain tidak bercerita seperti itu. Mengapa dari kalangan sahabat perempuan maupun laki-laki tidak mengerti bahwa Rasulullah pernah bertemu JIbril  dan dituruni surat al-alaq yaitu iqra. Bila hal itu benar pasti para sahabat bercerita tentang Rasul beribadah di gua-gua di Mekah dekat dengan Jabal nur . Berhubung rasul tidak pernah bercerita maka seluruh sahabat baik perempuan maupun laki-laki tidak pernah bercerita seperti itu. Jadi hadits ini di masa sahabat gorib. Maksudnya hadis ini termasuk nyeleneh sekali di masa sahabat dan para sahabat tidak pernah bercerita bahwa Rasul pernah berada di gua Hira untuk beribadah. Cerita itu ganjil di masa sahabat walaupun sekarang cerita itu sudah popuer di pondok pesantren atau di masjid dan lain-lain, bahkan di negara Arab atau negara non Arab cerita itu sudah populer karena termaktub dalam kitab Bukhari dan Muslim, seperti Yesus sebagai Tuhan bukan hamba Allah di kalngn kristiani.

Hadis tersebut di masa sahabat nabi nabi shallallahu alaihi wasallam hanya Aisyah yang mengerti selain beliau tidak ada satupun orang yang mengerti dan beliau ini hanyalah dibuat atas nama, artinya beliau tidak berkata seperti itu tapi ada perawi yang suka bohong meriwayatkan hadits atas nama beliau agar dipercaya orang  dan ini membahayakan sekali dan menyesatkan orang. Dan termasuk penipuan terhadap hadis nabi SAW.

Hadits Rasulullah shallallahu alaihi wasallam beribadah di gua Hira itu termasuk hadis yang nyeleneh. Sebab perawinya tunggal, di masa sahabat hanya Aisyah yang meriwayatkan,  lantas diriwayatkan kepada urwah bin Zubair sekitar 90 tahun Hijriyah hadis itu masih tidak ada yang mengetahui kecuali urwah bin Zubair.  lalu diriwayatkan kepada Zuhri dan beliau wafat pada tahun 124 Hijriyah beliau adalah termasuk tabiin Jadi tidak ada tabiin yang mengerti bahwa Rasulullah pernah beribadah di gua Hira kecuali a Zuhri. Para tabiin tidak mengerti bahwa Rasulullah pernah berada di gua Hira . Otomatis turunnya surat al-alaq yang  katanya pertama kali surat yang turun pada nabi setelah beliau kawin dengan Khodijah sudah tentu cerita itu tidak benar. Cerita itu kedustaan dan kemungkaran dimana para sahabat dan tabiin tidak mengerti. Mana buktinya bahwa para sahabat dan tabiin tidak mengerti kisah Rasulullah shallallahu alaihi wasallam berada di gua Hira untuk beribadah. Buktinya dari kalangan sahabat hanya Aisyah yang tahu dan dari kalangan Tabiin hanya Ibnu Syihab Az zuhri yang tahu.

 Nah kalau ditanya kapan wahyu pertama kali turun kepada Nabi SAW. kita jawab kita belum memiliki dalil yang akurat untuk menyatakan seperti itu. Bila ditanyakan kapan Wahyu yang pertama  turun pada nabi, kita tidak bisa menjawab, mengapa.  Karena dalil untuk itu tidak ada dan kita tidak boleh mengarang jawaban dalam masalah agama. Bila dipaksakan maka jawabannya adalah karangan dan ini termasuk kedustaan.

Nabi Yusuf dituruni wahyu ketika dewasa sekitar usia lima belas sampai 33 tahun seperti ayat :

وَلَمَّا بَلَغَ أَشُدَّهُ آتَيْنَاهُ حُكْمًا وَعِلْمًا ۚ وَكَذَٰلِكَ نَجْزِي الْمُحْسِنِينَ

Dan tatkala dia cukup dewasa Kami berikan kepadanya hikmah dan ilmu. Demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik. 22 Yusuf

 14وَلَمَّا بَلَغَ أَشُدَّهُ وَاسْتَوَىٰ آتَيْنَاهُ حُكْمًا وَعِلْمًا ۚ وَكَذَٰلِكَ نَجْزِي الْمُحْسِنِينَ

Dan setelah Musa cukup umur dan sempurna akalnya, Kami berikan kepadanya hikmah (kenabian) dan pengetahuan. Dan demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik.  Qashas 14.

Nabi Musa dan Yusuf diberi wahyu setelah dewasa maka tidak layak bila Rasulullah SAW di beri  wahyu setelah kawin dengan Khadijah yaitu empat puluh ke atas apalagi di wajibkan  salat lima waktu setelah Khadijah wafat sekitar 11 hijriyah.

 

 

 

 

 

ضعف أحاديث الدجال 2

ضعف أحاديث الدجال 2 

ضعف أحاديث الدجال

ضعف أحاديث الدجال 

Kamis, Maret 18, 2021

Isra` dan mi`raj

        Isra` mi`raj .

 

Terkadang sebagian orang berkeyakinan adanya mi'raj karena ada ayat Alquran sebagai berikut

 

وَلَقَدْ رَآهُ نَزْلَةً أُخْرَىٰ

13. Dan sesungguhnya Muhammad telah melihat Jibril itu (dalam rupanya yang asli) pada waktu yang lain,

عِنْدَ سِدْرَةِ الْمُنْتَهَىٰ

14. (yaitu) di Sidratil Muntaha.

عِنْدَهَا جَنَّةُ الْمَأْوَىٰ

15. Di dekatnya ada surga tempat tinggal,

إِذْ يَغْشَى السِّدْرَةَ مَا يَغْشَىٰ

16. (Muhammad melihat Jibril) ketika Sidratil Muntaha diliputi oleh sesuatu yang meliputinya.

مَا زَاغَ الْبَصَرُ وَمَا طَغَىٰ

17. Penglihatannya (muhammad) tidak berpaling dari yang dilihatnya itu dan tidak (pula) melampauinya.

لَقَدْ رَأَىٰ مِنْ آيَاتِ رَبِّهِ الْكُبْرَىٰ

18. Sesungguhnya dia telah melihat sebahagian tanda-tanda (kekuasaan) Tuhannya yang paling besar

وهي مَكِّيَّةٌ جَمِيعُها في قَوْلِ الجُمْهُورِ.

فتح القدير للشوكاني — الشوكاني (١٢٥٠ هـ)

Surat An Najem itu diturunkan di Mekkah secara keseluruhan , lihat kitab fathul qaadir karya syaukani

تفسير ابن كثير ت سلامة (7/ 444)

وَقَالَ ابْنُ أَبِي حَاتِمٍ: حَدَّثَنَا أَبُو زُرْعَة، حَدَّثَنَا مُصَرِّف بْنُ عَمْرٍو الْيَامِيُّ أَبُو الْقَاسِمِ، حَدَّثَنَا عَبْدُ الرَّحْمَنِ بْنُ مُحَمَّدِ بْنِ طَلْحَةَ بْنِ مُصَرِّفٍ، حَدَّثَنِي أَبِي، عَنِ الْوَلِيدِ -هُوَ ابْنُ قَيْسٍ-عَنْ إِسْحَاقَ بْنِ أَبِي الكَهْتَلَة أَظُنُّهُ ذَكَرَهُ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ مَسْعُودٍ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم لَمْ يَرَ جِبْرِيلَ فِي صُورَتِهِ إِلَّا مَرَّتَيْنِ، أَمَّا وَاحِدَةٌ فَإِنَّهُ سَأَلَهُ أَنْ يَرَاهُ فِي صُورَتِهِ فَسَدَّ الْأُفُقَ. وَأَمَّا الثَّانِيَةُ فَإِنَّهُ كَانَ مَعَهُ حَيْثُ صَعِدَ، فَذَلِكَ (3) قَوْلُهُ: {وَهُوَ بِالأفُقِ الأعْلَى} .

وَقَدْ قَالَ ابْنُ جَرِيرٍ هَاهُنَا قَوْلًا لَمْ أَرَهُ لِغَيْرِهِ، وَلَا حَكَاهُ هُوَ عَنْ أَحَدٍ، وَحَاصِلُهُ: أَنَّهُ ذَهَبَ إِلَى أَنَّ الْمَعْنَى: {فَاسْتَوَى} أَيْ: هَذَا الشَّدِيدُ الْقُوَى ذُو الْمِرَّةِ هُوَ وَمُحَمَّدٌ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِمَا وَسَلَّمَ {بِالأفُقِ الأعْلَى} أَيِ: اسْتَوَيَا جَمِيعًا بِالْأُفُقِ، وَذَلِكَ لَيْلَةَ الْإِسْرَاءِ كَذَا قَالَ، وَلَمْ يُوَافِقْهُ أَحَدٌ عَلَى ذلك.

……………….Dari Abdullah bin Mas'ud sesungguhnya Rasulullah tidak melihat Jibril yang sesuai dengan gambar aslinya kecuali dua kali . Pertama ketika Rasulullah sallallahu alaihi wasallam minta kepada Jibril agar memperlihatkan dirinya lalu memenuhi cakrawala langit.  Maksudnya nya karena besarnya sehingga memenuhi cakrawala . Kedua beliau naik ke langit dan itulah firman Allah

وَهُوَ بِالأفُقِ الأعْلَى

Dia ( Muhammad )  berada di cakrawala yang tinggi

Sungguh Ibnu jarir berkata bahwa ini perkataan yang tidak dikatakan oleh orang lain.

 walhasil bahwa dia berpendapat bahwa Rasul dan Jibril  berada di ufuk dan itu adalah pada malam isra namun hal ini tidak ada yang mendukungnya atau tidak ada ulama yang berpendapat seperti ini lihat di tafsir Ibnu Katsir

Untuk lebih objektifnya maka kita perbincangkan ayat tersebut dengan hadisnya sekalian.

حَدَّثَنَا نَصْرُ بْنُ عَلِيٍّ أَخْبَرَنِي أَبُو أَحْمَدَ حَدَّثَنَا إِسْرَائِيلُ عَنْ أَبِي إِسْحَاقَ عَنْ الْأَسْوَدِ بْنِ يَزِيدَ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ

أَوَّلُ سُورَةٍ أُنْزِلَتْ فِيهَا سَجْدَةٌ وَالنَّجْمِ قَالَ فَسَجَدَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَسَجَدَ مَنْ خَلْفَهُ إِلَّا رَجُلًا رَأَيْتُهُ أَخَذَ كَفًّا مِنْ تُرَابٍ فَسَجَدَ عَلَيْهِ فَرَأَيْتُهُ بَعْدَ ذَلِكَ قُتِلَ كَافِرًا وَهُوَ أُمَيَّةُ بْنُ خَلَفٍ

(BUKHARI - 4485) : Telah menceritakan kepada kami Nashr bin Ali Telah mengabarkan kepadaku Abu Ahmad Telah menceritakan kepada kami Israil dari Abu Ishaq dari Al Aswad bin Yazid dari Abdullah radliallahu 'anhu dia berkata; Surat pertama kali yang di dalamnya ada ayat sajdah adalah surat An Najm. Abdullah berkata; Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dan orang-orang yang berada dibelakang beliau pun bersujud, kecuali seorang laki-laki yang aku lihat ia mengambil segenggam tanah lalu ia bersujud di atasnya. Setelah itu aku melihat orang itu terbunuh dalam keadaan kafir. Ia adalah Umayyah bin Khalaf.

Ada orang menulis surat :

وقع لي إشكال أوّد من أحدكم حلّه.

نعلم أنّ رجوع المسلمين من هجرتهم الأولى إلى الحبشة كان في السنة الخامسة بعد البعثة، في شهر شوال، عندما أشيع أن قريشاً أسلموا لمّا سجدوا مع رسول الله   عند قرآءته لسورة النجم (علماّ بأنّ قصة الغرانيق لا تثبت سنداّ ومتناّ ورواية البخاري في ذلك مستغنياً عن هذه القصة).

 

إذاَ معنى ذلك أنّ سورة النجم نزلت قبل هذه الواقعة، في السنة الخامسة بعد البعثة.

 

والإشكال أنّ هذه السورة تشير إلى ما حدث في واقعة المعراج ((ما كذب الفؤاد ما رأى أفتمارونه على ما يرى ... الخ).

 

ولكن جلّ الكاتبين في السيرة، وأغلب الروايات، تشير إلى أنّ حادثة الإسراء والمعراج وقعت قبيل الهجرة إلى المدينة، إما قبله ببضعة أشهر أو بسنة ونصف على الأكثر. والظاهر أنّها وقعت بعد وفاة خديجة لأنها لم تدرك فرضية الصلاة. وحتى البخاري في صحيحه يشير إلى أنّ الإسراء وقع بعد وفاة إبي طالب، و أصحّ ما ورد فيه من الآثار هو عن الزهري وهو أنّه وقع قبل الهجرة بسنة (كما في دلائل النبوة للبيهقي).

Intinya saya punya problem saya ingin ada orang di antaramu yang bisa memberikan solusi. Kita tahu bahwa kaum muslimin kembali dari hijrah yang pertama ke Habasyah pada tahun 5 kenabian . yaitu pada bulan Syawal di mana tersebar berita bahwa kaum Quraisy masuk Islam, mereka sujud bersama Rasulullah ketika Rasulullah membacakan surat an Najm

 juga diketahui bahwa kisah al gharaniq

فيض الباري على صحيح البخاري (5/ 404)

لغَرَانِيقُ العُلَى، وأنَّ شفاعَتَهن لَتُرتَجى

Berhala – berhala  yang tinggi dan sesungguhnya syafaat mereka sangat di harapkan.

Kisah itu lemah baik sanad  maupun matanya dan riwayat Bukhari dalam hal itu sudah cukup daripada kisah-kisah ini

Surat an najam diturunkan pada tahun ke-5 kenabian sebelumnya isra dan mi'raj anehnya surat ini ini memberikan isyaroh akan terjadinya mi'raj dalam ayat sebagai berikut

 

مَا كَذَبَ الْفُؤَادُ مَا رَأَىٰ

11. Hatinya tidak mendustakan apa yang telah dilihatnya.

أَفَتُمَارُونَهُ عَلَىٰ مَا يَرَىٰ

12. Maka apakah kaum (musyrik Mekah) hendak membantahnya tentang apa yang telah dilihatnya?

Kebanyakan pengarang sejarah dan kebanyakan riwayat menerangkan bahwa isra dan sebelum hijrah ke Madinah sekitar beberapa bulan atau 1 tahun setengah menurut pendapat yang lebih banyak . Secara realita isra`  terjadi setelah wafatnya Khadijah karena beliau tidak menjumpai salat di wajibkan .

Bahkan imam Bukhari sendiri dalam kitab shahihnya memberikan isyarat bahwa hal itu setelah wafatnya abu Tholib dan atsar paling sahih dalam hal tersebut  adalah dari Zuhri yaitu itu terjadi sebelum sekitar 1 tahun

lihat dalam kitab dala'il nubuwwah karya Al Baihaqi

Jadi tidak tepat ayat 13-14 surat an-najm itu  untuk mi'raj di mana Rasulullah diangkat ke langit. Sebab surat an-najm itu turun pada tahun lima kenabian sedangkan mi'raj itu ketika Rasulullah akan berhijrah ke Madinah setelah abu Thalib wafat yaitu sekitar 11-12 tahun kenabian . Jadi menurut saya dalil mi'raj di Alquran itu tidak ada.  Allah hanya menyebut isra dalam Alquran sebagai berikut

سُبْحَانَ الَّذِي أَسْرَىٰ بِعَبْدِهِ لَيْلًا مِّنَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ إِلَى الْمَسْجِدِ الْأَقْصَى الَّذِي بَارَكْنَا حَوْلَهُ لِنُرِيَهُ مِنْ آيَاتِنَا ۚ إِنَّهُ هُوَ السَّمِيعُ الْبَصِيرُ

Maha Suci Allah, yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Al Masjidil Haram ke Al Masjidil Aqsha yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia adalah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.

 Al isra 1

Bila kita percaya mi`raj , maka kita akan kufur degan ayat sbb :

 

تَعْرُجُ الْمَلَائِكَةُ وَالرُّوحُ إِلَيْهِ فِي يَوْمٍ كَانَ مِقْدَارُهُ خَمْسِينَ أَلْفَ سَنَةٍ

Malaikat-malaikat dan Jibril naik (menghadap) kepada Tuhan dalam sehari yang kadarnya limapuluh ribu tahun.  4 Al Ma`arij

Jibril atau malaikat pergi kepada Allah  sekitar lima puluh ribu tahun , baru sampai  pada Allah . Jadi sangat jauh, dan sangat tinggi. Ayat juga menunjukkan bahwa Allah maha tinggi dan di atas bukan di bawah. Tidak layak Rasul di mi`rajkan dalam semalam sudah ketemu dengan Allah atau sampai di sidratul muntaha . Apalagi surat Najem itu turun pada tahun lima kenabian sedang mi`raj sekitar tahun 11 – 12 kenabian

Tentang kapan saat diwajibkan akan kita bahas dalam artikel lain.