Sabtu, Maret 30, 2019

KAJIAN Mi`raj KE 21 Melihat orang – orang yang tersiksa waktu isra`



KAJIAN Mi`raj KE 21
 Melihat orang – orang yang tersiksa waktu isra`

حَدَّثَنَا وَكِيعٌ حَدَّثَنَا حَمَّادُ بْنُ سَلَمَةَ عَنْ عَلِيِّ بْنِ زَيْدٍ عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ قَالَ
قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَرَرْتُ لَيْلَةَ أُسْرِيَ بِي عَلَى قَوْمٍ تُقْرَضُ شِفَاهُهُمْ بِمَقَارِيضَ مِنْ نَارٍ قَالَ قُلْتُ مَنْ هَؤُلَاءِ قَالُوا خُطَبَاءُ مِنْ أَهْلِ الدُّنْيَا كَانُوا يَأْمُرُونَ النَّاسَ بِالْبِرِّ وَيَنْسَوْنَ أَنْفُسَهُمْ وَهُمْ يَتْلُونَ الْكِتَابَ أَفَلَا يَعْقِلُونَ
(AHMAD - 11766) : Telah menceritakan kepada kami Waki' berkata, telah menceritakan kepada kami Hammad bin Salamah dari Ali bin Zaid dari Anas bin Malik ia berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Pada malam aku di isra`kan aku melewati sekelompok orang yang mulut mereka dipotong dengan gunting dari api. Aku lalu bertanya: 'Siapakah mereka? ' mereka menjawab; 'Mereka adalah para khatib di dunia yang memerintahkan manusia untuk melaksanakan kebajikan sementara mereka melupakan diri mereka sendiri, padahal mereka membaca Al-Kitab, maka apakah mereka tidak berakal.'"
الراوي : أنس بن مالك | المحدث : شعيب الأرناؤوط | المصدر : تخريج صحيح ابن حبان
Menurut Syu`aib al arnauth hadis  tsb dalam kitab sahih Ibnu Hibban .
Dalam kitab Kasyful astar , sanadnya sbb:
كشف الأستار عن زوائد البزار (4/ 112)
1 - حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ الْمُثَنَّى، ثنا حَجَّاجُ بْنُ الْمِنْهَالِ، ثنا حَمَّادٌ (ح) ، وَحَدَّثَنَاهُ مُحَمَّدُ بْنُ مَعْمَرٍ، ثنا رَوْحُ بْنُ عُبَادَةَ، ثنا حَمَّادٌ، يَعْنِي: ابْنَ سَلَمَةَ، عَنْ عَلِيِّ بْنِ زَيْدٍ، عَنْ أنَسٍ
قَالَ الْبَزَّارُ: لا نَعْلَمُ رَوَاهُ عَنْ عَلِيِّ بْنِ زَيْدٍ غَيْرُ حَمَّادِ بْنِ سَلَمَةَ
Al bazzar menyatakan : Tiada perawi yang meriwayatkan dari Ali bin Zaid kecuali Hammad bin Salamah .
Komentarku ( Mahrus ali ).
Jadi tafarrudnya kpd Hammad bin Salamah .  Dan  ini tanda kelemahannya .  lihat pula dalam kitab al mausnadul jami` .
أخرجه أحمد 3/120 (12235) و3/180 (12887) قال: حدَّثنا وَكِيع. وفي 3/231 (13454) قال: حدَّثنا يُونُس. وفي 3/239 (13549) قال: حدَّثنا حَسَن. و"عَبد بن حُميد" 1222 قال: حدَّثنا الحَسَن بن مُوسَى.
ثلاثتهم (وَكِيع، ويُونُس، وحَسَن) عن حَمَّاد بن سَلَمَة، عن علي بن زَيْد، فذكره.
Intinya hadis tsb hanya diriwayatkan oleh Hammad bin Salamah. Identitasnya sbb:
  ــ  حماد بن سلمة بن دينار البصرى ، أبو سلمة بن أبى صخرة ، مولى ربيعة بن مالك بن حنظلة من بنى تميم ، و يقال مولى قريش
الطبقة : 8  : من الوسطى من أتباع التابعين
الوفاة : 167 هـ
روى له : خت م د ت س ق
مرتبته عند ابن حجر : ثقة عابد أثبت الناس فى ثابت ، و تغير حفظه بأخرة
مرتبته عند الذهبـي : الإمام ، أحد الأعلام ، ... ، هو ثقة صدوق يغلط و ليس فى قوة مالك
Hammad bin Salama bin Dinar al-Basri, Abu Salamah bin Abi Sakhra, Maula Rabia bin Malik bin Handlalah  dari Bani Tamim,  dikatakan : Dia maula Quraish
Tingkatan  ke  delapan dari  pertengahan  tabiin
Wafat : 167 H.
مرتبته عند ابن حجر : ثقة عابد أثبت الناس فى ثابت ، و تغير حفظه بأخرة
مرتبته عند الذهبـي : الإمام ، أحد الأعلام ، ... ، هو ثقة صدوق يغلط و ليس فى قوة مالك
Martabat  menurut Ibn Hajar:    DI percaya  ahli ibadah, Paling kuat hapalannya tentang riwayat  dari Tsabit . Pada ahir hayatnya hapalannya berubah.
Martabat menurut Dzahabi: Imam, salah satu tokoh , ...,  terpercaya, pernah keliru, tidak seperti imam Malik dalam kekuatan hapalannya.
Jadi hadis tsb termasuk hadis tafarrudatil iraqiyyin . Hanya perawi Irak yang meriwayatkannya .
Lihat Mausuah ruwatil hadis 1499 
Ada juga perawi lemah bernama  Ali bin Zaid , identitasnya sbb:
  ــ  على بن زيد بن عبد الله بن زهير بن عبد الله بن جدعان القرشى التيمى ، أبو الحسن البصرى المكفوف ( مكى الأصل )
المولد  :
الطبقة : 4  : طبقة تلى الوسطى من التابعين
الوفاة : 131 هـ و قيل قبلها بـ البصرة
روى له : بخ م د ت س ق
مرتبته عند ابن حجر : ضعيف
مرتبته عند الذهبـي : أحد الحفاظ ، و ليس بالثبت ، قال الدارقطنى : لا يزال عندى فيه لين
Ali bin Zaid bin Abdullah bin Zuhair bin Abdullah bin Jadaan al-Qurashi al-Taymi, Abu al-Hasan al-Basri al-Makfuf (asal Makki) Tempat kelahiran   Martabat : 4 tingkatan setelah pertengahan tabiin . Wafat : 131 H dikatakan sebelum Basrah
Martabatnya menurut  Ibnu Hajar lemah Martabanya menurut Dzahabi : Salah satu hafidh dan bukan orang yang kuat hapalannya . Daraqutny berkata :Menurut saya dia lemah
Mausuah ruwatil hadis 4734
فقد رواه ابن حبان، وابن مردويه وغيرهما من وجه آخر.
Sungguh Ibn Hibban , Ibn Mardaweh dll meriwayatkan dari jalur lain sbb:

 قال ابن حبان أخبرنا الحسن بن سفيان حدثنا محمد بن المنهال الضرير حدثنا يزيد بن زريع حدثنا هشام الدستوائي قال حدثنا المغيرة ختن مالك بن دينار عن مالك بن دينار عن أنس بن مالك (جـ 1 ص
Ibn Hibban memberi tahu kami, Hassan Bin Sufyan memberi tahu kami, Mohammed bin Minhal, yang  buta mengatakan kepada kami, Yazid bin Zureih, memberi tahu kami, Hisham Aldstawai memberi tahu kami,  Ak Mughirah besan Malik bin Dinar dari  Malik bin dinar dari Anas bin Malik (c 1 p
الصفحة أو الرقم: 53 | خلاصة حكم المحدث : [رجاله ثقات، إلا أن المغيرة ختن مالك، ذكره ابن حبان في "الثقات" وقال: يغرب. وقال الأزدي: منكر الحديث. لكنه قد توبع عليه، فالحديث صحيح بهذه المتابعات]
Intinya  sanad tsb lemah , karena ada perawi bernama Mughirah  yang menurut Ibn Hibban pernah buat riwayat aneh.  Dan al azdi menyatakan : Dia mungkar hadisnya.
Mutbaahnya menurut saya juga lemah.

Cacat  dari  sg redaksi hadis :

Riwayat Anas menyatakan : Mereka adalah penceramah
Dari orang yang bertujuan dunia.

 وفي روايةٍ تُقْرَضُ ألسنتُهُمْ بِمقَارِيضَ من نارٍ أوْ قال من حديدٍ وفي روايةٍ أتيتُ على سماءِ الدنيا ليلةَ أُسْرِيَ بي فرأَيْتُ فيها رجالًا تُقْطَعُ ألسنتُهم وشفاهُهم . . . .
Intinya : Sutau riwayat menyatakan : Lidah mereka  di gunting dengan gunting api .
Atau gunting besi.
كشف الأستار عن زوائد البزار (1/ 39)
………………. 
خُطَبَاءُ الْفِتْنَةِ،
Penceramah yang suka fitnah.
Lantas Rasul mereka mereka yang digunting lidahnya itu dimana?
DI neraka apa di kuburan ?
Bila dikuburan , siksa kubur itu tidak ada sebagaimana kajian kita yang lalu . Bila di Neraka, maka siksa Neraka itu belum ada. Sebab hisab dan timbangan amal manusia belum di lakukan.
Surga dan Neraka itu masih kosong. Lihat firman Allah sbb:
فَاَمَّا مَنۡ ثَقُلَتۡ مَوَازِيۡنُهٗ ۙ‏ ﴿۶﴾  
6. Dan adapun orang-orang yang berat timbangan (kebaikan)nya
فَهُوَ فِىۡ عِيۡشَةٍ رَّاضِيَةٍ ؕ‏ ﴿۷﴾  
7. maka dia berada dalam kehidupan yang memuaskan
وَاَمَّا مَنۡ خَفَّتۡ مَوَازِيۡنُهٗ ۙ‏ ﴿۸﴾  
8. Dan adapun orang-orang yang ringan timbangan (kebaikan)nya,
فَاُمُّهٗ هَاوِيَ ؕةٌ‏ ﴿۹﴾  
9. maka tempat kembalinya adalah neraka Hawiyah
َمَاۤ اَدۡرٰٮكَ مَا هِيَهۡ ؕ‏ ﴿۱۰
10. Tahukah kamu apakah neraka Hawiyah itu?
نَارٌ حَامِيَةٌ‏ ﴿۱۱﴾  
11. (Yaitu) api yang sangat panas
Jadi setelah timbangan amal dilakukan dan telah diketahui siapa yang berat amalan timbangannya, maka akan masuk ke neraka atau surga.
Bila kita percaya hadis tsb yaitu ada siksaan sebelum ada timbangan amal  maka kita akan kufur pada ayat di atas itu.
Lantas mengapa Rasul shallahu alaihi wasallam tidak menceritakan  hadis tsb kepada kafir Quraisy , bila memang beliau melihatnya.
Dan memang hadis itu .tidak diketahui oleh mayoritas sahabat , sebab  pada tahun 150 H , hadis itu masih hanya diketahui oleh satu orang yaitu Hammad bin Salamah  perawi pertenganan atbaut tabiin – atau pengikut tabiin.


Kamis, Maret 28, 2019

Jawabanku yang kedua untuk ust Dadi Herdiansah / Kajian mi`raj ke 20



  Jawabanku yang kedua untuk ust Dadi Herdiansah
Tanggapanku (Dadi Herdiansah):

Memang benar bukan di Babun Nabi tapi dekat, coba cek lagi tanggapan ana sebelumnya dan Babun Nabi itu juga memang artinya bukan rumah Nabi, oleh sebab itu ana pertegas kasih terjemah dalam kurung (pintu Nabi).
Untuk tahun 2015 mungkin belum, namun sekarang tahun 2019 proyek terus berlangsung untuk melayani para kaum muslimin beribadah haji menjadi nyaman.
Namun intinya pada tanggapan ana ini bukan itu tapi intinya lafadz ’indal bait itu maksudnya adalah daerah dekat baitullah bukan maksud disisi baitullah dalam arti dekat sekali.

Komentarku ( Mahrus ali
Saya sudah menemukan data  sbb:
مسقط رأس النبي محمد – عليه الصلاة والسلام – في مكة على وشك "أن يختفي تحت الإسمنت والرخام" ليحل محله قصر ملكي ضخم. تأتي هذه الخطوة ضمن مشروع تتجاوز قيمته مليارات الدولارات في إطار عمليات توسعة في الحرم المكي؛ والتي بدأت منذ أعوام، وأسفرت حتى الآن عن تدمير مئات المناطق الأثرية. هذا ما كشفت عنه صحيفة الإندبندنت البريطانية.
Tempat kelahiran Nabi Muhammad - saw - di Mekah akan "menghilang di bawah semen dan marmer"  istana kerajaan yang besar. Langkah ini dilakukan sebagai bagian dari proyek multi-miliar dolar dalam perluasan masjidil haram Mekah, yang dimulai bertahun-tahun lalu dan sejauh ini telah    di hancurkan ratusan situs arkeologi. Ini diungkapkan oleh koran British Independent.

Dulu sudah saya katakan :
Hadis  pertama menjelaskan bahwa malam mi`raj ,Rasul berada di rumahnya lalu atapnya  di buka
Hadis kedua menjelaskan bahwa saat itu ( Mi`raj )  Rasul berada di masjidil haram atau dekat baitullah , lalu mana yg benar yg bisa di buat pegangan?   Redaksi hadis  kacau
Lalu nda bilang tidak kacau , karena rumah Nabi itu dekat dengan masjidil haram.
Saya ( Mahrus ali ) katakan : Dekat atau jauh itu bukan persoalan sebab yang penting rumah Rasul  diluar masjidil haram dan dari situ Mi`raj dan hadis yang lain menyatakan bahwa Rasul saat itu tidak dirumah tapi di masjidil haram.

Tanggapanku, (Dadi Herdiansah);

Pak Kyai Mahrus mengutip pendapat Ibnu Hajar di kitab Fathu al-Bāri belum lengkap, ana lengkapi meneruskan kutipan diatas:
وَقَدْ تَقَدَّمَ فِي أَوَّلِ بَدْءِ الْخَلْقِ بِلَفْظِ بَيْنَا أَنَا عِنْدَ الْبَيْتِ وَهُوَ أَعَمُّ
وَوَقَعَ فِي رِوَايَةِ الزُّهْرِيِّ عَنْ أَنَسٍ عَنْ أَبِي ذَرٍّ فُرِّجَ سَقْفُ بَيْتِي وَأَنَا بِمَكَّةَ وَفِي رِوَايَةِ الْوَاقِدِيِّ بِأَسَانِيدِهِ أَنَّهُ أُسْرِيَ بِهِ مِنْ شِعْبِ أَبِي طَالِبٍ وَفِي حَدِيثِ أُمِّ هَانِئٍ عِنْدَ الطَّبَرَانِيِّ أَنَّهُ بَاتَ فِي بَيْتِهَا قَالَ فَفَقَدْتُهُ مِنَ اللَّيْلِ فَقَالَ إِنَّ جِبْرِيلَ أَتَانِي وَالْجَمْعُ بَيْنَ هَذِهِ الْأَقْوَالِ أَنَّهُ نَامَ فِي بَيْتِ أُمِّ هَانِئٍ وَبَيْتُهَا عِنْدَ شِعْبِ أَبِي طَالِبٍ فَفُرِّجَ سَقْفُ بَيْتِهِ وَأَضَافَ الْبَيْتَ إِلَيْهِ لِكَوْنِهِ كَانَ يَسْكُنُهُ فَنَزَلَ مِنْهُ الْمَلَكُ فَأَخْرَجَهُ مِنَ الْبَيْتِ إِلَى الْمَسْجِدِ فَكَانَ بِهِ مُضْطَجِعًا وَبِهِ أَثَرُ النُّعَاسِ ثُمَّ أَخْرَجَهُ الْمَلَكُ إِلَى بَابِ الْمَسْجِدِ

Ini lanjutan catatan Ibnu Hajar al-‘Asqālani yang keulamaan fiqih dan ilmu hadisnya tidak diragukan lagi banyak dijadikan referensi.

Pada kutipan lanjutan ini secara umumnya menurut beliau adalah:
… bahwa lafadz baina Ana ‘Indal Bait adalah Umum (selain ada riwayat yang mengkhususkan yang dikutip oleh Ibnu Hajar sebelumnya yaitu di Hatim, atau Hajar) dan juga riwayat lain yang mengkhususkan pada riwayat Imam az-Zuhri dari Abi Dzar yang narasinya menyebutkan Furrija Saqfu Baitihi (dibobol atap rumahnya). Kemudian Ibnu Hajar juga mengutip riwayat lain dari jalur al-Waqidi bahwa riwayatnya menyebutkan syi’bi abi thalib (kampung/suku abi thalib) dan diriwayat Ummi Hani r.a riwayat Imam ath-Thabarani menyebutkan rumah itu maksudnya adalah rumah Ummu hani, namun Rasulullah saw. hilang di malam harinya.


Komentarku ( Mahrus ali
Riwayat Malik bin Sho`shoah yang menyatakan : Rasul shallahu alaihi wasallam  saat di mi`rajkan berada di sisi baitullah / ka`bah lalu di hususkan dengan riwayat  Abu Dzar  yang menyatakan  saat itu atap rumah Rasul di bobol …………………  perkataan  di hususkan ini yang tidak tepat , seolah tidak bertentangan.
Bila di ikuti  terus yang benar Rasul shallahu alaihi wasallam di mi`rajkan  dari mana ? dari rumah beliau  atau dari sisi ka`bah , maka tidak bisa di jawab.
Anda berkomentar lagi :
Setelah mengutip banyak jalur tersebut Ibnu Hajar tidak gegabah menilai dari perbedaan narasi tersebut menunjukkan cerita ini tidak ada alias dusta, sebab berita ini melewati rawi-rawi yang terpercaya, tidak ada sejarah dusta diantara mereka. Mereka para rawi yang terpercaya. oleh sebab itu al-Hafidz Ibnu Hajar menegaskan bahwa bentuk kompromi dari hal itu adalah bahwa Nabi SAW waktu itu kedatangan Jibril a.s di saat Nabi tidur di rumah Ummu Hani dan rumah itu ada di kampungnya Abu thalib dekat baitullah.

Komentarku ( Mahrus ali
Kalau Ibn Hajar menyatakan  seperti itu , maka tidak punya landasan  dalil , sebab hadis yang menyatakan Rasul shallahu alaihi wasallam isra` dari rumah Ummu Hani hadisnya lemah. Lihat dalam arsip pertemuan  ahli hadis  ( ملتقى أهل الحديث         (
لم يصح حديث في إسراء النبي صلى الله عليه وسلم من بيت أم هانئ، وإنما أسري به من الحجر.
--------
ص405 - أرشيف ملتقى أهل الحديث - الدرر الحسان من مجالس العلوان - المكتبة الشاملة الحديثة
Hadis yang menjelaskan bahwa Rasul shallahu alaihi wasallam  isra` dari rumah Ummu Hani` tidak ada yang sahih. Dan yang benar dari Hijir Ismail .
الرابط:https://al-maktaba.org/book/31615/26907#p22
Komentarku ( Mahrus ali
Bukan  di isra`kan dari hijir Ismail tapi di mi`rajkan , lihat  dalilnya yang muttafaq alaih sbb.
صحيح البخاري (4/ 109)
 - حَدَّثَنَا هُدْبَةُ بْنُ خَالِدٍ، حَدَّثَنَا هَمَّامٌ، عَنْ قَتَادَةَ، ح وقَالَ لِي خَلِيفَةُ: حَدَّثَنَا يَزِيدُ بْنُ زُرَيْعٍ، حَدَّثَنَا سَعِيدٌ، وَهِشَامٌ، قَالاَ: حَدَّثَنَا قَتَادَةُ،
حَدَّثَنَا أَنَسُ بْنُ مَالِكٍ عَنْ مَالِكِ بْنِ صَعْصَعَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا قَالَ
قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بَيْنَا أَنَا عِنْدَ الْبَيْتِ بَيْنَ النَّائِمِ وَالْيَقْظَانِ وَذَكَرَ يَعْنِي رَجُلًا بَيْنَ الرَّجُلَيْنِ فَأُتِيتُ بِطَسْتٍ مِنْ ذَهَبٍ مُلِئَ حِكْمَةً وَإِيمَانًا فَشُقَّ مِنْ النَّحْرِ إِلَى مَرَاقِّ الْبَطْنِ ثُمَّ غُسِلَ الْبَطْنُ بِمَاءِ زَمْزَمَ ثُمَّ مُلِئَ حِكْمَةً وَإِيمَانًا وَأُتِيتُ بِدَابَّةٍ أَبْيَضَ دُونَ الْبَغْلِ وَفَوْقَ الْحِمَارِ الْبُرَاقُ فَانْطَلَقْتُ مَعَ جِبْرِيلَ حَتَّى أَتَيْنَا السَّمَاءَ الدُّنْيَا
2. Telah bercerita kepada kami Anas bin Malik dari Malik bin Sha'sha'ah radliallahu 'anhuma berkata, Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Ketika aku berada di sisi Baitullah antara tidur dan sadar". Lalu Beliau menyebutkan, yaitu: "Ada seorang laki-laki diantara dua laki-laki yang datang kepadaku membawa baskom terbuat dari emas yang dipenuhi dengan hikmah dan dan iman lalu orang itu membelah badanku dari atas dada hingga bawah perut, lalu dia mencuci perutku dengan air zamzam kemudian mengisinya dengan hikmah dan iman. Kemudian aku diberi seekor hewan tunggangan putih yang lebih kecil dari pada baghal namun lebih besar dibanding keledai bernama al-Buraq. Maka aku berangkat bersama Jibril Alaihissalam, hingga sampai di langit dunia.
Komentarku ( Mahrus ali
Hadis tsb menyatakan di  mi`rajkan dari Hijir Ismail bukan di isra`kan.   Dan  hadis itu sudah dikatakan lemah karena bertentangan . Kalau kita mau ikut Al Qu`ran, mengikuti Al Qu`ran , memang beliau di isra`kan  dari masjidil haram. Lihat ayatnya :
سُبْحَانَ الَّذِي أَسْرَىٰ بِعَبْدِهِ لَيْلًا مِّنَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ إِلَى الْمَسْجِدِ الْأَقْصَى الَّذِي بَارَكْنَا حَوْلَهُ لِنُرِيَهُ مِنْ آيَاتِنَا ۚ إِنَّهُ هُوَ السَّمِيعُ الْبَصِيرُ
Maha Suci Allah, yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Al Masjidil Haram ke Al Masjidil Aqsha yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia adalah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. Al Isra` 1
Jadi isra` itu dari masjid ke masjid , bukan dari rumah ke masjidil aqsha. Ikut quran ini sj lebih mantap.

Anda menyatakan:
oleh sebab itu al-Hafidz Ibnu Hajar menegaskan bahwa bentuk kompromi dari hal itu adalah bahwa Nabi SAW waktu itu kedatangan Jibril a.s di saat Nabi tidur di rumah Ummu Hani dan rumah itu ada di kampungnya Abu thalib dekat baitullah.

Komentarku ( Mahrus ali
Sayang pernyataan Ibnu Hajar di potong hingga artinya janggal . mestinya di tambah “ lalu  di keluarkan oleh malaikat ke pintu masjid”. Lengkapnya sbb:
وَالْجَمْعُ بَيْنَ هَذِهِ الْأَقْوَالِ أَنَّهُ نَامَ فِي بَيْتِ أُمِّ هَانِئٍ وَبَيْتُهَا عِنْدَ شِعْبِ أَبِي طَالِبٍ فَفُرِّجَ سَقْفُ بَيْتِهِ وَأَضَافَ الْبَيْتَ إِلَيْهِ لِكَوْنِهِ كَانَ يَسْكُنُهُ فَنَزَلَ مِنْهُ الْمَلَكُ فَأَخْرَجَهُ مِنَ الْبَيْتِ إِلَى الْمَسْجِدِ فَكَانَ بِهِ مُضْطَجِعًا وَبِهِ أَثَرُ النُّعَاسِ ثُمَّ أَخْرَجَهُ الْمَلَكُ إِلَى بَابِ الْمَسْجِدِ

Dan kompromi  dari  perkataan perkataan ini adalah bahwa rasul tidur di rumah Ummu Hani` di  syi`eb  Abu Thalib.  Malaikat  membuka atap rumahnya dan lalu disebut dengan redaksi “ Rumahku “  karena rumah itu  dihuni Nabi , lalu malaikat turun lalu  membawanya keluar dari rumah ke masjid dan berbaring di sana dengan bekas kantuk. Lalu malaikat mengeluarkan ke pintu masjid.
Komentarku ( Mahrus ali
Kalau dilihat perkataan kompromi ibnu Hajar ini  tambah banyak tambahan seolah beliau yang bikin cerita baru, bukan hadis Muttafaq alaih . Jadi  dua hadis Muttafaq alaih yang berbeda maknanya lalu dikelola. Ini namanya mengarang cerita baru . lalu maksud hadis yang kacau redaksinya  ( mudhthorib ) yang di tolak itu yang mana?
Menurut saya dua hadis sahih yang redaksinya kacau itu harus di tolak dan dikatakan  lemah menurut kaidahnya  sbb”
وَذُو اخْتِلاَفِ سَنَدٍ أَوْ مَتْنٍ    مُضْطَرِبٌ عِنْدَ أُهَيْلِ اْلفَنِ
      Kekacauan sanad atau redaksi termasuk mudhtharib menurut ahli mustholah hadis  
Jadi solusinya dua hadis yang kontradiksi itu di buang  bukan di carikan jalan kompromi. Lalu bikin cerita baru.
Dalam hadis Muttafaq alaih dikatakn Rasul shallahu alaihi wasallam dimi`rajkan  dari “rumahku “ sampai rumahku di bobol , lo kok malah dikatakan oleh Ibnu Hajar saat itu Rasul shallahu alaihi wasallam di isra`kan dari rumah Ummu Hani`. Tambah keliru lagi . Bahkan hadis yang dibuat sandaran hadis lemah . Ini kan tambah menyesatkan.
Sudah kembalilah kpd Al Qu`ran yang menyatakan  Rasul shallahu alaihi wasallam diisra`kan dari masjidil haram.
Anda menyatakan:

Selesai sudah difahami.
Komentarku ( Mahrus ali
 Tambah morat marit .
 Anda menyatakan:
Atas pemahaman al-Hafidz diatas nampak jelas bahwa para ahli hadis begitu cantiknya memperlakukan hadis. Intinya jelas cerita ini ada dari para shahabat nabi, adapun perbedaan narasi penyampaian maka perbedaan-perbedaan itulah yang perlu dikritisinya bukan lantas seluruh cerita itu tidak ada.
Komentarku ( Mahrus ali
Kita tolak Mi`raj karena hadisnya kacau belau dan bertentangan dengan banyak ayat.

Tanggapanku (Dadi Herdiansah):

Menyaksikan yang ana maksud adalah mereka menyaksikan Nabi saw bercerita kisah Isra Mi’raj ini. Abu Dzar, Malik bin sha’sha’ah dan sahabat-shahabat yang lain langsung mendengar cerita ini dari Nabi saw. bukan benar-benar melihat pertemuan beliau dengan Jibril as. Semua sudah pada mafhum peristiwa ini hanya Nabi saja yang mengalami tanpa disaksikan langsung kejadiannya oleh para shahabat.
Komentarku ( Mahrus ali
Hadis Mi`raj riwayat Abu Dzar itu

مسند البزار = البحر الزخار (9/ 337)
 - حَدَّثَنِي عُمَرُ بْنُ الْخَطَّابِ، قَالَ: نَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ صَالِحٍ، قَالَ: نَا اللَّيْثُ بْنُ سَعْدٍ، قَالَ: حَدَّثَنِي يُونُسُ يَعْنِي ابْنَ يَزِيدَ، عَنِ ابْنِ شِهَابٍ، عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ، قَالَ: كَانَ أَبُو ذَرٍّ يُحَدِّثُ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ،
مسند البزار = البحر الزخار (9/ 339)
وَهَذَا الْكَلَامُ قَدْ رُوِيَ نَحْوَهُ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مِنْ غَيْرِ وَجْهٍ وَلَا نَعْلَمُ يُرْوَى عَنْ أَبِي ذَرٍّ إِلَّا مِنْ هَذَا الْوَجْهِ
Imam Al Bazzar menyatakan :
Maksudnya hadis Abu Dzar tentang Isra` Mi`raj itu hanya di riwayatkan oleh Abu dzar dari jalur ini ……..
Kalimat sedemikian ini biasanya sebagai pernyataan sanad yang gharib yang ganjil . Dan kebanyakan yang gharib itu lemah .
- كراهية المتقدمين لرواية الغريب:
كان المتقدمون من علماء الحديث يكرهون رواية الغرائب وما تفرد به الرواة، ويعدونه من شَرِّ الحديث، كما قال الإمام مالك رحمه الله: "شَرُّ العلم الغريبُ، وخيرُ العلم الظاهرُ الذي قد رواه الناس" 1،
Hukum hanya seorang perawi yang meriwayatkan  hadis.( tafarrud )
1.     Ulama hadis  dahulu tidak suka atau benci terhadap riwayat  gharib ( nyeleneh )
Ulama hadis dahulu benci  terhadap  terhadap riwayat – riwayat yang gharib ( nyeleneh )  dan  hadis yang  di riwayatkan   oleh seorang  perawi , lalu di anggap   sebagai  hadis yang  terjelek  sebagaimana  di katakan   oleh Imam Malik rahimahullah: Ilmu  terjelek  adalah  yang gharib  dan  ilmu yang  terbaik adalah  yang tampak yang di riwayatkan oleh manusia. ( banyak ).
Km hrs bisa menyimpulkan bahwa riwayat dr perawi tunggal menurut pakar hadis dulu tertolak. …………..
Setahu saya kisah Mi`raj yang panjang itu  tafarrud pada Anas bin Malik, makanya mayoritas sahabat dan tabiin tidak paham tentang Mi`raj .

Tanggapanku (Dadi Herdiansah):

Kurang tepat jika mempersalahkan apakah zamzam ada di dalam atau di luar masjidil haram, atau mempermasalahkan rumah nabi waktu kedatangan jibril di dalam atau diluar masjidil haram sebab waktu itu masjidil haram sewaktu peristiwa isra mi’raj belum dibangun. Intinya baik zamzam atau rumah nabi saw pada waktu itu jalasnya ada dekat baitullah.
Wallahu a'lam. Nanti dilanjut tanggapan yg lainnya.
Komentarku ( Mahrus ali
Meski “ dekat ka`bah “ yang dipermasalahkan , lalu anda katakan bahwa rumah Nabi  termasuk dekat ka`bah.
Pada hal persoalan yang penting  itu dua hadis itu bertentangan karena  hadis yang satu menjelaskan Mi`raj dari rumah Nabi shallahu alaihi wasallam yang atapnya di bobol dan  hadis yang lain menyatakan Mi`raj dimulai dari Rasul shallahu alaihi wasallam yang tidur di dekat ka`bah tanpa membobol atap.
Silahkan dilanjut ……………………………….  Dan saya tunggu.

Selasa, Maret 26, 2019

jawabanku untuk Ust Dadi Herdiansah, kajian mi`raj ke 19



Jawabanku untuk Ust Dadi Herdiansah  


Coba kita cek tempat air zamzam dengan baitullah berapa meter? 21 meter kurang lebih. Adapun rumah Nabi saw. waktu itu dekat ka’bah pula yang sekarang dijadikan pelataran masjid al-Haram persisnya terletak di dekat Bābu an-Nabi (pintu Nabi).

Komentarku ( Mahrus ali
Rumah Nabi itu dibawah jabal AbI qubais yang terkenal dengan maulid Nabi shallahu alaihi wasallam , bukan babun Nabi . Maksud babun Nabi itu bukan rumah Nabi , tapi dari pintu itu , orang lewat menuju tempat kelahiran Nabi shallahu alaihi wasallam . Dan belum menjadi pelataran masjidil haram pada tahun 2015  saya lihat di internet masih belum menjadi pelataran masjidil haram. Dan masih agak jauh.



Anda menyatakan:
Jadi udah jelas tidak bertentangan apalagi dinilai kacau balau. Oleh sebab itu, al-Hāfidz Ibnu Hajar sang ahli hadis bermadzhab syafi’ie dalam kitab Syarahnya yang fenomenal yaitu Fathul Bāri mengatakan:

بينا أنا عند البيت وهو أعمّ

“lafadz baina Ana ‘indal bait itu adalah masih umum

Lafadz umum (yaitu: dekat ka'bah) pada hadis kedua ini di takhsis (dikhususkan) maksudnya di rumah beliau dekat baitullah

Komentarku ( Mahrus ali
Maksud kalimat Ibn Hajar itu bukan rumah Nabi, tapi kalimat bait itu masih lebih umum dari pada kalimat  dekat  al hathim atau dekat hijir  Ismail . lihat kalimatnya di fathul bari sbb:
فتح الباري لابن حجر (7/ 204)
صِفَةُ لَيْلَةٍ أَيْ أُسْرِيَ بِهِ فِيهَا قَوْلُهُ فِي الْحَطِيمِ وَرُبَّمَا قَالَ فِي الْحِجْرِ هُوَ شَكٌّ مِنْ قَتَادَةَ كَمَا بَيَّنَهُ أَحْمَدُ عَنْ عَفَّانَ عَنْ هَمَّامٍ وَلَفْظُهُ بَيْنَا أَنَا نَائِمٌ فِي الْحَطِيمِ وَرُبَّمَا قَالَ قَتَادَةُ فِي الْحِجْرِ وَالْمُرَادُ بِالْحَطِيمِ هُنَا الْحِجْرُ وَأَبْعَدَ مَنْ قَالَ الْمُرَادُ بِهِ مَا بَيْنَ الرُّكْنِ وَالْمَقَامِ أَوْ بَيْنَ زَمْزَمَ وَالْحِجْرِ وَهُوَ وَإِنْ كَانَ مُخْتَلَفًا فِي الْحَطِيمِ هَلْ هُوَ الْحِجْرُ أَمْ لَا كَمَا تَقَدَّمَ قَرِيبًا فِي بَابِ بُنْيَانِ الْكَعْبَةِ لَكِنِ الْمُرَادُ هُنَا بَيَانُ الْبُقْعَةِ الَّتِي وَقَعَ ذَلِكَ فِيهَا وَمَعْلُومٌ أَنَّهَا لَمْ تَتَعَدَّدْ لِأَنَّ الْقِصَّةَ مُتَّحِدَةٌ لِاتِّحَادِ مَخْرَجِهَا وَقَدْ تَقَدَّمَ فِي أَوَّلِ بَدْءِ الْخَلْقِ بِلَفْظِ بَيْنَا أَنَا عِنْدَ الْبَيْتِ وَهُوَ أَعَمُّ
فتح الباري لابن حجر (7/ 204)
وَقَدْ تَقَدَّمَ فِي أَوَّلِ بَدْءِ الْخَلْقِ بِلَفْظِ بَيْنَا أَنَا عِنْدَ الْبَيْتِ وَهُوَ أَعَمُّ
Lihat hadis nya sbb:


جامع الأصول (11/ 292)
خ م ت س) قتادة بن دعامة عن أنس عن مالك بن صعصعة: أنَّ نبي الله - صلى الله عليه وسلم- حدثهم عن ليلة أُسْرِيَ به، قال: «بينما أنا في الحَطيم - وربما قال في الحِجْر - مضطجعاً - ومنهم من قال: بين النائم واليقظان –


Qatada bin Da'ama dari Anas dari Malik ibn Sa`asah mengatakan bahwa Nabi Allah shallahu alaihi wasallam memberi tahu/ berbicara kepada mereka tentang malam Isra. Dia berkata: " Swaktu  aku di al-Hattim - dan mungkin dia berkata di hijir Ismail – dalam keadaan berbaring  dan ada yang berkata  antara tidur dan berjaga.
Kalau hadis pertama  : “ Ketika aku di baitullah ini di artikan rumah Nabi shallahu alaihi wasallam , maka jelas bertentangan dengan hadis muttafaq alaih yang menyatakan  saat Isra`Rasul shallahu alaihi wasallam di al hatim atau Hijir Ismail  bukan rumah Nabi.  Jadi kalimat al bait jelas Rasul shallahu alaihi wasallam  saat isra` itu di rumah nya bukan dibaitullah menurut hadis Abu Dzar.
Kalimat hadis Abu Dzar :
فُرِجَ عَنْ سَقْفِ بَيْتِي
atap rumahku terbuka” maksud  saya di bobol atap rumahku .
Lantas hadis kedua :
بينا أنا عند البيت
Ketika saya di baitullah. Jadi tanpa atap rumahku dibibol sebab sekitar ka`bah sudah tidak ada atapnya , tapi terbuka sampai kelangit. Kalau di aratikan saat itu  Rasul shallahu alaihi wasallam di rumahnya  tidak benar . Sebab Rasul shallahu alaihi wasallam tidur di rumah yang ber atap.
Bila bait disitu di artikan rumah Nabi shallahu alaihi wasallam maka bertentangan dengan hadis muttafaq alaih dari Malik bin Sho`shoah sendiri yang menyatakan : 
بينما أنا في الحَطيم - وربما قال في الحِجْر
Ketika saya di al Hatim terkadang perawi berkata di Hijir Ismail ( di samping ka`bah , bukan samping rumah Nabi shallahu alaihi wasallam ).
Anda menyatakan:

Hadis yang pertama dinarasikan oleh shahabat Nabi saw yang bernama Abi Dzar al-Ghifari r.a, adapun hadis yang kedua dinarasikan kisahnya oleh Malik bin Sha’sha’ah r.a. mereka kedua sahabat ini benar benar menyaksikan sejarah ini.
Komentarku ( Mahrus ali  
Kalau anda menyatakan  Malik bin Sho`shoah menyaksikan ya , maka tidak tepat , sebab  beliau orang madinah dan saat itu belum masuk Islam.  Tolong dari refrensi mana anda tahu bahwa Malik bin Sho`shoah perawi hadis itu menyaksikannya ?
Anda menulis :

ثُمَّ جَاءَ بِهَا إِبْرَاهِيمُ وَبِابْنِهَا إِسْمَاعِيلَ وَهِيَ تُرْضِعُهُ حَتَّى وَضَعَهُمَا عِنْدَ الْبَيْتِ عِنْدَ دَوْحَةٍ فَوْقَ زَمْزَمَ فِي أَعْلَى الْمَسْجِدِ

”… kemudian Ibrahim 'Alaihissalam membawanya berserta anaknya Isma'il yang saat itu ibunya masih menyusuinya hingga Ibrahim 'Alaihissalam menempatkan keduanya dekat Baitullah (Ka'bah) pada sebuah gubuk di atas zamzam di ujung al-masjidil Haram, …” (H.R. al-Bukhari)
Komentarku ( Mahrus ali
Zamzam itu didalam masjidil haram dekat dengan ka`bah dan rumah Nabi shallahu alaihi wasallam atau maulidnya  diluar masjidil haram dekat dengan jabal abi qubais. Kalau kalimat tsb kamu gunakan pedoman kurang pas.